Claim Missing Document
Check
Articles

Penerapan Ekstrak Putri Malu (Mimosa pudica L.) sebagai Penghambat Melanosis pada Udang selama Penyimpanan Dingin Jannah, Nabila Tsarwatul; Agustini, Tri Winarni; Anggo, Apri Dwi
Jurnal Pascapanen dan Bioteknologi Kelautan dan Perikanan Vol 13, No 2 (2018): Desember 2018
Publisher : Balai Besar Riset Pengolahan Produk dan Bioteknologi Kelautan dan Perikanan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15578/jpbkp.v13i2.485

Abstract

AbstrakSalah satu masalah pada mutu udang selama penanganan adalah munculnya melanosis. Melanosis merupakan bercak hitam yang timbul akibat aktivitas enzim PPO (polifenoloksidase). Tanaman putri malu (Mimosa pudica L.) memiliki senyawa bioaktif yang dapat berfungsi sebagai antioksidan seperti flavonoid, fenol dan tanin.  Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efektivitas  dan konsentrasi terbaik ekstrak tanaman putri malu (Mimosa pudica L.) dalam proses enzimatis (melanosis) pada udang selama penyimpanan dingin.  Konsentrasi yang digunakan adalah 0%, 3%, 5% dan 7% dengan penyimpanan selama 10 hari dan pengujian  dilakukan setiap 2 hari (hari ke 0, 2, 4, 6, 8 dan 10). Paramater pengujian yang diamati adalah uji melanosis secara visual, TBA, TVBN, sensori dan pH. Rancangan percobaan yang digunakan adalah RAL. Hasil penelitian menunjukkan ekstrak tanaman putri malu memberikan pengaruh nyata dalam mempertahankan mutu udang dari terjadinya reaksi melanosis hingga hari ke-6. Konsentrasi terbaik adalah konsentrasi 7% yang dapat mempertahankan mutu udang hingga hari ke-6 karena konsentrasi 7% memiliki nilai hasil uji melanosis, TBA, TVBN, dan pH yang terendah serta nilai sensori tertinggi. Application of Mimosa pudica L. Extract on the Melanosis in Shrimp during Chilled StorageAbstractOne of shrimp handling problem is the appearance of melanosis. Melanosis is a blackspot appearance caused by PPO (Polyphenoloxidase) activity.  Mimosa  pudica  L. contains bioactive compound that has antioxidant properties such as flavonoid, phenols, and tannin. The aim of this research was to determine the effectiveness and the best concentration of mimosa plant extract on enzymatic process (melanosis) in shrimp during chilled storage. Concentration of 0%, 3%, 5% and 7% of mimosa plant extract was used with a 10 days storage and evaluated with parameters of melanosis assessment, TBA, TVBN, sensory and pH every 2 days (day 0, 2, 4, 6, 8 and 10). Completely Random Design was used as the experimental design. The results showed that the mimosa plant extract was able to mantain the quality of shrimp from melanosis until day 6. The best concentration was 7% which successfully maintain the quality of shrimp until day 6 which had the lowest melanosis assessment, TBA, TVBN, and pH value and also had the highest sensory score..
PEMANFAATAN KUNING TELUR BEBEK SEBAGAI BAHAN PEMINYAK ALAMI TERHADAP KARAKTERISTIK FISIK DAN KIMIA KULIT IKAN KAKAP PUTIH (Lates calcarifer) SAMAK Faishal, Imam Farraz; Swastawati, Fronthea; Anggo, Apri Dwi
Jurnal Pengolahan dan Bioteknologi Hasil Perikanan Vol 6, No 3 (2017): Periode Wisuda Bulan Agustus 2017
Publisher : Jurusan Perikanan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (335.395 KB)

Abstract

Kulit ikan kakap putih dapat disamak untuk menghasilkan kerajinan yang memiliki karakteristik fisik dan kimia tertentu. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui presentase konsentrasi terbaik kuning telur bebek terhadap kualitas fisik dan kimia kulit ikan kakap (Lates calcarifer) samak. Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan 5 perlakuan, 3 ulangan, yaitu : perbedaan konsentrasi kuning telur bebek 2%; 4%; 6%; 8%; dan kontrol 2% dengan minyak sintetis. Parameter yang diuji yaitu uji kekuatan tarik, kekuatan sobek, kemuluran, kadar lemak, dan kadar air. Hasil penelitian menunjukkan bahwa perbedaan konsentrasi berpengaruh nyata (P<0,05) terhadap uji kekuatan tarik, kekuatan sobek, kemuluran dan kadar lemak, tetapi tidak berpengaruh nyata (P>0.05) terhadap kadar air. Pada uji kekuatan tarik, kekuatan sobek, kemuluran dan kadar air semua perlakuan memenuhi SNI mengenai syarat mutu kulit jadi air tawar samak krom, sedangkan pada uji kadar lemak hanya perlakuan konsentrasi 2% saja yang memenuhi SNI dengan nilai 4.61%. Perlakuan konsentrasi 2% mendapatkan nilai kekuatan tarik (1944.97±140.08), kekuatan sobek (745.25 N/cm2±28.05), kemuluran (62.87±3.48), kadar lemak (4.61±0.05), dan kadar air (8.07±0.42). Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa perlakuan konsentrasi 2% merupakan yang terbaik berdasarkan SNI 06-4586-1998 mengenai syarat mutu kulit jadi ular air tawar samak krom.
PENGARUH LAMA PEREBUSAN IKAN BANDENG (Chanos chanos Forsk) PINDANG GORENG TERHADAP KANDUNGAN LISIN DAN PROTEIN TERLARUT Alyani, Fathin; Ma'ruf, Widodo Farid; Anggo, Apri Dwi
Jurnal Pengolahan dan Bioteknologi Hasil Perikanan Volume 5, Nomor 1, Tahun 2016
Publisher : Jurusan Perikanan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (358.388 KB)

Abstract

Pemindangan merupakan salah satu cara pengolahan ikan secara tradisional yang sangat digemari oleh masyarakat, karena mempunyai rasa yang khas. Pengolahan ikan pindang bertujuan untuk memperpanjang daya awet dan menambah palatability. Dalam pengolahan ikan pindang menggunakan aplikasi panas dari perebusan dan garam yang diduga dapat menurunkan kandungan nutrisi ikan pindang. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh lama perebusan terhadap kandungan lisin dan protein terlarut. Penelitian ini menggunakan desain percobaan Rancangan Acak Lengkap (RAL) yang terdiri dari 3 perlakuan waktu perebusan berbeda, yaitu 20 menit, 30 menit, dan 40 menit dengan 3 kali pengulangan. Parameter pengujian adalah kandungan lisin, protein terlarut, protein total, kadar air, dan uji hedonik. Data parametik dianalisis menggunakan analisa ragam (ANOVA) dan untuk mengetahui perebedaan antar perlakuan data diuji dengan uji Beda Nyata Jujur (BNJ). Hasil penelitian menunjukkan bahwa lama perebusan selama 20, 30, dan 40 menit memberikan pengaruh yang nyata (P<0,05). Dilihat dari uji kimiawi waktu terbaik adalah 20 menit dengan nilai lisin 1,696 mg/g, protein terlarut 16,42%, protein total 18,27%, dan kadar air 37,55%. Boiled fish is one of traditional fish processing which are favored by people, because its distinctive taste. The aim of this processing is to extend the shelf-life and palatability. Boiled fish processing using combination of heat from boiling and salt is assumed to be able to decrease the nutrient content. The aimed of this study was to figure out the effect of boiling duration on the available lysine and protein solubility. This research used completely randomized experimental design which consisted of 3 various treatments boiling time of 20 minutes, 30 minutes, 40 minutes with 3 repetitions. The testing parameters were lysine availability, protein solubility, total protein, moisture content, and hedonic test. Parametric data were analyzed  using ANOVA and to find the difference among the treatments, data was tested with Honestly Significant Difference (HSD). The result show that the boiling duration of 20, 30, and 40 minutes cause a real impact (P<0,05). Based on chemical test the best boiling duration was 20 minutes with available lysine value of 1,696 mg/g, protein solubility of 16,42%, total protein of 18,27%, and moisture content of 37,55%.
KAJIAN KUALITAS STABILITAS EMULSI SEMI REFINED CARRAGEENAN (SRC) DAN TEPUNG KONJAK PADA SOSIS IKAN NILA (Oreochromis sp.) Adiaprana, Rian; Ma'ruf, Widodo Farid; Anggo, Apri Dwi
Jurnal Pengolahan dan Bioteknologi Hasil Perikanan Volume 5, Nomor 1, Tahun 2016
Publisher : Jurusan Perikanan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (392.351 KB)

Abstract

Sosis membutuhkan stabilitas emulsi yang baik guna memenuhi persyaratan kualitasnya. Bahan penstabil emulsi yang sering digunakan adalah sodiumtri polyphospat (STPP) yang penggunaanya sangat dibatasi. Penelitian ini menggunakan semi refined carrageenan dan konjak sebagai penstabil emulsi alami. Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi kualitas emulsi sosis yang dihasilkan dari semi refined carrageenan dan konjak serta mutu sosis yang dihasilkan dari kedua hidrokoloid tersebut. Materi yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan cacahan ikan nila hasil samping industri flllet. Metode penelitian menggunakan rancangan percobaan Rancangan Acak Lengkap (RAL). Parameter yang diamati adalah stabilitas emulsi, gel strength, kadar air, uji sensori dan uji proksimat. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sosis dengan subtitusi hidrokoloid yang berbeda serta kombinasinya berpengaruh terhadap uji stabilitas emulsi, gel strength dan kadar air. Nilai tertinggi stabilitas emulsi terdapat pada sosis ikan dengan hidrokoloid tapioka 5% dan konjak 5% sebesar 95,6%. Nilai tertinggi gel strength adalah 509,85 gf pada sosis ikan dengan subtitusi hidrokoloid SRC 5% dan Konjak 5%. Gel yang terbentuk dari karagenan bersifat brittle, sifat itu diperbaiki dengan adanya konjak, gel menjadi lebih elastis. Kadar air pada sosis ikan dengan hidrokoloid Konjak 10% memiliki nilai tertinggi  59,61 %. Nilai uji sensoris yang terbaik warna 8,2; kenampakan 7,57; rasa 6,77; aroma 7,67; dan tekstur 8,03 pada sosis ikan dengan hidrokoloid SRC 5% dan Konjak 5%. Kombinasi SRC 5% dan Konjak 5% tersebut kemudian diuji proksimatnya didapatkan hasil kadar air 59,54%, kadar abu 2,46%, kadar protein 19,94%, kadar lemak 5,10% dan karbohidrat 12,96%. Sosis tersebut telah sesuai dengan SNI 7755-2013 tentang mutu sosis ikan. Sausage needs the emulsion stability in order to preserve its quality. The stabilizer generally used in this processing was sodium tri polyphospat (STPP), but STPP had maximum limit in sausage product, it is 0.2% for this product. So, this research used semi refined carrageenan (SRC) and konjac as natural stabilizer. The material used in this research was tilapia fish mince from fillet industry. The research method used Randomized Complete Design (RCD). The result of the research showed that the combination of hydrocolloid gave significant differences to emulsion stability, gel strength and water content. The highest value based on the emulsion stability of fish sausage was the substitution with tapioca 5% and konjac 5%, it was 95.6%. Sausage with substitution SRC 5% and konjac 5% had the highest value in their gel strength, it was about 509.85 gram force. Gel resulted from carragenan was brittle and konjac improved it and make it more elastic. The highest value of water content was substitution with konjac 10% it was 59.61%. The highest value resulted of sensory analysis was substitution with SRC 5% and konjac 5%. The score based on sensory analysis was color 8.2; appearance 7.57; flavour 6.77; odor 7.67; and texture 8.03. The sausage with combination SRC 5% and konjac 5% was analyzed with the following characteristics water content 59.54%, protein content 19.94%, lipid content 5.10% and carbohydrate 12.96%. The chemical content in that sausage proved that the sausage was in proper with SNI 7755-2013 about quality of fish sausage.
PENGARUH PERENDAMAN BERBAGAI JENIS JERUK TERHADAP KANDUNGAN LOGAM BERAT TIMBAL (Pb) DAN KROMIUM (Cr) PADA KERANG HIJAU (Perna viridis Linn) Hilmi, Muhammad Zuhal; Swastawati, Fronthea; Anggo, Apri Dwi
Jurnal Pengolahan dan Bioteknologi Hasil Perikanan Vol 6, No 2 (2017): Periode Wisuda Bulan April 2017
Publisher : Jurusan Perikanan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (409.654 KB)

Abstract

Kerang hijau (Perna viridis Linn) merupakan filter feeder sehingga dapat mengakumulasi logam berat seperti timbal dan kromium yang dapat diturunkan dengan menggunakan senyawa asam sitrat yang terkandung di dalam jeruk. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh larutan jeruk terhadap penurunan kandungan timbal dan kromium pada kerang hijau. Metode penelitian menggunakan Rancangan Acak Kelompok (RAK). Penelitian pendahuluan didapatkan waktu terbaik larutan jeruk nipis yaitu 25 menit dengan konsentrasi sebesar 25%, kemudian digunakan dalam penelitian utama dengan perlakuan konsentrasi perendaman 25% dan lama perendaman 25 menit dan kontrol dengan pengulangan 3 kali. Metode analisa yang digunakan yaitu analisa kadar timbal, kromium, protein, air, pH dan asam sitrat. Hasil Penelitian menunjukkan bahwa perbedaan lama waktu perendaman dalam larutan jeruk memberikan pengaruh nyata (p<0,05) terhadap penurunan kandungan timbal, penurunan terendah terjadi pada perendaman dengan larutan jeruk purut dari 1,755 ppm menjadi 1,142 ppm yaitu 0,613 ppm (34,9%), sedangkan penurunan tertinggi terjadi pada perendaman larutan jeruk nipis dari 1,755 ppm menjadi 0,844 ppm yaitu 0,911 ppm (51,9%). Penurunan kandungan kromium terendah terjadi pada perendaman dengan larutan jeruk purut dari 1,098 ppm menjadi 0,492 ppm yaitu 0,606 ppm (55,19%) sedangkan penurunan tertinggi terjadi pada perendaman dengan larutan jeruk nipis dari 1,098 ppm menjadi 0,438 ppm yaitu 0,66 ppm (60,1%). Perbedaan jenis jeruk juga memberikan pengaruh nyata (p<0,05) terhadap kadar protein, kadar air dan pH. Hasil uji organoleptik terhadap kenampakan, bau dan tekstur tidak memberikan pengaruh nyata akan tetapi untuk rasa memberikan pengaruh nyata. Berdasarkan hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa jeruk nipis yang paling efektif dalam penurunan kandungan timbal dan kromium.
PENGARUH KOMBINASI TEPUNG BIJI NANGKA (Artocarpus heterophyllus Lamk.) DAN TEPUNG TAPIOKA TERHADAP SIFAT FISIK DAN KIMIA PASTA IKAN KURISI (Nemipterus sp.) Fajar, Rahmadian; Riyadi, Putut Har; Anggo, Apri Dwi
Jurnal Pengolahan dan Bioteknologi Hasil Perikanan Vol 5, No 4 (2016): Wisuda Periode Bulan Oktober 2016
Publisher : Jurusan Perikanan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (378.969 KB)

Abstract

Pasta Ikan merupakan salah satu produk diversifikasi perikanan yang memiliki nilai ekonomis tinggi. Banyak metode yang dilakukan untuk meningkatkan tekstur produk pasta ikan, misalnya penambahan tepung. Tepung merupakan bahan yang paling sering ditambahkan ke dalam pasta ikan untuk memperbaiki tekstur produk. Tepung biji nangka dan tepung tapioka mempunyai nilai amilopektin yang tinggi dan kemampuan mengikat air yang baik sehingga mempunyai kemampuan untuk meningkatkan kekuatan gel. Tujuan  penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh penggunaan tepung biji nangka dan tepung tapioka terhadap kualitas pasta ikan kurisi dan mengetahui konsentrasi tepung biji nangka dan kualitas terbaik dari pasta ikan kurisi. Penelitian ini menggunakan metode eksperimental dengan rancangan acak lengkap (RAL) dengan 4 taraf perlakuan dan masing-masing terdiri dari 3 ulangan. Perlakuan yang diujikan adalah K(terigu 10%), A(tapioka 10%, biji nangka 0%), B(tapioka 5%, biji nangka 5%), C (tapioka 0%, biji nagka 10%) dengan parameter uji gel strength, hedonik, kadar air, kadar protein, derajat putih, uji lipat dan organoleptik ikan segar. Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa perbandingan tepung tapioka dan tepung biji nangka memberikan pengaruh nyata (P<5%) terhadap kenampakan, kekuatan gel, kadar air, kadar protein, dan uji lipat, perbandingan tepung tapioka dan tepung biji nangka tidak berpengaruh nyata .(P>5%) terhadap aroma, tekstur, rasa, dan derajat putih. Perbandingan tepung tapioka 5% dan tepung biji nangka 5%  memberikan pengaruh terbaik pada pasta ikan kurisi dengan nilai gel strength (3627,90 ± 151,97 g.cm), nilai hedonik (6,57±0,22), nilai kadar air (73,78±0,14%), nilai kadar protein (15,84±0,11%), nilai derajat putih (71,96±0,33), dan nilai uji lipat (4,73±0,47).
PEMANFAATAN AIR REBUSAN KEPALA UDANG PUTIH (Penaeus merguiensis) SEBAGAI FLAVOR DALAM BENTUK BUBUK DENGAN PENAMBAHAN MALTODEKSTRIN Meiyani, Diah Nur Aisyah Tri; Riyadi, Putut Har; Anggo, Apri Dwi
Jurnal Pengolahan dan Bioteknologi Hasil Perikanan Volume 3, Nomor 2, Tahun 2014
Publisher : Jurusan Perikanan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (325.54 KB)

Abstract

Udang merupakan salah satu komoditas perikanan yang bernilai gizi tinggi. Sebagian besar udang eksport tanpa kepala. Pemanfaatan kepala udang menjadi flavor alami dengan cara direbus dan disaring kaldunya. Sehingga menghasilkan flavor alami. Tujuan dilakukan penelitian ini adalah untuk mengetahui nilai kadar asam glutamat yang terdapat pada flavor kaldu kepala udang putih bubuk. Bahan yang digunakan adalah kepala udang putih (Penaeus merguiensis) dan bahan pengikat dekstrin dengan konsentrasi 0%, 2,5%, 5% dan 7,5%. Hasil penelitian menunjukkan nilai asam glutamat berkisar 36,85%. kisaran nilai kadar protein sebesar 48,95%. Nilai kadar air semua sampel dengan penambahan dekstrin 9,39%-5,91%. Kisaran nilai kadar lemak meningkat sebesar 0,2%-0,33%. Nilai karbohidrat mengalami kenaikan semua sampel yaitu sebesar 3,44%-23,70%. Nilai kelarutan mengalami peningkatan setelah ditambah dekstrin semua sampel yaitu sebesar 77,02%-98,76%. Nilai pH semua sampel memiliki rata-rata sebesar 6% - 6,9%. Nilai uji hedonik yang terdiri dari uji aroma, dan  rasa juga menunjukkan rata-rata nilai yang sama dengan kisaran nilai sebesar 7,15%-7,43%. Shrimp is one of fisheries commodity which have high nutrient content. Most shrimp export commodity is in head and skin off. Utilization the natural flavor of the boiled shrimp head material processing and taken broth. Its broth produces natural flavor. This study investigated glutamic acid value in flavor of white shrimp head broth powder.  Material used in this research were white shrimp head (Penaeus merguiensis) and dextrin binder material 0%, 2,5%, 5%, and 7,5%. Results of this research showed higher glutamic acid value and protein content, respectively 36,88% and 48,95%. All samples showed water content 9,39% to 5,91%, fat 0,2% to 0,33%, carbohydrate value 3,44% to 23,70%, solubility value 77,02% to 98,76%, pH value 6% to 6,9%. Hedonic score had same average to all samples, were 7,15% to 7,43%.
KARAKTERISTIK KULIT IKAN KAKAP PUTIH (Lates calcarifer) SAMAK DENGAN KOMBINASI BAHAN PENYAMAK ALUM DAN MIMOSA Andini, Lucky; Dewi, Eko Nurcahya; Anggo, Apri Dwi
Jurnal Pengolahan dan Bioteknologi Hasil Perikanan Vol 7, No 1 (2018): JANUARI 2018
Publisher : Jurusan Perikanan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (218.738 KB)

Abstract

Tanning agent merupakan salah satu faktor yang memegang peranan penting dalam proses penyamakan kulit ikan. Penyamakan kombinasi alum dengan mimosa dapat menyempurnakan kekurangan tanning agent pada proses penyamakan. Alum merupakan bahan penyamak dengan daya samak rendah, sedangkan mimosa memiliki ketahanan terhadap panas yang rendah sehingga penggabungan keduanya diharapkan dapat meningkatkan kualitas kulit samak. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh penggunaan bahan penyamak alum dan mimosa terhadap kualitas fisik kulit ikan Kakap Putih tersamak. Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) Faktorial dengan dua faktor dan tiga ulangan, yaitu: konsentrasi alum (0%; 3%; 6%; 9%) dan mimosa (20%; 25%). Parameter yang diuji yaitu uji kekuatan tarik, kekuatan sobek, kemuluran, dan suhu kerut. Data analisis menggunakan analisa sidik ragam (ANOVA). Uji Beda Nyata Jujur (BNJ) dilakukan untuk mengetahui perbedaan antara perlakuan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penyamakan kombinasi berpengaruh nyata (P<0,05) terhadap kualitas fisik berdasarkan parameter uji. Perlakuan konsentrasi 6% alum-25% mimosa merupakan yang optimal dengan kriteria: nilai kekuatan tarik (2308,49 N/cm2), kekuatan sobek (347,03 N/cm), kemuluran (54,50%), dan suhu kerut (85oC).
PENGARUH PENAMBAHAN KOJI DAN LAMA FERMENTASI TERHADAP KUALITAS (PH, TVBN, KADAR GARAM DAN RENDEMEN) KECAP IKAN BERBAHAN BAKU IKAN RUCAH Ardiansyah, Yhuda; Darmanto, YS; Anggo, Apri Dwi
Jurnal Pengolahan dan Bioteknologi Hasil Perikanan Volume 4, Nomor 2, Tahun 2015
Publisher : Jurusan Perikanan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (324.931 KB)

Abstract

Kecap ikan merupakan bahan makanan hasil proses fermentasi yang umumnya dibuat dari ikan rucah dengan kadar garam tinggi. Kendala pada pembuatan kecap ikan umumnya membutuhkan waktu yang lama dan rasa produknya sangat asin. Proses fermentasi pembuatan kecap ikan dapat dipersingkat dengan penambahan koji.  Penelitian bertujuan untuk mengetahui ada tidaknya pengaruh penambahan koji (20%, 25%, dan 30%) dan lama fermentasi (10, 20 dan 30 hari) terhadap kualitas (pH, TVBN, kadar garam, dan rendemen) dan sensori kecap ikan. Ikan rucah yang digunakan terdiri dari ikan petek, teri, layur dan salem. Bahan baku diperoleh dari tempat pelelangan ikan didaerah semarang, sedangkan bahan lainnya diperoleh dari pasar lokal didaerah semarang. Metode penelitian yang digunakan adalah metode eksperimental laboratoris dengan menggunakan rancangan percobaan faktorial 3x3.  Penambahan konsentrasi koji 20%, 25% dan 30% memiliki pengaruh yang nyata (P<0,05) terhadap penurunan pH, penurunan nilai kadar garam, dan kenaikan rendemen, tetapi tidak berpengaruh nyata (P>0,05) terhadap kenaikan TVBN. Lama waktu fermentasi memiliki pengaruh yang nyata (P<0,05) terhadap penurunan nilai pH, nilai kadar garam (NaCl), kenaikan TVBN, dan kenaikan nilai rendemen. Interaksi antara penambahan konsentrasi koji dan lama waktu fermentasi berpengaruh nyata (P<0,05) terhadap penurunan nilai kadar garam, tetapi tidak berpengaruh nyata (P>0,05) terhadap penurunan nilai pH, kenaikan nilai TVBN dan kenaikan nilai rendemen. Hasil yang diperoleh menunjukkan bahwa kadar TVBN dan pH produk masih memenuhi standar kecap ikan. Kecap ikan dengan penambahan koji 25% pada hari ke-30 lebih disukai oleh panelis. A fish sauce resulted from fermentation process is generally made from trash fish with high salt content. Processing of fish sauce generally takes a long time and the product is very salty taste. Fermentation process of fish sauce can be shortened by the addition of koji.This study aims to determine whether there is influence of fermentation time (10, 20, and 30 days) and addition of koji with the addition (20%, 25%, and 30%) on the quality (pH, TVBN, salt content and yield) and test sensory. Trash fish used consisted of petek fish , anchovies, belt and chub mackerel, while other materials obtained from the local market area of Semarang. The raw material obtained from fish auction area of Semarang , while other materials obtained from the local market area of Semarang. The method used is experimental laboratories using factorial design of 3 x 3.The addition of koji concentration 20 %, 25 % and 30 % had a significant effects (P<0.05) on decreasing in pH, salt content, and increasing in yield, but not significant (P>0.05) to TVBN. Fermentation time had significant effects (P<0.05) on decreasing in pH value, salt content, increasing in TVBN, and yield . The interaction between the addition of koji and fermentation time significant effect (P<0.05) on decrease salt content, but not significant (P>0.05) to decrease the pH, increase in TVBN and yield. The results showed that the pH and TVBN still meet the standard fish sauce. Fish sauce with the addition of 25% koji until 30 days was preferred by the panelists.
PENGARUH DARI BERBAGAI JENIS KULIT IKAN TERHADAP KETEGUHAN REKAT, KERUSAKAN PERMUKAAN KAYU, DAN VISKOSITAS PADA LEM IKAN Tambunan, Van Rhein; Darmanto, Yudhomenggolo Sastro; Anggo, Apri Dwi
Jurnal Pengolahan dan Bioteknologi Hasil Perikanan Vol 6, No 3 (2017): Periode Wisuda Bulan Agustus 2017
Publisher : Jurusan Perikanan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (318.798 KB)

Abstract

Lem ikan merupakan zat perekat yang terbuat dari ektraksi kulit maupun tulang ikan yang mengandung kolagen yang dapat dihidrolisis dalam air panas dan asam encer untuk membentuk lem ikan. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh penggunaan jenis kulit yang berbeda terhadap keteguhan rekat, kerusakan kayu dan viskositas pada lem ikan dengan bahan baku kulit ikan kakap putih, ikan nila, dan ikan bandeng. Metode penelitian ini bersifat eksperimental laboratoris dengan rancangan percobaan Rancangan Acak Lengkap (RAL). Perlakuan  yang diterapkan adalah perbedaan bahan baku kulit ikan antara lain ikan kakap putih, ikan nila, kulit ikan bandeng dengan masing-masing tiga kali pengulangan. Parameter yang diamati adalah keteguhan rekat, kerusakan permukaan kayu, viskositas, kadar air, pH, dan kecepatan kering. Data dianalisis dengan analisa ragan (ANOVA). Untuk mengetahui perbedaan antar perlakuan, data diuji dengan uji Beda Nyata Jujur (BNJ). Hasil penelitian menunjukkan bahwa penggunaan bahan baku kulit ikan yang berbeda berpengaruh nyata (P<0,05) terhadap nilai keteguhan rekat, kerusakan permukaan kayu, viskositas, pH, kadar air, dan kecepatan kering. Lem ikan dengan bahan baku kulit ikan kakap, ikan nila dan ikan bandeng didapatkan dengan kriteria mutu berturutturut: keteguhan rekat 6,05±0.11 N/mm²; 4,82±0,23 N/mm2, dan 3,55±0,24 N/mm2; kerusakan permukaan kayu 62,37±1,6%, 51,03±3,06%, 43,33±1,68%; viskositas 3,85±0,10 poise, 4,93±0,06 poise, 5,36±0,05 poise; derajat keasaman pH 4,42±0,03, 4,82±0,06, 4,13±0,04; kadar air 55,36±0,2%, 60,69±0,4%, 65,76±1,2%; dan kecepatan kering 74,43±1,47 menit, 98,03±0,57 menit, 111,90±1,22 menit.
Co-Authors - Sumardianto A Suhaeli Fahmi Abiza Winner Natanael Adilla Wahyu Nugraheni Aditya Cahya Putra Aditya Nugroho Afwan Widhiharto Agung Purnama Agus Hariyanto Agus Tri Setyo Wicaksono Ali Djamhuri Andi Ayu Irawati, Andi Ayu Andiani Ulfa Saputri Andini, Lucky Ardila Prasinta Devi Ardya Risma Firmansyah Arnyta Restu Pratiwi, Arnyta Restu Aryna Conny Tamaya Dayu Bestari Diah Nur Aisyah Tri Meiyani Egidya Safitri Eko Nurcahya Dewi Eko Nurcahya Dewi Eko Nurcahya Dewi Elfrido Christian Dewantara Faidha Santika, Faidha Faishal, Imam Farraz Fajar, Rahmadian Fara Sabilla Ulfa Farhan Alfarobi Karim Farisan Hilmana Ramadhan Fathin Alyani, Fathin Ferdianto, Richki Ferry Istanto Firman Multazam Fronthea Swastawati Harys Desvian Wibisono Helmy Mustafida Hilmi, Muhammad Zuhal Ibnu Bachtiar Ida Harjuno Ima Wijayanti Imam Restu Wibowo Jannah, Nabila Tsarwatul Kartika Anjar Sari Koko Seviyanto Laras Rianingsih Liberta Ibi Patria Lukita Purnamayati Ma'ruf, Widodo Farid Medi Prasetyo Meilinda Hardianti, Meilinda Mimin Sugiarti Namaskara, Fadhillah Sanitya Nurina Almas Shabrina Pramitha Nurma Deviyanti, Pramitha Nurma Putut Har Riyadi Rahmaningsih, Astuti Rani Tri Mustika Novitasari Ratna Ibrahim Ratna Ibrahim Ratna Ibrahim Retno Ayu Kurniasih Rian Adiaprana, Rian Riana Rachmawati Romadhon Romadhon Sindi Clarista Efendi Slamet Suharto, Slamet Sumardianto - Tambunan, Van Rhein Titi Surti Tri Wahyuningsih Tri Winarni Agustini Tri Wisnu Susilo Umi Nur Safitri Wahyu Nur Widiyanto Widodo Farid Ma'ruf Widodo Farid Ma’ruf Y S Darmanto y S Darmanto Yhuda Ardiansyah, Yhuda YS Darmanto Yudhomenggolo Sastro Darmanto Yudhomenggolo Sastro Darmanto Yudhomenggolo Sastro Darmanto