Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search
Journal : Diglossia

KOMPETISI INTRASEKSUAL DI ANTARA TOKOH-TOKOH PEREMPUAN DALAM DONGENG CENDRILLON KARYA TAHAR BEN JELLOUN Tania Intan; Endang Ikhtiarti
Diglossia Vol 13, No 1 (2021): Diglossia
Publisher : Unipdu Jombang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26594/diglossia.v13i1.2156

Abstract

Cendrillon, atau dikenal dengan nama Cinderella, merupakan salah satu dongeng yang berasal dari tradisi lisan Eropa yang diperkenalkan kembali oleh Charles Perrault, sastrawan Perancis dari abad ke XVII. Tahar Ben Jelloun, pengarang ternama frankofon pada abad XX pun mereka ulang kisah tersebut secara oriental dengan konteks kultur Arab-Islam sebagai latar sosial cerita. Sekalipun terjadi sejumlah deviasi, Jelloun masih mempertahankan struktur dasar dari dongeng tersebut, termasuk sekuen-sekuen persaingan di antara tokoh Cendrillon dengan kedua saudari tirinya. Penelitian ini ditujukan untuk menguraikan kompetisi intraseksual di antara tokoh-tokoh perempuan dalam dongeng Cendrillonyang terdapat di dalam kumpulan cerpen Mes Contes de Perrault(2014) karya Tahar ben Jelloun. Metode yang digunakan untuk penelitian ini adalah deskriptif kualitatif dengan pendekatan psikologi sastra dan kritik sastra feminis. Data dikumpulkan melalui teknik simak-catat setelah melalui pembacaan tertutup. Data dalam bahasa Perancis tersebut kemudian diterjemahkan, diklasifikasi, diinterpretasi, dan dianalisis dengan teori-teori yang relevan. Hasil penelitian ini memperlihatkan bahwa ada dua pihak yang berkompetisi, yaitu Cendrillon, yang dibantu oleh Lalla Aïcha sebagai ibu peri, melawan kedua saudari tirinya yang dibantu oleh ibu mereka, Fatma. Kompetisi intraseksual di antara perempuan dalam dongeng Cendrillondidasari oleh motif pencarian pasangan. Bentuk kompetisi yang terungkap adalah promosi diri, penghinaan pada lawan, dan agresi secara langsung atau tidak langsung. Dampak dari kompetisi intraseksual adalah langgengnya nilai-nilai patriarki dan menetapnya posisi subordinat pada perempuan-perempuan yang bertikai.
KOMPETISI INTRASEKSUAL DI ANTARA TOKOH-TOKOH PEREMPUAN DALAM DONGENG CENDRILLON KARYA TAHAR BEN JELLOUN Tania Intan; Endang Ikhtiarti
Diglossia Vol 13 No 1 (2021): September
Publisher : Unipdu Jombang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26594/diglossia.v13i1.2156

Abstract

Cendrillon, atau dikenal dengan nama Cinderella, merupakan salah satu dongeng yang berasal dari tradisi lisan Eropa yang diperkenalkan kembali oleh Charles Perrault, sastrawan Perancis dari abad ke XVII. Tahar Ben Jelloun, pengarang ternama frankofon pada abad XX pun mereka ulang kisah tersebut secara oriental dengan konteks kultur Arab-Islam sebagai latar sosial cerita. Sekalipun terjadi sejumlah deviasi, Jelloun masih mempertahankan struktur dasar dari dongeng tersebut, termasuk sekuen-sekuen persaingan di antara tokoh Cendrillon dengan kedua saudari tirinya. Penelitian ini ditujukan untuk menguraikan kompetisi intraseksual di antara tokoh-tokoh perempuan dalam dongeng Cendrillonyang terdapat di dalam kumpulan cerpen Mes Contes de Perrault(2014) karya Tahar ben Jelloun. Metode yang digunakan untuk penelitian ini adalah deskriptif kualitatif dengan pendekatan psikologi sastra dan kritik sastra feminis. Data dikumpulkan melalui teknik simak-catat setelah melalui pembacaan tertutup. Data dalam bahasa Perancis tersebut kemudian diterjemahkan, diklasifikasi, diinterpretasi, dan dianalisis dengan teori-teori yang relevan. Hasil penelitian ini memperlihatkan bahwa ada dua pihak yang berkompetisi, yaitu Cendrillon, yang dibantu oleh Lalla Aïcha sebagai ibu peri, melawan kedua saudari tirinya yang dibantu oleh ibu mereka, Fatma. Kompetisi intraseksual di antara perempuan dalam dongeng Cendrillondidasari oleh motif pencarian pasangan. Bentuk kompetisi yang terungkap adalah promosi diri, penghinaan pada lawan, dan agresi secara langsung atau tidak langsung. Dampak dari kompetisi intraseksual adalah langgengnya nilai-nilai patriarki dan menetapnya posisi subordinat pada perempuan-perempuan yang bertikai.