Claim Missing Document
Check
Articles

Found 20 Documents
Search

EFEKTIVITAS LAYANAN JALAN TOL BALI MANDARA DALAM MEMENUHI KEPUASAN PENGGUNA Anak Agung Gde Agung Yana; I Nyoman Yudha Astana; Bernardo Sandrini Salasa
JURNAL SPEKTRAN Vol 6 No 2 (2018): Vol. 6, No. 2, Juli 2018
Publisher : Master of Civil Engineering Program Study, Faculty of Engineering, Udayana University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (278.546 KB)

Abstract

ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk mengukur efektivitas layanan Jalan Tol Bali Mandara dalam memenuhi kepuasan pengguna. Terdapat 19 atribut layanan Jalan Tol Bali Mandara yang diukur untuk melihat tingkat kepuasan pengguna. Kesembilan belas atribut tersebut mewakili lima dimensi servqual yakni tangible, reliability, responsiveness, assurance, dan emphaty. Ada dua metode yang digunakan untuk mengukur tingkat kepuasan pengguna yakni Indeks Kepuasan Pengguna (CSI) dan Important Perfomance Analysis (IPA). Berdasarkan hasil analisa CSI diperoleh nilai sebesar 34,29% untuk kendaraan golongan VI serta 32,46% untuk kendaraan golongan I,II,III,IV dan V. Nilai CSI untuk semua golongan kendaraan tersebut lebih kecil dari 50%. Hal ini menunjukan tingkat kepuasan responden terhadap layanan Jalan Tol Bali Mandara secara menyeluruh masih rendah. Hasil yang diperoleh dari diagram IPA menunjukkan layanan Jalan Tol Bali Mandara belum efektif dalam memenuhi kepuasan penggunanya. Hal ini ditunjukkan dengan tingginya sebaran frekuensi (jumlah) atribut yang terletak pada kuadran I. Adapun atribut – atribut tersebut mencakup kondisi lampu penerangan jalan tol, kualitas permukaan jalan tol, geometri (tikungan, tanjakan dan turunan) jalan tol, kelengkapan fasilitas jalan tol untuk keselamatan, jumlah gardu tol, arus lalu lintas yang lancar saat masuk dan keluar jalan tol (sepanjang jalan tol), kecepatan respon atas penggilan darurat dan layanan derek resmi selalu dapat diandalkan.
ANALISIS OPTIMASI SEBAGAI LANGKAH AWAL DALAM INVESTASI PENYEWAAN ALAT BERAT Anak Agung Gde Agung Yana; Nyoman Yudha Astana; Made Adhi Kusuma Wijaya
JURNAL SPEKTRAN Vol 8 No 2 (2020): VOL. 8 NO. 2, JULI 2020
Publisher : Master of Civil Engineering Program Study, Faculty of Engineering, Udayana University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

ABSTRAK Perkembangan kegiatan pariwisata mengakibatkan berkembangnya pembangunan konstruksi untuk mendukung kegiatan tersebut. Pembangunan tersebut memunculkan sejumlah permintaan bagi industri pendukungnya, seperti permintaan pemakaian alat berat untuk proyek konstruksi. Akuisisi peralatan konstruksi yang memerlukan biaya cukup besar, menjadi kendala bagi kontraktor. Sehingga kontraktor memilih menyewa peralatan konstruksi sebagai cara akuisisi yang paling efisien. Banyaknya jenis dan tipe peralatan konstruksi dan modal terbatas, menimbulkan masalah tersendiri bagi perusahaan penyewaan alat berat. Pada penelitian ini dilakukan pengumpulan data-data pada PT. Riadimix untuk mendapatkan data penyewaan dan biaya operasional alat berat. Berdasarkan data tersebut dilakukan analisis optimasi dengan metode persamaan linier, dan selanjutnya dilakukan analisis finansial pada komposisi alat yang paling optimal. Hasil penelitian ini menunjukan jenis alat dan komposisi yang paling menguntungkan untuk diinvestasikan adalah dua unit excavator PC 200, satu unit mobile crane 30 ton, dua unit dumptruck 9 m3 dan satu unit safe loader. Analisa teknis dilihat dari perijinan, lokasi penyimpanan, ketersediaan bahan bakar dan suku cadang, menunjukkan investasi penyewaan alat berat ini layak untuk dilaksanakan. Analisa pasar melihat besarnya kebutuhan alat berat yang terus meningkat dengan jumlah pasokan alat berat yang terbatas maka dipandang perlu untuk menyediakan usaha penyewaan alat berat ini. Analisa kelayakan finansial dengan komposisi jumlah alat tersebut di atas, layak untuk dilaksanakan apabila pendapatan tetap dan operasional tetap seperti yang diasumsikan. Analisa sensitivifitas finansial dengan komposisi jumlah alat tersebut diatas, tetap layak untuk dilaksanakan walaupun terjadi peningkatan biaya operasional sebesar 15% dengan pendapatan tetap sesuai asumsi. Begitupula ketika terjadi penurunan pendapatan sebesar 5% sedangkan biaya operasional tetap dan ketika terjadi penurunan pendapatan sebesar 5% serta peningkatan biaya operasional sebesar 15% secara bersamaan.
ANALISIS KEBERHASILAN PENGEMBANGAN PROYEK PROPERTI KOMERSIAL BANGUNAN CAMPURAN I Nyoman Yudha Astana; G. A.P. Candra Dharmayanti; Vava Bensa Delaranto
JURNAL SPEKTRAN Vol 7 No 1 (2019): Vol. 7, No.1, Januari 2019
Publisher : Master of Civil Engineering Program Study, Faculty of Engineering, Udayana University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (439.769 KB)

Abstract

ANALYSIS OF SUCCESSFUL PROJECT DEVELOPMENT OF MIXED-USE COMMERCIAL PROPERTY ABSTRACT Property industry in Indonesia has contributed 9.4% againts national Brutto Domestic Product during 2016, and property industry growth in 2017 is predicted raise up to 15% from previous year with total capitalization in amount of 318 trillion rupiahs. Property companies have often run their property project without proper strategy and planning, and this circumstance causes property project failure in achieving the initial goal. That occured situation will have serious implication concerning to company reputation, budget, project neighbour, urban planning, possibility of criminal around project site, and tax revenue target. The objective of this research is to identify factors that affecting the succesful project development of mixed-use commercial property, and how the affects are. Respondents are the experts who worked at public listed property companies that registered in Indonesia Stock Exchange, for Property and Real Estate sub-sector, at period of 2016 – 2018. This research have two stages, first to reduce initial confirmatory indicators based on previous references by using Factor Analysis model, and second to analize whether reduced indicators could affect the successful project development of mixed-use commercial property by using Partial Least Square model. The result of analysis shows that the affecting factors are: X1 (Product Diversity and Permits), X2 (Feasibility Study), X3 (Funding and Construction Supervise), X4 (Product Quality and Operational Management), X5 (Design), X6 (Ease of Execution), X7 (Marketing Strategy) and X8 (Location and Building Maintenance). Correlation amongst variable shown by equation model Y = 0.167 X1 + 0.219 X2 + 0.196 X3 + 0.155 X6 + 0.226 X7 + 0.204 X8. However the factors that have positive and significant effect are: X7 (significant value 3.501), X8 (significant value 2.912), X6 (significant value 2.430), X2 (significant value 2.427), X3 (significant value 2.282) and X1 (significant value 2.083).
Knowledge Sharing In Perspective Of Tri Kaya Parisudha And Its Effect On Value Engineering Construction Projects Made Novia Indriani; I Nyoman Arya Thanaya; Nyoman Yudha Astana; A.A.Gde Agung Yana
International Journal of Engineering and Emerging Technology Vol 5 No 1 (2020): January - June
Publisher : Doctorate Program of Engineering Science, Faculty of Engineering, Udayana University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24843/IJEET.2020.v05.i01.p12

Abstract

Abstract Knowledge is the implementation of information and is convinced can be used for decision making. In this 21st century the success of an organization depends very much on the knowledge they have and how to utilize existing knowledge. The objectives of the research are to know and understand the effect of tacit knowledge and explicit knowledge in the Tri kaya Parisudha perspective on the value engineering of construction projects and to know and understand the influence of explicit knowledge mediating the relationship of tacit knowledge to the value engineering of construction projects. Quantitative analysis used is multivariate analysis using structural equation modeling or SEM with a variance-based or component-based approach called PLS (Partial Least Square). Tacit knowlege in manacika perspective significantly influences explicit knowledge in wacika and kayika perspectives, as well as tacit knowlege and explicit knowledge in manacika, wacika and kayika perspectives significantly influence construction project value engineering. Whereas explicit knowledge partially mediates between tacit knowledge to value engineering on construction project. Index Terms— Knowledge sharing, Tri Kaya Parisudha, Value engineering, Construction projects.
ESTIMASI BIAYA KONSTRUKSI GEDUNG DENGAN COST SIGNIFICANT MODEL I Nyoman Yudha Astana
Jurnal Riset Rekayasa Sipil Vol 1, No 1 (2017): September 2017
Publisher : Prodi Teknik Sipil FT Universitas Sebelas Maret

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (180.67 KB) | DOI: 10.20961/jrrs.v1i1.14706

Abstract

Estimasi biaya proyek sangat diperlukan dalam perencanaan sebuahproyek. Pada tahap awal, estimasi biaya digunakan untuk mengetahui berapabesar biaya yang dibutuhkan untuk mewujudkan suatu proyek. Denganketerbatasan waktu dan informasi maka Cost Significant Model merupakan metode estimasi yang mudahdan efektif untuk memberikan gambaran awal biaya proyek.Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan suatu model estimasi biayakonstruksi gedung pemerintah di Kabupaten Jembrana, Provinsi Bali, dengan mengambil data sekunder dari lima belas proyek gedungpemerintah. Prinsip yang digunakan untuk mendapatkanmodel biaya adalah identifikasi cost significant item yang berpengaruh terhadaptotal biaya pekerjaan, kemudian dianalisis untuk menghasilkan rumusanpersamaan regresi.Hasil penelitian menunjukkan bahwa komponen pekerjaan yang secarasignifikan mempengaruhi biaya konstruksi gedung pemerintah di KabupatenJembrana adalah biaya pekerjaan beton, biaya pekerjaan kap/atap, biayapekerjaan finishing/style Bali, dan biaya pekerjaan pintu & jendela. Model estimasi dinyatakan dalam persamaanY=510,481+0,888X5+1,385X6+1,328X12+1,726X8,dimana Y=Biaya pembangunan gedung (Rp/m2), X5=Biaya pekerjaan beton (Rp/m2), X6=Biaya pekerjaan kap (Rp/m2), X12=Biaya pekerjaan finishing/style Bali (Rp/m2), dan X8=Biaya pekerjaan pintu dan jendela (Rp/m2). Penyimpangan model biaya konstruksi gedung dengan cost significantmodel adalah rata-rata 1,81% untuk yang bernilai positif dan 2,06% untuk yangbernilai negatif. Kata kunci : Estimasi Biaya, Cost Significant Model, Konstruksi Gedung
PERENCANAAN WAKTU PELAKSANAAN PROYEK DENGAN MEMPERTIMBANGKAN METODE PEMBAYARAN (STUDI KASUS: PROYEK HOTEL CITADINES BERAWA BEACH, BADUNG, BALI) I Nyoman Yudha Astana
Jurnal Ilmiah Teknik Sipil Vol 26 No 2 (2022): Jurnal Ilmiah Teknik Sipil, Vol. 26 No. 2, Juli 2022
Publisher : Department of Civil Engineering, Udayana University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Penjadwalan proyek merupakan bagian penting dalam pelaksanaan proyek, yang berpotensi menjadi masalah terhadap kegagalan pelaksanaan waktu proyek konstruksi. Penjadwalan proyek berpengaruh langsung terhadap cash flow suatu proyek, terutama terhadap biaya langsung yang ditimbulkan. Jika penjadwalan kegiatan proyek tidak direncanakan dengan baik, maka dapat menimbulkan cash flow negatif yang besar, yang dapat mengganggu kelancaran proyek. Oleh karena itu, perlu dilakukan penelitian mengenai perencanaan kegiatan proyek dengan mempertimbangkan metode pembayaran. Penelitian ini dilakukan pada Proyek Hotel Citadines Berawa Beach senilai Rp44.868.087.944,-., meliputi pekerjaan struktur dan arsitektur, dengan sistem pembayaran progress claim pada monthly payment dan masa retensi dua belas bulan serta pembayaran uang muka sebesar 20%. Penelitian menggunakan aplikasi Microsoft Project 2019 dengan memasukkan jadwal kegiatan dan biaya pelaksanaan. Kemudian dilakukan strategi untuk merencanakan waktu pelaksanaan proyek agar optimal dan menghasilkan penggunaan dana yang efisien. Strategi ini meliputi aktivitas seperti mengurai durasi pekerjaan, mengubah lag time, mengubah predecessor jalur non kritis, mengubah tanggal mulai pekerjaan, dan membagi pengerjaan item pekerjaan. Dari analisis trial and error yang dilakukan sebanyak sebelas kali model penjadwalan, didapatkan jadwal pelaksanaan optimal berdurasi 300 hari dengan cash flow tidak ada yang mengalami overdraft negatif. Pembayaran retensi oleh owner dilakukan pada kuartal 3 tahun 2020 minggu ke-37, sehingga keuntungan proyek adalah Rp3.859.237.349.
Production Stage and Risk Identification on Asphalt Mixing Plant in Bali A.A.A Made Cahaya Wardani; I Nyoman Arya Thanaya; Nyoman Yudha Astana; A.A. Gde Agung Yana
International Journal of Applied Business and International Management (IJABIM) Vol 4, No 3 (2019): IJABIM VOL. 4 NO. 3
Publisher : AIBPM Publisher

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (394.617 KB) | DOI: 10.32535/ijabim.v4i3.678

Abstract

Cost, quality and time are an important performance indicators in the project success. To achieve these objectives various risks are faced in each project life cycle. One of these risks is supply chain risk, which must be managed properly, doe to the uncertainty in this activity. There are still many companies that do not understand the importance of supply chains, so they often become obstacles in achieving project goals This study aims to identify risk factors in each stage of supply chain activities, in road infrastructure in Bali Province. Data were collected from questionnaire survey, interviews and focus group discussion from 15 units asphalt mixing plant supplier in Bali, who understand supply chain issues, especially in road infrastructure work in the province of Bali. The results of research on risk is firstly AMP production processes identified as a field of manufacturing industry that produces hot asphalt used in infrastructure projects in Bali. This research was conducted at the AMP unit found in Bali. From research, the production process and AMP business are based on Supply, Input, Process, Output and Customer activities. (SIPOC). After the activities contained in the Asphalt production process, it is known that further risks can be identified. Second identity the risk on SIPOC process.
IDENTIFICATION OF RISK TRIGGERS ON PRODUCTION ACTIVITIES IN ASPHALT MIXING PLANT UNIT SUPPLY CHAINS IN BALI A.A.A Made Cahaya Wardani; I Nyoman Arya Thanaya; Nyoman Yudha Astana; A.A. Gde Agung Yana
Journal of International Conference Proceedings (JICP) Vol 2, No 1 (2019): Proceedings of the 3rd International Conference of Project Management (ICPM) Bal
Publisher : AIBPM Publisher

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (55.062 KB) | DOI: 10.32535/jicp.v2i1.406

Abstract

Implementation of the project’s time, cost and quality is the goal to be achieved in each project. The characteristics of construction are different for each project, wich the risks found in all stages of the success of the project when each risk faced at each stage of the work can be handled properly. One of the risks in the project stage is risk in supply chain management. Supply chain risk needs to be handled well so that short-term project operations can be achieved. Likewise in the Road Infrastructure Development in Bali Province which certainly faces many obstacles, one of which is the risk in the concrete asphalt supply chain produced by the AMP unit. For this purpose, activities in the AMP process will be identified which can pose a risk. After knowing the risks that occur, mitigation measures will be carried out to prevent and to minimize the risk. To find out the risks faced by the AMP supply chain, it is necessary to first identify activities in the production process that can pose a risk. This study is a collection of literature studies and interviews with competent parties in the field of AMP production processes, namely operators, management and leaders of the AMP Production unit. From the results of research on AMP production processes identified as a field of manufacturing industry that produces hot asphalt used in infrastructure projects in Bali. This research was conducted at the AMP unit found in Bali. From research, the production process and AMP business are based on Supply, Input, Process, Output and Customer activities. (SIPOC). After the activities contained in the Asphalt production process, it is known that further risks can be identified.
PERENCANAAN WAKTU PELAKSANAAN PROYEK DENGAN MEMPERTIMBANGKAN METODE PEMBAYARAN (STUDI KASUS: PROYEK HOTEL CITADINES BERAWA BEACH, BADUNG, BALI) I Nyoman Yudha Astana
Jurnal Ilmiah Teknik Sipil Vol 26 No 2 (2022): Jurnal Ilmiah Teknik Sipil, Vol. 26 No. 2, Juli 2022
Publisher : Department of Civil Engineering, Udayana University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24843/JITS.2022.v26.i02.p10

Abstract

Penjadwalan proyek merupakan bagian penting dalam pelaksanaan proyek, yang berpotensi menjadi masalah terhadap kegagalan pelaksanaan waktu proyek konstruksi. Penjadwalan proyek berpengaruh langsung terhadap cash flow suatu proyek, terutama terhadap biaya langsung yang ditimbulkan. Jika penjadwalan kegiatan proyek tidak direncanakan dengan baik, maka dapat menimbulkan cash flow negatif yang besar, yang dapat mengganggu kelancaran proyek. Oleh karena itu, perlu dilakukan penelitian mengenai perencanaan kegiatan proyek dengan mempertimbangkan metode pembayaran. Penelitian ini dilakukan pada Proyek Hotel Citadines Berawa Beach senilai Rp44.868.087.944,-., meliputi pekerjaan struktur dan arsitektur, dengan sistem pembayaran progress claim pada monthly payment dan masa retensi dua belas bulan serta pembayaran uang muka sebesar 20%. Penelitian menggunakan aplikasi Microsoft Project 2019 dengan memasukkan jadwal kegiatan dan biaya pelaksanaan. Kemudian dilakukan strategi untuk merencanakan waktu pelaksanaan proyek agar optimal dan menghasilkan penggunaan dana yang efisien. Strategi ini meliputi aktivitas seperti mengurai durasi pekerjaan, mengubah lag time, mengubah predecessor jalur non kritis, mengubah tanggal mulai pekerjaan, dan membagi pengerjaan item pekerjaan. Dari analisis trial and error yang dilakukan sebanyak sebelas kali model penjadwalan, didapatkan jadwal pelaksanaan optimal berdurasi 300 hari dengan cash flow tidak ada yang mengalami overdraft negatif. Pembayaran retensi oleh owner dilakukan pada kuartal 3 tahun 2020 minggu ke-37, sehingga keuntungan proyek adalah Rp3.859.237.349.
KEARIFAN LOKAL DALAM REKONSTRUKSI PERUMAHAN PASCA BENCANA GEMPA DAN TSUNAMI IDA BAGUS GEDE INDRAMANIK; DEWA KETUT SUDARSANA; I NYOMAN YUDHA ASTANA; A.A.GEDE AGUNG YANA
GANEC SWARA Vol 18, No 2 (2024): Juni 2024
Publisher : Universitas Mahasaraswati K. Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35327/gara.v18i2.871

Abstract

Natural disasters, such as earthquakes and tsunamis, leave a detrimental impact on people, disrupt lives and cause extensive damage. The results of post-disaster reconstruction must be better than before so that they are more resilient in facing future disasters. However, this is not easy, especially reconstruction in the housing sector due to the lack of attention to the local wisdom of the disaster victims. This study aims to identify elements of local wisdom that contribute to the success of housing reconstruction efforts after the earthquake and tsunami. This research is a literature review where the literature is collected from previous studies originating from reputable international journals which are then sorted until finally 35 articles are reviewed which are further studied. From various previous studies, it can be concluded that the types of local wisdom that need to be considered in housing reconstruction after the earthquake and tsunami disaster can be seen from the dimensions of technology and systems, religious rituals/activities, local knowledge, education and community participation. Local wisdom that must be considered is knowledge about nature and the local environment, local community customs, culture, geographical and climatic conditions, available local construction materials, traditional ways of building houses, and community participation in the reconstruction of the housing.