Claim Missing Document
Check
Articles

Notching Philanthropy: BUILDING SOCIAL CAPITAL revitalize NATIONS CRISIS IN THE MIDDLE OF MORAL NATION Margi, I Ketut
Jurnal Ilmiah Ilmu Sosial Vol 2, No 1 (2016): Jurnal Ilmiah Ilmu Sosial
Publisher : Universitas Pendidikan Ganesha

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (518.035 KB) | DOI: 10.23887/jiis.v2i1.8558

Abstract

The Indonesian people are faced with a situation 'uncertainty moral' (indeterminancy of moral), a gray line of morality, one point of moral ambiguity, or the Indonesian nation was deep in the valley "horror mundi", or terrorized by 'rites of violence ", and further erosion of a sense of caring on themselves and the environment. Under these conditions there is a wide range of pressing questions to be answered, either in the form of thought and even if possible with real action. The question is why the question of which moral crisis that could occur and what can be contributed by the youth (student) to the bawdy-marutnya this nation? As agents of change, things you can do is to maintain and take care of social capital, in the form Bonding and Bridging by increasing trust towards abstract systems and the personal trust. Keywords: moral crisis, philanthropy, social capital, building a nation
Program Pendidikan Profesi Guru Prajabatan Dalam Perspektif Darwinisme Sosial Margi, I Ketut
Jurnal Pendidikan dan Pengajaran Vol 46, No 1 (2013): April, 2013
Publisher : Universitas Pendidikan Ganesha

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (97.769 KB) | DOI: 10.23887/jppundiksha.v46i1.1695

Abstract

Pendidik professional tidak cukup hanya memiliki ijazah – sebagai penanda kepemilikan modal intelektual, tetapi harus disertai dengan penanda lainnya, yakni sertifikat pendidik. Penanda ini dapat diraih melalui sertifikasi guru dalam jabatan. Selain itu, pemerintah berencana menyelenggarakan Pendidikan Profesi Guru Prajabatan untuk memberi akses yang sama, baik bagi luaran S-1 kependidikan dan S-1/D-IV non kependidikan.Secara sepintas,kebijakan ini tidak ada masalah karena memiliki landasan filosofis, yuridis, historis, dan konseptual.Namun, dari perspektif pedagogi kritis ada ideologi tersembunyi di balik PPG Prajabatan, yakni darwinisme sosial.Perspektif darwinisme sosial bukan saja memperluas ruang kompetisi dalam mereproduksi guru, akan tetapi sekaligus mempersempit peluang bagi calon keluaran S-1 kependidikan. Untuk menghadapi tantangan ini diperlukan strategi adaptasi sosial budaya berupa peningkatan kreativitas dan inovasi calon guru, peningkatan manajemen pengelolaan lembaga, dan pengembangan kurikulum yang multy entry dan multy exit. Kata-kata Kunci: pendidikan profesi guru, seleksi alam, adaptasi sosial budaya
POLA PENGANAN GELANDANGAN PENGEMIS (GEPENG) DI KOTA SINGARAJA, BULELENG, BALI (POTENSI SEBAGAI SUMBER BELAJAR SOSIOLOGI DI SMA) Dewi, Mevilia Taryo A; Margi, I Ketut; Sendratari, Luh Putu
Jurnal Pendidikan Sosiologi Undiksha Vol 2, No 1 (2020): Jurnal Pendidikan Sosiologi Undiksha
Publisher : Universitas Pendidikan Ganesha

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.23887/jpsu.v2i1.28044

Abstract

Berdasarkan data mengenai jumlah gelandangan pengemis pada tahun 2015 dan 2016 yang didapat dari dinas sosial mengalami penurunan, yang awalnya hanya 23 menjadi 15 orang. Tidak hanya dari segi jumlah yang berkurang, dari data ini terlihat bahwa jumlah anak-anak dan jumlah perempuan masih terlihat sangat banyak. Tidak hanya itu saja mereka berasal dari satu daerah yang berada di Bali yaitu Desa Munti Gunung, Kecamatan Kubu, Kabupaten Karangasem yang masih mendominasi. Dapat dilihat pada data jika data mengalami penurunan tapi masih ada gelandangan pengemis yang datang ke Kota Singaraja. Dalam data tahun 2015-2016 orang yang datang lebih sedikit dan orangnya pun berbeda namun persamaan yang ada disini yaitu tentang asal mereka, yaitu dari Desa Munti Gunung yang terletak di Kabupaten Karangasem.Kata kunci: gelandangan, pengemis, Singaraja
POLA INTERAKSI SANTRI PONDOK PESANTREN HIDAYAHTULLAH DI PERUMAHAN JALAK PUTIH SINGARAJA SEBAGAI MEDIA PEMBELAJARAN SOSIOLOGI Wattini, Wattini; Mudana, I Wayan; Margi, I Ketut
Jurnal Pendidikan Sosiologi Undiksha Vol 1, No 2 (2019): Jurnal Pendidikan Sosiologi Undiksha
Publisher : Universitas Pendidikan Ganesha

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.23887/jpsu.v1i2.26686

Abstract

Tujuan Penelitian ini (1.) Untuk mengetahui pola interaksiantar santri, santri dengan Kyai/ustadz Pondok Pesantren Hidayahtullah di Perumahan Jalak Putih Kota Singaraja Buleleng Bali, (2.) Untuk mengetahui pola interaksi santri dengan masyarakat sekitar Pondok Pesantren Hidayahtullah di Perumahan Jalak Putih Kota Singaraja Buleleng Bali, (3.) Untuk mengetahui aspek-aspek apa saja dari pola interaksi sosial santri Pondok Pesantren Hidayahtullah di Perumahan Jalak Putih Kota Singaraja Buleleng Bali yang dapat di jadikan media pembelajaran sosiologi di SMA. Penelitian ini menggunakan pendekatan deskriptif kualitatif, dengan jenis penelitian etnografi dan mengumpulkan data melalui metode observasi, wawancara, dan dokumen. Teknik penjaminan data melalui pengumpulan data, reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan. Sedangkan untuk mengecek keabsahan data menggunakan trianggulasi teknik dan trianggulasi sumber. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa pola interaksi sosial santri Pondok Pesantren Hidayahtullah di tengah masyarakat multikultur di Perumahan Jalak Putih Singaraja Buleleng Bali adalah: Pertama. Pola interaksi asosiatif antar santri yang meliputi individu dengan individu, individu dengan kelompok. Santri dengan kyai/ustadz dan santri dengan masyarakat sekitar yang di tandai dengan adanya kerjasama untuk memenuhi kepentingan masing-masing sebagai mahluk sosial. Kedua. Pola interaksi sosial dissosiatif antarkelompok yang ditandai dengan perasaan tidak suka yang disembunyikan, biasa di sebut dengan kontravensi yang bisa berakhir dengan konflik. Ketiga. Aspek-aspek yang di gunakan sebagai media pembelajaran adalah aspek pola interaksi sosial (asosiatif dan dissosiatif) dan aspek pola interaksi santri Pondok Pesantren Hidayahtulllah untuk menghasilkan media pembelajaran berupa video yang sesuai dengan pengembangan Kopentensi Dasar (KD) mata pelajaran sosiologi kelas X bab individu, kelompok dan hubungan sosial.Kata Kunci: Interaksi Sosial, Pondok Pesantren, Multikultur
BIAS GENDER PADA SISTEM PERKAWINAN NYEROD (STUDI KASUS DI DUSUN MUNDUK, DESA BANJAR, BULELENG, BALI) DAN POTENSINYA SEBAGAI SUMBER BELAJAR SOSIOLOGI KELAS XI Lestariani, Ida Ayu Komang Dina; Sendratari, Luh Putu; Margi, I Ketut
Jurnal Pendidikan Sosiologi Undiksha Vol 1, No 3 (2019): Jurnal Pendidikan Sosiologi Undiksha
Publisher : Universitas Pendidikan Ganesha

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.23887/jpsu.v1i3.26850

Abstract

Penelitian ini berawal dari paswara tahun 1950 yang mengatur perkawinan asu pundung alangkahi karang hulu, sehingga berdampak pada perempuan tri wangsa yang melakukan kawin nyerod. Tujuan dari penelitian ini adalah 1) Mengidentifikasi faktor yang menyebabkan perempuan tri wangsa di Dusun Munduk melakukan kawin nyerod. 2) Mengetahui sistem perkawinan nyerod. 3) Mengetahui implikasi sosial dari perkawinan nyerod yang dilakukan perempuan di Dusun Munduk, Desa Banjar. 4) Mengetahui bias-bias gender yang muncul pada sistem perkawinan nyerod, yang bisa dijadikan sumber belajar Sosiologi di kelas XI. Penelitian ini dilaksanakan di Dusun Munduk, Desa Banjar tahun 2019. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualtitatif bersifat studi kasus, melalui langkah-langka penentuan informan yang terdiri dari pasangan suami istri kawin nyerod, pemangku, klian adat dan klian dusun, bendesa adat dan guru sosiologi. Pengumulan data melalui observasi, wawancara, studi dokumen. Analisis data dilakukan dengan langkah reduksi, penyajian data, dan kesimpulan. Hasil penelitian menunjukkan 1) Faktor yang menyebabkan perkawinan nyerod yaitu faktor cinta, kedekatan, ekonomi, dan hamil diluar nikah. 2) Sebagai sebuah sistem, dalam perkawinan nyerod terdapat mempelai, pemangku, klian dinas, klian dusun, bendesa adat, masing-masing mempunyai tugas dalam pelaksaan kawin nyerod. 3) Implikasi sosial dari perkawinan nyerod yaitu adaptasi sosial, labelling dan bias gender. 4) Bias gender dalam sistem perkawinan nyerod yang bisa dijadikan sumber belajar yaitu pengertian stratifikasi sosial wangsa, marginalisasi, stereotype dan kekerasan. Maka dengan adanya beberapa hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa perempuan yang melakukan kawin nyerod mendapatkan perlakuan tidak adil, sehingga untuk memahami fenomena ketidakadilan gender tersebut, dapat diajarkan lewat sumber belajar mata pelajaran sosiologi.Kata kunci: nyerod, bias gender, sumber belajar
HUBUNGAN PENGINTEGRASIAN PENDIDIKAN MULTIKULTURAL PADA MATA PELAJARAN SOSIOLOGI DENGAN PERSEPSI DAN SIKAP KEMULTIKULTURAN SISWA (Studi Kasus: SMA Laboratorium Undiksha Singaraja, Bali) Nangraini, Wayan Pina; Margi, I Ketut; Sarmita, I Made
Jurnal Pendidikan Sosiologi Undiksha Vol 2, No 2 (2020): Jurnal Pendidikan Sosiologi Undiksha
Publisher : Universitas Pendidikan Ganesha

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.23887/jpsu.v2i2.28056

Abstract

AbstrakIndonesia memiliki masyarakat yang sangat multikultur, sehingga peluang terjadinya konflik sangat besar. Salah satu upaya pemeritah untuk mengatasi masalah tersebut yaitu dengan memperbaiki kurikulum yang didalamnya terdapat pengintegrasian pendidikan multikultural.Tujuan penelitian ini yaitu: 1) Menganalisis hubungan pengintegrasian pendidikan multikultural dengan persepsi siswa, 2) Menganalisis hubungan pengintegrasian pendidikan multikultural dengan sikap kemultikulturan siswa dan 3) Menganalisis bentuk nyata pengintegrasian pendidikan multikultural di sekolah. Metode yang digunakan dalam penelitian ini yaitu metode mix dan jenis data yang digunakan data primer dan data skunder. Hasil penelitian menunjukan : 1) Terdapat hubungan positif dan signifikan antara pengintegrasian pendidikan multikultural pada mata pelajaran sosiologi dengan persepsi siswa, 2) Terdapat hubungan positif dan signifikan antara pengintegrasian pendidikan multikultural pada mata pelajaran sosiologi dengan sikap kemultikulturan siswa, 3) Bentuk nyata pengintegrasian pendidikan multikultural di sekolah dilakukandengan pengintegrasian pendidikan multikultural di kelas dan di luar kelas.Kata kunci: Pendidikan Multikultural, Persepsi, Sikap Multikultural.
HUBUNGAN SOSIAL MAHASISWA PERANTAU DALAM PAGUYUBAN JONG JAVA SEBAGAI SUMBER BELAJAR SOSIOLOGI DI SMA (STUDI KASUS PAGUYUBAN JONG JAVA DI UNDIKSHA ) Hardiyana, Eky; Margi, I Ketut; Wirawan, I Gusti Made Arya Sutha
Jurnal Pendidikan Sosiologi Undiksha Vol 2, No 1 (2020): Jurnal Pendidikan Sosiologi Undiksha
Publisher : Universitas Pendidikan Ganesha

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.23887/jpsu.v2i1.28048

Abstract

AbstrakPenelitian ini bertujuan untuk mengetahui (1) Latar belakang mahasiswa perantau dari jawa untuk membentuk Jong Java di Undiksha, (2) Hubungan sosial yang terjadi antar mahasiswa perantau Jawa di Undiksha yang tergabung di dalam Jong Java, (3) Peran Jong Java terhadap mahasiswa perantau di Undiksha, (4) Aspek-aspek Paguyuban Jong Java yang dapat digunakan sebagai sumber belajar di SMA. Pendekatan yang digunakan menggunakan pendekatan deskriptif kualitatif. Lokasi penelitian dilakukan di Universitas Pendidikan Ganesha sebagai tempat pelaksanaan kegiatan, Undiksha terletak di Kota Singaraja, Kabupaten Buleleng, Bali. Teknik penentuan informan menggunakan Random Sampling. Teknik pengumpulan data melalui observasi, wawancara, dan dokumentasi. Pengecekan pengabsahan data menggunakan triangulasi sumber dan triangulasi metode dan Teknik analisis data menggunakan analisis interaktif. Hasil penelitian menunjukan bahwa, (1) Latar belakang Paguyuban Jong Java memiliki 2 faktor yaitu: faktor kegelisahan dan kebutuhan, (2) Hubungan sosial mahasiswa yang tergabung pada Paguyuban Jong Java terjalin dengan baik hal ini dapat dibuktikan pada kegiatan-kegiatan seperti memperingati hari besar nasional dan hari besar islam (3) peran Jong Java yaitu sebagai tempat berkumpul dan tempat untuk berdiskusi serta sebagai pemenuhan kebutuhan (4) Aspek-aspek dalam paguyuban Jong Java yang digunakan sebagai sumber belajar yakni terdapat pada 3 ranah yaitu : ranah kongnitif, afekti dan Psikomotorik.Kata Kunci : Mahasiswa perantau, paguyuban dan sumber belajar
STUDI KEBERTAHANAN IDENTITAS ETNIK BUGIS DALAM MASYARAKAT MULTIKULTURAL DAN POTENSINYA SEBAGAI SUMBER BELAJAR SOSIOLOGI DI SMA (Di Kelurahan Kampung Bugis, Kabupaten Buleleng, Bali) Azura, Vina; Mudana, I Wayan; Margi, I Ketut
Jurnal Pendidikan Sosiologi Undiksha Vol 1, No 2 (2019): Jurnal Pendidikan Sosiologi Undiksha
Publisher : Universitas Pendidikan Ganesha

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.23887/jpsu.v1i2.26687

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui (1) Identitas etnik Bugis yang masih bertahan dalam kehidupan masyarakat multikultural di Kelurahan Kampung Bugis, Kabupaten Buleleng, Bali; (2) Alasan-alasan identitas etnik Bugis dipertahankan dalam kehidupan masyarakat multikultural di Kelurahan Kampung Bugis, Kabupaten Buleleng, Bali; (3) Sistem sosialisasi yang digunakan untuk mempertahankan identitas etnik Bugis dalam kehidupan masyarakat multikultural di Kelurahan Kampung Bugis, Kabupaten Buleleng, Bali; dan (4) Aspek-aspek kebertahanan identitas etnik Bugis dalam kehidupan masyarakat multikultural yang memiliki potensi sebagai sumber belajar sosiologi di SMA. Konsep yang digunakan untuk menjawab rumusan masalah tersebut yakni identitas etnik, teori struktural fungsional, sistem sosialisasi dan masyarakat multikultural. Pendekatan yang digunakan menggunakan pendekatan deskriptif kualitatif, dengan langkah: penentuan informan yang terdiri dari orang Bugis ataupun keturunannya, kepala kelurahan Kampung Bugis, ketua organisasi Kerukunan Keluarga Sulawesi (KKS). Pengumpulan data dilakukan melalui observasi, wawancara, dan studi dokumen. Analisis data dilakukan dengan langkah pengorganisasian data, reduksi, dan kesimpulan. Hasil penelitian menunjukkan (1) Identitas etnik Bugis telah banyak mengalami perubahan atas dasar modernisasi, (2) Identitas etnik Bugis dipertahankan dengan tujuan terciptanya keharmonisan sosial dengan menjaga budaya dan adat istiadat yang telah diwariskan secara turun temurun, (3) Sistem sosialisasi lebih banyak dilakukan dengan cara mandiri dengan kesiapan mental setiap individu dalam masyarakat, dan (4) Aspek-aspek yang dapat dijadikan suplemen pembelajaran Sosiologi pada kasus kebertahanan identitas etnik Bugis dalam kehidupan masyarakat multikultural antara lain: masyarakat multikultural, toleransi, dan aktivitas sosial. Aspek ini dapat dikaitkan dengan materi pembelajaran Sosiologi SMA pada topik Perbedaan, Kesetaraan dan Harmoni Sosial.Kata Kunci: Identitas Etnik, Masyarakat Multikultural, Suplemen Pembelajaran
LENTERA MERAH : MODEL PERPUSTAKAAN JALANAN SEBAGAI BENTUK GERAKAN SOSIAL DALAM MEMBANGUN BUDAYA LITERASI MASYARAKAT DI TAMAN KOTA SINGARAJA BALI Rahman, Taufikur; Margi, I Ketut; Wirawan, I Gusti Made Arya Sutha
Jurnal Pendidikan Sosiologi Undiksha Vol 1, No 2 (2019): Jurnal Pendidikan Sosiologi Undiksha
Publisher : Universitas Pendidikan Ganesha

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.23887/jpsu.v1i2.26841

Abstract

Tujuan dari penelitian ini adalah 1) Mendeskripsikan latar belakang mahasiswa melakukan gerakan sosial dalam membangun budaya literasi masyarakat melalui Perpustakaan Jalanan Lentera Merah di Taman Kota Singaraja. 2) Mendeskripsikan model gerakan sosial yang ditawarakan Perpustakaan Jalanan Lentera Merah dalam membangun budaya literasi masyarakat di Taman Kota Singaraja. 3) Mendeskripsikan kendala yang dihadapkan Perpustakaan Jalanan Lentera Merah 4) Mendeksripkan tingkat kepuasan dan manfaat Perpustakaan Jalanan Lentera Merah dalam gerakan sosial membangun budaya literasi masyarakat di Taman Kota Singaraja. Konsep yang digunakan untuk menjawab rumusan masalah tersebut yaitu Perpustakaan Jalanan Lentera Merah sebagai gerakan sosial, model gerakan, kendala, solusi, serta tingkat kepuasaan dan manfaat. Penelitian ini dilaksanakan di Perpustakaan Jalanan Lentera Merah di Taman Kota Singaraja pada tahun 2019, menggunakan metode kualitatif dan kuantitatif dengan pendekatan deskriptif melalui langkah-langkah : penentuan informan yang terdiri dari penggagas, pengelola, pengunjung, pengelola perpustakaan daerah. Pengumulan data melalui observasi, wawancara, studi dokumen, dan kuesioner. Analisis data dilakukan dengan langkah reduksi, penyajian data, dan kesimpulan. Hasil penelitian menunjukkan 1) latar belakang gerakan ini adalah kurangnya fasilitas ataupun kegiatan literasi di Kota Singaraja yang dikenal dengan Kota Pendidikan. 2) model gerakan yang ditawarkan sangat beragam mulai mepalak baca buku gratis, menulis, diskusi (bedah buku), musikalisasi puisi, serta menggambar dan mendongeng. 3) kendala dan solusi dari segi teknis dan non-teknis. 4.) penelitian tingkat kepuasan dan manfaat pengunjung Perpustakaan Jalanan Lentera Merah dengan pengukuran skala likert didapatkan hasil bervariatif.Kata kunci: membangun budaya literasi, model gerakan sosial, Perpustakaan Jalanan Lentera Merah
PENDIDIKAN SEKS UNTUK ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS DI SMA (SEKOLAH MENENGAH ATAS) LUAR BIASA C NEGERI 2 BULELENG, BALI (PERSPEKTIF SOSIOLOGI PENDIDIKAN) Sari, Nela Agustin Permata; Sendratari, Luh Putu; Margi, I Ketut
Jurnal Pendidikan Sosiologi Undiksha Vol 1, No 3 (2019): Jurnal Pendidikan Sosiologi Undiksha
Publisher : Universitas Pendidikan Ganesha

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.23887/jpsu.v1i3.26852

Abstract

Penelitian ini berawal dari perdebatan masyarakat mengenai pembelajaran pendidikan seks di sekolah. Namun di tengah perdebatan tersebut, justru pendidikan seks diajarkan di sekolah luar biasa C Negeri 2 Buleleng. Penelitian ini bertujuan untuk 1) Menambah pengetahuan peserta didik SMA Luar Biasa C Negeri 2 Buleleng mengenai pemahaman tentang pendidikan seks, sehingga dapat menerapkan dalam kehidupan sehari-hari. 2) Mengetahui pola interaksi guru dan peserta didik di dalam kelas maupun di luar kelas dalam konteks pendidikan seks. 3) Mengetahui kendala-kendala guru dalam memberikan pendidikan seks dan cara mengatasinya. Penelitian ini dilaksanakan di SMA Luar biasa C Negeri 2 Buleleng, Bali dan menggunakan metode deskriptif kualitatif melalui langkah-langkah: pendekatan dan jenis penelitian serta lokasi penelitian. Teknik pengumpulan data melalui observasi, wawancara, dan studi dokumentasi. Teknik analisis data dilakukan dengan cara: pengumpulan data, reduksi data, penyajian data, dan kesimpulan. Hasil penelitian menunjukkan 1) Faktor-faktor yang melatarbelakangi diajarkannya pendidikan seks di SMA Luar Biasa C Negeri 2 Buleleng, 2) Pola interaksi guru dan peserta didik di dalam maupun di luar kelas dalam konteks pendidikan seks, 3) Kendala-kendala yang dihadapi guru dalam memberikan pendidikan seks dan cara guru mengatasi kendala tersebut. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa pendidikan seks diberikan kepada remaja tunagrahita karena memiliki kebutuhan seksual yang sama dengan remaja pada umumnya yang dikategorikan normal.Kata kunci: Pendidikan seks, remaja tunagrahita.
Co-Authors ., Ali Rausan Fikri ., Dania Fakhrunnisa ., Fiani Yulistia ., I Gede Arcana ., I Ngh Semaranata ., Mia Lutfitasari Adnyani, Ni Luh Putu Sri Ahmad Ardiyansah Aizil Mamnun Ali Rausan Fikri . Ariska, Firawati Ayang Pradana . Ayang Pradana ., Ayang Pradana Azura, Vina Damayani, Kadek Putri Meita Dania Fakhrunnisa . Darmadi, Ni Putu Erna Sri Dela Safitri Desak Made Oka Purnawati Dewa Gede Suma Adnyana . Dewi, Mevilia Taryo A Dr. Tuty Maryati,M.Pd . Dra. Luh Putu Sendratari,M.Hum . Drs. I Wayan Mudana,M.Si. . Drs. Wayan Sugiartha, M.Si. . Eky Hardiyana Fantiya, Hetwin Fiani Yulistia . Firawati Ariska Gede Adi Putra . Gede Aris Adi Sanjaya . Gede Mas Mahendradita . Gede Senjaya . Handoko Satrio Prakoso . Handoko Satrio Prakoso ., Handoko Satrio Prakoso Hardiyana, Eky Hetwin Fantiya I Gede Arcana . I Gusti Made Arya Sutha Wirawan I Gusti Made Aryana I Gusti Ngurah Riki Wahyudi . I Gusti Ngurah Riki Wahyudi ., I Gusti Ngurah Riki Wahyudi I Kadek Wiradarma . I Ketut Agus Adijaya . I Ketut Suartana . I Komang Sudarma I Made Budiana . I Made Pageh I Made Sarmita I Made Yasa I Nengah Narendra Permana I Ngh Semaranata . I Nyoman Mantaka I Putu Eka Noviantara . I Putu Widiarta . I Putu Widiarta ., I Putu Widiarta I Wayan Gunawan . I Wayan Pardi I Wayan Putra Yasa Ida Ayu Komang Dina Lestariani Ida Ayu Komang Natika Wuni . Ida Bagus Ari Jaya Putra Iin Melya Parlina Jamilah . Kadek Putri Meita Damayani Ketut Sedana Arta Ketut Sedana Arta Lestariani, Ida Ayu Komang Dina M.Si. Drs. Wayan Sugiartha . Made Dian Hermi . Made Dian Hermi ., Made Dian Hermi Mamnun, Aizil Mariyastini, Sang Ayu Putu Mevilia Taryo A Dewi Mia Lutfitasari . Muhammad Sariman . Muhammad Sariman ., Muhammad Sariman Nangraini, Wayan Pina Nela Agustin Permata Sari Nengah Bawa Atmadja Nengah Bawa Atmadja Nengah Bawa Atmadja Ni Kadek Dwiyanti . Ni Kadek Rustini Wati . Ni Kadek Rustini Wati ., Ni Kadek Rustini Wati Ni Luh Anik Arisa Dewi . Ni Luh Rika . Ni Made Ary Wahyuni . Ni Made Wiyanthini . Ni Putu Ayu Widiastuti Ni Putu Erna Sri Darmadi Ni Wayan Astini . Nur Kamilah Parlina, Iin Melya Permana, I Nengah Narendra Prof. Dr. Nengah Bawa Atmadja,MA . Purnamasari, Sri Cahaya Putra, Ida Bagus Ari Jaya Putu Suryani Rahman, Taufikur Safitri, Dela Sang Ayu Putu Mariyastini Sari, Nela Agustin Permata Sri Cahaya Purnamasari Sukadi Sukadi Suryani, Putu Taufikur Rahman Vina Azura Wattini Wattini Wattini, Wattini Wayan Devi Damayanti . Wayan Pina Nangraini Widiastuti, Ni Putu Ayu Wirawan, I Gusti Made Arya Suta Wirawan, I Gusti Made Arya Sutha