Claim Missing Document
Check
Articles

Found 9 Documents
Search

Sinergi Antar Stake Holders Dalam Pengelolaan Ekowisata Gunung Kerinci di Kabupaten Kerinci Provinsi Jambi Hendri Dunan Sitio; Dwita Hadi Rahmi
Jurnal Sosial Soedirman Vol 3 No 2 (2019): PEMBERDAYAAN EKONOMI DAN PENDIDIKAN
Publisher : Fakultas Ilmu Sosial and Ilmu Politik Universitas Jenderal Soedirman

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (242.294 KB) | DOI: 10.20884/juss.v3i2.2301

Abstract

Ekowisata merupakan salah satu cara mengintegrasikan kebijakan lingkungan dan meningkatkan perekonomian di pedesaan. Jika dikelola dengan baik, ekowisata dapat menjaga keanekaragaman hayati, menghasilkan dana untuk konservasi lingkungan, menyerap tenaga kerja lokal, meningkatkan pendapatan asli daerah dan mengurangi kemiskinan. Sebagai objek ekowisata unggulan di Provinsi Jambi, Gunung Kerinci memiliki beberapa permasalahan seperti: rendahnya tingkat kunjungan wisatawan, tingginya angka kecelakaan wisatawan dan kondisi sarana dan prasarana pendakian yang belum memadai. Pengelolaan ekowisata Gunung Kerinci melibatkan banyak elemen stakeholder yang menyebabkan kendala tersendiri dalam menyelesaikan permasalahan pengelolaan tersebut. Oleh karena itu maka pengelolaan ekowisata perlu direncanakan dengan pendekatan partisipatif dan dilakukan secara bersinergi antar semua stakeholder dengan memperhatikan potensi yang ada. Penelitian ini bertujuan untuk mendiskripsikan sinergi antar stakeholder dalam pengelolaan ekowisata Gunung Kerinci. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deduktif kualitatif sedangkan analisis data menggunakan metode analisis deskriptif kualitatif. Berdasarkan hasil penelitian ini, sinergi antar stakeholder dalam pengelolaan ekowisata Gunung Kerinci masih belum maksimal, hal ini dapat dilihat dari kebijakan di tingkat pusat yang belum diterjemahkan dengan baik di tingkat daerah, kegiatan stakeholder yang masih belum terintegrasi dan hubungan komunikasi yang terjalin antar aktor yang belum efektif.
On-Site Upgrading : Strategi Memenuhi Adequate Housing di Kampung Kota Sekar Ari Utari; Dwita Hadi Rahmi; Ikaputra .
Tesa Arsitektur Vol 18, No 2: Desember 2020
Publisher : Unika Soegijapranata Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24167/tesa.v18i2.1835

Abstract

Housing and settlement conditions are still things that need to be resolved in Indonesia. Settlements in many cities in Indonesia still have many shortcomings in terms of physical conditions and basic infrastructure. The government has tried a method to overcome this problem through the Kampung Improvement Program (KIP). However, KIP has not been able to solve the problem whose effects are sustainable. There are still many urban poor living in slums urban areas. Given the above understanding, there is an urgency to look into a method to solve the problems. On-site upgrading is a step that can be used as a method for solving Kampung problems in Indonesia. This paper examines what and how the concept of on-site upgrading can provide sustainable effects in Indonesia.
Pengaruh Kualitas Daya Tarik Wisata Budaya Terhadap Minat Kunjungan Wisatawan Nusantara ke Kotagede Syariful Anhar Harahap; Dwita Hadi Rahmi
Jurnal Kepariwisataan dan Hospitalitas Vol 4 No 1 (2020): Vol.4,No.1,2020
Publisher : DIPLOMA IV TOURISM PROGRAM STUDY, TOURISM FACULTY,UDAYANA UNIVERSITY

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24843/JKH.2020.v04.i01.p02

Abstract

Abstraks Daya tarik wisata budaya Kotagede berupa bangunan arsitektur memiliki nilai keberagaman dan keunikan yang sangat tinggi. Hal tersebut diyakini dapat memicu minat wisatawan nusantara untuk berkunjung akan tetapi secara kualitas daya tarik wisata budaya Kotagede masih memiliki permasalahan dalam hal aksesibilitas dan kelengkapan fasilitas umum dan pariwisata dalam menunjang aktivitas wisatawan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kualitas daya tarik wisata budaya Kotagede, minat kunjungan wisatawan nusantara ke Kotagede dan pengaruh ke dua variabel tersebut. Dengan menggunakan metode penelitian kuantitatif dan hasil akan dianalisis menggunakan statistik deskriptif dan statistik inferensial. Hasil penelitian terhadap pengaruh kualitas daya tarik wisata budaya dan minat kunjungan wisatawan nusantara ke Kotagede yaitu: (1) daya tarik wisata budaya Kotagede memiliki nilai yang baik dan yang menjadi daya tarik utama wisata budaya Kotagede adalah keunikan dari bangunan arsitektur dan keunikan kawasan Kotagede, (2) minat kunjungan wisatawan nusantara ke Kotagede sangat tinggi dan keunikan bangunan arsitektur serta kemudahan menjangkau Kotagede menjadi faktor utama wisatawan nusantara untuk mengujungi Kotagede, (3) berdasar hasil uji person product moment dan uji t-test maka diperoleh nilai rhitung 0,540 > rtabel 0,195 dan nilai t-test thitung 6,356 > ttabel 1,661 maka dapat dinyatakan bahwa pengaruh antara kualitas daya tarik wisata budaya terhadap minat kunjungan wisatawan nusantara sebesar 0,540 adalah signifikan digeneralisasikan untuk populasi di mana diambil (Ho: tidak ada hubungan di tolak). Kata kunci: Kualitas, Daya tarik wisata budaya, Minat kunjungan, Wisatawan Nusantara
Karakteristik fasad bangunan Indis di kawasan Jalan Prawitotaman Yogyakarta Dessy Anggraini; Dwita Hadi Rahmi
ARTEKS : Jurnal Teknik Arsitektur Vol 4 No 1 (2019): ARTEKS : Jurnal Teknik Arsitektur | Juli 2019 ~ Desember 2019
Publisher : Program Studi Arsitektur Fakultas Teknik Universitas Katolik Widya Mandira

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (770.973 KB) | DOI: 10.30822/arteks.v4i1.78

Abstract

Façade characteristics of Indich buildings in Jalan Prawirotaman Yogyakarta Prawirotaman, Yogyakarta has a unique characteristic with the facade of Indich buildings which used to be the house for Kraton warriors and continued to grow, so that many new buildings emerged with a modern style that could eliminate identity and characteristics in the Jalan Prawirotaman area. Therefore, we need a comprehension of the façade characteristics for Indich buildings so that it can be used as an idea in the design of buildings in the future. This study uses the rationalistic paradigm with qualitative deductive methods. The results of the study show types in each element and the most dominant types including limasan roof with the addition of a small roof (due to the addition of the front room) with clay tile, concrete material walls with cream or white color, the door uses 2 door leaves wood material combination glass rayban, glass massif window, elevation of the floor between 20-60 cm (requires stairs for access) and dominated by one-story buildings. Facade pattern of the entire Indich buildings in the Jalan Prawirotaman area has an asymmetrical pattern but seems balanced and ornaments in the building are in the ventilation, while the column with firm lines and concrete material elements shows the different characteristics variables from the characteristics Indich building basic theory. Examples of the different elements are the windows and building patterns because of the current development and changed by building owners. © 2019 Dessy Anggraini, Dwita Hadi Rahmi
Pengaruh perkembangan kampus terpadu UII terhadap permukiman di sekitarnya Fahreza Ambraini; Deva Fosterharoldas Swasto; Dwita Hadi Rahmi
Region : Jurnal Pembangunan Wilayah dan Perencanaan Partisipatif Vol 15, No 1 (2020)
Publisher : Regional Development Information Center, Universitas Sebelas Maret

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20961/region.v15i1.27002

Abstract

Kampus merupakan suatu perkumpulan tersendiri yang terbukti mampu menjadi instrumen pemicu perkembangan wilayah. Salah satunya adalah Kampus Terpadu Universitas Islam Indonesia (UII) Yogyakarta. Pembangunan kampus terpadu UII berpengaruh terhadap pemkembangan permukiman di sekitar kampus, berupa pertumbuhan jumlah pelayanan dan jasa baik itu berupa indekos, cafetaria dan rumah makan pada sekitar kampus. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui perkembangan kawasan permukiman di sekitar kampus terpadu UII dan faktor-faktor yang mempengaruhinya. Penelitian ini menggunakan teknik analisis deskriptif kualitatif dengan data yang berasal dari hasil observasi dan wawancara. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa kebijakan pemerintah, perkembangan dan pembangunan kampus UII, dan mahasiswa yang bermukim di sekitar kampus merupakan faktor-faktor yang mempengaruhi perkembangan permukiman disekitar kampus UII. Hasil penelitian juga menunjukkan kawasan permukiman yang mengalami perkembangan terbesar adalah Dusun Lodadi, Dusun Kimpulan, dan Dusun Nglanjaran, yang berbatasan langsung dengan kampus terpadu UII. 
Rumah sebagai Helioterapi di Masa Pandemi Covid-19 Ariessa Khalista Pratami; Dwita Hadi Rahmi
Jurnal Lingkungan Binaan Indonesia Vol. 10 No. 1 (2021): JLBI
Publisher : Ikatan Peneliti Lingkungan Binaan Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (480.404 KB) | DOI: 10.32315/jlbi.v10i01.7

Abstract

Wabah Covid-19 mengubah dunia dari berbagai lini, penelitian ini berangkat dari lini spasial terkecil yaitu rumah. Rumah semakin krusial, dituntut semakin efisien, kompak, multifungsi, dan cepat beradaptasi. Tidak sekedar menjadi rumah sehat di masa pandemi Covid-19, namun mampu meningkatkan imunitas tubuh bagi penghuni yang karantina / isolasi mandiri di rumahnya masing-masing maupun penghuni yang rentan terhadap penyakit seperti lansia dan bayi. Disinilah helioterapi didialogkan dengan konteks rumah dimana sebagai terapi yang dapat meningkatkan imunitas penghuni. Lingkup penelitian ini berfokus terhadap bagaimana konsep helioterapi dapat diterapkan ke dalam rumah di masa pandemi Covid-19 ini. Tujuan dari penelitian ini adalah sebagai eksplorasi pemikiran kritis, pengetahuan dan fakta dari data-data terkait. Hal tersebut didialogkan bersama sehingga dapat ditarik kesimpulan berupa sumbangan pemikiran di lingkup keilmuan arsitektur. Helioterapi dapat diterapkan ke hunian dengan prinsip rumah aman selama pandemi dengan rekayasa bukaan pintu jendela. Dengan adanya pandemi ini, merupakan pemantik awal titik renungan kita semua sebagai arsitek untuk mampu mengembalikan kemurnian tujuan profesi arsitek yang sebenarnya. The Covid-19 outbreak changed the world from various sides, this research departs from the smallest spatial side, house. Houses are increasingly crucial, they are demanded to be more efficient, compact, multifunctional, and rapid to adapt. Not only being a healthy home during the outbreak, but being able to increase immunity for residents who are independent quarantine / isolation in their homes as well as residents who are vulnerable to diseases such as elderly and babies. House that integrated with heliotherapy can increase the immunity of the occupants. The scope of this research focuses on how the concept of heliotherapy can be applied to homes during the Covid-19 pandemic. The purpose of this research is to explore critical thinking, knowledge and facts from related data. This is being discussed together so that conclusions can be drawn in the form of contributions of thought in the scope of architectural scholarship. Heliotherapy can be applied to shelter based on the principle of safe housing during a pandemi with handling window openings. With this pandemi, it is the starting point of reflection for all of us as architects to be able to restore the purity of the true goals of the architectural profession.
Eksistensi Rumah Cagar Budaya dan Pengaruhnya Terhadap Rasa Ruang di Kotagede Refa Kurniawan Ajie; Dwita Hadi Rahmi
Jurnal Planologi Vol 19, No 2 (2022): Oktober
Publisher : Universitas Islam Sultan Agung Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30659/jpsa.v19i2.19662

Abstract

Kotagede di Yogyakarta merupakan salah satu bekas pusat peradaban di Pulau Jawa sebagai ibu kota Kesultanan Mataram Islam yang memiliki banyak aset cagar budaya. Rumah-rumah cagar budaya Kotagede memiliki berbagai gaya arsitektur yang mengandung filosofi, norma, dan mencerminkan sejarah lokal. Namun sebagai kawasan perkotaan, kawasan permukiman kawasan Kotagede juga berkembang pesat menjadi kawasan permukiman padat. Seiring dengan berkembangnya peradaban baru dengan pola kehidupan dan generasi yang baru, banyak rumah cagar budaya yang hilang dalam 20 tahun terakhir. Untuk mendorong masyarakat menjaga dan melestarikan rumah cagar budaya, perlu diketahui peran rumah cagar budaya di era modern.Oleh karena itu, penelitian ini mencoba memahami signifikansi rumah cagar budaya dengan menghubungkan eksistensi rumah cagar budaya dengan rasa ruang (sense of place).Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif dengan mengambil Kotagede Yogyakarta sebagai lokasi penelitian. Analisis data dilakukan dengan menggunakan metode analisis deskriptif, analisis faktor, dan analisis regresi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa eksistensi secara fisik rumah cagar budaya terhambat oleh beberapa kerusakan dan hilangnya beberapa aset. Meski begitu, rumah cagar budaya memiliki nilai eksistensi non fisik yang cukup besar. Hasil penelitian menunjukkan bahwa keberadaan rumah pusaka di Kotagede memiliki hubungan positif dengan sense of place masyarakat lokal terhadap lingkungannya.
Study on the References of Architectural Heritage Adaptive Reuse Laretna Trisnantari Adishakti; Dimas Wihardyanto; Ikaputra Ikaputra; Dwita Hadi Rahmi; Dyah Titisari Widyastuti; Alyas Abibawa Widita
Jurnal Arsitektur Vol 13, No 1 (2023): Januari
Publisher : Universitas Bandar Lampung (UBL)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36448/ja.v13i1.2773

Abstract

Heritage Architectural Design or Olah Desain Arsitektur Pusaka (ODAP) in Bahasa Indonesia, has several names including adaptation architecture, filler architecture or infill design. ODAP is a method of architectural preservation that is carried out by grafting in new activities, and/or adding buildings either in part or in whole by first carrying out an in-depth study. As a method of preserving heritage, ODAP cannot separate itself from utilization strategies. This is because the preservation of architectural heritage will be meaningless if it is not able to provide benefits from a social, cultural and or economic perspective. Even further, it can become a source of new creativity in the field of architecture, arts and culture and its economic value. In order to achieve this, heritage conservation actors and related parties are required to have good sensitivity, taste, and creativity and have the desire to always develop. In this article, we will examine this ODAP, and how its role is to provide guidelines and considerations in design decisions for a heritage architecture so that it can be useful again in the future. 
Sinergi Antar Stake Holders Dalam Pengelolaan Ekowisata Gunung Kerinci di Kabupaten Kerinci Provinsi Jambi Hendri Dunan Sitio; Dwita Hadi Rahmi
JUSS (Jurnal Sosial Soedirman) Vol 3 No 2 (2019): JUSS (Jurnal Sosial Soedirman)
Publisher : Fakultas Ilmu Sosial and Ilmu Politik Universitas Jenderal Soedirman

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (242.294 KB) | DOI: 10.20884/juss.v3i2.2301

Abstract

Ekowisata merupakan salah satu cara mengintegrasikan kebijakan lingkungan dan meningkatkan perekonomian di pedesaan. Jika dikelola dengan baik, ekowisata dapat menjaga keanekaragaman hayati, menghasilkan dana untuk konservasi lingkungan, menyerap tenaga kerja lokal, meningkatkan pendapatan asli daerah dan mengurangi kemiskinan. Sebagai objek ekowisata unggulan di Provinsi Jambi, Gunung Kerinci memiliki beberapa permasalahan seperti: rendahnya tingkat kunjungan wisatawan, tingginya angka kecelakaan wisatawan dan kondisi sarana dan prasarana pendakian yang belum memadai. Pengelolaan ekowisata Gunung Kerinci melibatkan banyak elemen stakeholder yang menyebabkan kendala tersendiri dalam menyelesaikan permasalahan pengelolaan tersebut. Oleh karena itu maka pengelolaan ekowisata perlu direncanakan dengan pendekatan partisipatif dan dilakukan secara bersinergi antar semua stakeholder dengan memperhatikan potensi yang ada. Penelitian ini bertujuan untuk mendiskripsikan sinergi antar stakeholder dalam pengelolaan ekowisata Gunung Kerinci. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deduktif kualitatif sedangkan analisis data menggunakan metode analisis deskriptif kualitatif. Berdasarkan hasil penelitian ini, sinergi antar stakeholder dalam pengelolaan ekowisata Gunung Kerinci masih belum maksimal, hal ini dapat dilihat dari kebijakan di tingkat pusat yang belum diterjemahkan dengan baik di tingkat daerah, kegiatan stakeholder yang masih belum terintegrasi dan hubungan komunikasi yang terjalin antar aktor yang belum efektif.