Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search
Journal : JUSS (Jurnal Sosial Soedirman)

Sinergi Antar Stake Holders Dalam Pengelolaan Ekowisata Gunung Kerinci di Kabupaten Kerinci Provinsi Jambi Hendri Dunan Sitio; Dwita Hadi Rahmi
Jurnal Sosial Soedirman Vol 3 No 2 (2019): PEMBERDAYAAN EKONOMI DAN PENDIDIKAN
Publisher : Fakultas Ilmu Sosial and Ilmu Politik Universitas Jenderal Soedirman

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (242.294 KB) | DOI: 10.20884/juss.v3i2.2301

Abstract

Ekowisata merupakan salah satu cara mengintegrasikan kebijakan lingkungan dan meningkatkan perekonomian di pedesaan. Jika dikelola dengan baik, ekowisata dapat menjaga keanekaragaman hayati, menghasilkan dana untuk konservasi lingkungan, menyerap tenaga kerja lokal, meningkatkan pendapatan asli daerah dan mengurangi kemiskinan. Sebagai objek ekowisata unggulan di Provinsi Jambi, Gunung Kerinci memiliki beberapa permasalahan seperti: rendahnya tingkat kunjungan wisatawan, tingginya angka kecelakaan wisatawan dan kondisi sarana dan prasarana pendakian yang belum memadai. Pengelolaan ekowisata Gunung Kerinci melibatkan banyak elemen stakeholder yang menyebabkan kendala tersendiri dalam menyelesaikan permasalahan pengelolaan tersebut. Oleh karena itu maka pengelolaan ekowisata perlu direncanakan dengan pendekatan partisipatif dan dilakukan secara bersinergi antar semua stakeholder dengan memperhatikan potensi yang ada. Penelitian ini bertujuan untuk mendiskripsikan sinergi antar stakeholder dalam pengelolaan ekowisata Gunung Kerinci. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deduktif kualitatif sedangkan analisis data menggunakan metode analisis deskriptif kualitatif. Berdasarkan hasil penelitian ini, sinergi antar stakeholder dalam pengelolaan ekowisata Gunung Kerinci masih belum maksimal, hal ini dapat dilihat dari kebijakan di tingkat pusat yang belum diterjemahkan dengan baik di tingkat daerah, kegiatan stakeholder yang masih belum terintegrasi dan hubungan komunikasi yang terjalin antar aktor yang belum efektif.
Sinergi Antar Stake Holders Dalam Pengelolaan Ekowisata Gunung Kerinci di Kabupaten Kerinci Provinsi Jambi Hendri Dunan Sitio; Dwita Hadi Rahmi
JUSS (Jurnal Sosial Soedirman) Vol 3 No 2 (2019): JUSS (Jurnal Sosial Soedirman)
Publisher : Fakultas Ilmu Sosial and Ilmu Politik Universitas Jenderal Soedirman

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (242.294 KB) | DOI: 10.20884/juss.v3i2.2301

Abstract

Ekowisata merupakan salah satu cara mengintegrasikan kebijakan lingkungan dan meningkatkan perekonomian di pedesaan. Jika dikelola dengan baik, ekowisata dapat menjaga keanekaragaman hayati, menghasilkan dana untuk konservasi lingkungan, menyerap tenaga kerja lokal, meningkatkan pendapatan asli daerah dan mengurangi kemiskinan. Sebagai objek ekowisata unggulan di Provinsi Jambi, Gunung Kerinci memiliki beberapa permasalahan seperti: rendahnya tingkat kunjungan wisatawan, tingginya angka kecelakaan wisatawan dan kondisi sarana dan prasarana pendakian yang belum memadai. Pengelolaan ekowisata Gunung Kerinci melibatkan banyak elemen stakeholder yang menyebabkan kendala tersendiri dalam menyelesaikan permasalahan pengelolaan tersebut. Oleh karena itu maka pengelolaan ekowisata perlu direncanakan dengan pendekatan partisipatif dan dilakukan secara bersinergi antar semua stakeholder dengan memperhatikan potensi yang ada. Penelitian ini bertujuan untuk mendiskripsikan sinergi antar stakeholder dalam pengelolaan ekowisata Gunung Kerinci. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deduktif kualitatif sedangkan analisis data menggunakan metode analisis deskriptif kualitatif. Berdasarkan hasil penelitian ini, sinergi antar stakeholder dalam pengelolaan ekowisata Gunung Kerinci masih belum maksimal, hal ini dapat dilihat dari kebijakan di tingkat pusat yang belum diterjemahkan dengan baik di tingkat daerah, kegiatan stakeholder yang masih belum terintegrasi dan hubungan komunikasi yang terjalin antar aktor yang belum efektif.