Claim Missing Document
Check
Articles

Found 24 Documents
Search

Pengaruh Sudut Nozzle terhadap Permanent Pressure Drop dan Disscharge Coefficient pada Nozzle Flow Meter Ghurri, Ainul; Tista, SPG Gunawan
TEKNIKA Vol 11, No 2 (2015): Desember
Publisher : Fakultas Teknik Universitas Sultan Ageng Tirtayasa

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Nozzle Flow Meter merupakan salah satu alat ukur aliran berbasis tekanan perbedaan yang banyak digunakan di dalam dunia industri di mana aliran dihitung berdasarkan persamaan bernoulli dengan menghitung pressure drop yang terjadi pada aliran yang melewati sebuah penghalang berbentuk nozzle yang dipasang dalam aliran tersebut. Pengukuran nozzle meter telah dilakukan menggunakan plat nozzle dengan rasio diameter β=0.5 yang memiliki ketebalan 15 mm dan sudut kemiringan nozzle (α) 5°, 10°, 15°, 20°, dan 25°. Pengujian dilakukan pada laju alir volumetric 10 s/d 30 menit L/menit ekivalen dengan bilangan Reynolds (Re) 9000/30000. Posisi pressure tap untuk nozzle flow meter yang diuji dipilih 1 inch di hulu airan plat nozzle dan 1 inch di hilir aliran plat nozzle, sesuai pengujian hasil awal yang menghasilkan kapasitas aliran teoritis yang mendekati nilai aktualnya. Hasill pengujian menunjukkan bahwa sudut nozzle tidak berpengaruh secara signifikan terhadap permanent pressure drop aliran melintasi plat nozzle. Namun kecenderungannya adalah semakin menurun jika sudut nozzle semakin besar. Permanent pressure drop yang terjadi adalah berkisar 60.1% pada sudut nozzle 25° dan yang tertinggi adalah 60.3% pada sudut 5°. Sudut nozzle yang lebih besar berdampak aliran bergerak lebih konvergen menuju vena contracta dan meminimalisir kehilangan energi pada proses konversi dari energi tekanan ke energi kinetik aliran. Nilai discharge coefficient (CD) yang dihasilkan seluruh pengujian berkisar antara 0.9 s/d 1.07 dimana angka ini tidak jauh berbeda dengan yang ditunjukkan dalam beberapa literatur dan publikasi. Nilai cd yang paling mendekati literatur berdasarkan Re yang diuji adalah untuk sudut nozzle 20°.
Pengaruh Variasi Diameter O-ring pada Permukaan Silinder terhadap Koefisien Drag Tista, Si Putu Gede Gunawan; Ghurri, Ainul; Putra, I Ketut Suanjaya Adi
Mesin Vol 25, No 2 (2016)
Publisher : Mesin

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (462.035 KB)

Abstract

Dalam aplikasi engineering banyak ditemukan peralatan yang menggunakan silinder, seperti tiang penyangga jembatan, cerobong asap, dan sebagainya. Peralatan-peralatan ini mengalami hembusan udara setiap saat, yang menyebabkan kekuatan konstruksinya mengalami penurunan, hal ini disebabkan adanya drag yang arahnya searah dengan arah aliran. Upaya yang dilakukan untuk mengurangi drag adalah dengan memanipulasi medan aliran fluida. Manipulasi aliran fluida dapat dilakukan secara pasif antara lain dengan menambahkan helical strake pada permukaan silinder, menambahkan penghalang di depan silinder dan sebagainya. Dalam penelitian ini manipulasi aliran fluida dilakukan dengan menambahkan O-ring pada permukaan silinder. Tujuan penelitian ini adalah menganalisa pengaruh variasi diameter O-ring terhadap koefisien drag. Penelitian ini dilakukan pada sebuah wind tunnel yang terdiri dari blower, pipa pitot, manometer, timbangan digital, dan silinder. Penambahan O-ring diletakkan pada permukaan silinder dengan variasi diameter O-ring yaitu 3mm, 4mm, 5mm, 6mm dan jarak antar O-ring 30mm. Silinder diletakkan ke arah vertikal. Bilangan Reynolds berdasarkan diameter silinder (60mm) adalah Re = 3,64 x .Dari hasil penelitian menunjukkan bahwa terjadi penurunan koefisien drag dibandingkan tanpa variasi O-ring. Nilai koesisien drag terendah didapat dari variasi diameter O-ring 5mm atau d/D=0,08 dengan nilai 0,650259, dimana terjadi penurunan drag sebesar  24,15% dibandingkan dengan silinder tanpa O-ring. 
PENGARUH SUDUT NOZZLE TERHADAP PERMANENT PRESSURE DROP AND DISCHARGE COEFFICIENT PADA NOZZLE FLOW METER Ainul Ghurri; SPG Gunawan Tista
Jurnal Teknika Vol 10, No 2 (2014): Edisi November 2014
Publisher : Faculty of Engineering, Universitas Sultan Ageng Tirtayasa

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36055/tjst.v10i2.6674

Abstract

Nozzle flow metermerupakan salah satu alat ukur aliran berbasis perbedaan tekananyang banyak digunakan dalam dunia industridimana aliran dihitung didasarkan pada persamaan Bernoulli dengan menghitung pressure dropyang terjadi pada aliran yang melewati sebuah penghalang berbentuk nozzle yang dipasang dalam aliran tersebut. Pengujian nozzle flow metertelah dilakukan dengan menggunakan plat nozzle dengan rasio diameter β = 0.5 yang memiliki ketebalan 15 mm dan sudut kemiringan nozzle (α) sebesar5˚, 10˚, 15˚, 20˚ dan, 25˚. Pengujian dilakukan pada laju alir volumetris 10 s/d 30 L/menit ekivalen dengan bilangan Reynolds (Re) 9000 s/d 30000. Posisi pressure tap untuk nozzle flow meter yang diuji dipilih 1 inch di hulu aliran plat nozzle dan 1 inch di hilir aliran plat nozzle, sesuai hasil pengujian awal yang menghasilkan kapasitas aliran teoritis yang paling mendekati nilai aktualnya. Hasil pengujian menunjukkan bahwa sudut nozzle tidak berpengaruh signifikan terhadap permanent pressure drop aliran melintasi plat nozzle, namun kecenderungannya adalah semakin menurun jika sudut nozzle semakin besar. Permanent pressure drop yang terjadi berkisar antara 60.1% pada sudut nozzle 25o dan yang tertinggi 63.6% pada sudut 5o. Sudut nozzle yang lebih besar berdampak aliran bergerak lebih konvergen menuju vena contracta danmeminimalisir kehilangan energi pada proses konversi dari energi tekanan menjadi energi kinetik aliran. Nilai discharge coefficient (Cd) yang dihasilkan seluruh pengujian berkisar antara 0.9 s/d 1.07 dimana angka ini tidak jauh berbeda dengan yang ditunjukkan dalam beberapa literatur dan publikasi. Nilai Cd yang paling mendekati literatur berdasar Re yang diuji adalah untuk sudut nozzle 20o..
PENGARUH SUDUT NOZZLE TERHADAP PERMANENT PRESSURE DROP AND DISCHARGE COEFFICIENT PADA NOZZLE FLOW METER Ainul Ghurri; SPG Gunawan Tista
Jurnal Teknika Vol 11, No 2 (2015): Edisi November 2015
Publisher : Faculty of Engineering, Universitas Sultan Ageng Tirtayasa

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36055/tjst.v11i2.6651

Abstract

PENGARUH SUDUT NOZZLE TERHADAP PERMANENT PRESSURE DROP AND DISCHARGE COEFFICIENT PADA NOZZLE FLOW METER
Distribusi Ukuran Droplet Bahan Bakar Minyak Jelantah Sepanjang Region Semburan Nosel Seberhana I K.G. Wirawan; Ainul Ghurri; W. N. Septiadi
JURNAL MECHANICAL Vol 9, No 1 (2018)
Publisher : Jurusan Teknik Mesin, Fakultas Teknik, Universitas Lampung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.23960/mech.v9.i1.201803

Abstract

Biodiesel adalah bahan bakar ramah lingkungan karena merupakan sumber energi bersih dan terbarukan. Pemakaian minyak jelantah (waste cooking oil / WCO) sebagai bahan baku biodiesel terus meningkat karena ketersediannya berlimpah, aman untuk disimpan, dan mudah ditangani. Semburan bahan bakar digunakan dalam proses pembakaran untuk tujuan mendapatkan energi dan tenaga. Viskositas rendah dan tekanan injeksi tinggi akan dihasilkan diameter droplet kecil, sudut kerucut semburan besar dan pembentukan mendekati campuran homogen selama pembakaran. Tujuan dari makalah ini adalah untuk mengetahui pengaruh tekanan injeksi dan temperatur pemanasan awal dengan terhadap karakteristik daerah semburan droplet. Minyak jelantah sebagai bahan penelitian diambil dari hotel dan restauran yang ada di Bali. Minyak ini dikumpulkan oleh Yayasan Lengis Hijau. Percobaan diawali dengan memasukkan minyak jelantah ke tabung melalui fuel intake. Udara bertekanan diinjeksikan ke dalam tabung. Katup dibuka pelan-pelan sehingga minyak jelantah mengalir melalui pipe line menuju pemanas awal berbetuk spiral pada temperatur 350oC dan tekanan 3 bar. Selanjutnya minyak jelantah mengalir menuju main body dan menyembur di ujung nosel Semburan WCO ini ditangkap menggunakan kamera. .Percobaan ini diulang dengan tekanan dan temperatur masing-masing 4, 5 bar dan 360,370,380, 390oC. Hasil dari penelitian ini adalah jarak semburan nosel semakin jauh, maka ukuran rata-rata droplet yang didapat semakin kecil. Kenaikan tekanan menyebabkan penurunan ukuran rata-rata droplet. Ukuran rata-rata droplet minimal didapat masing-masing pada temperatur 360oC dan tekanan 5 bar.                           
HIGH INTENSITY INTERVAL TRAINING LEBIH BAIK DARIPADA FARTLEK TRAINING TERHADAP PENINGKATAN VO2max DAN LACTATE THRESHOLD PADA ATLET BOLA TANGAN KOTA SURABAYA Ainul Ghurri; I Putu Gede Adiatmika; I Putu Adiartha Griadhi; Luh Putu Ratna Sundari; Susy Purnawati; I Made Krisna Dinata
Sport and Fitness Journal Vol 8 No 3 (2020): Volume 8, No. 3, September 2020
Publisher : Program Studi Magister Fisiologi Keolahragaan, Fakultas Kedokteran, Universitas Udayana

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24843/spj.2020.v08.i03.p01

Abstract

Atlet bola tangan putra Kota Surabaya memiliki daya tahan yang rendah. Hal ini mengakibatkan nilai VO2max dan lactate threshold yang rendah sehingga berpengaruh terhadap kualitas permainan dan prestasi tim, keadaan ini memerlukan intervensi latihan fisik yang tepat. High intensity interval training (HIIT) merupakan latihan dengan waktu singkat menggunakan intensitas tinggi yang diselingi pemulihan aktif. Fartlek training adalah latihan dengan waktu yang konstan dengan beban mendekati batas kelelahan. Penelitian ini bertujuan untuk membuktikan HIIT lebih baik daripada fartlek training dalam meningkatkan VO2max dan lactate threshold. Jenis penelitian true experimental dengan rancangan pretest and posttest two group desain. Subjek adalah atlet bola tangan Kota Surabaya sebanyak 22 orang yang dibagi dengan diberikan HIIT untuk Kelompok I lalu fartlek training pada Kelompok II, periode latihan 3 kali dalam seminggu selama 6 minggu latihan. VO2max diukur dengan Cooper VO2max Test dan lactate threshold menggunakan Heart Deflection Point. Hasil penelitian didapatkan rerata VO2max sebelum HIIT 42,38±1,07 ml/kg/menit, sesudah HIIT 45,86±1,10 ml/kg/menit. Rerata VO2max sebelum fartlek 42,33±1,04 ml/kg/menit, sesudah fartlek 44,27±1,66 ml/kg/menit. Rerata lactate threshold sebelum HIIT 176,61±0,99 x/menit, sesudah HIIT 194,69±1,11 x/menit. Rerata lactate threshold sebelum fartlek 176,92±1,08 x/menit, sesudah fartlek menjadi 187,43±1,59 x/menit. Uji beda peningkatan VO2max dan lactate threshold pada Kelompok I dan Kelompok II dengan independent t-test. Hasil menunjukan bahwa ke dua Kelompok p=0,000 (p<0,05). Disimpulkan dua Kelompok ini sama-sama memberi efek peningkatan (p<0,05) dan Kelompok I lebih meningkatkan VO2max dan lactate threshold daripada Kelompok II. Saran untuk pelatih agar melakukan monitoring dan evaluasi serta memberikan pelatihan yang benar agar dapat meningkatkan performa dan peningkatan prestasi atlet.
Pengaruh variasi jarak antar ring berbentuk segi empat pada permukaan silinder terhadap koefisien drag Si Putu Gede Gunawan Tista; I Made Astika; Ainul Ghurri
Jurnal Energi Dan Manufaktur Vol 9 No 1 (2016): April 2016
Publisher : Department of Mechanical Engineering, University of Udayana

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (829.467 KB)

Abstract

Abstrak:Dalam aplikasi engineering banyak ditemukan peralatan yang menggunakan silinder seperti tiang penyangga jembatan,cerobong asap, tiang pancang pengeboran minyak lepas pantai dan sebagainya. Peralatan-peralatan tersebutmengalami hembusan udara setiap saat, yang menyebabkan kekuatan konstruksinya berkurang, akibat adanya drag.Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh variasi jarak antar ring berbentuk segi empat padapermukaan silinder terhadap koefisien drag. Penelitian ini dilakukan pada wind tunnel (lorong udara) yang terdiri dariblower (untuk menghembuskan udara), pipa pitot, U tube manometer, inclined manometer, neraca digital, silinderdengan ring segi empat. Pada penelitian ini, dilakukan dengan memvariasikan Jarak antar ring yaitu 30 mm, 40 mm, 50mm, 60 mm dan 70 mm. Silinder diletakkan vertikal dalam wind tunnel dengan diameter D = 60 mm. Gaya dragdiperoleh dengan menggunakan neraca digital yang mencatat besarnya massa, kemudian dikalikan dengan percepatangravitasi. Distribusi tekanan diperoleh dengan mengukur tekanan pada permukaan silinder menggunakan inclinedmanometer pada 36 titik dengan interval 10o. Hasil penelitian menunjukkan semakin besar jarak antar ring koefisiendrag semakin besar. Koefisien Drag terendah terjadi pada jarak antar ring L = 30 mm atau L/D = 0.50, besarnya CD =0,606352. Besarnya penurunan drag dibandingkan tanpa ring adalah 29,3 %.Kata kunci: Silinder, ring segi empat, jarak antar ring, koefisien dragAbstract:In many engineering applications there are many types of equipment that use cylinders, such as smoke chimney, bridgesupport column, etc. The equipment is undergoing drag due to the airflow that flows through it. The existence of the dragwill reduce its lifetime. One of the efforts to reduce drag is to create a rectangular ring on the surface of the cylinder. Thepurpose of this study was to determine the effect of variations in the distance between the ring of a rectangular ring onthe cylinder surface on the drag coefficient.This research was conducted in wind tunnel which consists of a blower (forblowing air), pitot pipe, U-tube manometer, inclined manometer, digital balance, cylinder with a rectangular ring. Theresearch was carried out by varying the distance between the ring i.e. 30 mm, 40 mm, 50 mm, 60 mm and 70 mm,respectively. The cylinder is placed in a vertical wind tunnel with a diameter D = 60 mm. The drag force is obtained byusing a digital balance that records the amount of mass, and then multiplied by the acceleration due to gravity. Thepressure distribution is obtained by measuring the pressure in the cylinder surface using inclined manometer on 36points with 10o intervals. The results showed that the greater the distance between the rings increased the dragcoefficient. The lowest drag coefficient was achieved at rhe distance between ring L = 30 mm or L/D = 0.50, with the CDvalue = 0.606352; that is equivalent to 29.3% drag reduction.Keywords: Cylinder, rectangular ring, space between ring, drag coefficient 
Kajian eksperimental head losses katup limbah pompa hydram Made Suarda; Ainul Ghurri; Made Sucipta; I Nengah Suweden
Jurnal Energi Dan Manufaktur Vol 10 No 2 (2017): Oktober 2017
Publisher : Department of Mechanical Engineering, University of Udayana

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (240.413 KB)

Abstract

Abstrak Disain katup limbah yang baik dan penyetelan panjang langkah (stroke) yang tepat merupakan faktor penting untuk operasi pompa hydram yang halus dan efisien. Katup limbah harus mampu menutup dengan cepat untuk menghasilkan tekanan tinggi pada saat terjadi water hammer. Disain detail katup limbah meliputi luas lubang katup limbah, luas penampang piringan katup, dan panjang langkah katup. Penelitian sebelumnya menyarankan bahwa diameter lubang katup limbah harus sama atau lebih besar dengan diameter pipa penggerak untuk menghindari terhambatnya aliran air keluar katup limbah. Namun diameter optimal katup limbah belum diketahui. Katup limbah tertutup akibat gaya drag yang terjadi karena aliran air melewati katup tersebut. Jadi geometri katup limbah adalah sedemikian rupa sehingga gaya seret tersebut meningkat dengan cepat sesuai arah pergerakan katup tersebut menuju posisi tertutupnya. Friction drag mengakibatkan kehilangan energi atau head losses aliran air melewati katup limbah yang merupakan besarnya perubahan energi aliran sebelum dan sesudah katup limbah tersebut. Head losses tersebut dapat diinvestigasi dengan mengukur tekanan di bawah katup limbah dan debit aliran yang mengalir melewati katup limbah tersebut pada posisi kesetimbangannya. Hasil penelitian menunjukkan bahwa rasio diameter lubang katup limbah terhadap diameter pipa penggerak yang mengakibatkan head losses terendah adalah sekitar 130 persen atau pada rasio luas penampangnya sekitar 172 persen. Kata kunci: Pompa hydram, katup limbah, head losses, rasio diameter Abstract Suitable design and appropriate stroke adjustment of a waste valve are important factors for smooth and efficient hydram pump operation. The waste valve must be able to close quickly to produce high pressure during a water hammer take placed. In addition, detailed design of the waste valve comprises of the hole-diameter of the valve, the cross-sectional area of valve disc, and the valve step stroke. Prior researches suggest that the hole-diameter of the waste valve should be equal to or greater than the diameter of the drive pipe to avoid obstruction of the outflow passes throught the waste valve. However, the optimal diameter of the waste valve is unidentified yet. The waste valve is closed due to the drag force that take places as the water flow passes through the valve. Therefore, the geometry of the waste valve is such that the drag force increases rapidly as the direction of the valve moves to its closed position. Friction drag results in loss of energy or head losses of water flow through the waste valve which is the magnitude of the change of energy flow before and after the waste valve. Head losses can be investigated by measuring the pressure under the waste valve and the flow discharge flowing through the waste valve at its equilibrium position. The results showed that the ratio of the diameter of the waste valve to the diameter of the diameter of the drive pipe which is resulting in the lowest head losses was about 130 percent or at the cross-sectional area ratio was about 172 percent. Keywords: Hydraulic ram, waste valve, head lsses, diameter ratio
Performansi Sepeda Motor Empat Langkah Menggunakan Bahan Bakar dengan Angka Oktan Lebih Rendah dari Yang Direkomendasikan Ainul Ghurri; Ketut Astawa; Ketut Budiarta
Jurnal Energi Dan Manufaktur Vol 8 No 2 (2015): Oktober 2015
Publisher : Department of Mechanical Engineering, University of Udayana

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (366.855 KB)

Abstract

Abstrak :Sepeda motor yang beredar saat ini sebagian besar telah memiliki rasio kompresi yang lebih tinggi dibanding produk tahun-tahun sebelumnya. Hal ini menunjukkan bahwa pabrikan berusaha membuat produk dengan efisiensi termal yang lebih tinggi. Rasio kompresi yang lebih tinggi membutuhkan bahan bakar dengan angka Oktan yang lebih tinggi juga. Hal ini sering kurang difahami oleh pengguna sepeda motor sehingga mereka cenderung memilih bahan bakar dengan angka Oktan yang rendah dikarenakan ketidaktahuan tentang hal itu dan karena harga yang murah. Penelitian ini menguji performansi mesin sepeda motor empat langkah menggunakan bahan bakar Premium dan Pertamaxpada sebuah chassis dynamometer untuk dibandingkan performansi mesinnya yang dinyatakan dalam parameter torsi dan daya mesin. Mesin yang digunakan memiliki standar bahan bakar yang direkomendasikan pabrikan berupa bahan bakar Pertamax (angka Oktan 92). Hasil pengujian menunjukkan bahwa torsi dan daya mesin menggunakan bahan bakar Premium lebih rendah daripada jika menggunakan Pertamax. Dari hasil ini dapat disimpulkan bahwa menggunakan bahan bakar dengan angka Oktan lebih rendah daripada yang direkomendasikan akan berdampak pada penurunan performansi mesin. Kata kunci: Premium, Pertamax, Oktan, Torsi, DayaAbstract :The recent gasoline motorcycles have higher compression ratio compared to the previous year products. This requires higher octane number fuel. Most of users have a lack of knowledge about this, then still remain use the lowest price of gasoline which has lower octane number than the required. The present research investigates the engine performance of a 4-strokes gasoline engine using Premium (octane number 88) and Pertamax (octane number 92), in term of torque and power. The required fuel of the engine is Pertamax. Motorcycle is tested in chassis dynamometer to measure the torque and power of the engine directly. The results showed that both torque and power of the engine using Premium are lower than those of Pertamax. It can be concluded that using fuel with Octane number lower than required resulted in lower engine performance. Keywords: Premium, Pertamax, Octane, Torque, Power
Studi konsumsi energi sebagai kajian awal untuk mengetahui & memonitor efisiensi penggunaan energi Ainul Ghurri; Ngurah Putra Wibawa; Hendra Widjaksana
Jurnal Energi Dan Manufaktur Vol 1, No.2 Desember 2006
Publisher : Department of Mechanical Engineering, University of Udayana

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (21.819 KB)

Abstract

Investigation on energy consumption is early step to monitor energy consumption and efficiency. Assessment on energy consumption is aimed to investigate how much energy has been consumed by a company, a region or a country. The growth of energy consumption can show the economic and welfare improvement. From the total energy consumed we can then break down it to the sectors of energy user, e.g. transportation, industry, commercial building, etc. By comparing the total energy consumed to the benefits of energy consumption we can predict the energy efficiency. This research is still early stage and just covers the energy consumption by Balinese society. The fuel and energy consumption by Balinese society was analyzed based on the data from Pertamina branch Denpasar. It was found that the biggest fuel consumed is solar, followed by premium-premix, minyak tanah, LPG, avtur, and avgas, respectively. During 1998 to 2003 the Balinese’s energy consumption increased gradually with changeable fluctuation from 56.63 Peta Joule to 80.53 Peta Joule. The biggest rise was happened in 1999-2000, i.e. 16.43%, and the lowest rise was happened in 2002-2003, i.e. 0.9%. Transportation was the biggest consumer of the Balinese energy, i.e. 69.21% in 2000 and 71.03% in 2001. In order to investigate the energy efficiency, it was found that the energy users have not been used the energy intensity as indicator yet to measure their energy efficiency. Some no uniformity in data classification and the unavailability data caused this research can’t be conducted more precise and detail yet.