Claim Missing Document
Check
Articles

Found 19 Documents
Search

Hubungan Self Care Management Diabetes dengan Kualitas Hidup Pasien Diabetes Mellitus Tipe Wa Ode Sri Asnaniar; Safruddin Safruddin
Jurnal Penelitian Kesehatan SUARA FORIKES Vol 10, No 4 (2019): Oktober 2019
Publisher : FORIKES

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33846/sf10410

Abstract

Self care is one of the nursing theories which is a form of increasing client independence so that clients can function optimally. This study aims to analyze the relationship of self care with the quality of life of patients with Type 2 Diabetes Mellitus in Antang Health Center, Makassar City. The design of this study is a quantitative study with a cross-sectional study design. The population in this study were patients with Type 2 diabetes mellitus at the Antang Health Center in Makassar City. The number of samples was 38 people using total sampling technique. Data analysis used Chi-Square test with a significance level of α = 0.05. The results showed that patients with type 2 diabetes mellitus in Antang Health Center who had Self care management had good diabetes as much as 16% while self care was less than 22%. Type 2 Diabetes Mellitus patients in Antang Health Center who have high quality of life are 39.5% and the quality of life is as low as 60.5%. Statistical tests obtained p value (0,000)
Efektivitas Pelatihan Efikasi Diri Untuk Meningkatkan Kepatuhan Intake Cairan pada Pasien yang Menjalani Terapi Hemodialisis di Rumah Sakit Tingkat II Pelamonia Safruddin Safruddin; Andi Mappanganro
Jurnal Penelitian Kesehatan SUARA FORIKES Vol 11 (2020): Nomor Khusus November-Desember 2020
Publisher : FORIKES

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33846/sf11nk432

Abstract

Patients undergoing hemodialysis will continue to experience common problems such as their non-compliance with fluid intake. This condition will cause hepervolemia which has a risk of cardiovascular risk and hypertension. The success of fluid management can be measured by Intradialytic Weight Gain (IDWG). One that can affect IDWG is self-efficacy. This study was to determine the effectiveness of self-efficacy training in increasing adherence to fluid intake of patients undergoing hemodialysis. This study used a quasi-experimental design pre and post test with control group. Sampling used a total sampling of 22 patients. Analais statistics use paired sample t-test and independent sample t-test. The results showed that self-efficacy training in the intervention group could reduce IDWG fluid intake (p = 0.000). Whereas in the control group the training did not significantly reduce IDWG fluid intake (p = 0.302). The results of the analysis using independent sample t-test in the two groups showed a significant difference in self-efficacy training for fluid intake compliance (p = 0.043). Keywords: self-efficacy; fluid intake; intradialytic weight gain hemodialysis (IDWG) ABSTRAK Pasien yang mejalani hemodialisi akan tetap mengalami permasalahan umum seperti ketidakpatuhan mereka terhadap intake cairan. Kondisi ini akan menyebabkan hepervolemi yang berdapak terhadap resiko kardiovaskuler dan hipertensi. Keberhasilan manajemen cairan dapat diukur dengan Intradialytic Weight Gain (IDWG). Salah satu yang dapat mempengaruhi IDWG adalah efikasi diri. Penelitian ini untuk mengetahui efektivitas pelatihan efikasi diri dalam meningkatkan kepatuhan terhadap intake cairan pasien yang menjalani hemodialysis. Penelitian ini menggunakan desain quasi experiment pre and post test with control group. Pengambilan sampel menggunakan total sampling sebesar 22 pasien. Analais statistik menggunakan paired sample t-test dan independent sample t-test. Hasil penelitian menunjukkan pemberian pelatihan efikasi diri pada kelompok intervensi dapat menurunkan intake cairan IDWG (p=0,000). Sedangkan pada kelompok kontrol tidak signifikan menurunkan intake cairan IDWG (p=0,302). Hasil analisis menggunakan independen sample t-test pada kedua kelompok menunjukkan adanya perbedaan yang bermakna training efikasi diri terhadap kepatuhan intake cairan (p= 0.043). Kata kunci: efikasi diri; intake cairan; intradialytic weight gain hemodialysis (IDWG)
FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN FUNGSI KOGNITIF PENDERITA STROKE NON HEMORAGIK DI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KOTA MAKASSAR TAHUN 2018 Safruddin safruddin; Akbar Asfar; Dewi Rusniyanti
JIKP Jurnal Ilmiah Kesehatan PENCERAH Vol 7 No 2 (2018)
Publisher : LPPM STIKES Muhammadiyah Sidrap

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (251.235 KB)

Abstract

Stroke meningkatkan resiko untuk mengalami penurunan fungsi kognitif sebanyak 3 kali. Gangguan kognitif yang umumnya muncul pada saat stroke adalah gangguan orentasi, registrasi, atensi, kalkulasi, mengingat kembali, dan bahasa disfungsi eksekutif sehingga sangat mempengaruhi pasien stroke. penelitian . Desain penelitian yang digunakan adalah survey analitik dengan pendekatan cross sectional study. Dimana subjek penelitian diukur menurut keadaan atau statusnya menentukan sampel menggunakan teknik purposive sampling dengan besar sample sebanyak 30 responden dengan menggunakan instrumen penelitian berupa kuesioner lembar observasi. Uji hubungan dilakukan menggunakan uji statistic chi-square dengan tingkat kemaknaan α< 0,05. Hasil penellitian menunjukan bahwa tidak ada hubungan antara usia dengan fungsi kognitif pasien penderita stroke non hemoragik di RSUD Kota Makassar (p=0,534), ada hubungan antara jenis kelamin dengan fungsi kognitif pasien penderita stroke non hemoragik di RSUD Kota Makassar (p=0,94), tidak ada hubungan antara riwayat keluarga dengan fungsi kognitif pasien penderita stroke non hemoragik di RSUD Kota Makassar (p=1.000), ada hubungan antara lama menderita stroke dengan fungsi kognitif pasien penderita stroke non hemoragik di RSUD Kota Makassar (p=0,030). Kesimpulan dari penelitian ini adalah Tidak ada hubungan usia dengan fungsi kognitif penderita stroke non hemoragik di Kota RSUD Kota Makassar tahun 2018. Ada hubungan jenis kelamin dengan fungsi kognitif penderita stroke non hemoragik di RSUD Kota Makassar tahun 2018. Tidak ada hubungan riwayat keluarga dengan fungsi kognitif penderita stroke non hemoragik di RSUD Kota Makassar tahun 2018. Ada hubungan lama menderita stroke dengan fungsi kognitif penderita stroke non hemoragik di Kota RSUD Kota Makassar tahun 2018.
PENGARUH BREATHING EXERCISE TERHADAP LEVEL FATIGUE PASIEN GAGAL GINJAL YANG MENJALANI HEMODIALISIS Safruddin Safruddin; Waode Sri Asnaniar
JIKP Jurnal Ilmiah Kesehatan PENCERAH Vol 8 No 01 (2019)
Publisher : LPPM STIKES Muhammadiyah Sidrap

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (227.831 KB) | DOI: 10.12345/jikp.v8i01.103

Abstract

Terapi pengganti ginjal terdiri dari hemodialisis (HD), peritoneal dialisis dan transplantasi ginjal. Saat ini hemodialisis (HD) merupakan terapi pengganti ginjal yang paling banyak dilakukan dan jumlahnya dari tahun ke tahun terus meningkat. Penelitian ini bertujuan untuk pengaruh breathing exercise terhadap level fatigue pasien hemodialisis di RSUD labuang baji makassar. Desain penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah Quasi eksperimen dengan menggunakan rancangan One Group Pretest Postest. Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini dengan menggunakan total sampling. Hasil penelitian menunjukkan nilai rata-rata level fatigue pada pasien sebelum breathing exercise adalah 42.60 dan nilai rata-rata level fatigue pada pasien sesudah perlakuan adalah 26.27 Terdapat pengaruh breathing exercise terhadap level fatigue pada pasien yang menjalani hemodialisis dengan nilai p = 0.000. Hasil penelitian breathing exercise diharapkan dapat menjadi terapi non farmakologis dalam menangani masalah kelelahan pasien yang menjalani terapi hemodialisa, sehingga dapat dijadikan standar operasinal prosedur di rumah sakit.
Analisis Self Care Behavior Terhadap Kadar Gula Darah Pasien Diabetes Melitus Di Puskesmas Antang Kota Makassar Safruddin Safruddin; Yuliati Yuliati
JIKP Jurnal Ilmiah Kesehatan PENCERAH Vol 11 No 1 (2022)
Publisher : LPPM STIKES Muhammadiyah Sidrap

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (927.76 KB) | DOI: 10.12345/jikp.v11i1.316

Abstract

Diabetes merupakan penyakit kronik yang membutuhkan pengobatan yang lama, sehingga perubahan perilaku diperlukan untuk mencegah komplikasi dan terjadinya kematian. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan self care behavior terhadap kadar gula darah pasien diabetes melitus. Penelitian menggunakan desain observasional analitik dengan pendekatan cross sectional studi. Pengambilan sampel secara consecutive sampling sebesar 55 orang. Analisis data dengan menggunakan uji statistic Chi-Square. Hasil penelitian menujukkan bahwa kepatuhan responden untuk kontrol kadar gula darah yang patuh sebanyak 69,1%, kepatuhan konsumsi obat DM 67,3%, koping yang positif 58,2%, efikasi diri baik 63,3% dan mengurangi risiko komplikasi 69,1%. Hasil Uji statistik menunjukkan ada hubungan kepatuhan control gula darah, kepatuhan konsumsi obat DM, mekanisme koping terhadap kadar gula darah p < α 0,05. Tidak ada hubungan yang bermakna antara efikasi diri dan mengurangi risiko komplikasi dengan kadar gula darah p > α 0,05.
EFIKASI DIRI BERHUBUNGAN DENGAN KUALITAS HIDUP PASIEN GAGAL GINJAL KRONIK YANG MENJALANI HEMODIALISIS Wa Ode Sri Asnaniar; Sitti Zubaedah Bakhtiar; Safruddin Safruddin
Borneo Nursing Journal (BNJ) Vol 2 No 2 (2020)
Publisher : Akademi Keperawatan Yarsi Samarinda

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Patients with chronic kidney failure lose kidney function so the body loses its ability to maintain metabolism, fluid and electrolyte balance. This causes physical problems in patients due to illnesses experienced, such as shortness, edema, anorexia and so forth. Patients not only experience physical problems, but psychological problems that can affect the decline in the quality of life of patients. One factor that can optimize the quality of life of patients undergoing hemodialysis is self-efficacy. This study aims to determine the relationship of self-efficacy with the quality of life of patients with chronic kidney failure undergoing hemodialysis at the Hospital in Makassar City. The study design uses analytic surveys using a cross-sectional approach. Sampling in this study used a total sampling technique with a sample size of 30 respondents using the Chi-Square statistical test with a significance level α less than 0.05. Statistical test results showed that of 30 patients, there were 20 patients who had high self-efficacy and good quality of life, and from 10 patients who had low self-efficacy there were 1 (10%) people who had good quality of life and 9 (90 %) people have a poor quality of life with a value of ρ = 0,000 (ρ less than 0.05) which means there is a relationship between self-efficacy and the quality of life of patients with chronic kidney failure undergoing hemodialysis.
Relationships Between Family Support and Self-Care To The Quality Of Life Of Patients With Type 2 Diabetes Mellitus at Puskesmas Kabaena Barat, Bombana, 2020 Dewi Ulfani; Safruddin Safruddin; Sudarman Sudarman
STRADA Jurnal Ilmiah Kesehatan Vol. 10 No. 1 (2021): May
Publisher : Institut Ilmu Kesehatan STRADA Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (372.865 KB) | DOI: 10.30994/sjik.v10i1.601

Abstract

Diabetes Mellitus (DM) is a substantial problem for global. So far, more research revealed about the clinical problem of DM. The purpose of this study was to determine the factors affecting the quality of life of type 2 DM patients at the Puskesmas Kabaena Barat. Quantitative types, with a cross-sectional research design. purposive sampling technique with 35 respondents. Research shows that there is a relationship between depression with quality of life of patients with type 2 Diabetes Mellitus (p = 0.001), there was no relationship between family support and quality of life for type 2 diabetes mellitus patients (p = 0.109), there is a relationship between self-care with the quality of life of type 2 DM patients (p = 0.004). This study concludes the fewer individual perceptions of the quality of life of Type 2 DM patients.
Efektifitas Guided Imagery dan Slow Deep Breathing terhadap Penurunan Tekanan Darah pada Penderita Hipertensi Rindiani; Safruddin; Akbar Asfar
Window of Nursing Journal Vol. 3 No. 1 (Juni, 2022)
Publisher : Pusat Kajian dan Pengelola Jurnal FKM UMI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33096/won.v3i1.158

Abstract

Hipertensi merupakan penyakit peningkatan tekanan darah diatas nilai normal. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui efektifitas guided imagery dan slow deep breathing terhadap penurunan tekanan darah sistolik dan diastolik pada penderita hipertensi. Desain penelitian quasy experimental dengan rancangan two group pretes-posttest dengan teknik purposive sampling, besar sampel 30 responden yang dibagi menjadi dua kelompok yaitu kelompok guided imagery dan kelompok slow deep breathing. Setiap kelompok mendapatkan perlakuan selama 15 menit dilakukan sehari sekali selama tiga hari, instrument penelitian menggunakan spygmomanometer aneroid. Analisis data dengan menggunakan uji paired t-test dan uji two sample independent t-test.Hasil penelitian menunjukkan bahwa guided imagery efektif menurunkan tekanan darah sistolik dan diastolik pada penderita hipertensi dengan signifikasi (p=0,000). Slow deep breathing juga efektif menurunkan tekanan darah sistolik dan diastolik pada penderita hipertensi dengan signifikasi (p=0,000). Namun tidak ada perbedaan penurunan tekanan darah sistolik dan diastolik sesudah pemberian guided imagery dan slow deep breathing dengan signifikasi p=0,297 (sistolik) dan p=0,597 (diastolik).Kesimpulan menunjukkan guided imagery dan slow deep breathing sama-sama efektif dalam menurunkan tekanan darah pada penderita hipertensi namun tidak ada perbedaan keefektifan terhadap penurunan tekanan darah sesudah perlakuan guided imagery dan slow deep breathing. Guided imagery dan slow deep breathing dapat digunakan sebagai terapi nonfarmakologi.
Efektifitas Terapi Relaksasi Otot Progresif Sebagai Self Care Menurunkan Stres Selama Pandemi COVID-19 pada Mahasiswa Keperawatan Universitas Muslim Indonesia Ina Arliana Sari; Wa Ode Sri Asnaniar; Safruddin
Window of Nursing Journal Vol. 3 No. 1 (Juni, 2022)
Publisher : Pusat Kajian dan Pengelola Jurnal FKM UMI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33096/won.v3i1.180

Abstract

Pandemi COVID-19 menyebabkan perubahan pada berbagai aktivitas masyarakat untuk mencegahan penyebarannya. Di Indonesia termasuk Sulawesi-Selatan mengalami peningkatan kasus positif dan kematian akibat COVID-19. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efektifitas terapi relaksasi otot progresif terhadap penurunan tingkat stres pada mahasiswa keperawatan selama masa pandemi COVID-19. Penelitian ini merupakan penelitian kuasi eksperimental dengan rancangan pre test post test with control group design. Sampel dalam penelitian ini melibatkan 30 orang mahasiswa aktif program studi Ilmu Keperawatan, Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Muslim Indonesia, yang dibagi secara purposive sampling ke dalam kelompok kontrol dan kelompok eksperimen (mendapatkan terapi relaksasi otot progresif). Pengukuran tingkat stres menggunakan kuesioner DASS-14 yang dilakukan sebelum perlakuan, 1 minggu, dan 2 minggu setelah perlakuan. Penelitian ini dilakukan di Universitas Muslim Indonesia. Uji analisa yang digunakan adalah Uji Mann Whitney. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terapi relaksasi otot progresif selama 2 minggu (p = 0,067) tidak efektif. Kesimpulan rata-rata tingkat stres sebelum dilakukan intervensi relaksasi otot progresif pada kelompok kontrol dan eksperimen adalah 13,67 orang. Peningkatan tingkat stres sebesar 26 orang dan penurunan tingkat stres sebesar 16 orang, rata-rata tingkat stres setelah dilakukan intervensi relaksasi otot progresif pada kelompok kontrol dan eksperimen adalah 13,67 orang. Peningkatan tingkat stres sebesar 11 orang dan penurunan tingkat stres sebesar 19 orang. Terapi relaksasi otot progresif tidak efektif sebagai self care menurunkan stres mahasiswa keperawatan universitas muslim indonesia. Bagi penelitian selanjutnya agar menggunakan populasi penelitian yang berbeda dengan penelitian ini, misalnya pada mahasiswa kedokteran, mahasiswa kedokteran gigi, mahasiswa farmasi, atau program studi lainnya
Hubungan Letak Lesi dengan Fungsi Kognitif pada Penderita Stroke Yutia Ferianti Yunus Padu; Safruddin; Brajakson Siokal
Window of Nursing Journal Vol. 3 No. 1 (Juni, 2022)
Publisher : Pusat Kajian dan Pengelola Jurnal FKM UMI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33096/won.v3i1.189

Abstract

Stroke meningkatkan risiko untuk mengalami penurunan fungsi kognitif sebanyak 3 kali, sehingga merupakan efek yang terjadi pada pasien stroke. Kognitif adalah suatu proses berpikir yaitu kemampuan inidividu untuk menghubungkan menilai dan mempertimbangkan masalah atau percakapan. Kognitif dapat diatur oleh letak lesi. Tujuan penelitian ini yaitu untuk mengatahui  apakah ada hubungan antara letak lesi dengan fungsi kognitif pada pasien stroke di Stroke Center RSKD Dadi Sulawesi Selatan.Jenis penelitian ini merupakan jenis penelitian kuantitatif desain observasional analitik dengan pendekatan cross-sectional. Adapun penentuan sampel dilakukan dengan teknik total sampling dengan besar sampel sebanyak 48 responden. Uji hubungan dengan menggunakan uji statistik Chi-Square. Hasil penelitian menujukan bahwa terdapat hubungan antara letak lesi dengan fungsi kognitif (p = 0,008). Kesimpulan dari penelitian ini adalah letak lesi pada pasien stroke yang paling banyak didapat dengan letak lesi hemisfer kiri sebanyak 38 orang. Diharapkan adanya penelitian yang lebih mengenai skor MMSE dengan fungsi kognitif sehingga dapat diketahui seberapa besar pengaruh fungsi kognitif terhadap kulitas hidup pasien stroke. Perlu dilakukan penelitian selanjutnya dengan moteode lain dan sampel yang lebih banyak agar mendapatkan hasil yang akurat.