Claim Missing Document
Check
Articles

Solusi Strategis Penangan Masalah Sampah Dengan Mengolah Sampah Dapur Menjadi Pupuk Organik Cair (POC): (Kasus Dua Desa Pinggir Kota di Kota Singaraja Bali) Pageh, I Made; Aryana, I Gusti Made
Jurnal Ilmiah Ilmu Sosial Vol 4, No 2 (2018): Jurnal Ilmiah Ilmu Sosial
Publisher : Universitas Pendidikan Ganesha

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (126.692 KB) | DOI: 10.23887/jiis.v4i2.16533

Abstract

Kajian ini memiliki tujuan untuk memberikan edukasi kepadamasyarakat di Desa Sari Mekar dan Desa Banyuasri di Buleleng Balitentang pentingnya pengelolaan sampah menjadi Pupuk Organik Cair(POC). Bentuk kegiatan berupa pelatihan, pendampingan dan workshoppengelolaan sampah dapur keluarga menjadi POC. Dilaksanakan di desaSari Mekar (2017) dan Desa Banyuasri (2018). Produk kegiatan iniadalah POC yang dapat dipergunakan sebagai penyubur tanaman dariakar maupun daun, termasuk hidroponik. POC hasil komposisasi inidapat dikembangkan dengan menggunakan sistem peragian, denganlimbah air beras dan gula aren. Dampak langsung Kegiatan ini padakeluarga, dengan membiasakan memilah sampah organik dengananorganik, tidak membuang sampah sembarangan, dan tumbuhkesadaran ekonomis bahwa sampah dapat berubah dari masalah menjadiberkah. Sampah organik dapur adalah sampah terbanyak menggunakanpalastik, strofum, dan kemasan makanan fastfood. Dengan melakukan pemilahan sampah dari rumahtangga dapat berdampak langsung pada lingkungan paling hulu dalam siklus sampah di dua desa ini.Sedangkan sampah anorganik dapat dilola menjadi barang berguna lainnya, atau dijual langsung padabank sampah yang sudah tersedia di Buleleng. Dengan demikian pengabdian ini menjadi sangat strategisdalam menangani masalah sampah perkotaan dan pedesaan.
LADANG HITAM PASCA PERISTIWA GERAKAN 30 SEPTEMBER 1965 (Studi Kasus Tragedi Kemanusiaan Anggota PKI di Desa Penglatan, Kecamatan Buleleng, Kabupaten Buleleng, Provinsi Bali dan Potensinya Sebagai Sumber Belajar Sejarah Kontenporer Indonesia) Arta, Ketut Sedana; Purnawati, Desak Oka; Pageh, Made -
Jurnal Ilmiah Ilmu Sosial Vol 3, No 1 (2017): Jurnal Ilmiah Ilmu Sosial
Publisher : Universitas Pendidikan Ganesha

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (234.906 KB) | DOI: 10.23887/jiis.v3i1.11472

Abstract

Secara umum tujuan penelitian ini adalah (1)untuk mengetahui latar belakang peristiwa tragedi kemanusiaan pasca peristiwa Gerakan 30 September 1965 di Desa Penglatan; (2) untuk menganalisis proses tragedi kemanusiaan pasca peristiwa Gerakan 30 September 1965 di Desa Penglatan;(3) untuk menganalisis implikasi tragedi kemanusiaan pasca peristiwa Gerakan 30 September 1965 di Desa Penglatan: (4) untuk mengetahui aspek-aspek dari tragedi kemanusiaan pasca peristiwa Gerakan 30 September 1965 di Desa Penglatan yang dapat dijadikan sebagai sumber belajarPenelitian ini secara metodologis menggunakan pendekatan kualitatif, teknik penentuan informan dengan purposive sampling dan informan terus dikembangkan dengan teknik snowball. Dalam pengumpulan data peneliti menggunakan: (1) Wawancara; (2) Observasi partisipasi Agar observasi partisipasi bisa terarah, maka ditetapkan aspek-aspek yang diobservasi; (3) Analisis dokumenHasil penelitian ini menunjukkan bahwa latar belakang peristiwa tragedi kemanusiaan pasca peristiwa Gerakan 30 September 1965 di Desa Penglatan adalah 1). Adanya persaingan politik, persaingan tersebut berakar dari persaingan antara PNI dan PKI yang embrionya dimulai sejak tahun 1955, (2) Proses tragedi kemanusiaan pasca peristiwa Gerakan 30 September 1965 di Desa Penglatan terjadi beberapa minggu setelah kudeta tahun 1965 (Gestok, I Oktober 1965), melibatkan organisasi sayap partai dari PNI meliputi GSNI, PETANI, LKN, GPM, GPD, serta ormas yang tergabung dalam PKI seperti BTI, Lekra, maupun Pemuda Rakyat. (3) Implikasi tragedi kemanusiaan pasca peristiwa Gerakan 30 September 1965 bagi desa dan keluarga di Desa Penglatan adalah membawa dampak yang luas bagi keluarga yang ditinggalkan, dampak yang paling dirasakan adalah rasa trauma simpatisan dan pengurus PKI. Keluarga-keluarga kehilangan tulang punggung keluarga, dan dirasakan dampaknya merekapun mendapatkan perlakuan diskriminatif, seperti adanya kode ET, yang berarti eks tahanan politik; (4) Aspek-aspek dari tragedi kemanusiaan pasca peristiwa Gerakan 30 September 1965 di Desa Penglatan 1) Aspek Historis, yang dapatdijadikan sebagai sumber belajar sejarah kontemporer Tragedi kemanusiaan dengan terbunuhnya beberapa pengurus PKI dan simpatisan PKI (Pemuda Rakyat).2) Kolaborasi Pembunuhan Anggota PKI, yang melibatkan kekuasaan Pepelrada Bali Pangdam XVI/Udayana, serta RPKADKata kunci: Gerakan 30 September, tragedi kemanusiaan, sumber belajar sejarah
IDENTIFIKASI POLA SOSIO-KULTURAL NYEGARA GUNUNG DI BALI UTARA (DALAM PERSPEKTIF TRIHITA KARANA) Rai, I Made Pageh dan Ida Bagus
E-Jurnal Kajian Budaya (Online Journal of Cultural Studies) Vol 10 No 20 (2014): Juli 2014
Publisher : E-Jurnal Kajian Budaya (Online Journal of Cultural Studies)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (401.821 KB)

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk melakukan identifikasibudaya nyegara-gunung di Bali Utara, untuk dapatdijadikan payung penelitian, pengabdian masyarakat danpengembangan Lembaga Pusat kajian Budaya UndikshaSingaraja. Penelitian menggunakan pendekatan kajianbudaya (cultural studies) sehingga terasa mengigit danmungkin sangat berbeda dengan studi budaya yangmenggunakan pendekatan struktural fungsional dalamstudi budaya. Data dikumpulkan menggunakan langkahlangkahpenelitian ilmu sosial budaya, dianalisis dan dibuatfakta baru untuk menumbuhkan daya kritis di kalanganpembacanya. Teori “eko-sosio-relegius” (nyegara-gunungdan trihita karana) dikaitkan dengan sejarah dan kehidupantradisi yang menjadi pola budaya di Bali Utara.Hasil penelitian menemukan banyak pola budaya secarakritis dapat diteliti dan dijadikan tema penelitian untukmenghasilkan paket wisata nyegara-gunung di Bali Utara.Klasifikasi wilayah menggunakan pikiran Grader (1930-an) yang membagi Bali Utara menjadi tiga bagian yaituBuleleng Timur-Tengah dan Barat, dengan menjadikanPura Segara (Ratu Ayu Syahbandar) sebagai patokandikaitkan dengan derah hulunya dan daerah kekuasaannyasecara tradisional. Tampak pola budayanya terkait denganritual wali dalam tradisi nyegara gunung di Bali Utara,terutama di Buleleng Timur dan Tengah. Relasi kuasa dimasa lalu sangat kental dalam tradisi nyegara-gunung itu.Di Buleleng Barat ditemukan ada desa tanpa memilikipalemahan (Sumberklampok), dengan demikian dapatdijadikan kasus bahwa ada desa yang tidak berdasarkan Trihita Karana, karena tanahnya terkait dengan kontrakerfach zaman Belanda dan berlanjut sampai erakemerdekaan ini. Hutan Bali barat sebagai daerah HuluBuleleng Barat dan Negara sudah tidak dapat dikatakansebagai Taman Hutan Bali Barat lagi karena telah dirambaholeh manusia pascareformasi, yang butuh perhatian semuapihak. Identifikasi ini baru hanya yang terkait denganbudaya nyegara-gunung sehingga hanya sebagian kecilnyasaja, sedangkan tema yang lainnya masih butuh penelitianlebih lanjut. Besar harapan kami agar hasil penelitian inidapat dijadikan penelitian payung di Pusat kajian Budayadi bawah naungan Lemlit Undiksha.
BALISEERING GENEALOGY: DECONSTRUCTING THE DUCTH COLONIAL EDUCATION IN NORTH BALI AND ITS IMPLICATION IN GLOBALIZATION ERA Pageh, I Made; Kumbara, A.A Ngurah Anom; Wirawan, A.A. Bagus; Sukardja, Putu
E-Journal of Cultural Studies Vol 8 No 4 (2015): Volume 8, Number 4, November 2015
Publisher : Cultural Studies Doctorate Program, Postgraduate Program of Udayana University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Baliseering in education hides the motives of the colonial ideological interest which are inserted in various colonial policies; it is hegemonic in regard to its structure and culture and has widely affected North Bali. In this present study, the qualitative method was used. In other words, the data were collected through interview, observation, and library research. The data were analyzed using the genealogic concepts of knowledge, domination, and hegemony (Foucault, Gramsci, and Giddens). However, the data which were related to education were eclectically analyzed using the concepts proposed by Bourdieu, Paulo Freire, and Ivan Ilich. The result of the study shows that genealogically Baliseering in education hide the colonial ideology and interest which was inserted in various discourses of colonization and hegemony in the society’s structure and culture with its wide impact. The motivation of Baliseering was obtaining cheap human resources in the bureaucratic modernization and making Bali an exotic tourist destination. The structure and culture of the Balinese people were created in a dominative and hegemonic way through hegemonic and colonial concepts in the traditional villages ‘Desa Pakraman’ in Bali. Its implication was highly wide; the political structure had been made to be hegemonic. In addition, ethnocentrism, primordialism, and colonization had been made to appear in both formal and informal education, causing liberalism and internationalism to appear. Apart from that, education had been made to be marginalized for the poor.
ANALISIS FAKTOR INTEGRATIF NYAMA BALI-NYAMA SELAM, UNTUK MENYUSUN BUKU PANDUAN KERUKUNAN MASYARAKAT DI ERA OTONOMI DAERAH Pageh, I Made
Jurnal Ilmu Sosial dan Humaniora Vol 2, No 2 (2013)
Publisher : Universitas Pendidikan Ganesha

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.23887/jish-undiksha.v2i2.2178

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk (1) memahami latar belakang sejarah Enclave Nyama Bali–Nyama Selam di Bali; (2) menganalisis faktor integratif Enclave Nyama Bali-Nyama Selam, untuk mengembangkan kerukunan antarumat beragama di Bali; (3) mendapatkan materi penenulisan Model Buku Panduan integrasi sosial pada Enclave Nyama Selam-Nyama Bali di Era Otonomi Daerah. Penelitian ini menggunakan metode penelitian ilmu sosial dengan pendekatan sejarah sosial. Dengan demikian prosedur penelitian ini mengikuti prosedur ilmu sosial (etnografi koneksitas antar situs), dari penentuan informan, pengumpulan data sampai analisis data,  dengan teknik analisis deskriptif kualitatif. Hasil penelitian menunjukkan. latar belakang sejarah kearifan enclave Nyama Bali- Nyama Selam, terutama yang berkaitan dengan menumbuhkembangkan integrasi dan harmoni sosial di era otonomi daerah, tidak dapat dilepaskan dari sejarah masuknya agama Islam ke Bali terkait perdagangan di pinggir pantai, seperti Islam di pinggir pelabuhan Buleleng, Sangsit, Temukus kemudian menyebar ke pedalaman bertani seperti Islam di Pancasari, Tegalinggah, dan Batu Gambir, beberapa islam di pedalaman Karangasem. Enclave Islam  terkait dengan politik kerajaan, tinggal di sekitar kerajaan dan atau di pedalaman membentuk enclave tersendiri (Nyama Selam Pegarayaman, Karangasem, Kepaon, Serangan, Loloan Negara, hubungan nyama selam dengan kerajaan adalah hubungan “patro-klient, tautan kaula gusti. dan migrasi berantai dalam perdagangan sektor informal. Faktor Integratif Enclaves Nyama Bali- Nyama Islam dengan kerajaan, dapat dipahami dari latar belakang sejarah politik kerajaan, dengan menempatkan penduduk muslim mengelilingi puri, sebagai benteng, kasus ini dapat dijumpai pada masa kerajaan Karangasem, Klungkung, Badung, Buleleng dan Jemberana, diikuti dengan perkawinan politik (kasus badung dengan enclave Kepaon). Bentuknya di Bidang Sosial (Perkawinan lintas agama, meminjam identitas etnik magibung, ngejot, menggunakan nama-nama Bali, berbagai kesenian kolaborasi). Bentuknya di Bidang Relegi (Pura Kertanegara/Gambur Angalayang, Subak Panji Anom, Pura Mekah di Bangli). Bentuk di Bidang Politik (enclaves Kepaon, Pegayaman, sekitar Kerajaan Karangasem, sekitar kerajaan di Bali). Bentuk di Bidang Ekonomi (ekonomi komplementer) islam sekitar pelabuhan, pertanian di Tegalinggah, Panji Anom, Candikuning. Banyak islam bergelut di sektor pertanian dan perdagangan informal. Semua ini telah teruji dalam sejarah dapat mengintegrasikan Nyama Bali-Nyama Islam dalam masyarakat multietnik di Bali.  Berharap dapat digunakan untuk merampungkan buku model integratif/harmoni sosial.
GUGUR GEGER NUSANTARA DILIHAT DARI PERSPEKTIF ILMU SEJARAH Pageh, I Made
Candra Sangkala Vol 2, No 2 (2020)
Publisher : Universitas Pendidikan Ganesha

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.23887/jcs.v2i2.28814

Abstract

Buku ini diterbitkan oleh tim Surya Majapahit, di Denpasar tahun 2017 (setebal 151 hal. termasuk lampiran).Buku ini diantar oleh dua tokoh: (1) Tokoh ketua PHDI dan Rektor IHDN Denpasar Prof. Dr. Drs. I Gusti Ngurah Sudiana, M.Si., disebutkan bahwa buku ini membahas mitologi hingga zaman Majapahit, dan membahas sejarah berbeda dengan teori sejarah umumnya, disinyalir akan dapat memberikan gambaran sejarah baru. (2) sejarawan lain, Prof. Dr. I Gde Parimartha, M.A. menyebutkan buku ini merupakan hasil karya anak muda kreatif, dengan sudut pandang dari Bali Utara.iwandkk mengidentikasi pusat kerajaan Majapahit ada di Bungkulan, dan tokohtokoh besar sejarah Indonesia lama sebagian besar kawitannya di Bungkulan.  Secara metodologis, buku inimenggunakan epistemologi mencari kebenaran dengan metode ―anumana pramana‖ (pandangan tradisional). Disarakan memperkuat analisis dengan semiotika, yaitu ilmu tentang tanda (cf. Recouer, 2008; Sumaryono, 1999; Palmer, 2005; Tinarbuko, 2009), karena kurang alat analisisnya maka dapat menggambarkan cerita sejarah yang berbeda dari karya sejarah akademik umumnya (Parimartha, 2017: iv-v). pemaparan diakhiri dengan harapan terus berkarya dan dijadikan teman diskusi sampai kebenaran yang diinginkan oleh Iwan, dkk. dapat ditemukan.Kata kunci :PHDI, Perspektif,Sejarah
INTEGRASI UMAT HINDU DENGAN ISLAM DI DESA TEGALLINGGAH, SUKASADA BULELENG BALI, SEBAGAI SUMBER PEMBELAJARAN SEJARAH ., Nurus Shobah; ., Dr. Drs. I Made Pageh, M.Hum.; ., Ketut Sedana Arta, S.Pd., M.Pd.
Widya Winayata: Jurnal Pendidikan Sejarah Vol 7, No 1 (2019)
Publisher : Universitas Pendidikan Ganesha

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.23887/jjps.v7i1.14964

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk (1) mengetahui terjadinya integrasi umat Hindu dengan Islam di Desa Tegallinggah, (2) menganalisis proses terjadinya integrasi umat Hindu dengan Islam, (3) mengetahui Faktor-faktor integrasi yang dijadikan sebagai sumber pembelajaran sejarah. Penelitian ini mengunakan pendekatan sosial. (1) penentuan jenis penelitian, (2) lokasi penelitian, (3) teknik penentuan informan, (4) teknik pengumpulan data meliputi (observasi, wawancara, studi dokumen, sampai analisis data): dengan teknik deskriptif kualitatif, analisis data digunakan untuk mengolah data menjadi informasi, agar karakteristik data mudah dipahami. Hasil penelitian menunjukan bahwa integrasi umat Hindu dengan Islam terjadi karena adanya peminjaman identitas Bali – Islam, seperti ngejot, Subak Bali-Islam, dan adanya peminjaman identitas kebudayaan Bali. Proses integrasi umat Hindu dengan Islam tidak bisa lepas dengan adanya interaksi yang intens antara masyarakat yang beragama Hindu dan Islam karena adanya kepentingan yang sama baik ekonomi dan sosial. Adapun Faktor- faktor Integrasi umat Hindu dengan Islam yang dijadikan sebagai sumber pembelajaran ada tiga yaitu: (1) faktor sosial, (2) faktor ekonomi, dan (3) faktor budaya. Penulis berharap hasil penelitian ini dapat menyumbang sebagai sumber pembelajaran sejarah di sekolah. Kata Kunci : Integrasi, Peminjaman Identitas Nyama Bali-Nyama Selam, Sumber Pembelajaran Sejarah. This research aims to (1) know what happened integration of Hindus and Islam in Tegallinggah Village (2) analyze the process of integration of Hindus and Islam (3) know the factors of integration that serve as a source of learning history. This research uses qualitative approach sosio-cultural. (1) determinethe Typeof the research, (2) Thelocation of the research, (3) The technique to choose informant, (4) The technique of collecting data, consistof (observation, interview, document study, and to analysis data). Whith technique descriptive qualitative, data analysis is used to prosessing data be informed , order characteristics data easy to understand.The results show that Hindu-Islam integration occurs because of the borrowing of Balinese-Islamic identity, such as ngejot, Subak Bali-Islam, and the lending of Balinese cultural identity. The process of integration of Hindus-Islam cannot be separated by the intense of interaction between Hindu and Islamic societies because of the same interests both economic and social. The Hindu-Islam Integration factors as the source of learning are three: (1) social factors (2) economic factors, and (3) cultural factors. We hope this can be donate as a source of learning history. keyword : Integration, borrowing identity nyama Bali-NyamaSelam , History Learning Source
Makam Chabib Umar Bin Yusuf Al-Magribi Di Desa Candikuning, Bedugul: Sejarah, Dampak Sosial Ekonomi Dan Potensinya Sebagai Sumber Belajar Sejarah Di SMA ., NUR MINAH; ., Dr. Drs. I Made Pageh, M.Hum.; ., Ketut Sedana Arta, S.Pd., M.Pd.
Widya Winayata: Jurnal Pendidikan Sejarah Vol 8, No 2 (2020)
Publisher : Universitas Pendidikan Ganesha

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.23887/jjps.v8i2.18194

Abstract

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui (1) Sejarah pendirian makam Chabib Umar Bin Yusuf Al- Magribi di Desa Candikuning, (2) Dampak sosial ekonomi bagi masyarakat Desa Candikuning, (3) Potensi makam Chabib Umar Bin Yusuf Al- Magribi di Desa Candikuning, Bedugul dapat digunakan sebagai sumber belajar sejarah di SMA. Penelitian ini merupakan penelitian sejarah, sehingga langkah-langkah yang dilakukan adalah (1) Heuristik; (2) Kritik Sumber; (3) Interpretasi; (4) Historiografi. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa, (1) Sejarah pendirian makam Chabib Umar Bin Yusuf Al- Magribi dengan ditemukannya lokasi makam yang terletak di atas bukit bedugul Desa Candikuning pada tahun 1940-an yang disinyalir merupakan makam seorang tokoh penyebar agama Islam yang berasal dari Timur Tengah. (2) Dampak sosial ekonomi dari Makam Chabib Umar Bin Yusuf Al- Magribi bagi masyarakat di Desa Candikuning, Bedugul adalah dampak mengenai mata pencaharian masyarakat sekitar makam, pendapatan masyarakat sekitar makam, serta interaksi sosial yang terjadi di dalam masyarakat. (3) Makam Chabib Umar Bin Yusuf Al- Magribi mengandung nilai historis sebagai salah satu tokoh penyebar agama Islam di Bali dan merupakan salah satu wali pitu yang dapat dijadikan sebagai sumber belajar sejarah lokal di SMA. Kata Kunci : Sejarah, Dampak Sosial Ekonomi, dan Sebagai Sumber Belajar Sejarah The purpose of this study was to find out (1) History of the chabib Umar Bin Yusuf Al- Magribi tomb in the village of Candikuning, (2) Socio economic impact for the community in the village of Candikuning, (3) Potential of the tomb of Chabib Umar Bin Yusuf Al- Magribi in the village of Candikuning, Bedugul can be used as a source of historical learning in high school. This research is a historical research, so the steps taken are (1) Heuristics; (2) Source Criticism; (3) Interpretation; (4) Historiography. The results of this study indicate that, (1) The history of the establlishment of the Chabib Umar Bin Yusuf Al- Magribi tomb with the discovery of the location of the tomb located on the hill of the village of Candikuning Bedugul in the 1940s which was allegedly the tomb of a prominent Muslim propagator from the Middle East. (2) The socio economic impact of the Chabib Umar Bin Yusuf Al- Magribi tomb for the community in the village of Candikuning, Bedugul is the impact on the livelihoods of the people around the tomb, as well as the social interactions that occur within the community. (3) The tomb of Chabib Umar Bin Yusuf Al- Magribi containts historical value as one of the leaders of the spread of Islam in Bali and is one of the guardians who can be used as a source of learning local history in high school.keyword : History, Socio-Economic impact, and as a Source of Learning History
Pura di Antara Seribu Masjid: Studi Kerukunan Antaretnis Bali dan Sasak di Desa Karang Tapen, Cakranegara, Lombok Barat ., Meri Yuliani; ., Drs. I Wayan Mudana,M.Si.; ., Drs. I Made Pageh,M.Hum.
Widya Winayata: Jurnal Pendidikan Sejarah Vol 6, No 3 (2018)
Publisher : Universitas Pendidikan Ganesha

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.23887/jjps.v6i3.8710

Abstract

Pura di antara Seribu Masjid: Studi Kerukunan Antar etnis Bali dan Sasak di Desa Karang Tapen, Cakranegra, Lombok Barat. Oleh Meri Yuliani, Dr. I Wayan Mudana, M.Si, Dr. Drs. I Made Pageh, M.Hum Jurusan Pendidikan Sejarah, Fakultas Hukum dan Ilmu Sosial Universitas Pendidikan Ganesha E-mail:Meriyuliani123@gmail.com ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk (1) mengetahui kehidupan masyarakat Desa Karang Tapen yang bisa hidup rukun berdampingan satu sama lain dalam perbedaan keyakinan; (2) mengetahui strategi etnis Bali dan Sasak di Desa Karang Tapen dalam mempertahankan kerukunan; (3) Aspek - aspek kerukunan antaretnis Bali dan Sasak di desa Karang Tapen, Cakranegara, Lombok Barat, yang dapat dimanfaatkan sebagai sumber belajar sejarah. Penelitian ini menggunakan pendekatan deskriptif kualitatif dengan tahap-tahap; (1) teknik penentuan lokasi penelitian, (2) teknik penentuan informan, (3) teknik pengumpulan data (observasi, wawancara, studi dokumen), (4) teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah penyajian data dan penarikan kesimpulan. Penelitian ini menghasilkan temuan yakni (1) bahwa terciptanya kerukunan, karena masing-masing setiap pemeluk agama saling terbuka dan menerima keberadaan dari agama lain. (2) strategi yang digunakan etnis Bali dan Sasak dalam mempertahankan kerukunan di Karang Tapen yaitu: (a) ikatan kekeluargaan, (b) saling menghormati dan menghargai antarumat beragama. (3) Aspek-aspek dari kerukunan antar etnis yang dapat dipakai sebagai sumber belajar sejarah yakni: (a) aspek kognitif, yang meliputi pengetahuan, pemahaman dan penerapan (b) aspek afektif, meliputi menanggapi, menerima atau memperhatikan (c) psikomotorik, pengamatan peserta didik selama proses pembelajaran berlangsung. Kata Kunci : Kata Kunci :Kerukunan, Etnis Bali dan Sasak, Sumber Belajar Sejarah ABSTRACT This study aims to (1) determine Karang Tapen community life that could live harmoniously alongside one another in a different beliefs; (2) determine the strategy of ethnic Balinese and Sasak village of Karang Tapen in maintaining harmony; (3) aspects - aspects of interethnic harmony in Bali and Sasak village of Karang Tapen, Cakranegara, Lombok Barat, which can be used as a source of learning history. This study used a qualitative descriptive approach to the stages of (1) a technique of determining the location of the research, (2) determination techniques informant, (3), data collection techniques (observation, interviews, document study), (4) data analysis techniques used in this study is the presentation of the data and drawing conclusions. This research has resulted in findings that (1) that the creation of harmony, because each every religion open to each other and accept the existence of other religions. (2) the strategies used ethnic Balinese and Sasak in maintaining harmony in Coral Tapen namely: (a) a familial bond, (b) mutual respect and respect among religions. (3) aspects of harmony between ethnic groups that can be used as a source of learning history namely: (a) cognitive, which includes knowledge, understanding and application (b) the affective aspects, including responding to, accept or pay attention to (c) psychomotor observation learners during the learning process. keyword : Keywords: Harmony, Community Balinese and sasak village, learning history
Pura Tampurhyang Sebagai Pusat Kawitan Catur Sanak Di Desa Songan. ( Sumber Belajar Sejarah Di SMA) ., Jro Kadek Mudiartha; ., Dra. Desak Made Oka Purnawati,M.Hum; ., Drs. I Made Pageh,M.Hum.
Widya Winayata: Jurnal Pendidikan Sejarah Vol 7, No 3 (2019)
Publisher : Universitas Pendidikan Ganesha

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.23887/jjps.v7i3.11406

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk memecahkan masalah terkait dengan tujuan penelitian: (1) sejarah Pura Tampurhyang dijadikan pusat Kawitan Catur Sanak di Desa Songan, Kintamani, Bangli, Bali (2) Aspek-aspek yang bisa di implementasikan dari hasil penelitian ini sebagai sumber belajar sejarah di SMA. Penelitian ini merupakan jenis penelitian kualitatif, dengan langkah-langkah: (1) penentuan lokasi penelitian, (2) penentuan informan, (3) pengumpulan data, (4) teknik penjaminan keaslian data (tringulasi data, tringulasi metode), dan (5) teknik analisis data. Hasil penelitian menunjukan bahwa: (1) sejarah Pura Tampurhyang dijadikan pusat Kawitan Catur Sanak dikarenakan kedatangan Mpu Semeru datang ke Tampurhyang dan membuat seorang putra yang dikenal Mpu Kamareka. Dari Mpu Kamareka menurunkan dua orang Putra buncing (Mpu Gnijaya Mahireng dan Ni Ayu Cemeng), kemudian menikah dengan saudara, dari pernikahan tersebut menurunkan lima orang putra, empat laki-laki dan seorang putri yaitu: Mpu Kayu Ireng, Mpu Made Celagi, Mpu Nyoman Tarunyan, Mpu Kayuan, dan Ni Ayu Kayu Selem. Kemudian tempat bersemayamnya Mpu Kamareka dijadikan sebuah pura yang dikenal dengan Pura Tampurhyang yang merupakan pusat Kawitan Sang Catur Sanak (Kayu Selem, Celagi, Tarunyan, Kayuan) lan Bali Mula. (2) Aspek-aspek yang dimiliki oleh pura Tampurhyang yang bisa diimplementasikan sebagai sumber belajar sejarah lokal di SMA yaitu: (a) aspek historis, (b) aspek arsitektur dari Pura Tampurhyang. Kata Kunci : Pura Tampurhyang, Sumber Belajar Sejarah This research aims to solve problems related to research objectives: (1) The history of Pura Tampurhyang become the center of Kawitan Catur Sanak in Songan Village, Kintamani, Bangli, Bali (2) Aspects that can be implemented from the results of this study as a source of learning history in high school. This research is a type of qualitative research, with steps: (1) determination of research location; (2) determination of informants; (3) data collection; (4) Data authentication assurance techniques (Triangulation of data, Tringulation method); (5) data analysis technique. The results showed that: (1) The history of Pura Tampurhyang became the center of Kawitan Catur Sanak due to the arrival of Mpu Semeru came to Tampurhyang and made a son known Mpu Kamareka. From Mpu Kamareka bring down two son buncing (Mpu Gnijaya Mahireng dan Ni Ayu Cemeng), Then married to a sister, the marriage was down to five sons, four men and a daughter namely: Mpu Kayu Ireng, Mpu Made Celagi, Mpu Nyoman Tarunyan, Mpu Kayuan, and Ni Ayu Kayu Selem. Then place bersemayamnya Mpu Kamareka made a temple known as Pura Tampurhyang which is the center of Kawitan Sang Chatur Sanak (Kayu Selem, Celagi, Tarunyan, Kayuan) and Bali Mula; (2) Aspects of Tampurhyang temple that can be implemented as a source of learning local history in high school that is: (a) Historical aspect (b) Architectural aspects of Pura Tampurhyang keyword : Tampurhyang tample, Learning Resources History
Co-Authors ., ABDUL GOFAR ., DAFID RAHMAN ., Dania Fakhrunnisa ., Fiani Yulistia ., FIRDAUS RAMADANI ., FITRIYANAH ., I Komang Edi Heliana ., I Made Cita Adnyana ., Ilham Yahya ., Jro Kadek Mudiartha ., Komang Gede Arya Bawa ., M BUSAR ., Meri Yuliani ., Mukti Ali Asyadzili ., NAJI SHOLEH ., Ni Komang Arya Kusuma Dewi ., Ni Luh Sulandari ., NUR MINAH ., Nurus Shobah ., Purwa Aditya ., SHOLEH ABDUL GOFAR . Albertus Agas Anak Agung Bagus Wirawan Anak Agung Ngurah Anom Kumbara Andi Noprizal Sahar Arta, K.S. DAFID RAHMAN . Dania Fakhrunnisa . Desak Made Oka Purnawati Desak Oka Purnawati Desi Wulandari, Ni Putu Dr. Tuty Maryati,M.Pd . Dra. Luh Putu Sendratari,M.Hum . Drs. I Wayan Mudana,M.Si. . Fahrizal Yunus Fiani Yulistia . FIRDAUS RAMADANI . FITRIYANAH . Hedwi Prihatmoko Heni Nursafitri I Gusti Made Aryana I Kadek Adi Widiastika I Kadek Meiana Adi Putra I Ketut Ardhana Ardhana, I Ketut Ardhana I Komang Edi Heliana . I Made Cita Adnyana . I Nengah Suastika I Nyoman Ananta Wasistha I Nyoman Tri Esaputra I Wayan Pardi I Wayan Putra Yasa I Wayan Sumerata I Wayan Surya Eka Saputra I.W.P. Yasa Ida Ayu Gede Megasuari Indria Ida Ayu Made Rai Saraswati Ilham Yahya . J. Susetyo Edy Yuwono Jro Kadek Mudiartha . K.S. Arta Ketut Sedana Arta Ketut Sedana Artha Komang Gede Arya Bawa . Krisna Hendro Setiono M BUSAR . M Fathurrahim Alviansyah M.Si Drs. I Ketut Margi . Meri Yuliani . Muhammad Rivai Mukti Ali Asyadzili . NAJI SHOLEH . Nana Supriatna Ni Ketut Anggriani Ni Komang Arya Kusuma Dewi . Ni Luh Arjani Ni Luh Sulandari . NUR MINAH . Nursafitri, Heni Nurus Shobah . Prof. Dr. Nengah Bawa Atmadja,MA . Purnawati, Desak Oka Purwa Aditya . Putu Adi Sanjaya Putu Sukardja R. Ahmad Ginanjar Purnawibawa Riza Rizki Sukmarini Saraswati, Ida Ayu Made Rai Seruni, Yuri Sekar SHOLEH . Wayan Sugiartha Wirawan, I Gusti Made Arya Suta Yasa, I.W.P. Yunus, Fahrizal Yuri Sekar Seruni