Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

Formulasi Insektisida Nabati Kombinasi Daun Brugmansia suaveolens Bercht. & J. Presl dan Daun Swietenia macrophylla King untuk Mengendalikan Hama Hypothenemus hampei Ferr. Ainiyah, Roisatul; Nugroho, Endik Deni; Fathurrohman, Amang; Ahwan, Zainul; Dayat, Muhammad; Wibisono, Mulyono; Aji, Fafit Rahmat; Kasiman, Kasiman; Anam, Khoirul
Agrikultura Vol 34, No 2 (2023): Agustus, 2023
Publisher : Fakultas Pertanian Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24198/agrikultura.v34i2.43158

Abstract

Hama utama yang menyerang tanaman kopi adalah Hypothenemus hampei Ferr. Keberadaan hama ini menjadi salah satu faktor penyebab rendahnya produksi kopi. Pengendalian yang umum dilakukan adalah menggunakan insektisida sintetik yang dapat berdampak buruk bagi lingkungan. Semnetara itu, tanaman kecubung gunung (Brugmansia Suaveolens) dan mahoni (Swietenia macrophylla) mengandung metabolit sekunder yang memiliki potensi sebagai bahan insektisida nabati. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui kandungan fitokimia dan efektivitas insektisida nabati kombinasi daun B. suaveolens dan daun S. macrophylla dalam mengendalikan H. hampei. Penelitian dilakukan selama November 2021 sampai Januari 2022 di Laboratorium Fakultas Pertanian Universitas Yudharta Pasuruan dan Laboratorium Biologi ITSNU Pasuruan. Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan lima formulasi perbandingan daun B. suaveolens dan S. macrophylla, yaitu F1 (500 g : 0 g), F2 (350 g : 150 g), F3 (250 g : 250 g), F4 (150 g : 350 g), dan F5 (0 g : 500 g) serta pelakuan kontrol negatif (air) dan kontrol positif (insektisida berbahan aktif karbaril 85%), masing-masing diulang tiga kali. Skrining fitokimia dilakukan untuk mengetahui kandungan metabolit sekunder sedangkan uji efektivitas dilakukan untuk mengetahui tiga parameter uji yaitu intensitas serangan, lethal time (LT50), dan mortalitas. Data dianalisis menggunakan Anova dengan tingkat signifikansi 5%. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kelima formulasi insektisida nabati mengandung senyawa fenol, tanin, saponin, alkaloid, flavonoid, triterpenoid, dan steroid (kecuali F1 tidak mengandung saponin). Hasil uji efektivitas menunjukkan formulasi F2 dapat mengendalikan H. hampei dengan intensitas serangan sebesar 4,7 lubang gerekan mendekati kontrol positif (4,3 lubang gerekan), lethal time LT50 14,6 jam, dan mortalitas sebesar 53,3%.
Bioinformatics Approach: Evaluating the Antiviral Potential of Flavonoid Compounds from Phyllanthus urinaria against Foot-and-Mouth Disease in Livestock Animals Nugroho, Endik Deni; Sururi, Ahmad Misbakhus; Ardiansyah, Reza; Rahayu, Dwi Anggorowati; Ainiyah, Roisatul; Fathurrohman, Amang; Ahwan, Zainul; Dayat, Muhammad; Wibisono, Mulyono; Aji, Fatit Rahmar; Kasiman, Kasiman
ALCHEMY:Journal of Chemistry Vol 12, No 1 (2024): ALCHEMY: JOURNAL OF CHEMISTRY
Publisher : Department of Chemistry, Faculty of Science and Technology UIN Maulana Malik Ibrahim Malan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.18860/al.v12i1.23575

Abstract

Foot-and-mouth disease is a severe problem that must be faced in the livestock sector. This disease has a negative impact on various aspects, especially the economy. One way to develop herbal medicinal compounds is through local Indonesian wild plants, meniran (Phyllanthus urinaria). This research aims to determine the potential of the wild plant P. urinaria as an antiviral agent for FMD using an in silico approach using molecular docking. The compounds used as ligands are flavonoid compounds in P. urinaria, namely, routine, quercetin 7-methyl ether, quercetin 3-O-β-D-glucoside, quercetin, rhamnocitrin, astragalin, and kaempferol. This study used the control drug ribavirin as a comparison. The research stage began with the preparation of the RdRp protein from the FMD virus with Discovery Studio, ligand preparation with the Lipinski druglikeness test and minimization using OpenBabel, followed by docking and visualization. The research results found that the six flavonoid compounds in P. urinaria have potential as antiviral FMD by inhibiting RdRp, with the most potent compound being quercetin (-7.9 kcal/mol). Further research is needed, including in vitro and in vivo testing, to provide confidence in the potential of this wild plant as an antiviral for FMD.