Claim Missing Document
Check
Articles

Found 40 Documents
Search

PENDIDIKAN ISLAM DAN MULTIPLE INTELLIGENCES AFANDI, MUSLIM
Potensia Vol 13, No 2 (2014): Juli - Desember 2014
Publisher : Potensia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Abad 21 ini adalah suatu masa dimana para praktisi pendidikan sedang “dijelajali” dengan konsep Multiple Intelligences. Padahal dalam Pendidikan Islam multiple intelligences ini telah lama dibahas melalui pendekatan dan konsep “fitrah”. Dengan pengertian lain bahwa didalam Islam (al-Quran) sebenarnya sudah dikemukakan berbagai pengembangan tentang kecerdasan dan berbagai potensi manusia. Kecerdasan eksistensial spiritual umpamanya, merupakan kemampuan untuk menempatkan diri dalam hubungannya dengan suatu kosmos yang tak terbatas dengan kondisi manusia seperti makna penciptaan dirinya, kehidupan, kematian dan perjalanan akhir dari dunia. Kini sudah saatnya praktik pendidikan di berbagai jenjang lembaga pendidikan untuk mengaplikasikan multiple intelligences yang dikembangkan sesuai dengan kemampuan dan potensi peserta didik dan bukan lagi menjejali sejumlah bahan ajar yang akhir menjadi “momok” bagi peserta didik itu
Konseling Spiritual Mengatasi Penderita Psychoneurosis Afandi, Muslim
KONSELING RELIGI Vol 9, No 1 (2018): June 2018
Publisher : Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri (STAIN) Kudus

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21043/kr.v9i1.3366

Abstract

Luasnya kajian psikoneurosis atau neurosis mengindikasikan bahwa pada dasarnya setiap individu bisa mengalami neurosis, mulai dari neurosis ringan hingga neurosis berat. Neurosis ringan seperti kecemasan dan ketakutan yang berlebihan, menjauhi kehidupan sosial, gangguan kepribadian, marah tanpa adanya alasan yang jelas. Sedangkan neurosis berat (psikosis) adalah gangguan mental yang membuat pikiran seseorang menjadi kacau kesadarannya (halusinasi dan delusi). Tulisan ini bertujuan memberikan jawaban bahwa konseling spiritual bisa diterapkan untuk menangani penderita psikoneurosis, karena konseling spiritual bertujuan untuk mendalami, memahami, menyadari dan merasakan bahwa manusia  sebagai individu tidak dapat terlepas dari keberadaan Tuhan sehingga individu harus mampu menjalankan nilai-nilai dan aturan  yang Tuhan percayakan kepada manusia.  Metode dan proses penyembuhan yang bisa dilakukan dalam konseling ini adalah bernuansa spiritual transenden seperti malalui berdoa, membacakan kitab suci, meditasi, muhasabah yang penuh dengan muatan dan nilai-nilai spiritual. Melalui kajian ini ditemukan bahwa salah satu alternatif penyembuhan penderita psikoneurosis (baik ringan dan berat) bisa dilakukan melalui layanan konseling spiritual transendental.
Metode Managemen Stres untuk Meningkatkan Kesejahteraan Siswa (Studi Literatur Sistematis) Sri Wahyuni; Munzir Hitami; Muslim Afandi
Psikobuletin:Buletin Ilmiah Psikologi Vol 3, No 1 (2022): Psikobuletin: Buletin Ilmiah Psikologi
Publisher : Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24014/pib.v3i1.15719

Abstract

Peningkatan kesejahteraan siswa sangat penting diteliti dan dikembangkan karena hal ini berkaitan dengan pengembangan kompetensi sosial, emosional dan akademik siswa serta usaha pertahanan terhadap serangan gangguan emosional yang terjadi pada siswa yakni depresi, bunuh diri, melukai diri sendiri, perilaku antisosial (bullying dan kekerasan) dan penyalahgunaan zat terlarang. Salah satu metode dalam meningkatkan kesejahteraan siswa adalah dengan metode managemen stres, karena salah satu faktor yang mempengaruhi kesejahteraan siswa adalah tingkat stres akademik. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengindentifikasi metode managemen stres yang pernah dilakukan peneliti sebelumnya dalam meningkatkan kesejahteraan siswa. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah studi literatur yang sistematis. Hasil penelitian menemukan bahwa dari 239 artikel yang ditemukan pada tahap awal, terdapat 19 artikel yang relevan sesuai dengan kriteria yang telah ditetapkan peneliti. Adapun metode managemen stres yang ditemukan dalam penelitian ini adalah metode relaksasi dan meditasi; metode mindfulness; terapi kognitif, dan metode modifikasi perilaku.
QUARTER LIFE CRISIS: BENTUK KEGAGALAN EGO MEREALISASIKAN SUPEREGO DI MASA DEWASA AWAL Nail Hidaya Afandi; Muslim Afandi
Hisbah: Jurnal Bimbingan Konseling dan Dakwah Islam Vol 18, No 2 (2021): Desember
Publisher : UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.14421/hisbah.2021.182-05

Abstract

AbstractThis research aims to find out the form of the ego failure to actualize superego in people that experienced quarter-life crisis.  No researcher has yet tried to reveal the cause of the emergence of quarter-life crisis reactions judging by the failure of individuals to fulfill the superego's drive for early adult tasks. This study uses a systematic review method: meta-synthesis with constant comparison analysis. The results showed that from 27 previous research results concluded that quarter-life crisis arises because the ego in early adulthood fails to fulfill the superego of tasks in early adulthood, which if successfully fulfilled does not give rise to quarter-life crisis reactions as bad feelings or conditions. To avoid unpleasant feelings, people have to push the id as Freud explained and try to realize the superego based on logical dan realistic considerations from the ego.Keywords: quarter-life crisis, ego,superego, early adulthood. AbstrakPenelitian ini bertujuan untuk mengetahui bentuk kegagalan ego dalam mengaktualisasikan superego pada individu yang mengalami quarter-life crisis. Belum ada peneliti yang mencoba mengungkap penyebab munculnya reaksi quarter-life crisis dilihat dari kegagalan individu memenuhi dorongan superego terhadap tugas-tugas dewasa awal. Penelitian ini menggunakan metode systematic review: meta-sintesis dengan analisis constant comparison. Hasil penelitian menunjukkan bahwa dari 27 hasil penelitian sebelumnya disimpulkan bahwa quarter-life crisis muncul karena ego pada masa dewasa awal gagal memenuhi tuntutan superego atas tugas-tugas di masa dewasa awal, yang mana ketika berhasil dipenuhi tidak akan menimbulkan reaksi quarter-life crisis sebagai perasaan atau kondisi buruk. Untuk menghindari perasaan yang tidak menyenangkan, orang harus mendorong id seperti yang dijelaskan Freud dan berusaha mewujudkan superego berdasarkan pertimbangan logis dan realistis dari ego. Keywords: quarter-life crisis, ego,superego, dewasa awal.
TIPE KERIBADIAN DAN MODEL LINGKUNGAN DALAM PERSPEKTIF BIMBINGAN KARIER JOHN HOLLAND Muslim Afandi
Sosial Budaya Vol 8, No 1 (2011): Januari - Juni 2011
Publisher : Lembaga penelitian dan pengabdian kepada Masyarakat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24014/sb.v8i1.350

Abstract

Many People who talk about careers that one of them is Jhon Holland. This characters believes that the success of a person/individual in the world and occupational careers are likely to be influenced by the type, nature and character of a certain psychological environment in which individuals are located. Compatibility between a particular type from the viewpoint of cetain psychological and environmental model also became the basis of capital and for individuals to develop and career. With a comprehensive study like this the the concept offered by Holland’s career received in many circles
Al-Qur’an dan Psikologi Muslim Afandi
Medina-te : Jurnal Studi Islam Vol 14 No 1 (2018): Medina-Te : Jurnal Studi Islam
Publisher : Pascasarjana Universitas Islam Negeri Raden Fatah Palembang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.19109/medinate.v14i1.2355

Abstract

Viewed from various aspects, al-Qur'an has long talked about psychology before the West exposed this concept. Even when by definition the concept of psychology is still "shifting in search" of the true form of meaning, Al-Qur'an explicitly explains the psychological concepts related to everything that concerns of human both from physical and psychic reviews. Al-Quran reviews about the human physical includes insan, ins, nas or unas, basyar, and bani adam or zurriyat adam. While the review of the soul/psychic is broader that start from an-nafs, ar-ruh and al-jism with all sorts of diversity of meaning and intent. Ditinjau dari berbagai aspek, al-Quran telah lama membicarakan psikologi sebelum dunia Barat memaparkan konsep ini. Bahkan ketika secara definisi konsep psikologi masih “bergeser mencari” bentuk arti yang sesungghuhnya, al-Quran telah secara gamblang menjelaskan konsep-konsep psikologis berkaitan dengan segala sesuatu yang menyangkut manusia baik dari tinjauan fisik maupun psikis. Tinjau al-Quran tentang fisik manusia mencakup insan, ins, nas atau unas, basyar, dan bani adam atau zurriyat adam. Sementara tinjauan tentang jiwa/psikis lebih luas yang dimulai dari an-nafs, ar-ruh dan al-jism dengan segala macam keberagaman arti dan maksudnya.
Collaborative Govenance in Preserving the Malay Culture of Riau Syed Agung Afandi; Reski Lestari; Muslim Afandi
Jurnal Ilmiah Peuradeun Vol 9 No 2 (2021): Jurnal Ilmiah Peuradeun
Publisher : SCAD Independent

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26811/peuradeun.v9i2.525

Abstract

The Riau Government is committed to preserving the Riau Malay Culture as stated in the Riau Vision 2025. The current facts show that there is a severe weakening of the Malay Culture in Riau Province. This can be seen from the ethics, grammar, fashion, culinary, art, and Malay traditions that the Riau Malay community is starting to leave. The purpose of this study was to determine collaborative governance in the effort to preserve the Riau Malay Culture. The research method used is qualitative. The results of this study indicated that the Riau Government is not committed to achieving its vision, which is reflected in government policies. Lack of a roadmap for a cultural vision so that a network structure between stakeholders was not formed, the master plan owned by each stakeholder was not integrated, and was not interdependent, did not have a standard measure that describes procedures and authority in action, there was no function of joint decision-making and sharing of responsibilities, and there was no communication and flow of information between stakeholders so that collaborative governance in the preservation of Riau Malay culture was not carried out.
PEMBERDAYAAN USAHA MIKRO KECIL MENENGAH (UMKM) CENDAWAN HOUSE KELURAHAN TEBING TINGGI OKURA KOTA PEKANBARU Syed Agung Afandi; Muhammad Arif; Santi Widiasari; Muslim Afandi
Jurnal Pengabdian Masyarakat Multidisiplin Vol 3 No 1 (2019): Oktober
Publisher : LPPM Universitas Abdurrab

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (276.553 KB) | DOI: 10.36341/jpm.v3i1.983

Abstract

Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) memiliki peranan penting dalam perekonomian negara, baik dari sisi penciptaan lapangan kerja maupun dari sisi jumlah usaha. UMKM Cendawan House memiliki kendala dalam aktivitas usahanya berupa belum dimilikinya pembukuan yang baik, struktur, dan pembagian tugas sehingga berdampak pada tingkat produktivitas dan pemasaran produk yang dihasilkan. Berdasarkan latar belakang tersebut maka dilaksanakan kegiatan pengabdian dengan mitra pengabdian yakni UMKM Cendawan House yang berada di Kelurahan Tebing Tinggi Okura, Kecamatan Rumbai Pesisir, Kota Pekanbaru, Provinsi Riau. Kegiatan pengabdian yang dilakukan yakni pemberdayaan melalui sosialisasi manajemen usaha untuk mengatasi masalah manajemen UMKM Cendawan House. Hasil dari kegiatan ini adalah mitra memiliki pembukuan yang baik, struktur, dan pembagian tugas serta wewenang yang jelas yang kemudian juga berdampak positif terhadap peningkatan produksi dan pemesaran produk yang dihasilkan. Dari kegiatan ini disimpulkan bahwa permasalahan yang dihadapi mitra dapat diselesaikan setelah pelaksanaan kegiatan ini.
The Validity and Reliability of Subjective Well-Being Instruments in Early Adolescents Sunarsih Sunarsih; Farida Harahap; Habibullah Habibullah; Muslim Afandi
Humaniora Vol. 11 No. 2 (2020): Humaniora
Publisher : Bina Nusantara University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21512/humaniora.v11i2.6461

Abstract

The research aimed to produce empirical evidence about the validity and reliability of subjective well-being instruments by modifying the instruments. The research’s subjects were 394 early adolescent respondents ranging in age from 12-13 years old in Sleman regency, Yogyakarta, using a random sampling technique. The validity of subjective well-being instruments was measured by using expert judgment and calculating Gregory’s formula. Instrument reliability was measured by Cronbach’s Alpha calculation. The results show that the subjective wellbeing instrument in the modified early adolescents has good validity and reliability so that the modification of this instrument can be used to measure the condition of subjective well-being in early adolescents in Indonesia.
FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KAPABILITAS LEMBAGA ADAT MELAYU RIAU DALAM MENDUKUNG PENCAPAIAN VISI PROVINSI RIAU 2020 Syed Agung Afandi; Muslim Afandi
Jurnal Ilmu Pemerintahan Widya Praja Vol 45 No 2 (2019): Jurnal Ilmu Pemerintahan Widya Praja
Publisher : Lembaga Riset dan Pengkajian Strategi Pemerintahan (LRPSP), Institut Pemerintahan Dalam Negeri (IPDN)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (568.551 KB) | DOI: 10.33701/jipwp.v45i2.345

Abstract

The Riau Malay Customary Institution is a community organization founded by Riau Malay community in response to the decline in the existence of Malay culture in Riau Province. This organization was founded in 1970 and is the only Malay community organization in Riau Province that was made a partner of the Riau Provincial Government in an effort to achieve the vision of Riau 2020 through the Riau Provincial Regulation No.1 of 2012 concerning the Riau Malay Customary Institution. The purpose of this study was to determine the factors that influence the capabilities of Riau Malay Customary Institutions in achieving the vision of Riau 2020. The method used is a qualitative method with a descriptive approach. The technique of collecting data uses interview, observation and documentation techniques. The results of this study indicate that the factors that influence the capabilities of the Riau Malay Customary Institution in supporting the government’s performance in achieving the vision of Riau Province 2020 are the possession of financial and physical resources, all of which are sourced from the Riau Provincial Government. This organization has human resources that have not been able to support organizational performance, the collaboration between the Provincial Government of Riau and the Riau Malay Customary Institution has not been clear which has a clear roadmap, bad reputation received by the organization because of poor performance, and inconsistent organizational attitudes towards achieving the purpose.