Inge Andriani
Universitas Gunadarma

Published : 10 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 10 Documents
Search

HUBUNGAN ANTARA KETERAMPILAN SOSIAL DAN KECANDUAN SITUS JEJARING SOSIAL PADA MASA DEWASA AWAL Majorsy, Ursa; Kinasih, Annes Dwininta; Andriani, Inge; Lisa, Warda
Prosiding PESAT Vol 5 (2013)
Publisher : Prosiding PESAT

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Hadirnya situs jejaring sosial  semakin  mempermudah penggunanya untuk berkomunikasi secara virtual.  Kemudahan yang diberikan melalui situs jejaring sosial disadari dapat memenuhi kebutuhan  akan kehidupan sosial individu. Namun akan menjadi masalah apabila penggunaan  situs jejaring sosial  dilakukan secara  terus-menerus  dan  berlebihan  hingga berdampak negatif pada kehidupan individu, seperti kecanduan situs jejaring sosial. Salah satu hal yang diduga menyebabkan individu dewasa awal mengalami  kecanduan  situs  jejaring sosial adalah keterampilan sosial yang rendah.  Situs jejaring sosial, secara tidak langsung dapat menjadi sarana bagi individu yang memiliki  keterampilan sosial yang rendah  dan mengalami kesulitan dalam menjalin hubungan sosial secara face to face menjadi beralih ke dunia maya. Tujuan penelitian ini adalah untuk meneliti adanya hubungan antara keterampilan sosial dan kecanduan jejaring sosial pada masa dewasa awal. Metode yang digunakan yaitu metode kuantitatif. Sampel penelitian ini berjumlah 200 orang. Pengambilan sampel terhadap subjek penelitian menggunakan metode non random sampling. Berdasarkan analisa data yang dilakukan dengan menggunakan teknik korelasi Spearman  (1-tailed) diketahui nilai koefisien korelasi sebesar r =  -0,167 dengan nilai signifikansi  sebesar 0.009 (p<0.05). Hasil tersebut menunjukkan bahwa hipotesis diterima,  yang  artinya adanya hubungan antara keterampilan sosial  dan kecanduan jejaring sosial pada masa dewasa awal dengan arah hubungan negatif,  dimana semakin tinggi  keterampilan sosial  yang dimiliki seseorang maka semakin rendah kecanduan situs  jejaring sosial, dan sebaliknya apabila semakin rendah keterampilan sosial yang dimiliki seseorang maka semakin tinggi kecanduan situs jejaring sosial.
ONLINE ADOLESCENT'S SELF-DISCLOSURE AS SOCIAL MEDIA USERS: THE ROLE OF EXTRAVERSION PERSONALITY, PERCEPTION OF PRIVACY RISK, CONVENIENCE OF RELATIONSHIP MAINTENANCE, AND SELF-PRESENTATION Rahardjo, Wahyu; Qomariyah, Nurul; Hermita, Matrissya; Suhatril, Ruddy J.; Marwan, Mochammad Akbar; Andriani, Inge
Jurnal Psikologi Vol 19, No 3 (2020): September 2020
Publisher : Faculty of Psychology, Diponegoro University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.14710/jp.19.3.219-232

Abstract

Adolescences' excessive online self-disclosure is now a social phenomenon arising in social media use. The adolescences also tend to share their privacy. This study aims to determine whether extraversion personality, perceived privacy risks, the convenience of maintaining relationships, and online self-presentation influence self-disclosure in adolescents. This study involved 619 adolescents (185 male and 434 female) aged 13-22 years (M = 19.39, SD = 1.83). The participants are active social media users collected from several areas in Indonesia. Multiple regression analysis is used to test the hypothesis. The results show that several variables simultaneously affect online self-disclosure in adolescents (R2 = .422; F (4, 614) = 111.944, p < .01). However, in details, online self-presentation does not have a significant effect on online self-disclosure among adolescents. This result shows that personality factors and adolescent perceptions of the low privacy risk on social media, as well as the goal of maintaining social relations with other members of social media, encourage them to be more online disclose on social media.
Factors influencing employee’s quality of life during COVID-19 pandemic Mulyani, Indah; Rahardjo, Wahyu; Andriani, Inge; Qomariyah, Nurul
Indigenous Vol. 5 No. 2, 2020
Publisher : Universitas Muhammadiyah Surakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.23917/indigenous.v5i2.11086

Abstract

One result of the COVID-19 pandemic for the wider community, especially employees, is the need to carry out physical distancing in the form of work from home. This phenomenon certainly has consequences on the quality of life felt by employees. The purpose of this study was to determine whether the quality of life of employees who work from home is influenced by variables such as type D personality, anxiety, technology overload, and work-life balance. Participants in this study were 486 employees living in Jakarta Greater Area who worked from home because of the COVID-19 pandemic. Participants were recruited by purposive sampling using online questionnaire. Measurements were made using a measuring tool from each variable using a quantitative approach. Hierarchical regression is used as a data analysis technique. The findings of this research show that all independent variables have an influence on quality of life. However, anxiety has the smallest influence and type D personality has the greatest effect. Meanwhile, like work-life balance, technology overload has positive effect on quality of life. That is, internal and external factors can have different effects on the quality of life felt by employees who work from home due to the COVID-19 pandemic.
Adiksi Media Sosial pada Remaja Pengguna Instagram dan WhatsApp: Memahami Peran Need Fulfillment dan Social Media Engagement Wahyu Rahardjo; Nurul Qomariyah; Inge Andriani; Matrissya Hermita; Firda Nur Zanah
Jurnal Psikologi Sosial Vol 18 No 1 (2020): February
Publisher : Fakultas Psikologi Universitas Indonesia dan Ikatan Psikologi Sosial-HIMPSI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (912.224 KB) | DOI: 10.7454/jps.2020.03

Abstract

Tujuan penelitian ini adalah untuk memeriksa pemenuhan kebutuhan apa yang memengaruhi kelekatan dan adiksi media sosial pada remaja. Partisipan penelitian ini berjumlah 384 orang remaja dari kawasan Jabodetabek dan beberapa kota lain sebagai pengguna Instagram dan WhatsApp. Teknik analisis utama yang digunakan adalah analisis jalur dengan SEM. Hasil penelitian memperlihatkan bahwa kedua model yang dibangun untuk penggunaan Instagram dan WhatsApp ternyata fit atau sesuai dengan data empirik. Artinya, beberapa jenis pemenuhan kebutuhan dan kelekatan dengan media sosial memengaruhi adiksi media sosial pada remaja. Pada penggunaan Instagram, ada dua kebutuhan yang berperan signifikan terhadap adiksi media sosial remaja melalui kelekatan media sosial, yaitu kebutuhan untuk membangun relasi sosial yang hangat, dan memperoleh kesenangan. Adapun pada penggunaan Whatsapp, ada empat kebutuhan yang berperan signifikan terhadap adiksi media sosial remaja melalui kelekatan media sosial, yaitu kebutuhan untuk mampu melakukan banyak hal, membangun relasi sosial yang hangat, memperoleh kesenangan, serta merasa aman dan mampu mengendalikan situasi
APAKAH IKLIM ORGANISASI DAN KEADILAN ORGANISASI BERPENGARUH TERHADAP WORKPLACE INCIVILITY PADA PEKERJA? Agyl Muhammad Dzikrullah; Inge Andriani
Jurnal Psikologi Vol 15, No 1 (2022)
Publisher : Universitas Gunadarma

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35760/psi.2022.v15i1.5771

Abstract

Workplace incivility merupakan perilaku menyimpang berintensitas rendah dengan maksud ambigu untuk merugikan target. Perilaku ini masih sangat sedikit diberi perhatian, terutama di Indonesia, disebabkan terlalu ambigu sehingga dianggap sebagai hal yang biasa saja dan tidak memiliki dampak. Padahal, jika dibiarkan dapat menyebabkan pekerja mengundurkan diri, kerugian finansial bagi organisasi, hingga depresi. Oleh sebab itu penelitian ini bertujuan untuk mencari kontribusi dari dua variabel yang dapat mempengaruhi workplace incivility, yaitu iklim organisasi dan keadilan organisasi. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan menggunakan teknik purposive sampling, dengan subjek sebanyak 129 orang pekerja. Workplace incivility diukur menggunakan Indonesian Incivility Behavior Scale oleh Handoyo (2018), iklim organisasi menggunakan Organizational Climate Scale oleh Stringer (2002), dan keadilan organisasi menggunakan Organizational Justice Scale oleh Niehoff & Moorman (1993). Teknik analisis data yang digunakan ialah analisis regresi berganda. Hasilnya iklim organisasi dan keadilan organisasi memiliki kontribusi yang sangat signifikan terhadap workplace incivility sebesar 12,8% dengan pengaruh yang negatif, dimana 87,2% berasal dari variabel lain yang tidak diteliti dalam penelitian ini. Diharapkan penelitian ini dapat membantu organisasi untuk mengatasi workplace incivility, sehingga kerugian yang terjadi bisa diminimalisir
Shopping to Release Stress? Understanding The Role of Coping Stress and Gender on Online Shopping Behavior in College Students During the COVID-19 Pandemic Wahyu Rahardjo; Kenes Pranandari; Dona Eka Putri; Nurul Qomariyah; Quroyzhin Kartika Rini; Inge Andriani
Jurnal Psikologi Teori dan Terapan Vol. 14 No. 1 (2023): Jurnal Psikologi Teori dan Terapan
Publisher : Universitas Negeri Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26740/jptt.v14n1.p114-123

Abstract

In the context of a pandemic, many people are still trying to fulfill their various needs by buying them online. However, the phenomenon of online shopping behavior in a pandemic is no longer a behavior to meet primary needs but is also thought to be carried out as a form of coping strategy to reduce perceived stress. The purpose of this study is to empirically measure to what extent coping stress can affect online shopping behavior by college students during a pandemic. This study uses the online shopping behavior scale owned by Haidery et al. (2020) and coping stress scale from Martinez-Lopez et al. (2016). This study involved 453 college students from grade 1 to grade 4 who lives in Jakarta Greater area. The main data analysis technique in this research is Anacova. The results showed that by considering gender, coping with stress significantly affected online shopping behavior in college students during the pandemic. Another finding in this research also reveals that female students tend to display online shopping behavior and use shopping as coping stress compared to male students.
TRUST DAN SELF-DISCLOSURE PADA REMAJA PENGGUNA INSTAGRAM Ghinaa A. N. Siregar; Inge Andriani
Arjwa: Jurnal Psikologi Vol 1, No 4 (2022)
Publisher : Universitas Gunadarma

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (366.836 KB) | DOI: 10.35760/arjwa.2022.v1i4.7310

Abstract

Media sosial Instagram mendorong para remaja untuk mengeksplor kehidupan pribadi penggunanya. Self-disclosure yang tinggi pada remaja pengguna Instagram, membutuhkan trust yang besar pada Instagram tersebut untuk menjaga keamanan dan kenyamanan dalam bersosial media. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara trust dan self-disclosure pada remaja pengguna Instagram. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kuantitatif dengan teknik purposive sampling. Sampel pada penelitian ini adalah remaja yang telah menggunakan Instagram selama minimal 1 tahun dan berusia 14-22 tahun dengan jumlah sampel 97 orang. Alat ukur dalam penelitian ini menggunakan skala trust dan skala self-disclosure. Nilai koefisien korelasi sebesar 0.193 dan nilai signifikansi sebesar 0.029 (p < .05). Hal ini menunjukan bahwa adanya hubungan positif antara trust dan self-disclosure pada remaja pengguna Instagram yang berati semakin tinggi trust maka semakin tinggi pula self-disclosure.
APAKAH KECERDASAN EMOSI MEMENGARUHI STRES KERJA PADA KARYAWAN PERUSAHAAN STARTUP ? Renanda L. Chasanah; Inge Andriani; Firda F. Fatimah
Arjwa: Jurnal Psikologi Vol 2, No 3 (2023)
Publisher : Universitas Gunadarma

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35760/arjwa.2023.v2i3.8877

Abstract

Lingkungan pekerjaan karyawan perusahaan startup yang sangat dinamis bergantung pada keadaan yang dibutuhkan, terkadang seorang karyawan dapat memegang dua atau lebih deskripsi pekerjaan yang berbeda, tekanan pekerjaan saat adanya deadline dan dibutuhkan menyelesaikan pekerjaan dengan cepat, serta dituntut untuk terus berinovasi menyebabkan timbulnya stres kerja. Untuk dapat mengatasi stress kerja yang dialami dibutuhkan adanya kemampuan mengenali dan mengelola emosi sehingga dapat menemukan pemecahan masalah dan mengubah tekanan yang dialami dengan memiliki kecerdasan emosi.a Tujuan penelitian ini untuk menguji secara empiris hubungan antara kecerdasan emosi dan stres kerja pada karyawan perusahaan startup. Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif. Teknik pengambilan sampel pada penelitian ini menggunakan teknik incidental sampling. Jumlah sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebanyak 223 karyawan startup. Teknik analisis data menggunakan korelasi product moment Pearson. Berdasarkan hasil penelitian diperoleh koefisien korelasi (r) sebesar -0,345 dengan signifikansi sebesar 0,000 (p < 0,01). Hasil penelitian menunjukkan bahwa karyawan startup yang memiliki kemampuan mengenali emosi, mengelola emosi, berpikir, merencanakan, dan pemecahan masalah yang ada pada diri individu dengan memiliki kemampuan kecerdasan emosi yang tinggi, maka permasalahan yang ada akan mampu untuk dikendalikan oleh individu tersebut sehingga stres kerja akan menurun.
DESAIN RUANG KERJA, PRIVASI, DAN TEKANAN Inge Andriani
Jurnal Psikologi Vol 2, No 2 (2009)
Publisher : Universitas Gunadarma

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh desain ruang kerja rancangan terbukadan privasi terhadap tekanan. Instrumen penelitian adalah kuesioner. Kuesioner dibagikan kekaryawan yang bekerja dan menempati suatu ruangan tertentu bersama-sama. Untukmengetahui pengaruh desain ruang kerja dan privasi terhadap tekanan digunakan analisisregresi berganda dengan bantuan SPSS versi 13.00. Hasil penelitian menunjukkan bahwatekanan dapat dijelaskan oleh variabel desain ruang kerja dan privasi secara bersama-samasebesar 0.383.AbstractThis study is intended to determine the effect office open design and the privacy towardpressure. The research instrument was a questionnaire. Questionnaires were distributed tothe employees who work and occupy a specific room together. To determine the influence ofoffice design and privacy to the pressure, we deployed multiple regression analysis with SPSSversion 13. The results showed that the pressure can be explained by variable study officedesign and privacy simultaneously for 0.383
PRIVASI DAN KETERBUKAAN DIRI FX. Yoseptian Lee; Inge Andriani
Jurnal Psikologi Vol 4, No 1 (2010)
Publisher : Universitas Gunadarma

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Dewasa ini, remaja sering menuliskan status-status yang menggambarkan kegiatan atauperasaannya saat itu ketika mengakses situs jejaring sosial Facebook. Remaja tersebutkadang mengungkapkan informasi pribadinya tanpa batasan-batasan yang wajar. Tujuanpenelitian ini adalah untuk melihat kontribusi privasi terhadap keterbukaan diri pada remajapengguna Facebook. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan partisipansejumlah 110 orang remaja pengguna Facebook berusia 13-23 tahun. Hasil penelitian iniantara lain ditemukan adanya hubungan negatif antara privasi dengan keterbukaan diri dankontribusi privasi sebesar 43.3% terhadap keterbukaan diri pada remaja penggunaFacebook. Hasil penelitian memperlihatkan peran privasi yang cukup besar dalammembantu remaja memberikan batasan terhadap keterbukaan diri ketika mengakses jejaringsosial seperti Facebook. AbstractNowadays, adolescents often make statements to describe her/his activities or feelings whileusing Facebook. Sometimes, adolescents disclose the personal information without anylogical barriers. The aim of this study is to determine contribution of privacy to selfdisclosureon Facebook adolescent users. This research is using quantitative method. Theparticipants of this research are 110 adolescent users with age range between 13-23 yearsold. The result shows the significant negative correlation between privacy and selfdisclosure.The contribution of privacy to self-disclosure is 43.3%. This finding shows thatprivacy plays an important role for adolescents to make limitation in building interactionwhile accessing Facebook.