Claim Missing Document
Check
Articles

Found 19 Documents
Search

SUBJECTIVE WELL-BEING PADA REMAJA DARI KELUARGA BROKEN HOME Astuti, Yuli; Anganthi, Nisa Rachmah Nuw
Jurnal Penelitian Humaniora Vol 17, No 2: Agustus, 2016
Publisher : Universitas Muhammadiyah Surakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.23917/humaniora.v17i2.2508

Abstract

This research aims to describe the factors influencing teenagers’ subjective wellbeing and the subjective well-being condition in broken home teenagers. This is a quantitative research with a phenomenology approach. The subjects are three junior high school students in the district of Wonogiri who has the following characteristics: (1) teenagers from broken home families and (2) 12 – 16 years old of ages. The data gathering methods include interview and observations. The data analyses procedurescovers open coding, axical coding and selective coding. The results show that the factors influencing subjective well-being in teenagers includes social support, parental guidance, gender, finance, and coping strategy. The subjective well-beingin Vn ad DN are better than informan An. It occurs in life satisfaction asspect and apparently showed in some facts, such as graduating elementary school with good grades and getting a bicycle as a present. Some acts that can bring positive effect covers vacation with the family, helping the family, sports championships and getting good grades at school. The acts that can bring negative effect include feeling guilty, do not have pocket money, negative thoughts toward father and the neighbours, thinking off father, getting bad grades, family loss, mother who always gets angry,and jealousy towards friends.
STRATEGI COPING PADA PASANGAN PERNIKAHAN BERORIENTASI NILAI-NILAI ISLAM Istiqomah, Nurul; Anganthi, Nisa Rachmah Nur; Darojat, Muhammad
Indigenous Vol. 13, No. 2, November 2015
Publisher : Universitas Muhammadiyah Surakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.23917/indigenous.v13i2.2620

Abstract

Pemilihan pasangan pernikahan dan masalah yang muncul dalam kehidupan pernikahan adalah hal yang berkaitan, sehingga diperlukan strategi coping untuk menyikapi permasalahan yang ada. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan memahami perilaku coping pada pasangan pernikahan berorientasi nilai-nilai Islam. Responden dalam penelitian ini berjumlah 3 pasang, yang ketiganya merupakan pasangan pernikahan yang telah memiliki minimal 1 anak dari pernikahan monogami, berusia 22-45 tahun, usia pernikahan minimal 3 tahun dan beragama Islam. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan teknik wawancara dan observasi. Metode analisis data menggunakan analisis deskriptif, sedangkan pengumpulan data dengan teknik purposive sampling. Hasil penelitian diperoleh: 1) Orientasi pemilihan pasangan; responden menjadikan agama sebagai orientasi dalam menentukan pasangan pernikahan, namun nilai yang dianut tidak sama. Responden dengan orientasi agama ekstrinsik menjadikan nilai sosial dan juga ekonomi sebagai dasar pijakan, sedangkan responden dengan orientasi agama intrinsik berpijak pada nilai agama. 2) Masalah dalam kehidupan pernikahan; masalah dalam kehidupan pernikahan meliputi masalah pemenuhan kebutuhan hidup, keuangan, pengasuhan dan pendidikan anak, hubungan dengan keluarga, lingkungan sosial, perbedaan pendapat dengan pasangan, pembagian tugas dalam rumah tangga, serta masalah tantangan atau konsekuensi pengamalan nilai-nilai agama dalam kehidupan yang hanya dialami oleh responden dengan orientasi agama intrinsik. 3) Perilaku coping; dalam mengatasi masalahnya responden melakukan strategi coping dengan problem focused coping dan juga emotion focused coping. 
KEBERMAKNAAN HIDUP PADA HAFIDZUL QUR’AN Husnawati, Aula Sari; Nur Anganthi, Nisa Rachmah; partini, partini
Indigenous Vol. 8, No. 1, Mei 2006
Publisher : Universitas Muhammadiyah Surakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.23917/indigenous.v0i0.4683

Abstract

Every normal people basically wants to be useful and has value for himself, his family, and his society. They describe basic desire from human being, that is desire to have meaningful life. The meaningful life will give effects happiness, and if the desire can not be fulfilling, it will give effect like disappointed life and unmeaningful life, and if this condition always happens, it will make so many feelings and adaption that will hamper his self-development and the self-value. Praying is one of the methods that can be used to open someone’s mind about the potential values and the meaningful life inside and outside. Khidmat and Khusyu’ praying actually can bring peace, stable and able to endure, and also it causes feeling as if he got guidance to do important things. So, he can live in religion way that will give him happiness and meaning. Hifdzul Qur’an (memorizing Al Qur’an) is one of the praying shape so it can open someone’s mind about potential values and the meaningful life inside and outsideThe aims of this reasearch are to understand and describe clearly about the dimension of meaningful life for Hafidzul Qur’an. The informan of this research are 2 person who can memorize 30 juz of Al Qur’an, male and female, and have reminded for 1 year. The collecting data methods are interview and observation, and the data analysis used descriptive analysis. Based on the analysis, can be conclused that the comprehending of life meaningfully for the hafidzul qur’an always can be fulfilling by life experiences with development and actualization of the potention that someone’s has., especially by hifdzul Qur’an activity, the life goal in the world or in the here-after, also the implementation of religion values and human values in the lifetime. 
DEPRESI PADA DIFABEL AKIBAT KECELAKAAN Setyowati, Rini; Anganthi, Nisa Rachmah Nur; Asyanti, Setia
Indigenous Vol. 13, No. 2, November 2015
Publisher : Universitas Muhammadiyah Surakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.23917/indigenous.v13i2.2621

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk memahami dinamika psikologis yang terjadi pada difabel akibat kecelakaan yang mengalami depresi, sehingga dapat disusun sebuah program sebagai upaya untuk mengatasi depresi pada difabel akibat kecelakaan. Data diperoleh melalui wawancara terhadap 6 difabel akibat kecelakaan yang tergolong dewasa awal (berusia 22-29 tahun), dan menggunakan Beck Depression Inventory (BDI) untuk mengukur tingkat depresinya. Hasil wawancara mengungkapkan bahwa kejadian traumatis (kecelakaan) dan perubahan kondisi fisik akibat kecelakaan menyebabkan difabel memiliki reaksi emosi negatif seperti sedih dan mudah marah, sehingga mengalami depresi. Selain itu, depresi pada difabel akibat kecelakaan terkait dengan rendahnya kemampuan regulasi emosi yang dimilikinya. Oleh karena itu, diperlukan sebuah program pelatihan ketrampilan regulasi emosi sebagai upaya untuk mengatasi depresi pada difabel akibat kecelakaan.
Strategi Coping pada Jamaah Haji Tunanetra Hamidah, Hamidah; Anganthi, Nisa Rachmah Nur
Indigenous Vol. 2 No. 1, Mei 2017
Publisher : Universitas Muhammadiyah Surakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.23917/indigenous.v2i1.5438

Abstract

Ibadah haji merupakan rukun Islam kelima yang diwajibkan bagi setiap umat Islam yang mampu. Sekian banyak muslim dari semua negara akan mendatangi Baitullah pada waktu musim haji. Jamaah haji dengan berbagai macam latar belakang dan kemampuan akan hadir untuk menunaikan ibadah haji ada diantara jamaah haji yang  tunanetra. Banyaknya kegiatan yang harus dilalui oleh jamaah tunanetra di tempat yang baru akan menimbulkan beberapa kesulitan, sehingga dibutuhkan strategi coping yang tepat untuk menanggulangi setiap permasalahan yang datang agar ibadah haji berjalan sesuai harapan. Penelitian ini bertujuan untuk memahami dinamika strategi coping pada jamaah haji tunanetra melalui pendekatan studi kasus. Informan penelitian adalah seorang laki-laki tunanetra berusia 65 tahun yang pernah menunaikan ibadah haji ke Tanah Suci. Pengumpulan data dilakukan dengan teknik wawancara, observasi, dan dokumentasi. Kemudian dianalisa dengan bentuk naratif deskriptif. Hasil penelitian diperoleh bahwa  Faktor strategi coping pada jamaah haji tunanetra yaitu psikologis, dan spiritual. Aspek strategi coping pada jamaah haji tunanetra antara lain ihktiar (upaya), kontrol diri, dan dukungan sosial. Bentuk strategi coping yang dominan dilakukan jamaah haji tunanetra adalah mekanisme sabar dan syukur.Kata kunci: haji, strategi coping, tunanetra
Penurunan Depresi Pada Difabel Akibat Kecelakaan Melalui Pelatihan Ketrampilan Regulasi Emosi setyowati, rini; Nur Anganthi, Nisa Rachmah; Asyanti, Setia
Jurnal Psikologi Vol 43, No 3 (2016)
Publisher : Faculty of Psychology, Universitas Gadjah Mada

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (18.784 KB) | DOI: 10.22146/jpsi.11332

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk menguji pengaruh pelatihan ketrampilan regulasi emosi dalam menurunkan depresi pada difabel akibat kecelakaan. Peneliti menggunakan desain nonrandomized control group pretest-posttest dengan responden sebanyak 12 difabel dewasa awal akibat kecelakaan yang terbagi menjadi kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Beck Depression Inventory (BDI) digunakan untuk mengukur tingkat depresi sebelum, setelah perlakuan dan tindak lanjut. Berdasarkan hasil analisis kuantitatif dengan uji statistik nonparametrik Mann-Whitney U, diketahui terdapat perbedaan penurunan depresi pada kelompok eksperimen yang diberi pelatihan dibandingkan dengan kelompok kontrol, dan Wilcoxon T, diketahui terdapat perbedaan yang signifikan antara skor depresi sebelum dan setelah pelatihan pada kelompok eksperimen. Data kualitatif juga mendukung analisis kuantitatif, bahwa ketrampilan regulasi emosi pada subjek eksperimen meningkat setelah mengikuti pelatihan. Disimpulkan bahwa pelatihan ketrampilan regulasi emosi terbukti efektif dalam menurunkan depresi pada difabel akibat kecelakaan. Oleh karena itu, diperlukan wadah bagi difabel akibat kecelakaan untuk saling berbagi dan mengekspresikan emosi.
Pelatihan Pancacara Temuan Makna dalam Menurunkan Depresi Lansia Setiawan, Arif Budi; Anganthi, Nisa Rachmah Nur; Purwandari, Eny
Intuisi : Jurnal Psikologi Ilmiah Vol 12, No 3 (2020): November 2020
Publisher : Jurusan Psikologi, Fakultas Ilmu Pendidikan, Universitas Negeri Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15294/intuisi.v12i3.24887

Abstract

Aspek kehidupan yang dialami lansia mengalami beberapa penurunan di beberapa aspek. Kondisi yang semakin menurun ini semakin parah ketika para lanjut usia tinggal di lingkungan yang jauh dari keluarganya, kemudian muncul tanda-tanda depresi. Logoterapi adalah salah satu psikoterapi untuk menangani penderita depresi, khususnya pada lansia yang mengalami penurunan fungsi intelektual yang menyebabkan terapi perilaku kognitif berjalan lebih lambat dari yang diharapkan. Logoterapi berbentuk pelatihan yang disesuaikan dengan kebudayaan Indonesia yang menganut kepercayaan kepada Tuhan YME yaitu Pelatihan Pancacara Temuan Makna. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk melihat efek Pelatihan Pancacara Temuan Makna berkonsep Logoterapi dalam menurunkan depresi lansia di Panti Werdha Dharma Bhakti Surakarta. Desain penelitian ini adalah penelitian eksperimental semu dengan quota pusposive sampling. Penelitian ini menggunakan alat ukur berupa skala depresi geriatri 15 (GDS15). Subjek penelitian memiliki karakteristik berupa lansia usia 60-85 tahun, berpendidikan SD hingga SLTP, skor GDS15 termasuk dalam kategori depresi. Pelatihan dilakukan oleh para pelatih yang merupakan psikolog, dibantu oleh 8 orang asisten yang saat ini sedang menempuh pendidikan magister di bidang psikologi. Sesi pelatihan meliputi sesi pemahaman diri, bertindak positif, mempererat keintiman, memperdalam catur nilai, dan menyembah Tuhan. Analisis data menggunakan Wilcoxon Signed Rank Test dan Mann Whitney U. Hasil dari penelitian ini adalah ada efek Pelatihan Pancacara Temuan Makna Berdasarkan Konsep Logoterapi pada depresi lansia.The elders are already experiencing a decline in some aspects of their life. these conditions get worse when they are separated from families, then depression might be happened. logotherapy as one approach to psychotherapy to depression, especially for elderly who are decreased of intellectual function which causes cognitive behavioral therapy to go slower than expected. Elders are given training with logotherapy themed that has been adapted to the indonesian cultures who adhere to belief in god, namely Pelatihan Pancacara Temuan Makna based on logotherapy methods. The research aims was to know the effect of depression in the elderly at social residential of Dharma Bhakti Surakarta. design research is experimentral research with purposive quota sampling. Measuring instrument used in this research is the Geriatric Depression Scale 15 (GDS15). The characteristics of the subject aged 60-85 years old, educated elementary school up to high school, GDS15 score in the category of depression. The training is carried out by trainers who are psychologists, assisted by 8 assistants who are currently undergoing professional psychology masters education. training sessions include self-understanding sessions, acting positively, familiarity of aaaazzxxrelationships, deepening the four values, and worship of God. Data analysis using wilcoxon signed rank test and Mann Whitney U. The conclusion from this study is Pelatihan Pancacara Temuan Makna Logotherapy Themed can reduce the degree of depresion in elderly.
PEMAKNAAN NILAI NILAI SPIRITUAL WELL BEING DALAM KEHIDUPAN KELUARGA MUSLIM Nisa Rachmah Nur Anganthi; Zahrotul Uyun
PROSIDING SEMINAR NASIONAL & INTERNASIONAL 2015: Prosiding Bidang Pendidikan,Humaniora dan Agama The 2nd University Research Colloquium
Publisher : Universitas Muhammadiyah Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (268.872 KB)

Abstract

This article propose the meaning of spiritual values on Moslem family from Husband’s perspective. Islamic perspective consider “husband” as a “leader” in his family that lead for family members to gain of well-being condition. The research aims to identify spiritual values of family well-being based on social-spiritual philosophy background. Respondents consist of 4 lecturers and 5 staffs who work on Islamic Higher Eduction in Surakarta. The research uses qualitative approach by purposive sampling. Respondents have characteristic are a man, minimum age 30 years old, he works 3 years, and education level is diploma. The data gathering from interview and documentation. The finding is sosial-religious philosophy background gives the different perspective about how to understanding, meaning, and implementing spiritual well-being values, especially in the social-life context. The contrary, in the family-life context respondents show are similar in religiousity values orientation. The conclusion that the variety of social-religious philosophy background will indicate variety of understanding and meaning of spiritual well-being values. Athough there are different meaning, but there are similar perspective to implementing spiritual well-being values on the family-life. The implication of research is necessary to reinforce spiritual well-being values, especially on social-community through dialog and communication between families or family members to minimize differentiation or misunderstanding.Keywords: meaning, spiritual well-being, moslem family
SUBJECTIVE WELL-BEING PADA REMAJA DARI KELUARGA BROKEN HOME Yuli Astuti; Nisa Rachmah Nuw Anganthi
Jurnal Penelitian Humaniora Vol 17, No 2: Agustus, 2016
Publisher : Universitas Muhammadiyah Surakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.23917/humaniora.v17i2.2508

Abstract

This research aims to describe the factors influencing teenagers’ subjective wellbeing and the subjective well-being condition in broken home teenagers. This is a quantitative research with a phenomenology approach. The subjects are three junior high school students in the district of Wonogiri who has the following characteristics: (1) teenagers from broken home families and (2) 12 – 16 years old of ages. The data gathering methods include interview and observations. The data analyses procedurescovers open coding, axical coding and selective coding. The results show that the factors influencing subjective well-being in teenagers includes social support, parental guidance, gender, finance, and coping strategy. The subjective well-beingin Vn ad DN are better than informan An. It occurs in life satisfaction asspect and apparently showed in some facts, such as graduating elementary school with good grades and getting a bicycle as a present. Some acts that can bring positive effect covers vacation with the family, helping the family, sports championships and getting good grades at school. The acts that can bring negative effect include feeling guilty, do not have pocket money, negative thoughts toward father and the neighbours, thinking off father, getting bad grades, family loss, mother who always gets angry,and jealousy towards friends.
STRATEGI COPING PADA PASANGAN PERNIKAHAN BERORIENTASI NILAI-NILAI ISLAM Nurul Istiqomah; Nisa Rachmah Nur Anganthi; Muhammad Darojat
Indigenous Vol. 13, No. 2, November 2015
Publisher : Universitas Muhammadiyah Surakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.23917/indigenous.v13i2.2620

Abstract

Pemilihan pasangan pernikahan dan masalah yang muncul dalam kehidupan pernikahan adalah hal yang berkaitan, sehingga diperlukan strategi coping untuk menyikapi permasalahan yang ada. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan memahami perilaku coping pada pasangan pernikahan berorientasi nilai-nilai Islam. Responden dalam penelitian ini berjumlah 3 pasang, yang ketiganya merupakan pasangan pernikahan yang telah memiliki minimal 1 anak dari pernikahan monogami, berusia 22-45 tahun, usia pernikahan minimal 3 tahun dan beragama Islam. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan teknik wawancara dan observasi. Metode analisis data menggunakan analisis deskriptif, sedangkan pengumpulan data dengan teknik purposive sampling. Hasil penelitian diperoleh: 1) Orientasi pemilihan pasangan; responden menjadikan agama sebagai orientasi dalam menentukan pasangan pernikahan, namun nilai yang dianut tidak sama. Responden dengan orientasi agama ekstrinsik menjadikan nilai sosial dan juga ekonomi sebagai dasar pijakan, sedangkan responden dengan orientasi agama intrinsik berpijak pada nilai agama. 2) Masalah dalam kehidupan pernikahan; masalah dalam kehidupan pernikahan meliputi masalah pemenuhan kebutuhan hidup, keuangan, pengasuhan dan pendidikan anak, hubungan dengan keluarga, lingkungan sosial, perbedaan pendapat dengan pasangan, pembagian tugas dalam rumah tangga, serta masalah tantangan atau konsekuensi pengamalan nilai-nilai agama dalam kehidupan yang hanya dialami oleh responden dengan orientasi agama intrinsik. 3) Perilaku coping; dalam mengatasi masalahnya responden melakukan strategi coping dengan problem focused coping dan juga emotion focused coping.