Claim Missing Document
Check
Articles

Found 17 Documents
Search

How do Middle School Student Trusts Predicted Moral Disengagement and Incivility? Nugroho, Imam Setyo; Sutoyo, Anwar; Sunawan, Sunawan
Jurnal Bimbingan Konseling Articles in Press
Publisher : Jurnal Bimbingan Konseling

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Trust becomes one of the important characters and part of the integrity character that must be possessed by students. The importance of trust can be seen from the many academic cheating behaviors committed by students such as plagiarism and cheating and their future behavior. This study uses a correlational design with cluster sampling data collection techniques by selecting 636 students (49.5% male, 50.5% female) junior high school in Semarang and Temanggung. Data retrieval is done with students filling the scale of academic integrity, moral disengagement and incivility. The results confirmed that moral disengagement and incivility negatively predicted student trust (R = 0.26, F(13,622) = 3.54, p < 0.01). This finding confirms that moral disengagement and incivility predict students' trust. Specifically the results of this study confirm that the type of moral disengagement is euphemistic labeling and the type of incivility is intentional incivility to predict student trust. Further discussion is discussed in this study.
Student engagement during pandemic COVID-19 and its implications for guidance and counseling Imam Setyo Nugroho; Eny Kusumawati; Diana Dewi Wahyuningsih
KONSELI: Jurnal Bimbingan dan Konseling (E-Journal) Vol 8, No 2 (2021): KONSELI: Jurnal Bimbingan dan Konseling (E-Journal)
Publisher : Universitas Islam Negeri Raden Intan Lampung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (470.348 KB) | DOI: 10.24042/kons.v8i2.8778

Abstract

Student engagement is a condition of the extent to which students play an active role in the learning process by focusing on time, energy, mind, effort, feelings and making it happen in action to complete their academic tasks completely. This study aims to explore and find out the level of student engagement in the Covid-19 pandemic period seen from gender differences and the school level. Quantitative descriptive research with this survey design involves 469 students, 245 students of the junior high school, and 224 senior high school students chosen using a stratified random sampling proportionate cluster. The results showed that secondary school students in the Covid-19 pandemic period had an average level of student engagement in the medium category. This study found, there was no different level of student engagement based on gender (t (467) = -1.86). But specifically, the participation has a significant difference, while the skill, emotion, and performance do not have a significant difference. At the school level, indicate that there are significant differences in the level of student engagement (t(467)= -3.39). Furthermore, it can be seen from every indicator of student engagement skills, participation and performance have a significant difference and only an emotion that does not have it. The results of this study have implications for the planning of guidance and counseling programs in schools during the Covid-19 pandemic period, which is important to see the level of student engagement, especially in the emotional indicator. Further discussion is discussed in this article.
TANGGAPAN NARAPIDANA LEMBAGA PEMASYARAKATAN KOTA MADIUN PADA SANKSI HUKUM PIDANA ISLAM TERHADAP SIKAP TAUBATAN NASHUHA Siti Muhayati; Tyas Martika Anggriana; Imam Setyo Nugroho; Aris Indra Setiawan; Ikhda Putri Nur Islamiati
Counsellia: Jurnal Bimbingan dan Konseling Vol 3, No 2 (2013)
Publisher : Universitas PGRI Madiun

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (169.379 KB) | DOI: 10.25273/counsellia.v3i2.248

Abstract

Tiap hari masyarakat Indonesia disuguhi berita tentang tindak pidanapelanggaran Hak Syar’i Manusia (Hak Asasi Manusia), terutama pembunuhan,pencurian, perampokan dan pelakunya sebagaian besar warga negara Indonesiasendiri. Padahal warga negara Indonesia sebagain besar beriman Islam dandibawah naungan falsaah Pancasila. Idealnya warga negara Indonesia selain taatpada ulil amri juga taat pada Allah sehingga warga negara Indonesia akan menjadimanusia yang mampu bersikap untuk mengakui, menghormati dan melindungihak hidup dan hak memiliki harta orang lain. Tapi dalam kenyataannya warganegara Indonesia masih ada yang melakukan tindak kejahatan dan tidak jera walaupelakunya telah diberi sanksi pidana, bahkan yang belum pernah melakukantindak kejahatan menambah jumlah pelaku tindak pidana.Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara tanggapannarapidana Lembaga Pemasyarakatan Kota Madiun pada sanksi hukum pidanaIslam dengan sikap taubatan nashuha. Metode penelitian yang digunakan adalahEx-post-facto. Populasi dalam penelitian ini adalah narapidana pelanggar HakSyar’i Manusia (Hak Asasi manusia) sebanyak 17 orang. Angket penelitiandisebarkan kepada subjek penelitian, yaitu narapidana pencurian dan perampokandi Lembaga Pemasyarakatan Kota Madiun. Subjek penelitian dipilih secarapurposive, yaitu dengan cara memilih subjek berdasarkan pada putusan hukumpidana yang dijatuhkan oleh Majelis Hakim.Berdasarkan analisis data dengan menggunakan analisis Spearman diketahuibahwa terdapat hubungan antara tanggapan narapidana Lembaga PemasyarakatanKota Madiun pada sanksi hukum pidana Islam dengan sikap taubatan nashuha.Kegiatan pembinaan mental yang dilakukan di Lembaga Pemasyarakatan Klas 1Kota Madiun melalui kegiatan keagamaan, yaitu berupa pengajian, baca Alqur’an,baca Yasin dan Tahlil dapat membantu narapidana untuk mengembangkantanggapan yang positif terhadap sanksi hukuman yang dijatuhkan kepadanya,sehingga narapidana terdorong untuk memiliki sikap taubatan nashuha.Narapidana merasa jera dan mampu mengembangkan suatu perasaan, keyakinandan perbuatan untuk berpindah dari perbuatan buruk ke perbuatan baik yang terusmenerus dan istiqomah. Jika hal ini dapat dilakukan secara istiqomah olehnarapidana, maka setelah dinyatakan bebas, individu yang bersangkutan akanmampu menjalani kehidupan bermasyarakat yang sehat dan terhindar dari tindakkriminal di kemudian hari.
Academic Dishonesty Siswa di Masa Pandemi Covid-19: Implikasinya pada Bimbingan dan Konseling Diana Dewi Wahyuningsih; Eny Kusumawati; Imam Setyo Nugroho
Counsellia: Jurnal Bimbingan dan Konseling Vol 11, No 2 (2021)
Publisher : Universitas PGRI Madiun

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25273/counsellia.v11i2.9168

Abstract

Academic dishonesty yaitu perilaku menyimpang dari aturan akademik yang dilakukan oleh siswa di berbagai jenjang pendidikan untuk mendapatkan hasil ujian atau pengakuan yang baik atas tugas akademiknya dengan jalan mencontek, plagiarisme, bekerja sama dalam kecurangan ujian, maupun memalsukan data. Artikel ini bertujuan untuk mengekplorasi tingkat adacemic dishonesty siswa pada masa pandemi covid-19 dilihat dari perbedaan jenis kelamin, tingkatan kelas serta usia. Metode penelitian yang digunakan yaitu survey dengan jenis cross sectional survey design yang melibatkan 493 siswa sekolah menengah kejuruan yang dipilih menggunakan teknik cluster sampling. Instrumen pengumpulan data penelitian menggunakan academic dishonesty scale. Teknik analisis data yang dilakukan yaitu analisis deskriptif, uji t-test dan Uji Anova. Hasil penelitian membuktikan bahwa siswa sekolah memengah kejuruan memiliki tingkat academic dishonesty pada kategori sedang. Lebih lanjut penelitian ini menemukan bahwa dilihat dari perbedaan jenis kelamin siswa laki-laki memiliki tingkat academic dishonesty lebih tinggi dari siswa perempuan. Hal yang sama juga terjadi ketika dilihat dari setiap indikator academic dishonesty. Pada perbedaan kelas dan perbedaan usia menunjukkan bahwa tidak ada perbedaan yang signifikan antara siswa kelas 10 dan siswa kelas 12 serta siswa berusia 15, 16, 17, 18 dalam tingkat academic dishonesty. Diskusi lebih lanjut dibahas dalam artikel ini.Abstrac: Academic dishonestyis behavior deviating from academic rules carried out by students at various levels of education to get good test results or recognition of their academic assignments by cheating, plagiarism, cooperating in exam fraud, or falsifying data. This article aims to explore and determine the level of student academic dishonestyduring the Covid-19 pandemic seen from differences in gender, grade level and age. The research method used is a survey with a type of cross sectional survey design involving 493 vocational high school students who were selected using cluster sampling technique.. The research data collection instrument uses an academic dishonestyscale. The data analysis technique used is descriptive analysis, t-test and Anova test. The results of the study prove that vocational high school students have a level of academic dishonestyin the medium category. Furthermore, this study found that seen from the gender differences, male students had a higher level of academic dishonestythan female students. The same thing also happens when viewed from each indicator of academic dishonesty. In terms of class differences and age differences, it shows that there is no significant difference between grade 10 and grade 12 students and students aged 15, 16, 17, 18 in the level of academic dishonesty. Further discussion is discussed in this article
PENDAMPINGAN REGENERASI PETANI MILENIAL MELALUI LAYANAN BIMBINGAN KARIR DENGAN FORMAT KELOMPOK PSIKOEDUKASI Imam Setyo Nugroho
GANESHA: Jurnal Pengabdian Masyarakat Vol. 1 No. 02 (2021): Juli 2021
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat Universitas Tunas Pembangunan Surakarta (UTP)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36728/ganesha.v1i02.1480

Abstract

Tujuan kegiatan ini yaitu adanya regenerasi petani dengan meningkatkan pemahaman pertanian, pemahaman organisasi petani dan rencana kedepan dalam pertanian serta terbentuknya organisasi petani muda atau petani milenial melalui layanan bimbingan karir dengan format kelompok psikoedukasi pada remaja di Lingkungan Setran Desa Wagir Kidul Kecamatan Pulung Kabupaten Ponorogo. Kegiatan pengabdian masyarakat ini diikuti oleh 24 remaja Lingkungan Setran Desa Wagir Kidul Kecamatan Pulung Kabupaten Ponorogo. Pendampingan ini diselenggarakan selama 1 bulan dengan jadwal kegiatan 1 kali pertemuan di setiap minggunya. Untuk mengukur pemahaman peserta terkait pertanian dan organisasi petani menggunakan angket. Hasil yang diperoleh dari kegiatan pengabdian masyarakat ini yaitu terbentuknya kelompok petani milenial “Belik Lesung” secara resmi dengan struktur organisasi dan program kerja yang sudah tersesusun dan terencana berbasis potensi pertanian di Lingkungan Setran Desa Wagir Kidul Kecamatan Pulung Kabupaten Ponorogo. Selain itu, capaian hasil kegiatan masyarakat ini juga dapat dilihat dengan meningkatnya pemahaman pertanian, pemahaman organisasi petani dan rencana kedepan dalam pengembangan pertanian yang jelas.
PEER COUNSELING BERBASIS LOCAL WISDOM SOLUSI PROBLEMATIKA PENDIDIKAN REMAJA DI ERA DISRUPSI Imam Setyo Nugroho
Counsenesia Indonesian Journal Of Guidance and Counseling Vol 1 No 01 (2020): COUNSENESIA 2020
Publisher : Program Studi Bimbingan dan Konseling Universitas Tunas Pembangunan Surakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36728/cijgc.v1i01.1173

Abstract

Pendidikan merupakan kunci keberhasilan dan kemajuan suatu bangsa yang adil, makmur dan sejahtera. Adanya era disrupsi yaitu era yang penuh dengan gangguan, inovasi, ancaman hilangnya cara-cara lama dalam berbagai bidang termasuk bidang pendidikan begitu mengkawatirkan. Remaja banyak mendapatkan informasi dan bergaul dengan sesamanya melalui internet dan media sosial yang terus berkembang. Hubungan remaja melalui berbagai media sosial menjadikannya sebagai sarana belajar dan media pendidikan yang efektif untuk mengembangkan potensinya. Perkembangan masa remaja banyak dipengaruhi oleh pergaulan antar teman sehingga pengaruh teman sebaya sangat dominan dalam pendidikan remaja di era distrupsi. Problematika dalam pendidikan remaja yaitu problem pribadi, social, belajar, dan karir. Peer counseling yang merupakan suatu bentuk pendidikan psikologis yang disengaja dan sistematik, memungkinkan remaja untuk memiliki ketrampilan-ketrampilan dalam mengimplementasikan pengalaman kemandirian dan kemampuan mengontrol diri yang berfokus pada proses berfikir, proses perasaan dan proses pengambilan keputusan. Dalam peer counseling perlu memasukkan nilai-nilai local wisdom yang merupakan nilai yang dianggap baik, benar dan berlangsung secara turun-temurun, diyakini dan dilaksanakan oleh masyarakat karena interaksi antara manusia dengan lingkungannya. Sehingga perkembangan teknologi informasi yang begitu pesat ini perlu menjaga nilai-nilai local wisdom dengan memasukkannya dalam konsep pendidikan bagi remaja sebagai bentuk pelestarian budaya dan menjaga remaja dari pengaruh negatif era distrupsi. Berdasarkan problematika pendidikan remaja di era disrupsi dan psikologi perkembangan remaja, maka peer counseling berbasis local wisdom relevan untuk diterapkan pada pendidikan remaja Indonesia.
SOSIALISASI DAN PENDAMPINGAN PEMANFAATAN TEKNOLOGI INFORMASI DALAM BIMBINGAN KONSELING BAGI KONSELOR SEKOLAH DALAM PELAKSANAAN LEARNING FROM HOME Eny Kusumawati; Imam Setyo Nugroho; Diana Dewi Wahyunigsih; Diyah Nur Hidayati; Rizki Widyanto
GANESHA: Jurnal Pengabdian Masyarakat Vol. 2 No. 2 (2022): Juli 2022
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat Universitas Tunas Pembangunan Surakarta (UTP)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36728/ganesha.v2i2.2098

Abstract

Bimbingan dan konseling sebagai salah satu aspek dalam pendidikan juga merasakan manfaat dari kemajuan teknologi informasi tersebut. Aplikasi yang sangat nyata adalah proses layanan bimbingan dan konseling sudah tidak harus dengan bertatap muka, melainkan bisa dengan menggunakan media informasi baik itu telepon maupun internet. tetapi semua itu bukan tanpa masalah. Banyak sekali hambatan yang menjadi duri bagi kemajuan dunia bimbingan dan konseling. Salah satunya adalah sumber daya manusianya yang belum bisa memanfaatkan dengan baik kemajuan teknologi informasi tersebut sehingga perlu sosialisasi kepada konselor maupun kepada konseli agar kedua belah pihak bisa sama-sama memanfaatkan media teknologi informasi yang sudah maju, terlebih saat masa pandemic saat ini pemanfaatan dan kemajuan teknogi sangat berperan besar bagi konselor maupun konseli. Metode yang digunakan dalam pengabdian ini adalah sosialisasi dan diskusi. Sosialisasi untuk meningkatkan kinerja konselor di sekolah dalam hal memanfaatkan kemajuan teknologi informasi agar nantinya bidang bimbingan dan konseling tidak lagi menjadi bidang layanan yang membosankan dan menjenuhkan. Jika konselor dan konseli sudah paham akan manfaat dan pentingnya teknologi informasi dalam menunjang proses layanan bimbingan dan konseling, maka ke depannya bimbingan dan konseling akan menjadi suatu bidang pendidikan yang inovatif dan efisien berkat kemajuan teknologi informasi namun tetap tidak menghilangkan esensi dari layanan bimbingan dan konseling itu sendiri
KONSELING KELOMPOK TEKNIK DIBS EFEKTIF MENURUNKAN PERILAKU TRADE-OFF MAHASISWA? Ratih Christiana; Ibnu Mahmudi; Juwita Finayanti; Imam Setyo Nugroho
Counsenesia Indonesian Journal Of Guidance and Counseling Vol 3 No 2 (2022): COUNSENESIA 2022
Publisher : Program Studi Bimbingan dan Konseling Universitas Tunas Pembangunan Surakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36728/cijgc.v3i2.2276

Abstract

Penelitian ini bertujuan menurunkan perilaku tradeoff mahasiswa. Rancangan penelitian menggunakan eksperimen semu satu kelompok eksperimen. Subjek penelitian mahasiswa semester 5, sebanyak 2 siswa skor tinggi dan 3 siswa skor rendah diambil secara random. Prosedur penelitian dilakukan 8 kali pertemuan menggunakan kolaborasi tahapan Konseling Kelompok REB dengan tahapan Teknik DIBS. Hasil penelitian menunjukkan perbedaan skor sebelum dan sesudah diberikan perlakuan. Analisis data Wilcoxon diperoleh asymp sig (2-tailed) sebesar 0,041. Diduga konseling kelompok REB teknik DIBS terbukti efektif untuk menurunkan perilaku trade-off mahasiswa.
PERAN MAHASISWA DALAM PENINGKATAN KAPASITAS NUMERASI DAN LITERASI MELALUI PROGRAM KAMPUS MENGAJAR 3 DI SD NEGERI 04 TUBAN Mohammad Ali Yafi; Diyah Nur Hidayati; Ninda Beny Asfuri; Aan Budi Santoso; Luncana Faridhoh Sasmito; Imam Setyo Nugroho; Rika Yuni Ambarsari; Madya Giri Aditama
GANESHA: Jurnal Pengabdian Masyarakat Vol. 3 No. 1 (2023): Januari 2023
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat Universitas Tunas Pembangunan Surakarta (UTP)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36728/ganesha.v3i1.2401

Abstract

Secara kongkrit, program Kampus Mengajar di bawah payung program Merdeka Belajar Kampus Merdeka yang dikelola oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia telah memberikan kesempatan bagi mahasiswa untuk mengaktualisasikan kapasitasnya melalui program di luar perkuliahan. Program Kampus Mengajar ini telah berjalan untuk Angkatan ke-3 pada medio Februari – July 2022. Program ini dilakukan di SD Negeri 04 Tuban, Kab. Karanganyar, Provinsi Jawa Tengah. Metode pengabdian pada program ini berupa pengajaran langsung, perbantuan adaptasi teknologi, dan pendampingan administrasi sekolah. Mahasiswa mengalami penempaan empati terhadap kehidupan yang nyata, terutama di dunia pendidikan sehingga gap antara kehidupan universitas dan lembaga pendidikan tersebut sedapat mungkin terkikis. Mereka juga dapat berkontribusi aktif dan bekerjasama lintas bidang ilmu sehingga dapat meningkatkan partisipasi mereka dalam pembangunan nasional.
PELATIHAN KONSELING KELOMPOK KOGNITIF BEHAVIOR BERBASIS EXPERIENTAL LEARNING BAGI GURU BK DI KABUPATEN BOYOLALI Diana Dewi Wahyuningsih; Imam Setyo Nugroho; Hartini Hartini; Ninda Beny Asfuri; Sunjoyo Sunjoyo; Catur Wahyudi; Valencia Diva Maharani
GANESHA: Jurnal Pengabdian Masyarakat Vol. 3 No. 1 (2023): Januari 2023
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat Universitas Tunas Pembangunan Surakarta (UTP)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36728/ganesha.v3i1.2415

Abstract

Konselor sekolah telah memiliki pengalaman dalam praktik konseling kelompok, tetapi belum semuanya memiliki keterampilan dalam pendekatan konseling. Melalui transformasi pengalaman maka diharapkan konselor dapat meningkatkan pengetahuan dan keterampilan baru. Experiential learning adalah metode yag sesuai untuk memfasilitasi peningkatan keterampilan konselor, karena experiential learning adalah proses penciptaan pengetahuan melalui transformasi pengalaman. Melalui konseling kognitif behavioral konselor dapat belajar prinsip-prinsip dan prosedur pengubahan pikiran dan perilaku, sehingga siswa dapat memperoleh prinsip dalam pemecahan masalah secara prosedural. Kondisi saat ini disekolah perlu untuk meningkatkan keterampilan konselor, secara praktis dan tepat untuk membantu siswa mengentaskan permasalahan seperti: penyesuaian terhadap hubungan sosial, penyesuaian terhadap tuntutan kurikulum sekolah, penyesuaian dalam pergaulan dan lain sebagainya. Tujuan dari pengabdian ini adalah untuk membantu konselor agar memiliki wawasan konseling kelompok kognitif behavioral, melalui pelatihan ini diharapkan konselor dapat membantu siswa dalam pengentasan masalah di bidang pribadi sosial, belajar dan karir.