Claim Missing Document
Check
Articles

Found 24 Documents
Search

Kata Pengantar dan Daftar isi : Volume 10, Nomor 2, Oktober 2017 Ainul Ghurri
Jurnal Energi Dan Manufaktur Vol 10 No 2 (2017): Oktober 2017
Publisher : Department of Mechanical Engineering, University of Udayana

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (719.986 KB)

Abstract

Penanggung Jawab Ketua Jurusan Teknik Mesin UNUD Ketua Penyunting Ainul Ghurri, S.T., M.T., Ph.D. Mitra Bestari Prof. Dr. Ir. I Wayan Surata, M.Erg. (UNUD) Prof. Ir. Ngakan Putu Gede Suardana, MT.,Ph.D. (UNUD) Prof. Dr. Ir. I Nyoman Gde Antara, M.Eng. (UNUD) Prof. IN Suprapta Winaya, ST, MASc., Ph.D. (UNUD) Prof. Dr. Ir. I GB Wijaya Kusuma (UNUD) Prof. Dr. Tjokorda Gde Tirta Nindhia, ST, MT. (UNUD) Prof. Dr. Ing. Ir. I Made Londen Batan, MEng. (ITS) Prof. Ir. IN Sutantra, MSc., PhD. (ITS) Prof. Dr. Ir. I NG Wardana, MEng. (UB) Dr. Ir. Suhanan, DEA. (UGM) Dr. Ir. Yanuar, MEng, MSc. (UI) Prof. Dr. Ir. Johny Wahyudi S, DEA. (UI) Ir. I GN Wiratmaja Puja, MSME, PhD. (ITB) Dr. Ir. Dipl.Ing. Berkah Fajar TK. (UNDIP) Prof. Dr. Ing. Ir. Harwin Saptoadi, MSE. (UGM) Penyunting Pelaksana I Ketut Adi Atmika, S.T., M.T. Dewa Ngakan Ketut Negara Putra Negara, ST., MSc. I Made Widiyarta, ST., MSc., Ph.D. I Gusti Ketut Sukadana, ST., MT. Ketut Astawa, S.T., M.T. I Made Astika, ST., MErg., MT, Dr. Wayan Nata Septiadi, S.T., M.T.
ANALISIS PERENCANAAN PENEMPATAN PRESSURE REDUCING VALVE PADA JARINGAN PERPIPAAN TRANSMISI AIR BAKU I Gusti Putu Jaya Nuartha; Ainul Ghurri; I Gusti Ngurah Priambadi
Jurnal Mettek: Jurnal Ilmiah Nasional dalam Bidang Ilmu Teknik Mesin Vol 2 No 2 (2016)
Publisher : Program Studi Magister Teknik Mesin Universitas Udayana

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Untuk menjaga keseimbangan antara ketersediaan dan kebutuhan air, pemerintah telah melakukan perencanaan dan pelaksanaan pengelolaan air yang terpadu. Dalam proses pengaliran masih terjadi kendala – kendala yang menghambat aliran air sampai di tujuan, seperti terjadinya tekanan berlebih yang melampaui tekanan maksimal yang mampu diterima pipa itu sendiri. Untuk itu perlu pemasangan peralatan yang mampu menurunkan dan mengontrol tekanan. Penelitian ini dilakukan dalam 5 tahapan; tahap pertama merupakan survey lokasi, Tahap kedua merupakan proses analisa, Tahap ketiga merupakan survey lokasi tahap kedua,Tahap keempat merupakan proses pembangunan dan pemasangan PRV. Tahap kelima merupakan tahapan terakhir uji alir, setting tekanan masuk dan keluar dari masing-masing PRV, sekaligus pengambilan data tekanan untuk diperoleh hasil perbandingan. Dari hasil analisa hidrolika tersebut dapat ditentukan 8 titik lokasi penempatan PRV. Perbandingan tekanan yang terjadi menunjukkanbahwa data ukurawal (tanpa PRV) menunjukkan peningkatan tekanan yang semakin besar yang disebabkan oleh perbedaan elevasi yang semakin tinggi, hasil analisa (estimasi dengan PRV) menunjukkan tekanan yang terjadi sudah stabil dan hasil pengujian langsung (dengan PRV) menunjukkan tekanan yang terjadi di dalam pipa sudah stabil dan dapat dijaga mendekati perencanaan awal. Sehingga dapat disimpulkan PRV mampu menstabilkan tekanan di dalam pipa sehingga jaringan perpipaan transmisi air baku ini dapat berfungsi dengan baik.Keeping balance between supply and demand of water, the government has made planning and implementation of integrated of water management. There were some problems when supplying the water until the destination, such as there was higher pressure that passed the maximum pressure pipe itself. That’s why controlling and reducing tool installation needed. This research was conducted in five stages; The first stage is a survey locations. The second stage is the process of analyzing data. The third stage is a survey of the location of the second stage. The fourth stage is the process of construction and installation PRV. The fifth stage is the last stage of testing of flow, pressure setting in and out of each PRV, while taking pressure data for the obtained results of the comparison. From the analysis of hydraulics can be determined 8 placement location PRV, Comparison of pressure that occurs indicates that the data measuring the initial (without PRV) showed improvement greater pressures caused by the difference in elevation is higher, the analysis results (estimated by PRV) indicates the pressure is stable and the results of direct testing (with PRV) show the pressure inside the pipe is stable and can be kept closer to the initial planning. It can be concluded PRV able to stabilize the pressure in the pipe so that the raw water transmission pipeline network is able to function properly.
Daur Ulang Oli Bekas Menjadi Bahan Bakar Diesel dengan Proses Pemurnian Menggunakan Media Asam Sulfat dan Natrium Hidroksida I Nyoman Suparta; Ainul Ghurri; Wayan Natha Septiadi
Jurnal Mettek: Jurnal Ilmiah Nasional dalam Bidang Ilmu Teknik Mesin Vol 1 No 2 (2015)
Publisher : Program Studi Magister Teknik Mesin Universitas Udayana

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Consumption of processed oil to always increase every year in line with the increase in population and activity of the world's population. Alternative energy also intensively carried out in order to save fuel consumption mainly on transport and existing conventional machines. Various attempts and studies have been done to save diesel fuel in diesel engines, among others, by using bio-diesel derived from plants. Besides the need for fuel increases with the progress of the construction industry and the rest from industrial processes and machinery that can not be handled properly is waste that number continues to rise, among other things used oil. Therefore, the oil is taken from petroleum, the hydrocarbon is a compound that has an energy value and flammable, it is necessary to look for ways to utilize primarily used oil fuel.Therefore it is necessary to find a way to utilize the used oil as a fuel in a diesel engine with an easy and inexpensive process.
Uji Karakteristik Distribusi Butiran Minyak Kelapa Pada Semburan Nosel Burner Sederhana Ari Dwi Agus Sulistyo; I Ketut Gede Wirawan; Ainul Ghurri
Jurnal Mettek: Jurnal Ilmiah Nasional dalam Bidang Ilmu Teknik Mesin Vol 3 No 1 (2017)
Publisher : Program Studi Magister Teknik Mesin Universitas Udayana

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Minyak kelapa merupakan salah satu jenis minyak nabati yang dihasilkan dari pohon kelapa yang berpotensi untuk dijadikan sebagai pilihan bahan bakar alternatif kompor bertekanan. Bahan bakar dikatakan baik jika menghasilkan ukuran butiran semburan yang kecil dan halus.Oleh karena itu sebagai langkah awal, telah dilakukan suatu pengujian eksperimental menguji karakteristik distribusi butiran (droplet) semburan minyak kelapa yang diuji melalui mekanisme menyerupai nosel burner sederhana kompor bertekanan.Minyak kelapa yang diuji dengan variasi tekanan injeksi yaitu 3 - 5 bar dan variasi viskositas yang dihasilkan melalui preheating 350°C-390°C.Karakteristik yang di uji adalah jumlah butiran dan ukuran diameter butiran yang terbentuk pada masing-masing pengujiaan.Dari pengujian yang telah dilakukan maka di dapatkan sebagai berikut, dengan peningkatan tekanan dan penurunan viskositas yang dapat mendeformasikan minyak kelapa menjadikan droplet kecil dan berjumlah banyak. Coconut oil is one type of vegetable oils produced from coconut trees that have the potential to be used as alternative fuel selection pressure stove. The fuel is said to be good if it produces spray of small droplet and smooth. Therefore, as a first step, we conducted a test experimentally test the characteristics of droplet distribution spray of coconut oil were tested through mechanism resemblings a pressure stove simple nozzle buner. Coconut oil is tested with a variety of injection pressure is 3-5 bar and viscosity variations produced by preheating to 350°C - 390°C. Characteristics test in the number of droplets and droplet diameter size formed on each test. From the testing that was done then get the following, with the increase in pressure and a decrease in viscosity resulting in deformed coconut oil into small droplets and numerous
ANALISA UNJUK KERJA BAHAN BAKAR HASIL PENGOLAHAN OLI BEKAS PADA MOTOR DIESEL Dewa Gede Angga Pranaditya; Ainul Ghurri; Wayan Nata Septiadi
Jurnal Mettek: Jurnal Ilmiah Nasional dalam Bidang Ilmu Teknik Mesin Vol 2 No 1 (2016)
Publisher : Program Studi Magister Teknik Mesin Universitas Udayana

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Oli bekas adalah limbah yang mengandung logam berat dari bensin atau mesin bermotor. Diketahui bahwa oli bekas memiliki nilai kalor yang cukup besar sehingga berpotensi digunakan sebagai bahan bakar alternatif. Penelitian ini melakukan pemanfaatan limbah oli bekas dilakukan dengan treatment terhadap oli bekas menggunakan media asam sulfat sebagai pelarut residu yang terkandung. Oli bekas diendapkan dan disaring untuk mengurangi residu yang bersifat makro, kemudian dipanaskan pada reaktor dengan suhu 150oC dan dilakukan treatment dengan asam sulfat serta dilakukan pengadukan dengan putaran 300 rpm, , dilanjutkan dengan melakukan beberapa kali filter dan kemudian penambahan larutan alkali NaOH untuk mengurangi kadar asam bahan bakar hasil treatment sebelum siap digunakan sebagai campuran bahan bakar pada mesin diesel. Bahan bakar yang hasil ditreatment diuji pada mesin diesel yang dikopel pada universal dynamometer. Dari hasil penelitian didapat karakteristik sifat sampel bahan bakar uji masih mendekati solar. Pengujian unjuk kerja mesin yaitu torsi dan daya mesin memiliki selisih yang cukup besar dengan rentang 30 – 68% lebih kecil dari solar nilai 1.540 – 1.273 Nm untuk torsi dan 0.183- 0.149 Hp untuk BHP pada putaran 1000-2000 rpm. BSFC memiliki selisih lebih besar 20 – 150% dari solar berkisar antara 0.666-0879 kg/hp.jam pada putaran 1000-2000 rpm. Pada pengujian emisi gas buang selisih melebihi 30% dengan solar
Pengaruh Diameter Piringan Katup Limbah Terhadap Tekanan Aliran Balik Dalam Pompa Hidram Kadek Bayu Laksana; Made Suarda; Ainul Ghurri
Jurnal Mettek: Jurnal Ilmiah Nasional dalam Bidang Ilmu Teknik Mesin Vol 5 No 2 (2019)
Publisher : Program Studi Magister Teknik Mesin Universitas Udayana

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24843/METTEK.2019.v05.i02.p06

Abstract

Pompa hidram bekerja dengan memanfaatkan proses palu air. Terjadinya palu air akan mengakibatkan sebagian air menuju ke tabung udara dan sebagian lagi akan mengalami aliran balik pada pipa penggerak. Diameter piringan katup limbah mempengaruhi laju aliran dan gaya tekan di dalam badan pompa, sehingga akan mempengaruhi besarnya tekanan balik yang terjadi. Oleh sebab itu perlu dilakukan penelitian lebih lanjut mengenai pengaruh diameter piringan katup limbah terhadap tekanan aliran balik dalam pipa penggerak pompa hidram. Penelitian menggunakan variasi diameter piringan katup limbah 35 mm, 40 mm, 45 mm, 50 mm, dan 53 mm. Penelitian dilakukan dengan menggunakan kamera berkecepatan tinggi yaitu 960 fps, untuk merekam aliran balik yang sudah disemprotkan gliter sebelumnya. Sehingga didapatkan jarak pergerakan gliter untuk mendapat kecepatan dan pada akhirnya mendapat tekanan. Hasil dari penelitian menunjukkan diameter piringan katup limbah berpengaruh terhadap tekanan balik yang terjadi. Dimana head tekanan tertinggi terjadi pada diameter piringan katup limbah 40 mm sebesar 42.76 N/m2. Diikuti dengan debit pemompaan terbesar pada diameter piringan 42.88 mm sebesar 2.3 liter/menit. Selain tekanan, semakin besar diameter piringan katup limbah akan meningkatkan frekuensi dan efisiensi pompa hidram. Namun debit pembuangan menurun seiring bertambahnya diameter piringan. Hydram pump works by utilizing the water hammer process. Water hammer that take place some water flow into the air tube and some other will back into the drive pipe. The waste valve disk diameter affects the flow rate and the pressure force inside the pump body, so that it will affect the back pressure. Therefore it is necessary to conduct further research on the effect of the waste valve disk diameter to backflow pressure in the hydram pump drive pipe. The work used variations in diameter of 35 mm, 40 mm, 45 mm, 50 mm, and 53 mm. The flow pattern was recorded using a high-speed camera with 960 fps. The water was mixing with glitters. The glitter movement distance is obtained to get the speed and then its pressure. The results that show the diameter of the waste valve influences the back pressure. Finally the highest pressure is on the disk diameter 40 mm at 42.76 N/m2. Furthermore, the largest pumping debit was on a 42.88 mm disk diameter at 2.3 liters/minute. In addition, the larger valve disk diameter cause the higher frequency and efficiency. However, the waste debit decreases with increasing disk diameter.
EVALUASI JARINGAN PERPIPAAN TRANSMISI AIR BAKU DI KABUPATEN KARANGASEM Agus Adi Putra; Ainul Ghurri; I Gusti Ngurah Priambadi
Jurnal Mettek: Jurnal Ilmiah Nasional dalam Bidang Ilmu Teknik Mesin Vol 2 No 2 (2016)
Publisher : Program Studi Magister Teknik Mesin Universitas Udayana

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Kebutuhan manusia terhadap air pada saat ini sangatlah besar baik untuk dikonsumsi maupun untuk menunjang kehidupan manusia. Pemerintah telah melakukan perencanaan dan melaksanakan pembangunan sarana dan prasarana jaringan transmisi pipa air baku di tahun anggaran 2006 sampai tahun anggaran 2014. Sejak selesainya kontruksi, muncul beberapa masalah seperti, tingkat kebocoran - kebocoran air yang dialami pipa, oleh karena itu jaringan pipa yang ada di Kabupaten Karangasem yang berfungsi mentransmisikan air bersih yang memenuhi kebutuhan masyarakat perlu untuk di evaluasi kembali terhadap jaringan pipa sehingga dapat ditemukan solusi yang tepat dalam menyelesaikan masalah tersebut. Penelitian ini dilakukan beberapa tahapan yaitu pengukuran secara langsung dan tidak langsung dilapangan. Persiapan tidak langsung dilakukan dengan melihat data awal dari asbuilt drawing, pengukuran langsung dilakukan dengan cara survey lokasi yaitu dengan pencatatan fitting persegmen yang ada di jaringan transmisi pipa dan pengukuran elevasi pada masing – masing diameter pipa dan jarak stasioner. Tahap berikutnya adalah menganalisa tekanan hanya berdasarkan beda tinggi dan menganalisa tekanan dengan adanya fitting. Pengukuran langsung dilapangan dan analisa dalam menentukan tekanan pada jaringan transmisi pipa air baku telah dilakukan dengan cara pengukuran  elevasi akhir pipa dari segmen A (pipa GIP Ø 700 mm) di elevasi 914,428 dengan panjang pipa 5.869 m ; akhir pipa segmen B (pipa HDPE Ø 710 mm) pada elevasi 924,907 m dengan panjang pipa 3.810 m; akhir pipa segmen C (pipa HDPE Ø 630 mm) pada elevasi 819,61 m dengan panjang pipa 2.376 m dan akhir pipa segmen D (pipa HDPE Ø 560 mm) pada elevasi 929 m dengan panjang pipa 3.314 m. Jaringan transmisi pipa air baku di Kabupaten Karangasem menunjukkan bahwa secara analisis perhitungan penyetingan pada gate valve, tekanan pada perpipaan yang sudah terpasang masih dalam keadaan aman dari tekanan berlebih yang melebihi tekanan nominal pipa dan jika masih diperlukan untuk menurunkan tekanan di jaringan transmisi air baku maka secara operasional bisa dilakukan yaitu dengan membuka setengah gate valve, yang akan mampu menurunkan tekanan air dalam pipa,  sehingga sistem penyediaan air baku dapat berfungsi dengan baik.The human need for water at this point is great both for consumption and to support human life. The government has been planning and implementing infrastructure development for the raw water pipeline transmission network in fiscal year 2006 to 2014. Since the completion of the construction, there were some problems such as, water leakage rate experienced pipe, therefore pipelines that exist in Karangasem regency which serves to transmit clean water that meets the needs of people in need for re-evaluation of the pipeline so you can find the right solution to solve the problem. This research was conducted several stages of measurement directly and indirectly in the field. Preparation indirect done by looking at the preliminary data from drawing asbuilt. Direct measurement is done by survey with recording location is fitting persegmen existing transmission pipeline network and elevation measurements on each - each stationary pipe diameter and distance. The next step is to analyze the pressure only on the height difference and analyze pressure with their fittings. Measurement directly in the field and analysis in determining the pressure on the raw water pipeline transmission network has been done by the end of the pipe elevation measurement of segment A (GIP pipe Ø 700 mm) in elevation 914,428 with a length of 5.869 m of pipe; the end of the pipe segment B (HDPE pipe Ø 710 mm) at an elevation of 924,907 m to 3,810 m long pipe; the end of the pipe segment C (HDPE pipe Ø 630 mm) at an elevation of 819,61 m with a 2.376 m long pipe and pipe end segment D (HDPE pipe Ø 560 mm) at an elevation of 929 m to 3.314 m long pipe. Transmission network pipe raw water in Karangasem shows that the analysis of the calculation of the setup on the gate valve, the pressure in the piping already installed is in a safe state of excess pressure that exceeds the nominal pressure pipe and if it is still needed to reduce the pressure on the transmission network raw water then the operations can be done is to open half a gate valve, which will be able to lower the water pressure in the pipe, so that the raw water supply system to function properly.
STUDI EKSPERIMENTAL PENGARUH VARIASI POSISI PENYEMPROTAN DAN JARAK NOSEL TERHADAP WAKTU PEMADAMAN SISTEM PEMADAMAN KABUT AIR I Gusti Ngurah Bagus Mahendra Putra; Ainul Ghurri; I Wayan Widhiada
Jurnal Mettek: Jurnal Ilmiah Nasional dalam Bidang Ilmu Teknik Mesin Vol 2 No 1 (2016)
Publisher : Program Studi Magister Teknik Mesin Universitas Udayana

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Sistem pemadaman kebakaran berbasis air telah banyak dikembangkan untuk mendapatkan hasil yang lebih efektif dan efisien. Para peneliti dari berbagai negara telah mulai mengembangkan sistem baru untuk menggantikan sistem konvensional. Sistem pemadam kebakaran berbasis kabut air digunakan karena lebih efektif dan efisien dalam mengurangi energi panas pada kebakaran. Keefektifan sistem ini sangat tergantung pada posisi api, posisi nosel dan distribusi spray kabut air. Jarak dan posisi semprotan kabut air akan berpengaruh pada cakupan dan momentum kabut air menembus api. Pada paper ini, pengaruh dari posisi penyemprotan dan jarak nosel terhadap bahan bakar akan diteliti. Penggunaan kabut air untuk memadamkan api berjenis kolam api dilakukan dengan variasi posisi penyemprotan (atas dan samping) dan variasi jarak nosel ke api (20 cm, 25 cm, dan 30 cm). Hasil penelitian menunjukkan penyemprotan kabut air cukup efektif untuk memadamkan api berjenis pool fire. Variasi jarak nosel berpengaruh terhadap waktu pemadaman. Makin jauh jarak semprotan, makin lama waktu yang dibutuhkan untuk memadamkan api. Jarak nosel mempengaruhi cakupan dan kekuatan penetrasi kabut air ke dalam permukaan api. Posisi penyemprotan dari atas dan dengan jarak nosel 20 cm menghasilkan waktu pemadaman tercepat. Pengaruh dari jarak semprotan dan posisi semprotan terhadap waktu pemadaman berbanding lurus dengan volume air yang digunakan untuk memadamkan api. Makin dekat jarak semprotan dan dengan posisi semprotan dari atas manghasilkan waktu pemadaman tercepat dan konsumsi air yang paling sedikit. Hasil pengujian dengan sistem pemadaman berbasis kabut air akan lebih efektif jika dilakukan dekat dengan sumber api dan posisi semprotan dari atas api apabila momentum yang dimiliki tidak cukup kuat untuk menembus api.
Karakteristik Campuran Solar dan Hasil Daur Ulang Oli Bekas sebagai Bahan Bakar Mesin Diesel Ainul Ghurri; SPG Gunawan Tista; I Nyoman Suparta
JURNAL MECHANICAL Vol 8, No 2 (2017)
Publisher : Jurusan Teknik Mesin, Fakultas Teknik, Universitas Lampung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.23960/mech.v8.i2.201710

Abstract

A processing of waste lubrication oil to diesel-like fuel was conducted through precipitating, heating and blending the waste oil with H2SO4. NaOH is then added to neutralize the acidic of the blends. The diesel-like fuel from waste oil processing is then mixed with standard diesel fuel containing 40%-60%, 50%-50%, and 60%-40% diesel-like fuel and standard diesel fuel, respectively. The results showed that from the point of view of the calorific value, the content of 40% and 50% diesel-like fuel are still within the allowable range. From the density side the pure diesel-like fuel is still within the allowable range. In related to the viscosity characteristic, the content of 40% diesel-like fuel is the upper limit to be recommended for using in common diesel engine. Keywords: Diesel-like fuel, standard diesel fuel.AbstrakStudi eksperimental pendauran ulang oli bekas menjadi bahan bakar diesel telah dilaksanakan dengan proses fisik dan kimiawi dengan membuang endapan dalam oli bekas diikuti dengan pemanasan untuk menguapkan kandungan air, serta pencampuran dengan asam sulfat (H2SO4) dan natrium hidroksida (NaOH) untuk lebih lanjut menghilangkan pengotor yang ada dalam oli bekas. Hasil daur ulang kemudian dicampur dengan solar standar dengan kandungan masing-masing 40%, 50%, dan 60% hasil daur ulang dan sisanya berupa solar standar. Hasil karakterisasi bahan bakar menunjukkan bahwa kandungan hasil daur ulang sebanyak 40% volume merupakan batasan yang direkomendasikan untuk digunakan pada mesin diesel tanpa perlu melakukan modifikasi mesin.Keywords: Bahan bakar hasil daur ulang, solar standar
Pengujian Orifice Flow Meter dengan Kapasitas Aliran Rendah Ainul Ghurri; S.P.G. Gunawan Tisna; Syamsudin Syamsudin
JURNAL MECHANICAL Vol 7, No 2 (2016)
Publisher : Jurusan Teknik Mesin, Fakultas Teknik, Universitas Lampung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.23960/mech.v7.i2.201610

Abstract

Orifice flow meter is used in many laboratory and industrial application due because of its simple design and low cost. The present research investigated an orifice flow meter operated in relatively low flow rate. Orifice plate is a metal plate, 10 mm width provided with bevel at inlet section. The diameter ratios (β) are 0.3, 0.4, 0.5, 0.6, 0.7, and 0.8, respectively. The experiment used water with flowrate range having Reynolds number between 6827,55 and 8004,72. The fluid is flown through the orifice plate. Pressure taps are used to measure pressure at upstream and downstream of the orifice plate. The actual capacity is directly measured at an outlet reservoir; while the theoretical capacity is calculated using modified Bernoulli equation with diameter ratio (β) within the equation. The results showed that the irrecoverable pressure drop decreased with the increase of flow capacity and the diameter ratio. The discharge coefficient of the orifice flowmeter ranged between 0.3 and 1.3.