Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search

STRATEGI PENAFSIRAN PUSAKA DI KEUSKUPAN AGUNG SEMARANG (STUDI KASUS SITUS RANDUSARI – SEMARANG) Rosalia Rachma Rihadiani; Laretna Trisnantari Adishakti
Tesa Arsitektur Vol 20, No 1: Juni 2022
Publisher : Unika Soegijapranata Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24167/tesa.v20i1.4780

Abstract

Abstract Many studies on the preservation of cultural heritage have been carried out, but only focus on the physical aspect. Studies that only focus on the physical do not have the power to last long because conservation activities will only focus on how to return the investment on physical development. The research aims to find significance in the interpretation and meaning of heritage preservation which will form the basis of a comprehensive and sustainable conservation strategy. This study uses the Historical Interpretation Strategy (HIS) as part of the seven steps of Heritage Urban Landscape (HUL). History tracing is done by diachronic and synchronic methods. The case study was conducted at the Randusari site in the Archdiocese of Semarang by conducting field surveys, interviews, questionnaires and a Discussion Group Forum with the Archdiocese of Semarang, government officials and professional associations. This study finds significance in the interpretation of heirlooms and the meaning of heirlooms at the Randusari Site, such as Education, Youth, Humanity and Catholicism as the basis for conservation at the Randusari Site. Keywords: Interpretation, significance, heritage, Randusari Site, meaning AbstrakKajian pelestarian cagar budaya sudah banyak dilakukan, namun hanya berfokus pada aspek fisik saja. Kajian yang hanya menitikberatkan pada aspek fisik tidak memiliki kekuatan untuk bertahan lama karena kegiatan pelestarian hanya akan berfokus pada cara untuk mengembalikan investasi atas pembangunan fisik. Penelitian ini bertujuan untuk menemukan signifikansi dalam penafsiran dan makna pusaka pelestarian pusaka yang akan menjadi dasar strategi  pelestarian yang komprehensif dan berkelanjutan. Penelitian ini menerapkan Strategi Interpretasi Sejarah (HIS) atau Strategi Penafsiran Pusaka sebagai bagian dari tujuh langkah Heritage Urban Landscape (HUL). Penelusuran sejarah dilakukan dengan metode diakronis  dan sinkronis. Studi kasus dilakukan di situs Randusari di Keuskupan Agung Semarang dengan melakukan survei lapangan, wawancara, kuesioner dan Forum Grup Disscusion dengan  Keuskupan Agung Semarang, pejabat pemerintah, dan asosiasi profesi. Kajian ini menemukan signifikansi dalam penafsiran pusaka dan makna pusaka di Situs Randusari yaitu Pendidikan, Kebaruan, Kemanusiaan, dan Katoliksitas sebagai dasar dalam pelestarian di Situs Randusari.Kata kunci: Penafsiran, signifikansi, pusaka, Situs Randusari, makna
Study on the References of Architectural Heritage Adaptive Reuse Laretna Trisnantari Adishakti; Dimas Wihardyanto; Ikaputra Ikaputra; Dwita Hadi Rahmi; Dyah Titisari Widyastuti; Alyas Abibawa Widita
Jurnal Arsitektur Vol 13, No 1 (2023): Januari
Publisher : Universitas Bandar Lampung (UBL)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36448/ja.v13i1.2773

Abstract

Heritage Architectural Design or Olah Desain Arsitektur Pusaka (ODAP) in Bahasa Indonesia, has several names including adaptation architecture, filler architecture or infill design. ODAP is a method of architectural preservation that is carried out by grafting in new activities, and/or adding buildings either in part or in whole by first carrying out an in-depth study. As a method of preserving heritage, ODAP cannot separate itself from utilization strategies. This is because the preservation of architectural heritage will be meaningless if it is not able to provide benefits from a social, cultural and or economic perspective. Even further, it can become a source of new creativity in the field of architecture, arts and culture and its economic value. In order to achieve this, heritage conservation actors and related parties are required to have good sensitivity, taste, and creativity and have the desire to always develop. In this article, we will examine this ODAP, and how its role is to provide guidelines and considerations in design decisions for a heritage architecture so that it can be useful again in the future. 
PHOTOGRAMMETRY: DALAM UPAYA PELESTARIAN ARSITEKTUR PUSAKA Pusparini Dharma Putri; Laretna Trisnantari Adishakti
Jurnal Arsitektur ZONASI Vol 6, No 1 (2023): Vol 6, No 1 (2023): Jurnal Arsitektur Zonasi Februari 2023
Publisher : KBK Peracangan Arsitektur dan Kota Program Studi Arsitektur Fakultas Pendidikan Teknologi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.17509/jaz.v6i1.48914

Abstract

Visualisasi virtual objek arsitektur saat ini sangat diperlukan dalam mempelajari arsitektur baik digunakan untuk kepentingan umum atau pun akademik. Di Indonesia visualisasi virtual masih terbatas pada objek arsitektur baru, lalu bagaimana dengan objek terbangun/objek arsitektur pusaka? Hal ini semakin memperkuat pentingnya melakukan visualisasi virtual untuk objek terbangun, khususnya objek pusaka. Visualisasi (rekonstruksi virtual) sendiri termasuk dalam satu proses besar pelestarian dan pembangunan terintegrasi dalam konsep Heritage Building information Modeling (H-BIM). Mengambil objek amatan yang tersebar dalam Kawasan Komplek Candi Borobudur, penelitian ini sekaligus ingin mempelajari manfaat rekonstruksi virtual dalam pelestarian kawasan dalam konsep besar. Menggunakan dua jenis sumber data (Source-Based dan Reality-Based), peneliti mencoba merekonstruksi objek amatan dan mengidentifikasi karakternya. Tujuan dari penelitian ini selain untuk menghasilkan visualisasi 3D menggunakan Agisoft-Metashape juga mengangkat diskusi pentingnya rekonstruksi virtual sebagai awalan dalam tahapan kolase data dalam meny usun Historic Urban Landscape (HUL). Hasil dari identifikasi yaitu amatan merupakan kawasan permukiman pedesaan masyarakat sosial-jawa yang diperkuat oleh karakter berupa; tata masa yang menyatu dengan alam, jenis material bangunan yang masih memanfaatkan bahan baku setempat, dan minimnya ornamentasi pada komponen bangunan. Bagian akhir, penelitian ini memperoleh kesimpulan bahwa masih kuatnya identitas kawasan dengan karakter permukiman pedesaan perlu dipertahankan dan diperkuat dalam pembangunan berkelanjutan yang semua tergabung dalam one gate data system (open source).