Claim Missing Document
Check
Articles

Found 14 Documents
Search

PEMBENTUKAN TIM PENGGERAK DESA SEHAT PENYAKIT TIDAK MENULAR SEBAGAI UPAYA MENINGKATKAN KEMANDIRIAN MASYARAKAT KOTA TASIKMALAYA Ida Sugiarti; Iwan Somantri; Yanti Cahyati; Ida Rosdiana; Ai Cahyati; Arief Tarmansyah Iman; Tri Kusuma Agung Puruhita
Jurnal Pengabdian Masyarakat (Jupemas) Vol 2, No 2 (2021)
Publisher : Universitas Bakti Tunas Husada

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36465/jupemas.v2i2.864

Abstract

Jumlah kasus Covid-19 meningkat dengan cepat, terutama gejala muncul pada pasien dengan comorbid yang mengakibatkan kematian. Salah satu comorbid yaitu Penyakit Tidak menular (PTM), diantaranya DM dan Hipertensi. Identifikasi sedini mungkin diperlukan agar penanganan kasus PTM dapat dilakukan lebih awal agar tidak berakibat fatal. Pemerintah memiliki sumber daya yang terbatas dalam penatalaksanaan kesehatan. Situasi pandemik Covid-19 juga membutuhkan perhatian khusus dan sumber daya yang tidak sedikit. Oleh karena itu pentingnya melibatkan partisipasi masyarakat untuk terlibat terutama dalam pencegahan dan deteksi dini melalui pembentukan Tim Penggerak PTM. Metode yang digunakan berupa pelatihan dan pembentukan tim penggerak PTM yang didukung dengan aplikasi lembur sehat PTM. Hasil pengabdian kepada masyarakat terdapat peningkatan pengetahuan dari kader dan tim penggerak, setelah pelatihan. Rata-rata nilai pre test pada tim penggerak wilayah Tamansari  yaitu sedangkan rata-rata nilai post test yaitu. Rata-rata nilai pre test pada tim penggerak wilayah Cipedes yaitu sedangkan rata-rata nilai post test yaitu. Hasil monitoring dan observasi menunjukkan kader melakukan pendataan berupa pengukuran gula darah dan tensi serta mengisi data di aplikasi Lembur Sehat PTM. Jumlah kader yang mengikuti pelatihan sebanyak 60 kader dan karang taruna. Hasil observasi pada aplikasi tercatat 600 data masyarakat yang sudah dientri Hasil pengukuran menjadi data bagi Puskesmas setempat dan akan ditindaklanjuti. Data juga dilaporkan ke Dinas Kesehatan Kota Tasikmalaya
UPAYA PEMBERDAYAAN MASYARAKAT MELALUI EDUKASI TINDAKAN KEPERAWATAN MANDIRI & PEMBENTUKAN POSBINDU PTM DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS KAHURIPAN KOTA TASIKMALAYA Yanti Cahyati; Ida Rosdiana; Novi Indriani
Jurnal Pengabdian Masyarakat (Jupemas) Vol 2, No 1 (2021)
Publisher : Universitas Bakti Tunas Husada

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36465/jupemas.v2i1.725

Abstract

Penyakit Tidak Menular (PTM) terus mengalami peningkatakan setiap tahunnya, termasuk di wilayah kerja Puskesmas Kahuripan Kecamatan Tawang Kota Tasikmalaya. PTM merupakan salah satu penyakit yang bisa di cegah dengan tindakan mandiri oleh masyarakat, sehingga masyarakat perlu meningkatkan kesadaranya dalam melakukan berbagai upaya dalam mencegah terjadinya PTMTujuan kegiatan pengabdian masyarakat ini adalah untuk meningkatkan kemandirian masyarakat dalam melakukan upaya pencegahan penyakit tidak menular. Target yang ingin dicapai adalah para kader kesehatan dan masyarakat memiliki pengetahuan dan keterampilan untuk mencegah terjadinya PTM. Kegiatan yang dilakukan berupa pelatihan kader posbindu dan penyuluhan kesehatan pada masyarakat melalui pembuatan media edukasi. Pelatihan kader diikuti oleh 19 orang kader Posbindu kelurahan Kahuripan yang merupakan perwakilan setiap RW yang ada dikelurahan Kahuripan. Kegiatan juga dihadiri oleh Kepala Puskesma dan Penanggung jawab Program PTM serta Kepala Kelurahan Kahuripan. Kegiatan ini dilanjutkan dengan pemberian edukasi kepada masyarakat terkait PTM dan Manajemen keperawatan mandiri PTM melalui group whataps dan pemberian leaflet secara online. Hasil kegiatan ini didapatkan adanya peningkatan pengetahuan kader tentang PTM dan manajemen keperawatan mandiri pada kasus PTM, yang dibutikan dengan peningkatan nilai post test pada saat pelatihan kader, serta tersosialisasikanya informasi tentang PTM ke masyarakat. Luaran dari kegiatan pengabdian masyarakat sedang dalam proses pembuatan yaitu berupa Pedoman Kader dalam Manajemen Mandiri PTM.
PENGARUH TERAPI RELAKSASI AUDIO MUROTTAL AL-QUR'AN TERHADAP PERUBAHAN TINGKAT KECEMASAN PADA PASIEN YANG DIRAWAT DI RUANGAN ICU: LITERATUR REVIEW Yanti Cahyati; Dimas Prakasa; Budi Sanjaya; Adinda Cindy Dayana
Jurnal Kesehatan Bakti Tunas Husada: Jurnal Ilmu-ilmu Keperawatan, Analis Kesehatan dan Farmasi Vol 23, No 2 (2023)
Publisher : LPPM Universitas Bakti Tunas Husada

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36465/jkbth.v23i2.1112

Abstract

Introduction: Several non-pharmacological therapies are believed to affect the patient's hemodynamics, but therapy based on the Koran has not been widely published. Murottal therapy is a type of music therapy that has a positive effect on listeners, where when someone listens to murottal therapy, it will provide stimulation to the eardrum, which will then be passed on through the auditory nerve to the auditory cortex in the brain so that there will be a decrease in cortisol which can cause a feeling of relaxation. And comfortable. Result: This study aims to determine the effect of murottal al-Qur'an audio relaxation therapy on the anxiety level of patients treated in the ICU to investigate studies that examine the effect of murottal al-Qur'an therapy on the hemodynamic status of patients in intensive care. This study traces papers from google scholar published from 2016 to 2021. Methods: the research used was the PRISMA checklist study to determine study selection and used the PICOS format with the sample. The population studied was patients treated in the ICU room. Discussion: Murottal is one of the music that positively influences listeners. Listening to verses of the Qur'an recited tartil and correctly will bring peace of mind. Conclusion: Al-Qu'an murottal therapy can reduce anxiety in patients treated in the ICU. Murottal Al-Qur'an therapy is one of the interventions nurses can implement to help reduce patient anxiety in the ICU.
Upaya pemberdayaan pasien dan keluarga dalam meningkatkan kepatuhan restriksi cairan Pasien Hemodialisis di RS dr. Soekardjo Kota Tasikmalaya Ida Rosdiana; Yanti Cahyati; Yudi Triguna
Kolaborasi: Jurnal Pengabdian Masyarakat Vol 3 No 6 (2023): Kolaborasi: Jurnal Pengabdian Masyarakat
Publisher : Yayasan Inspirasi El Burhani

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.56359/kolaborasi.v3i6.314

Abstract

Introduction: Weight gain in the time between two dialysis sessions, also known as interdialysis weight gain (IDWG), is one of the most frequent issues that patients with chronic renal disease who get hemodialysis experience. A too-high IDWG result might exacerbate the patient's symptoms by causing hypotension, cramping in the muscles, hypertension, dyspnea, nausea, and vomiting, among other things. Objective: This community service activity aims to increase patient and family independence by increasing fluid restrictions compliance. The goal is for families and patients to be equipped with the information and abilities necessary to avoid adding too much IDWG. The method used is conducting training for patients and families and creating educational media. 38 people, including accompanying family members and HD patients, attended the training. Pre-test questions are distributed at the start of training, and post-test questions are distributed after the session to assess the activities. The training consists of providing material and training on maintaining fluid balance, overcoming thirst, and calculating HD patients' fluid needs. Result: The training results obtained data on patient and family knowledge about the importance of fluid management in HD patients. The facilities and infrastructure used include leaflets about fluid management for HD patients. This community service project improves patient and family knowledge and skills, educational media, and community dissemination of the activities' outcomes. Conclusion: To increase hemodialysis patients' compliance with fluid restrictions, steps must be taken to empower patients and families.