Claim Missing Document
Check
Articles

Found 36 Documents
Search

Studi Eksperimental Karakteristik Capillary Pumping Head Pada Variasi Temperatur Karbonisasi Karbon Aktif Bambu Betung Sitompul, Ignasius Deo; Sucipta, Made; Wijaksana, Hendra
IPTEKMA Volume 9, No. 1, Februari 2020
Publisher : Bidang Kemahasiswaan Universitas Udayana

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

STUDI EKSPERIMENTAL KARAKTERISTIK CAPILLARY PUMPING HEAD PADA VARIASI TEMPERATUR KARBONISASI KARBON AKTIF BAMBU BETUNG. Dalam usaha mendapatkan tingkat kenyamanan, digunakan system air conditioning (AC) yang berbasis kompresor yang memerlukan jumlah energi listrik yang besar dan dapat meningkatkan pemanasan global. Maka dari itu, diperlukan sistem pendingin yang lebih hemat energi dan ramah lingkungan. Salah satu sistem pendingin alternatif tersebut adalah sistem direct evaporative cooling. Dalam sistem direct evaporative cooling, efek pendinginan diberikan oleh proses penguapan yang terjadi pada material pad yang telah terbasahi oleh air. Material pad itu sendiri digunakan untuk pengaplikasian sistem pendingin evaporative, sebagai media pendingin. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh variasi temperatur aktivasi terhadap karakteristik capillary pumping head pada arang aktif bambu betung yang suhunya di variasikan 400o C (ACRB 400), 500o C (ACRB 500), 600o C (ACRB 600), 700o C (ACRB 700), dan 800o C (ACRB 800). Pengujian ini meliputi beberapa pengujian seperti uji proximat, uji SEM, uji sudut kontak, dan uji kapilaritas. Hasil dari seluruh pengujian menunjukkan bahwa spesimen ACRB 500 memiliki potensi yang besar untuk dijadikan material pad pada sistem direct evaporative cooling. Dengan karakteristik jari-jari pori 3,026 µm, porositas 21,57%, dan capillary pumping head tertinggi, yaitu 2,69 x 10?2 mm.
PELATIHAN TEKNIK ELEKTROPLATING NIKEL BAGI INDUSTRI KERAJINAN KUNINGAN DI DESA KAMASAN KABUPATEN KLUNGKUNG T. G. Tirta Nindhia; I W. Surata; I K. Adi Atmika; D.N.K. Putra Negara; A.A.I.A. Sri Komaladewi; I M. Sucipta
Buletin Udayana Mengabdi Vol 12 No 2 (2013): Volume 12 No.2 – September 2013
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (278.492 KB)

Abstract

The Village of Kamasan at Klungkung in the Province of Bali is recognized as a centre of metal handicrafts,especially the handicraft made from brass. Many home industries for the brass handicraft are established in thisvillage. Recently due to Rapid progress of Tourism in Bali, The brass handicraft in Kamasan are growing wellbecause the demand for the souvenir. However some problem arise such as limited of variation, and surface qualityof the brass handicraft that tend to become blurred or dull due to the process of oxidation. This condition makethe brass handicrafts become not so interest as silver handicrafts that can shine for quite long time. To overcomethis problem it is needed to coating the surface of the brass handicrafts so that there will be no contact withoxygen. The coating will be more benefit if able to exhibit more interesting appearance, as what nickel coatingcan affect the appearance of the surface to become like silver but more clear. Equipment for nickel elektroplatingwas designed for this purpose and donated for this purpose. The unique of the equipment that was donated weresmall in size therefore only low electric power is needed, only 1 liter electrolyte was used and can be use manytime. The positive result is obtained for this activity where all participants able to operate the elektroplatingprocess with excellent result.
Performansi Kolektor Surya Tubular Terkonsentrasi Dengan Pipa Penyerap Dibentuk Anulus Dengan Variasi Posisi Pipa Penyerap Made Sucipta; Ketut Astawa; A.A. Kade Argha Dharmawan
Jurnal Energi Dan Manufaktur Vol 5, No.1 April 2011
Publisher : Department of Mechanical Engineering, University of Udayana

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (229.091 KB)

Abstract

Berdasarkan geometrinya salah satu jenis kolektor surya adalah kolektor tubular. Kolektor tubular adalah sebuahkolekor surya konsentris, dimana antara kaca penutup (cover) dan pipa penyerap (absorber) membentuk anulus. Pipapenyerap berada disebelah dalam sedangkan kaca penutup dengan diameter yang lebih besar berada di sebelah luar. Saatini kaca penutup pada kolektor tubular hanya difungsikan untuk menghalangi panas terbuang ke lingkungan. Selain itukolektor tubular umumnya menggunakan tipe aliran fluida kerja satu arah. Pada penelitian yang telah dilakukan, dibuatrancang bangun sebuah kolektor tubular, dimana dipilih tabung kaca sebagai kaca penutup yang separuh bagiannyadimodifikasi dengan membentuk reflektor pada bagian bawah dan pipa penyerap yang dibuat membentuk anulus denganarah aliran mengikuti anulus.Metode yang umum digunakan untuk mengevaluasi performansi kolektor adalah instantaneous efficiency. Effisiensikolektor merupakan perbandingan panas yang diserap oleh fluida dan intensitas matahari yang mengenai kolektorPerformansi dari kolektor dapat dinyatakan dengan effisiensi temalnya.Eefisiensi aktual kolektor surya tubular terkonsentrasi dengan pipa penyerap dibentuk anulus dan kolektor suryatubular terkonsentrasi dengan pipa penyerap yang dibentuk lurus dengan variasi posisi pipa penyerap pada posisi 5 (L5 = -5,32 cm) lebih tinggi dibandingkan dengan energi berguna aktual (Qu,a) pada posisi L1 = 5,32 cm, L2 = 2,66 cm, L3 = 0 cm,dan L4 = -2,66 cm
Pengaruh Diameter Lubang Snifter-Valve Terhadap Peningkatan Tekanan Dalam Tabung Udara Pompa Hydram Made Sucipta; Made Suarda; I Nengah Suweden
Jurnal Energi Dan Manufaktur Vol 12 No 1 (2019)
Publisher : Department of Mechanical Engineering, University of Udayana

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (431.507 KB) | DOI: 10.24843/JEM.2019.v12.i01.p08

Abstract

Pompa hydram telah banyak diaplikasikan terutama di daerah pedesaan atau perbukitan dimana ketersediaan suplai energy listrik menjadi kendala. Pompa hydram adalah pompa mekanis yang memanfaatkan peningkatan tekanan (water hammer) yang terjadi akibat mekanisme penutupan katup limbah secara tiba-tiba. Untuk itu pada badan pompa hydram dipasang tabung udara untuk mengurangi denyutan aliran air hasil pemompaan. Dalam kurun waktu tertentu operasi pompa hydram, jumlah udara yang ada dalam tabung udara akan terus berkurang. Untuk menggantikan volume udara dalam tabung udara tersebut maka pompa hydram dilengkapi dengan katup penghirup udara (snifter-valve). Namun dalam implementasinya, katup ini hanya berupa lubang berdiameter 1 ÷ 2 mm pada jarak sekitar 2 cm di bawah katup tekan pada badan pompa hydram. Namun sampai saat ini belum ada acuan diameter lubang snifter-valve tersebut. Oleh sebab itu, pada penelitian ini diinvestigasi besarnya peningkatan tekanan yang terjadi dalam tabung udara pompa hydram. Pada penelitian ini pompa hydram dilengkapi dengan katup hirup dengan variasi diameter lubangnya yaitu 0,5, 1,0, 1,5, 2,0 dan 2,5 mm. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pada model pompa hydram dengan pipa penggerak berdiameter 1¼ inchi yang diuji, peningkatan tekanan yang terjadi dalam tabung udara berkisar antara 0,4 sampai dengan 0,5 bar. Snifter-valve dengan lubang berdiameter 1,5 mm menghasilkan peningkatan tekanan water hammer tertinggi dalam tabung udara sehingga memberikan kerja tertinggi yang terjadi dalam pompa hydram. Hydraulic ram pumps have been implemented and installed mainly in hilly or remote area where they are facing public electrical supply problem. Hydraulic ram pumps are mechanical pumps that utilize the increased water hammer due to the sudden shutdown mechanism of the waste valve. Therefore, the hydraulic ram pump is equipped with air vessel to reduce the pulsation of the pumping water flow. Within a certain period of hydraulic ram pump operation, the amount of air present in the air vessel will continue to decrease. In order to replace the air volume in the air vessel, the hydraulic ram pump is equipped with a snifter-valve. However, in its implementation, this valve is only a hole with a diameter of 1 ÷ 2 mm at a distance of about 2 cm below the delivery valve on the body of the hydraulic ram pump. However, there has not been any reference for determining the diameter of the snifter-valve hole yet. Therefore, in this study, works carried out for investigating the magnitude of the increased pressure that occurs in the air vessel of hydram pump. In this study, a hydraulic ram pump equipped with a snifter-valve with various orifice diameters of 0.5, 1.0, 1.5, 2.0 and 2.5 mm. The results show that for the hydraulic ram pump model with 1¼ inch diameter of the drive pipe that tested, the incrising pressure in the air vessel is about 0.4 up to 0.5 bar. The snifter-valve with 1.5 mm orifice diameter generates the highest incrising pressure of water hammer pressure in the air vessel, therefore, it gives the maximum work in the hydraulic ram pump.
Pemurnian Biogas Dari Gas Pengotor Hidrogen Sulfida (H2S) Dengan Memanfaatkan Limbah Geram Besi Proses Pembubutan Komang Metty Trisna Negara; Tjokorda Gde Tirta Nindhia; I Made Sucipta; I Ketut Adi Atmika; Dewa Ngakan Ketut Putra Negara; I Wayan Surata; A.A.I.A. Sri Komaladewi
Jurnal Energi Dan Manufaktur Vol 5 No 1 (2012): Oktober 2012
Publisher : Department of Mechanical Engineering, University of Udayana

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (490.493 KB)

Abstract

This research is intended to utilize waste steel chips from the process of turning (process in which lathemachine is used) for purification of biogas from the gas of hydrogen sulfide (H2S) contaminant to supportthe promotion of zero waste industrial and manufacturing process in the world. The waste of Iron chips iscollected and selected. Only long and spiral like of iron chips that are useful for this purpose. Since thechips having residual stress due to strain hardening during turning process, then the annealing processshould be done before compacting to form a billet.The thickness of the billet was 1 cm and 6 cm indiameter with weight 500 gram. The annealing proces was carried out by burning the iron chip until reachthe red color of fire. During the annealing process the iron inside the steel will react with oxygen to formiron oxide (Fe2O3) and if during oxidation there is a water vapor in the air then the iron bog ore Fe(OH)3 willbe formed. Both of Fe2O3 and Fe(OH)3 are very reactive to H2S and therefore able to eliminate the H2Scontaminant inside the Biogas. The billet is used as a filter and to be installed in the line of biogasdistribution. The result indicate that the the iron chips is potential to be utilized to reduce the H2Scontaminant in the biogas
Analisa Performa Kolektor Surya Pelat Datar Bersirip dengan Aliran di Atas Pelat Penyerap I Gst.Ketut Sukadana; Made Sucipta; I Made Dhanu Wijaya
Jurnal Energi Dan Manufaktur Vol 4, No.1 April 2010
Publisher : Department of Mechanical Engineering, University of Udayana

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (902.185 KB)

Abstract

Energi matahari merupakan salah satu sumber energi alternatif yang sangat mudah di peroleh di Indonesia bahkandianggap gratis, karena Indonesia merupakan Negara yang terletak di daerah khatulistiwa. Pemanfaatan energi surya sudahlama di lakukan oleh masyarakat Indonesia baik untuk pengering pakaian, kayu, dan hasil pertanian. Namun pemanfaatan darienergi matahari ini tidak dilakukan secara optimal. Oleh karena itu perlu dilakukan sebuah penelitian agar energi matahari yangada ini dapat dimanfaatkan dengan semaksimal mungkin. Kolektor surya adalah sebuah alat yang berfungsi untukmengumpulkan radiasi matahari dan mengubahnya menjadi energi kalor yang berguna. Penulis telah melakukan modifikasi yangdiharapkan dapat meningkatkan performa dari kolektor surya ini yaitu dengan merubah bentuk pelat penyerapnya. Modifikasiyang dimaksudkan adalah pada bagian siripnya, dimana pada pelat penyerapnya ditambahkan sirip yang diletakan diantarapelat penyerap dan penutup transparan atau mengarah ke atas.Penelitian ini telah dimulai dengan pembuatan dua buah kolektor yaitu kolektor surya pelat datar dengan pelatpenyerap berbentuk sirip yang mengarah keatas dan kolektor surya pelat datar tanpa sirip, yang kemudian selanjutnya dipasangalat pengukur di titik-titik tertentu pada kolektor. Luas kolektor yang dipilih adalah 1 m2, yaitu lebar kolektor, W = 0,5 m danpanjang kolektor, Lc = 2 m. Pelat penyerap, sirip, dan pelat bawah menggunakan pelat besi dengan ketebalan 1,2 mm ( =0,98 = 0,98) yang dicat hitam kusam (doff). Untuk penutup transparannya menggunakan kaca bening dengan ketebalansebesar 5 mm ( = 0,88 = 0,9). Bagian bawah dan samping kolektor diberi isolasi yang terdiri dari gabus (styrofoam)dengan ketebalan 10 mm ( = 0,045?.) dan triplek dengan ketebalan 4 mm ( = 0,012?.). Saluran udara dengankedalaman 8 cm. Jumlah sirip yang digunakan adalah 4 buah, dengan jarak peletakan sirip sama, baik antar sirip maupundengan isolasi samping.Energi berguna pada kolektor pelat bersirip ke atas memiliki nilai lebih besar dibandingkan dengan energi bergunapada kolektor pelat datar tanpa sirip dan untuk laju aliran massa 0,018 kg/s memiliki energi berguna paling besar, sedangkanenergi berguna paling rendah diperoleh pada laju aliran massa 0,012 kg/s.
Potensi bambu swat (gigantochloa verticillata) sebagai material karbon aktif untuk adsorbed natural gas (ANG) Dewa Ngakan Ketut Putra Negara; Tjokorda Gde Tirta Nindhia; I Wayan Surata; Made Sucipta
Jurnal Energi Dan Manufaktur Vol 9 No 2 (2016): Oktober 2016
Publisher : Department of Mechanical Engineering, University of Udayana

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (2156.755 KB)

Abstract

Abstrak:Bambu merupakan material biomassa yang banyak diteliti, diproduksi sebagai karbon aktif dan diaplikasikan di berbagaibidang kehidupan. Namun sangat sedikit bahkan hampir tidak ditemukan referensi yang membahas kegunaan karbonaktif dari bambusebagai adsorbent untuk Adsorbed Natural Gas (ANG). Penelitian ini difokuskan untukmengkarakterisasai dan menevaluasi potensi bambu swat (Gigantochloa verticillata) sebagai material dasar karbon aktifuntuk aplikasi ANG. Pengujian yang dilakukan meliputi uji proximate, uji ultimate, uji komposisi kimia dan pengamatanstruktur mikro. Hasil penelitian menunjukkan bahwa bambuswat memiliki kandungan lignin 22,9920%, selulosa44,2247%, volatile 88’32%, carbon 43,42%,ash 1,83%, silica (1,8664%) dan nitrogen 1,7065%. Bambu swat memilikiikatan pembuluh yang terdiri atas satu ikatan pembuluh (xilem dan floem) dan dua ikatan serat yang terletak di sebelahdalam dan luar dari ikatan pembuluh.Secara umum dapat dikatakan bahwa bamboo jenis ini memiliki kandungansellulosa, volatile dan karbon yang cukup tinggi serta ash, silica, hydrogen dan nitrogen yang rendah sehinggabambuswat sangat berpotensi digunakan sebagai material sumber karbon aktif.Kata kunci: Karbon aktif, bambu swat, ANG, lignin, sellulosa, analisa ultimate dan proximatesAbstract:Bamboo is a biomass material widely researched, produced as activated carbon and applied in various life fields.However, very little or almost no references were found with regard to utilization of bamboo activated carbon asadsorbent for Adsorbed Natural Gas (ANG). This study is concerned to characterize and evaluate potency of bambooswat (Gigantochloa verticillata) as aprecursor of activated carbon for ANG application. Examinations conducted wereproximate, ultimate, chemical composisition tests and microstructure observation. The results showed that bambooswathave a lignin content 22.9920%, cellulose 44.2247%, volatile 88.32%, carbon 43.42%, ash 1.83%, silica 1.8664% andnitrogen 1.7065%. The type of bamboo swat vascular bundles consist of a single bond vessels (xylem and phloem) andtwo ligament fibers are located on the inside and outside of the vascular bundles.Generally, it can be said this type ofbamboo has high contents of cellulose, volatile and carbon and low contens of ash, silica and nitrogen so that it hasgreat potential as a source of activated carbon..Keywords: Activated carbon, bamboo swat, ANG, lignin, cellulosa, ultimate and proximate analysis
Analisis Performa Kolektor Surya Pelat Bersirip Dengan Variasi Luasan Permukaan Sirip Made Sucipta; I Made Suardamana; Ketut Astawa
Jurnal Energi Dan Manufaktur Vol 4, No.2 Oktober 2010
Publisher : Department of Mechanical Engineering, University of Udayana

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (308.634 KB)

Abstract

Energi matahari yang sampai ke permukaan bumi, dapat dikumpulkan dan diubah menjadi energi panas yang bergunamelalui bantuan suatu alat yang disebut kolektor surya. Ada beberapa tipe kolektor surya, salah satu diantaranya yang sudahbanyak dikenal adalah kolektor surya pelat datar. Jenis kolektor ini menggunakan pelat berupa lembaran, yang berfungsi untukmenyerap pancaran energi matahari yang datang dan memindahkan panas yang diterima tersebut ke fluida kerja.Untuk meningkatkan performa kolektor surya tersebut, dilakukan modifikasi pada pelat penyerapnya. Modifikasi yangdilakukan adalah dengan menambahkan sirip pada pelat tersebut. Sirip yang ditambahkan, diletakkan menempel pada bagianatas atau pada bagian bawah pelat penyerap, disesuaikan dengan letak aliran udaranya. Untuk mengetahui pengaruh peletakantersebut, dilakukan pengujian perbandingan mengunakan dua buah kolektor untuk aliran udara di atas dan di bawah pelatpenyerap dengan laju aliran massa dan luas permukaan sirip yang sama pada kedua kolektor. Pengujian juga menggunakan tigavariasi luas permukaan sirip, yang ditunjukan oleh panjang pendeknya sirip yaitu 2,5 cm, 5 cm, dan 7,5 cm.Dari hasil pengujian dan perhitungan yang dilakukan, kolektor dengan letak aliran udara di atas pelat penyerapmenghasilkan temperatur keluaran dan energi berguna yang lebih besar dibandingkan kolektor dengan aliran di bawah pelatpenyerap, untuk seluruh variasi luas permukaan sirip pada laju aliran massa udara yang sama.
Rancangan Alkaline Fuel Cell Sederhana dengan Menggunakan Stainless Steel sebagai Elektrodanya I Made Suardamana; Made Sucipta; I Ketut Gede Sugita; Made Suarda
Jurnal Energi Dan Manufaktur Vol 7 No 1 (2014): April 2014
Publisher : Department of Mechanical Engineering, University of Udayana

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (445.606 KB)

Abstract

Penggunaan stainless steel sebagai material elektroda pada alkaline fuel cell telah diteliti. Adabeberapa tipe/seri stainless steel yang mudah didapatkan di pasaran, yaitu seri 430 dan seri304. Pada penelitian ini telah dikaji penggunaan kedua seri pelat stainless steel tersebut biladigunakan sebagai elektroda dengan disusun secara seri pada rangkaian pengujiannya.Rangkain seri tersebut dirancang untuk penggunaan 1 pasang, 2 pasang dan 3 pasangelektroda. Selama pengujian, untuk melihat pengaruhnya tersebut, konsentrasi KOH yangdigunakan sebagai elektrolit juga divariasikan dari konsentrasi 10% sampai 70% berbasismassa. Dimensi efektif elektroda yang digunakan adalah sebesar 90 mm x 200 mm, denganjarak antar anoda dan katoda sebesar 10 mm. Supply hidrogen dan oksigen dijaga masingmasingpada tekanan 1 bar dan 0,5 bar secara berturut-turut. Hasil pengujian menunjukkanbahwa dengan perbedaan konsentrasi KOH pada elektrolit akan memberikan suhu operasiyang berbeda. Semakin tinggi konsentrasi KOH semakin tinggi pula suhu elektrolit yangdihasilkan. Performa alkaline fuel cell yang lebih baik ditunjukkan bila menggunakan pelatstainless steel seri 304 dibandingkan menggunkan pelat stainless steel seri 430, dan padakonsentrasi KOH yang paling tinggi dicapai performa yang paling tinggi pula. Pengunaan 3pasang elektroda yang tersusun seri juga menunjukkan hasil yang terbaik dibandingkandengan menggunakan 1 atau 2 pasang elektroda, baik itu dari sisi tegangan, arus dan dayalistrik yang dihasilkan.Kata Kunci: Alkaline fuel cell, stainless steel, susunan elektroda, konsentrasi KOH, performaThe use of stainless steel as an electrode material in alkaline fuel cells has been investigated.There are several types/series stainless steel that is easily available in the market, namely the430 series and 304 series. In this studies, the use of the series of stainless steel plates whenused as electrodes arranged in series with the circuit testing have examined. Combination of theseries is designed to use 1 pair, 2 pairs and 3 pairs of electrodes. During the test, to see theeffect, the concentration of KOH used as the electrolyte in this experiment is also varied from10% to 70% based on mass. Dimensions of effective electrode used in this experiment is equalto 90 mm x 200 mm, the distance between the anode and cathode is kept at 10 mm. Supply ofhydrogen and oxygen respectively maintained at a pressure of 1 bar and 0.5 bar respectively.The test results showed that the difference in concentration of KOH electrolyte will give adifferent operating temperature. The higher concentration of KOH, the higher electrolytetemperature will be generated. Alkaline fuel cell better performance demonstrated when usingstainless steel plates 304 series instead of using the stainless steel plate 430 series, and at thehighest concentration of KOH, the highest performance is achieved anyway. The use of 3 pairsof electrodes are arranged series also showed the best results compared to using 1 or 2 pairs ofelectrodes, both in terms of voltage, current and power output.Keyword: Alkaline fuel cell, stainless steel, electrode composition, KOH concentration,performance
Studi Eksperimental Pengontrolan Air Conditioning System Dengan Fuzzy Logic Control Sudirman -; I Gusti Bagus Wijaya Kusuma; Made Sucipta
Jurnal Energi Dan Manufaktur Vol 5, No.1 April 2011
Publisher : Department of Mechanical Engineering, University of Udayana

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (444.739 KB)

Abstract

Electrical energy available in Indonesia at this time is not yet sufficient for all existing activities, this can be proved byfrequent occurrence of blackouts in several areas in Indonesia. It is necessary for a saving in electrical energy consumptionin all sectors, it is one of the refrigeration system. Research was conducted by testing AC (3 HP / 3 phase) using 2 differentcontrol systems, namely conventional control and FLC. Testing is done by placing the indoor units in cold storage room.Each test performed with varying load in the test room, ie no light burden, lamp 1000 Watt, and lamp 2000 Watt. Testingusing a conventional control system set point temperature 26 ° C and 3 variations of the differential is 1 , 2 and 3 , the FLCusing the temperature setting point 26 ° C. From this research we can conclude that the application of FLC system produceselectric energy consumption of the lowest compared to conventional control in this case is the differential 1. FLC applicationof electrical energy consumption at load 1000 Watt lower 11% and the load 2000 Watt 4% lower compared withconventional control in diffrensial 1.
Co-Authors A.A. Kade Argha Dharmawan A.A. Krisna Wira Putra Ainul Ghurri Anak Agung Istri Agung Sri Komaladewi Aqsal Raja Bramastha Cindy Dwi Meylinda Dewa Ngakan Ketut Putra Negara Dwi Payana Epenetus Rapael Gusti Ngurah Agung Satria Prasetya D.Y Hendra Wijaksana Hendra Wijaksana I Dewa Gede Agung Astina Wirayudha I Dewa Gede Agung Astina Wirayudha I Dewa Gede Andreano Eldo I Dewa Gede Andreano Eldo I Dewa Made Susila I G.N.A. Satria Prasetya D. Y. I Gede Arya Dimas Wisnu Murti Surawardana I Gede Hendra Gunawan I Gede Krisna Pratama I Gusti Agung Bagus Wirajati I Gusti Agung Gede Kusuma Artha I Gusti Bagus Wijaya Kusuma I Gusti Ketut Sukadana I Gusti Komang Dwijana I Kadek Dhananjaya Dana Putra I Kadek Dhananjaya Dana Putra I Kadek Heri Suardan I Kadek Heri Suardan I Ketut Adi Atmika I Ketut Adi Sugita I Made Agus Putrawan I Made Dhanu Wijaya I Made Dwijaksana I Made Dwijaksana I Made Suardamana I Made Widiyarta I Nengah Suarnadwipa I Nengah Suweden I Nyoman Gede Sujana I Nyoman Mahatma Yogeshvara I Nyoman Mahatma Yogeshvara I Nyoman Mariawan I Nyoman Suprapta Winaya I Putu Gde Raditya Wikadhyana I Putu Gede Artha Negara I Putu Gede Krisna Mahendra Putra I Putu Gede Raditya Wikadhyana I Putu Prasna Mahardika I Putu Prasna Mahardika I Putu Widiarta I Putu Yajnartha I Wayan Surata Ibnu Gusti Muttaqin Ida Bagus Oka Jeve K G Trisna Upadana Putra Ketut Astawa Komang Gede Darmayasa Komang Gede Darmayasa Komang Metty Trisna Negara Luh Putu Ike Midiani Made Agus Putra Harta Narayana Made Agus Putra Harta Narayana Made Naradha Adithya Made Naradha Adithya Made Putra Sedana Made Putra Sedana Made Rasmika Werdhi Nugraha Made Rasmika Werdhi Nugraha Made Suarda Nengah Taksu Yusaramana Nengah Taksu Yusaramana Ni Made Dwidiani Putu Pande Devaryana Putra Putu Pande Devaryana Putra Sitompul, Ignasius Deo Sudirman - Tjokorda Gde Tirta Nindhia Wayan Nata Septiadi