Claim Missing Document
Check
Articles

Found 22 Documents
Search

KAJIAN ETNOGRAFI BATIK GENTONGAN TANJUNG BUMI MADURA PUJI PRATIWI, IRMEI; , YULISTIANA
Jurnal Tata Busana Vol 8, No 3 (2019)
Publisher : Jurnal Tata Busana

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Desa Paseseh Kecamatan Tanjung Bumi Kabupaten Bangkalan Madura menyimpan berbagai macam kebudayaan dan kearifan lokal yang sangat menarik untuk diteliti dan dipelajari. Mulai dari keindahan alam,kehidupan masyarakat yang ramah tamah,Mitos-mitos Batik Gentongan,serta arsitektur (Tanean Lanjang) yang sangat menarik untuk dipahami dan di lestarikan keberadaannya. Keindahan Batik Tulis Gentongan Tanjung Bumi mempunyai ragam hias ekspresif,tegas dan colourful. Beragam motif yang mengandung filosofi. Berdasarkan latar belakang tersebut peneliti ingin meneliti tentang Motif,warna,filosofi dan proses pembuatan Batik Gentongan. Jenis penelitian yang dilakukan oleh peneliti saat ini adalah jenis penelitian kombinasi penerapan metode kualitatif dan metode etnografi. Metode penelitian ini menggunakan metode deskriptif kualitatif dengan instrumen pengumpulan data berupa, wawancara, observasi dan dokumentasi. Teknik analisis datanya menggunakan metode deskriptif kualitatif. Teknik Triangulasi data digunakan untuk mengukur keabsahan data yang telah diperoleh. Hasil Penelitian menyatakan beberapa motif pakem mengenai Batik Gentongan diantaranya Sek Melayah, Panji Susi,ar Tel Cantil, Bang Ompay, Sabut, Mimbeh, Car Cenah, Vie Elvie, Sekoh Bujel, Rong Terong, Ajem Kateh,, Sek Buluh, Ajem Kekkok,, Krocok,Panceng Liris, Cumi-cumi,Oget. Ornamen Utama dan tambahan yaitu daun,bunga, buah, biji-bijian, Air, hewan laut maupun darat. Untuk Ornamen Isen sering kali juga mengambil Bunga, Binatang Laut maupun Binatang Darat. Warna Batik Gentongan yang asli adalah Coklat, Merah,Hitam. Setelah dikembangkandengan pewarna alami bahan-bahan yang lainnya, menghasilkan warna Merah Muda, kuning, hijau, Biru Tua, Abu-abu. Proses pembuatan Batik Gentongan berbeda dari Batik Yang lain untuk bagian awal sebelum digambar dengan canting. Kain mori direndam minyak dempel dan setelah kering baru dicanting, lalu untuk perendaman warna dilakukan di Gentong yang sudah turun-temurun dipakai oleh perajin. Untuk proses canting perajin memakai canting tradisional.
PENGARUH STRENGTH LEVEL SMUDGE TOOL PADA ADOBE PHOTOSHOP TERHADAP DESIGN FINISHING BUSANA PESTA SAUQI, AHMAD; , YULISTIANA
Jurnal Tata Busana Vol 9, No 1 (2020)
Publisher : Jurnal Tata Busana

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Abstrak Design Finishing merupakan teknik penyelesaian akhir dari pembuatan design yang bertujuan untuk membuat tampilan akhir dari design menjadi lebih baik dari sebelumnya. Design Finishing dapat dilakukan secara digital menggunakan Smudge tool pada computer dengan bantuan software berbasis bitmap ?Adobe Photoshop?. Smudge tool merupakan retouch tool pada Adobe Photoshop yang dapat digunakan untuk menciptakan efek rambut atau helai-helai bulu seperti efek finger-painting dengan cara mengatur persentase strength level dari Smudge tool. Strength Level berfungsi untuk mengatur intensitas gosokan Smudge tool yang digunakan dan memiliki rentang nilai 0-100%. Metode penelitian ini adalah komparatif. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui (1) pengaruh persentase strength level Smudge tool 25%, 50%, dan 75% terhadap design finishing busana pesta gala dan (2) design finishing busana pesta gala berbahan fur terbaik ditinjau dari aspek irama gosokan Smudge tool, gradasi warna fur pada design, dan kesesuaian penerapan fur pada design. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pada aspek irama gosokan Smudge tool, gradasi warna fur pada design, dan kesesuaian penerapan fur pada design sama-sama mendapatkan nilai probabilitas (Asymp.Sig.) = 0.000 (0.000 < 0.05), dan pada design finishing busana pesta gala berbahan fur dengan persentase strength level Smudge tool 25%, 50%, dan 75% mendapatkan rata-rata nilai mean masing-masing 1,144; 2,167; dan 3,903. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa ada pengaruh persentase strength level Smudge tool 25%, 50%, dan 75% terhadap design finishing busana pesta gala berbahan fur ditinjau dari aspek irama gosokan Smudge tool, gradasi warna fur pada design, dan kesesuaian penerapan fur pada design dan design finishing busana pesta gala berbahan fur terbaik adalah dengan Strength level 75%. Kata Kunci : Design Finishing, Smudge Tool, Strength Level, Adobe Photoshop. Abstract Design finishing is the final step of a design making which aims to make the final appearance of the design looks better than before. Design finishing can be done digitally using Smudge tool on computer with the help of bitmap-based software ?Adobe Photoshop?. Smudge tool is a retouch tool in Adobe Photoshop whih can be used to create effect for hair and fur strands much like finger-painting by adjusting the strength level percentage of Smudge tool. The Strength level works for adjusting the smear intensity of Smudge tool and has it?s range value between 0-100%. This research method used is comparative. The purpose of this research is to determine (1) the effect of Smudge tool?s strength level percentage of 25%, 50%, and 75% on the finished fur-made gala evening wear design and (2) which is the best finished fur-made gala evening wear design in accordance with aspects of the Smudge tool?s smears movement, the fur?s color gradation on the design, and the suitability of fur representation on the design. The result of this research shows that on the aspects of the of the Smudge tool?s smears movement, the fur?s color gradation on the design, and the suitability of fur representation on the design are all earned the probability value (Asymp.Sig.) = 0.000 (0.000 < 0.05) in each, and on the finished fur-made gala evening wear design with Smudge tool?s strength level percentage of 25%, 50%, and 75% each of them earns average mean value 1.144; 2.167; and 3.903. Thus, it can be concluded that there is an effect of the Smudge tool?s strength level percentage of 25%, 50%, and 75% on the finished fur-made gala evening wear design in accordance with aspects of the Smudge tool?s smears movement, the fur?s color gradation on the design, and the suitability of fur representation on the design, and the best finished fur-made gala evening wear design goes to the strength level 75%. Keywords: Design Finishing, Smudge tool, Strength Level, Adobe Photoshop.
FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEPUASAN BELAJAR JARAK JAUH MAHASISWA VOKASI DI MASA PANDEMI COVID-19 Indarti Indarti; Urip Wahyuningsih; Yulistiana Yulistiana; Ratna Suhartini; Yuhri Inang Prihatina
Jurnal Pendidikan Teknologi dan Kejuruan Vol. 18 No. 2 (2021): Edisi Juli 2021
Publisher : Universitas Pendidikan Ganesha

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (331.43 KB) | DOI: 10.23887/jptk-undiksha.v18i2.31147

Abstract

Pada awal tahun 2020 hampir semua negara di dunia mengalami masa pandemi COVID-19 termasuk negara kita Indonesia sehingga pembelajaran dilakukan secara secara jarak jauh dari rumah mahasiswa masing-masing. Pembelajaran jarak jauh secara daring juga dialami pada program vokasi di Fakultas Teknik, Universitas Negeri Surabaya. Kepuasan belajar mahasiswa secara jarak jauh di evaluasi untuk perbaikan program selanjutnya. Tujuan penelitian dalam era COVID ini adalah untuk menguji faktor-faktor yang diprediksi dapat mempengaruhi kepuasan belajar jarak jauh secara daring mahasiswa vokasi di masa pandemi COVID-19. Kami melakukan penelitian survei untuk mengumpulkan data melalui kuesioner yang telah disusun dalam google form dan disebar melalui WAG. Pengambilan sample dilakukan secara convenience sampling pada mahasiswa program vokasi di Fakultas Teknik, Universitas Negeri Surabaya. Pada bulan Juli sampai Agustus 2020 dilakukan pengambilan data secara online, dan diperoleh 170 responden. Dalam penelitian ini data diananalisis secara kuantitatif menggunakan program SPSS. Dari sembilan faktor yang diprediksi  berpengaruh terhadap kepuasan belajar jarak jauh, hanya empat faktor terbukti secara signifikan berpengaruh terhadap kepuasan belajar jarak jauh yaitu sumber belajar elektronik yang baik (good e-resourches), konten pembelajaran (learning content), manfaaat yang dirasakan (perceived usefulness) dan interaksi antara pembelajar dan dosen (learner-instructor interaction). Penelitian ini memberikan kontribusi terhadap baik terhadap pengelola pembelajaran maupun dosen.  
BAJU HAZMAT UNESA UNTUK GARDA TERDEPAN PENANGANAN COVID-19 Indarti Indarti; Urip Wahyuningsih; Yulistiana Yulistiana; Yuhri Inang Prihatina; Imami Arum Tri Rahayu; Peppy Mayasari
Jurnal ABDI: Media Pengabdian Kepada Masyarakat Vol. 6 No. 2 (2021)
Publisher : Universitas Negeri Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26740/ja.v6n2.p135-139

Abstract

Pencegahan penyebaran infeksi virus COVID-19 pasien ke petugas bergantung pada penggunaan alat pelindung diri (APD), salah satunya baju hazmat. Dokter serta tenaga medis lainnya merupakan garda terdepan yang menangani penyakit COVID-19, sehingga kebutuhan APD adalah paling penting bagi mereka. Untuk melindungi tenaga medis dari virus dalam ruangan serta mencegah virus tersebut keluar ruangan, para tenaga medis harus mengganti APD setiap kali menangani pasien di ruangan yang berbeda. Sehingga APD yang berupa baju (hazmat), masker, sarung tangan dan penutup kepala digunakan sering hanya sekali pakai. Tujuan kegiatan PkM ini adalah untuk menyumbangkan baju hazmat pada tenaga medis yang merupakan garda terdepan yang menangani virus COVID-19. Dalam kegiatan PkM ini, metode yang digunakan adalah pembuatan dan penyaluran alat pelindung diri (APD) berupa hazmat untuk tenaga medis di Rumah Sakit.          Tim kami dari prodi Tata Busana UNESA, mendesain alternatif baju hazmat yang terbuat dari kain spundbond polypropylene dengan ketebalan 75 gsm, yang ramah lingkungan, coating waterproof, dan breathable sehingga lebih nyaman dipakai oleh tenaga medis. Kelebihan dari non-woven ini antara lain dapat menyaring udara, anti bakteri, ramah lingkungan, tahan kelembaban air. Sebanyak 250 baju hazmat telah disumbangkan ke beberapa rumah sakit di Surabaya dan sekitarnya bersam produk-produk hasil dari PkM kelompok lain oleh tim Unesa Crisis Center.
PENERAPAN TEKNIK APLIKASI MOTIF VERTISOL PADA BUSANA PESTA MALAM Dhealiani Catur Ekawati; Yulistiana Yulistiana
BAJU: Journal of Fashion & Textile Design Unesa Vol 1 No 1 (2020)
Publisher : Universitas Negeri Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (754.858 KB) | DOI: 10.26740/baju.v1n1.p48-56

Abstract

Vertisol adalah tanah yang kaya dengan kemampuan mengembang dan mengkerut dengan perubahan kelembaban tanah. Selama masa kering, volume tanah mengkerut, sehingga terjadi retakan tanah yang dalam dan melebar. Berdasarkan sumber ide tersebut, penulis membuat busana pesta malam dengan teknik aplikasi kain dengan motif vertisol. Teknik aplikasi kain diterapkan pada bagian rok secara menyeluruh. Tujuan siaga untuk melihat proses pembuatan dan penerapan teknik aplikasi motif pada busana pesta malam dan hasil jadi teknik aplikasi motif pada busana pesta malam. Proses pembuatan teknik aplikasi motif vertisol pada busana pesta malam menggunakan kain suede dimulai dari membuat desain motif yang sesuai dengan bentuk sumber ide tanah vertisol. Proses penerapan teknik aplikasi motif pada busana pesta malam dimulai dengan menyemat aplikasi pada bahan utama rok kemudian menata motif tersebut sesuai dengan desain. Kemudian dijahit menggunakan mesin jahit dan pada saat menjahit diberi jarak 0,3 cm dari tepi kain. Hasil jadi busana pesta malam dengan teknik aplikasi motif vertisol terlihat mirip dengan sumber ide yaitu tanah vertisol yang membentuk seperti rekahan. Pemilihan bahan dantone warna kecoklatan membuat gaun terlihat unik, indah dan elegan. Vertisol is a land rich in clay with the ability to expand and contract with changes in land moisture. During the dry period, the soil volume shrinks, resulting in deep and widening land cracks. Based on the source of these ideas, the authors make evening clothing with fabric application techniques with the advertiser motif. Fabric application is applied to the approved skirt section. The purpose of this paper is to find out the process of making and applying the vertisol application technique to evening party fashions and the results to be the application of the vertisol motif application to evening party fashions. The process of making vertisol motif application techniques in evening party outfits using suede fabric starts from making motif designs that are in accordance with the shape of the vertisol land idea. The process of applying the vertisol motif technique to evening party outfits starts with pinning the application to the main material of the skirt then arranging the motif according to the design. Then sewn using a sewing machine and when sewing are given a distance of 0.3 cm from the edge of the fabric. The results of the evening party fashion with the application technique of vertisol motifs look similar to the source of ideas namely vertisol land that makes like a crack. Choice of material colors and brownish tones make the dress look unique, beautiful and elegant.
Gaun Malam Futuristik Melly Andari; Yulistiana Yulistiana
BAJU: Journal of Fashion & Textile Design Unesa Vol 1 No 2 (2020)
Publisher : Universitas Negeri Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (585.84 KB) | DOI: 10.26740/baju.v1n2.p118-127

Abstract

Gaun malam adalah busana pesta malam yang mewah sepanjang mata kaki atau hampir menyentuh lantai dengan menggunakan bahan-bahan yang istimewa. Bahan dalam pembuatan gaun malam terus berkembang seiring dengan berkembangnya dunia fashion. Salah satu inovasi yang menarik adalah pembuatan gaun malam futuristik. Dalam pembuatan gaun malam futuristik, bahan yang di terapkan adalah lighting. Penerapan lighting mampu mengoptimalisasikan keindahan sebuah gaun malam, lighting berfungsi sebagai dekorasi sebuah gaun sehingga dapat memberikan kesan tersendiri. Selain itu, konsep penggunaan lighting memberikan sentuhan futuristik pada gaun malam baik dari segi penggunaan bahan maupun penampilan sebuah gaun malam. Salah satu pemilihan lighting yang cocok adalah jenis LED strip yang dapat di koreografikan sesuai dengan sumber ide. Sumber ide untuk gaun malam ini adalah database network sebagai salah satu kecanggihan teknologi. Dari sumber ide database network ini memunculkan sebuah ide gaun malam berbahan organdi yang memiliki karakteristik transparant dengan penerapan lighting pada setiap garis hiasnya. Tujuan penulisan karya ilmiah yaitu untuk mengetahui bahan dan proses sebuah gaun malam futuristik, serta mengetahui hasil jadi sebuah gaun malam futuristik. Metode yang di terapkan dalam pembuatan gaun malam futuristik adalah metode penciptaan demgan kolaborasi antara tata busana dan elektro. Hasil perwujudan gaun malam futuristik dengan penerapan lighting menjadi salah satu inovasi terbaru. Koreografi dari lighting mampu menjadi pusat perhatian sehingga sangat efektif untuk menjadi hiasan sebuah gaun malam yang futuristik. The research objectives were to determine the materials and the process of making a futuristic evening gown, and to determine the results of a futuristic evening gown. The manufacture of futuristic evening gowns consists of several stages: selecting fabri (organdy), LED strips, cables, tin, powerbank. The process of making a futuristic evening dress is done with a collaborative method of fashion and electrical engineering. The manufacture of futuristic evening gowns includes determining the source of ideas, materials, designs, the process of applying LEDs to the dress, and embodiments. The result of being a futuristic evening dress with the application of lighting is one of the latest innovations. The choice of organdy material which has a transparant characteristic manifested in the L silhouette is perfect for evening dresses that apply LEDs. All cables to connect the LED strip segments must match the installation and be attached with glue, this is so that the cable does not break when the dress is worn. The lighting embodiment results are in accordance with the network database. Selection of organdy material which has transparant characteristics for evening dresses that apply LED strips so that the lighting can be maximized in emitting light. In addition, the application of sequins that are arranged according to the source of the idea can complement the glamorous and futuristic impression of the evening dress.
Penerapan Bordir Motif Bukang Marege dan Epaulettes pada Gaun Pengantin Susiana Fatminingrum; Yulistiana Yulistiana
BAJU: Journal of Fashion and Textile Design Unesa Vol 3 No 1 (2022)
Publisher : Universitas Negeri Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (740.91 KB) | DOI: 10.26740/baju.v3n1.p11-19

Abstract

Tujuan penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan proses penerapan bordir motif bukang marege dan epaulettes pada gaun pengantin, dan untuk mendeskripsikan hasil jadi penerapan bordir motif bukang marege dan epaulettes pada gaun pengantin. Metode yang digunakan adalah Double Diamond Model, yang terdiri dari 4 tahapan yaitu discover, define, develop, deliver. Proses pembuatan bordir motif bukang marege menggunakan mesin bordir dengan desain yang telah di stilasi dari motif bukang marege yang asli. Proses pembuatan epaulettes ada dua tahap, tahap pertama membuat padding bahu yang berfungsi sebagai kaitan manik-manik, dan proses kedua yaitu menyusun manik-manik yang akan dikaitkan pada padding. Bagian padding eppauletes juga ditambahkan payet agar menambah keindahan. Terdapat 2 bagian pada gaun pengantin, yaitu bagian gaunnya itu sendiri dan sepasang kain yang dipasangkan pada kedua sisi bahu hingga menjuntai kebawah sepanjang panjang gaun. Hasil jadi gaun pengantin sesuai pada rancangan yang telah dibuat, penerapan bordir pada bagian dada dan sepasang kain yang dipasangkan di bagian bahu gaun, disusun secara sistematis begitu juga dengan penerapan epaulettes. The purpose of this study is to describe the process of applying the embroidery motifs of bukang marege and epaulettes on wedding dresses, and to describe the results of the application of embroidery motifs of bukang marege and epaulettes on wedding dresses. The method used is the Double Diamond Model, which consists of 4 stages, namely discover, define, develop, deliver. The process of making bukang marege embroidery uses an embroidery machine with designs that have been stylized from the original bukang marege motif. The process of making epaulettes consists of two stages, the first stage is to make the shoulder padding which functions as a bead hook, and the second process is to arrange the beads that will be attached to the padding. The eppauletes padding section is also added with sequins to add to the beauty. There are 2 parts to the wedding dress, namely the dress itself and a pair of fabrics that are attached to both sides of the shoulders so that they fall down the length of the dress. The finished result of the wedding dress is in accordance with the design that has been made, the application of embroidery on the chest and a pair of fabrics that are attached to the shoulders of the dress, systematically arranged as well as the application of epaulettes
Pengembangan Desain Hanfu Sebagai Inspirasi Penciptaan Busana Pengantin Wanita Nabila Sekarsari Khusnul Khotimah; Yulistiana Yulistiana
BAJU: Journal of Fashion & Textile Design Unesa Vol 2 No 1 (2021)
Publisher : Universitas Negeri Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (943.272 KB) | DOI: 10.26740/baju.v2n1.p24-34

Abstract

Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui proses dan hasil jadi pengembangan desain hanfu sebagai inspirasi penciptaan busana pengantin wanita. Metode yang digunakan adalah Three stage design process, yang terdiri dari 3 tahapan yaitu problem definition & research, creative exploration, dan implementation. Metode pengumpulan data berupa penilaian pengembangan desain menggunakan lembar penilaian dengan jumlah penilai sebanyak 4 dosen ahli dibidang tata busana. Instrumen lembar penilaian disusun berdasarkan kriteria pengembangan desain busana pengantin yang kemudian dianalisis menggunakan metode deskriptif dengan menghitung nilai rata-rata berdasarkan kategori aspek penilaian. Hasil penelitian menyatakan 1) Proses pencarian sumber ide pada tahap problem definition menentukan hanfu sebagai sumber inspirasi yang dituangkan pada moodboard. Pada tahap creative exploration dilakukan pengembangan desain sesuai dengan sumber inspirasi. Tahap implementation penerapan ragam hias pada pengembangan desain busana pengantin wanita. 2) Hasil pengembangan desain hanfu sebagai inspirasi penciptaan busana pengantin wanita mencapai rerata nilai akhir 85 termasuk dalam kategori baik. The research objective was to determine the finished results of the development design of hanfu as inspiration for the creation of bridal clothing. The method used is a three-design process (LaBat & Sokolowski, 1999), which consist of 3 stages, namely problem definition & research, creative exploration, and implementation. The method of data collection is in the form of an assessment of design development sheet with 4 assessors as expert lecturers in the field of fashion. The assessment was compiled based on the criteria for developing a dress design which was then analyzed using a descriptive method by calculating the average value based on the category of assessment aspects. The result of the study stated that 1) The process of finding the source of ideas at the problem definition stage determined Hanfu as a source of inspiration which was pored on the moodboard. In the creative exploration stage, design development is carried out according to the source of inspiration. The implementation stage of the application of decoration in the development of the bride’s design. 2) The results of the development design of hanfu as inspiration for the creation of Bridal clothing reached an average final score of 85 which was included in the good category.
Pengembangan Desain Busana Pengantin Dengan Tema "The Bentenan Is Asmaralaya Of Tondano" Aminatun nisak; Yulistiana Yulistiana
BAJU: Journal of Fashion & Textile Design Unesa Vol 2 No 2 (2021)
Publisher : Universitas Negeri Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (698.262 KB) | DOI: 10.26740/baju.v2n2.p69-77

Abstract

Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui pengembangan busana pengantin dengan tema “the Bentenan is asmaralaya of Tondano”. Terinspirasi dari cerita rakyat legenda danau Tondano dan motif tenun Bentenan. Metode yang digunakan yaitu Double Diamond Design Prosses, yang terdiri dari 4 tahap yaitu tahap discover merupakan tema yang dibahas pada penelitian ini adalah “the Bentenan is asmaralaya of Tondano” yang memiliki arti motif tenun Bentenan adalah surga dari pulau Danau Tondano yang disesuaikan dengan inspiration picture. Tahap define merupakan hasil yang diperoleh dari penerapan suatu sumber ide pada sebuah karya, kemudian menciptakan basic design. Tahap develop yaitu tahap pengembangan desain dengan inspiration picture yang muncul dari sumber ide untuk diwujudkannya dalam bentuk siluet I pada dress, cape yang bergelombang menunjukkan wujud air pada danau Tondano dan bordir motif Bentenan sebagai hiasan busana. hiasan Bordir ini bertujuan untuk memberi efek nyata dalam hiasan busana tersebut sesuai inspiration picture. Tahap deliver merupakan 5 pengembangan desain terbaik dan paling sesuai dengan inspiration picture dan tema. Hasil penelitian menunjukkan bahwa untuk membuat busana pengantin tersebut perlu menentukan pengembangan desain pada bagian siluet dress dan cape busana agar sesuai dengan style busana pengantin dan inspiration picture. The purpose of the study was to determine the development of wedding dress with the theme "the Bentenan is asmaralaya of Tondano". Inspired by the folklore of the legend of lake Tondano and the weaving motif of Bentenan. The method used is the Double Diamond Design Process, which consists of 4 stages, namely the discover stage, the theme discussed in this study is "the Bentenan is asmaralaya of Tondano" which means the weaving motif of Bentenan is Heaven from the island of lake Tondano adapted to the inspiration picture. The define stage is the result obtained from applying a source of ideas to a work, then creating a basic design. The develop stage is the design development stage with an inspiration picture that emerged from the source of the idea to be realized in the form of an I silhouette on the dress, a wavy cape showing the shape of water on Lake Tondano and embroidery with Bentenan motifs as fashion decorations. This embroidery decoration aims to give a real effect in the fashion decoration according to the inspiration picture. The deliver stage is the 5 best design developments that are most in line with the inspiration picture and theme. The results showed that to make the wedding dress, it was necessary to determine the design development on the silhouette of the dress and cape to match the style of the wedding dress and the inspiration picture.
PENGEMBANGAN MEDIA PEMBELAJARAN BERBASIS APLIKASI PREZI PADA KOMPETENSI DASAR SULAMAN FANTASI DI KELAS XI SMK DHARMA WANITA GRESIK Resti Wilujeng; Yulistiana Yulistiana; Inty Nahari; Peppy Mayasari
Jurnal Insan Pendidikan dan Sosial Humaniora Vol. 1 No. 2 (2023): Mei: Jurnal Insan Pendidikan dan Sosial Humaniora
Publisher : Universitas Katolik Widya Karya Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.59581/jipsoshum-widyakarya.v1i2.565

Abstract

This study aims to: (1) develop Prezi application-based learning media products on fantasy embroidery basic competencies (2) determine the feasibility of Prezi application-based learning media based on assessments from media and material experts (3) determine student responses to Prezi application-based learning media on competence basics of fantasy embroidery. The research was carried out in class XI Fashion Design at SMK Dharma Wanita Gresik. The type of research used was research and development. The development method chosen was Borg & Gall with 7 stages of development, namely data collection, planning, initial product format development, expert validation testing, revision of expert validation test results, limited field trials, revision and improvement of limited trial results. The data collection method uses a student response questionnaire, a validation test results questionnaire. Descriptive analysis techniques are used to process and analyze the results of student response questionnaires and validation questionnaires. The results of this study state that: (1) producing Prezi application-based Learning Media products on the basic competence of fantasy embroidery is good and feasible to use (2) the feasibility of Prezi application-based Learning Media products based on media experts' assessments gets a percentage of 93.75% included in the very feasible category , from material experts, an average percentage of 100% is included in the very feasible category (3) student responses to Prezi application-based learning media in the basic competence of fantasy embroidery get a percentage of 90.97% included in the very good category.