Claim Missing Document
Check
Articles

Found 18 Documents
Search

Pemanfaatan Tanaman Pangi (Pangium Edule Reinw) pada Lahan Agroforestri Desa Watu Toa Kecamatan Marioriwawo Kabupaten Soppeng Munawwarah Nawir; Ira Taskirawati; Baharuddin Baharuddin
Jurnal Hutan dan Masyarakat VOLUME 9 NOMOR 2, DESEMBER 2017
Publisher : Fakultas Kehutanan, Universitas Hasanuddin

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (2751.673 KB) | DOI: 10.24259/jhm.v9i2.3039

Abstract

Pangi (Pangium edule Reinw) is a type of commodity of Non-Timber Forest Product group, which all parts of this plant can be utilized. Pangi crops grown on agroforestry land is one of the preservation of this plant in order to be utilized sustainably. To fulfill the necessities of life, the people of Desa Watu Toa manage their land by making it as an agroforestry land and planting seasonal crops, fruits and forestry crops. One type of forest crops planted is Pangi. This study aims to identify the utilization of pangi by the community in Watu Toa Village, Marioriwawo District, Soppeng District. Survey (direct observation and questioner) and interview are the methods used in this research. The data obtained are arranged in table form and described in descriptions to describe the utilization of pangi by farmers in Watu Toa Village, Marioriwawo Subdistrict, Soppeng Regency. There are four hamlets in the village of Watu Toa, but this research is only conducted on Dusun Masumpu and Dusun Jampu-jampu. In both villages, there is a pangi plant on agroforestry land managed by farmers. The area of agroforestry in both hamlets is on average between 0.25-0.50 ha. Watu Toa Village Farmers only utilizes six products produced from pangi plant, namely construction materials (stems); fish poison (skin); natural pesticides (leaves), antiseptics (leaves), vegetables (young leaves); as well as fruit / pangi as an ingredient that can be cake, tempeh, vegetable ise 'pangi, vegetable Lope' pangi, and cooking spice (kluwak).
TEKNOLOGI TEPAT GUNA PENINGKATAN KETAHANAN KAYU TERHADAP ORGANISME PERUSAK KAYU UNTUK BAHAN BAKU KERAJINAN BERKUALITAS Andi Detti Yunianti; Ira Taskirawati; . Bakri; Musrizal Muin; Djamal Sanusi; . Suhasman; . Agussalim
Jurnal Dinamika Pengabdian (JDP) Vol. 3 No. 1 (2017): JURNAL DINAMIKA PENGABDIAN VOL. 3 NO. 1 OKTOBER 2017
Publisher : Departemen Budidaya Pertanian Fakultas Pertanian UNHAS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20956/jdp.v3i1.2965

Abstract

Kendala dari kegiatan pengabdian yang telah dilakukan sebelumnya adalah cepatnya produk kerajinan yang dibuat terserang organisme perusak kayu. Sehingga, diperlukan suatu pengetahuan mengenai metode pengawetan kayu terhadap bahan baku kerajinan. Metode yang dipilih adalah metode sederhana yang sebenarnya sudah sering dilakukan oleh masyarakat desa. Metode pengawetan dengan menggunakan pengasapan dan perendaman. Metode pengasapan dilakukan dengan menggunakan drum dan oven, sedangkan metode perendaman dengan menggunakan serbuk kayu yang tergolong awet yaitu kayu jati dan kayu bayam. Hasil yang diperoleh dari kegiatan pengabdian ini adalah peserta memperoleh pengetahuan tambahan mengenai teknologi tepat guna dalam peningkatan ketahanan kayu terhadap serangan organisme perusak dan pengetahuan dalam mengenali dan mengidentifikasi sumberdaya hutan yang potensial digunakan sebagai bahan pengawet dan praktik langsung pengawetan bahan baku untuk produk kerajinan. Kata kunci: pengawetan kayu, bahan baku, kerajinan
STRATEGI PEMASARAN, PENGEMASAN DAN PEMANENAN PRODUK UNGGULAN DI KTH MALLAPAOWE, KECAMATAN LILI RIAJA, KABUPATEN SOPPENG, SULAWESI SELATAN Andi Detti Yunianti; Sitti Nuraeni; . Suhasman; Ira Taskirawati; . Agussalim
Jurnal Dinamika Pengabdian (JDP) Vol. 4 (2018): JURNAL DINAMIKA PENGABDIAN VOL. 4 NO. (EDISI KHUSUS) NOVEMBER 2018
Publisher : Departemen Budidaya Pertanian Fakultas Pertanian UNHAS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20956/jdp.v4iK.5446

Abstract

Salah satu kecamatan di Kabupaten Soppeng adalah Kecamatan Lili Riaja. Kecamatan ini memiliki tujuh Kelompok Tani Hutan (KTH) yang aktif memanfaatkan sumberdaya alam di sekitar hutan. Salah satu KTH yang menjadi mitra pada kegiatan pengabdian ini adalah KTH Mallapaowe. Permasalahan yang dihadapi mitra, produk mereka memiliki daya saing dan nilai jual yang sangat rendah. Produk yang menjadi andalan KTH Mallapaowe adalah “coin kalua” dan gula semut dari pohon aren. Bentuk kegiatan yang dilakukan adalah transfer ilmu pengetahuan dan teknologi guna meningkatkan nilai jual produk para anggota KTH serta strategi pemasaran untuk meningkatkan daya saing produk dalam bentuk ceramah dan Focus Group Discussion (FGD) serta Pelatihan. Selain itu dilakukan pre test dan post test untuk mengukur tingkat keberhasilan kegiatan kami. Kegiatan ini diharapkan dapat dilaksanakan dan dikembangkan oleh anggota KTH guna meningkatkan daya jual dan daya saing produk mereka. Hasil dari kegiatan pengabdian ini adalah meningkatnya pengetahuan anggota KTH terkait cara pengemasan dan pemanenan madu dari lebah Trigona sp sebesar 37% dari sebelum hingga setelah kegiatan pengabdian ini. Bentuk kegiatan yang dilakukan adalah Ceramah dan FGD mengenai: 1). Strategi pemasaran produk; 2). Berbagai cara pemanenan madu; dan 3). Berbagai contoh kemasan produk. Pelatihan yang diberikan kepada anggota KTH antara lain pembuatan kertas daur ulang untuk bahan pengemasan, cara pengemasan dengan menggunakan mesin fortable “Seal and Vacuum”, membuat berbagai macam contoh kemasan produk yang menarik serta cara pemanenan madu lebah Trigona sp dengan Metode Sedot Madu dengan Spoit/Pipet. Kata Kunci: Kelompok Tani Hutan Mallapaowe, pengemasan, coin kalua, gula semut, Trigona sp.        
PENGEMBANGAN MULTI PURPOSE TREE SPECIES DAN INOVASI PRODUK BERBASIS CARBON DARI HASIL HUTAN SEBAGAI PRODUK KREATIF BAGI SANTRI DI PONDOK PESANTREN Andi Detti Yunianti; Suhasman Suhasman; Budirman Bachtiar; Ira Taskirawati; Agussalim Agussalim
Panrita Abdi - Jurnal Pengabdian pada Masyarakat Vol. 2 No. 2 (2018): Jurnal Panrita Abdi - Oktober 2018
Publisher : LP2M Universitas Hasanuddin

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (409.183 KB) | DOI: 10.20956/pa.v2i2.2877

Abstract

Abstrak. Pondok pesantren adalah salah satu wadah pendidikan islam yang menggabungkan ilmu-ilmu keagamaan (islam) dan ilmu-ilmu sains dalam rangka menciptakan generasi yang tangguh serta tanggap dalam perubahan (Shohwatul Is’ad, 2015). Harapan dengan perubahan yang semakin cepat dan cenderung kepada perubahan yang negatif dapat teredam dengan melahirkan generasi robbani yang mampu menjadi panutan di masyarakat untuk lebih mengenal perintah dan larangan Allah SWT dan Rasulullah SWA. Pola pendidikan di pondok pesantren adalah model pendidikan boarding school dengan tujuan menghasilkan generasi muda yang berakhlak  mulia  sekaligus  menguasai  ilmu  pengetahuan  dan  teknologi serta mampu membangun kebersamaan diantara sesamanya. Pondok pesantren yang menjadi mitra dalam kegiatan pengabdian ini, yaitu Pondok Pesantren Bukit Hidayah di Malino Kabupaten Gowa. Bentuk kegiatan yang kami lakukan adalah pembentukan karakter santri yang lebih peduli lingkungan dan berjiwa entrepreneurship. Pembentukan karakter seperti ini penting dikembangkan agar para santri tidak hanya  memiliki nilai lebih dari aspek penguasaan ilmu pengetahuan umum dan keagaamaan tetapi juga pada karakter dan identitas diri, daya kreativitas dalam menemukenali dan mengembangkan potensi sumberdaya yang ada di sekitarnya, serta mampu menghasilkan produk-produk yang bermanfaat sembari berlatih membangun sinergi dengan sesama santri. Untuk membantu membentuk karakter tersebut, maka kegiatan pengabdian ini dilaksanakan dengan rangkaian   kegiatan   yang   meliputi;   1)   Pembelajaran dilapangan   untuk meningkatkan penguasaan  ilmu  pengetahuan mitra  mewujudkan pondok pesantren yang berbasis lingkungan, 2). Pelatihan mengembangkan tanaman multy purpose tree (MPTS) sebagai wujud kepedualian terhadap lingkungan sekeliling dan bernilai ekonomi dan 3) Pelatihan inovasi teknologi tepat guna yang sederhana dan ramah lingkungan yang dapat diterapkan dan dikembangkan di pondok pesantren dengan memanfaatkan sumber daya lokal untuk menghasilkan produk-produk kreatif berbasis karbon. Pada akhir kegiatan pengabdian pada masyarakat ini, sekolah mitra diharapkan mampu mewujudkan dan mengaplikasikan pemanfaatan limbah dan sumber daya lokal dengan menggunakan teknologi sederhana sehingga dapat terwujud Pondok Pesantren yang berwawasan lingkungan. 
Peluang investasi dan strategi pengembangan usaha budidaya kutu lak (Laccifer lacca Kerr): studi kasus di KPH probolinggo, perum perhutani unit II jawa timur Ira Taskirawati; F. Gunarman Suratmo; Dudung Darusman; Noor Farikhah Haneda
Jurnal Entomologi Indonesia Vol 4 No 1 (2007): April
Publisher : Perhimpunan Entomologi Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1620.266 KB) | DOI: 10.5994/jei.4.1.42

Abstract

Shellac flea Laccifer lacca Kerr is a phytophagous insect, which lives on kesambi tree (Schleichera oleosa Merr). During its life cycle, shellac flea secretes liquid known as LAK and has many uses, such as varnish/polish, food cover, drug capsule, cassette ribbon, etc. In 2005, Perum Perhutani produced 60,547 kg LAK pellets, but has not fulfilled market demand. Cultivation technique is still conducted in a very simple way. Investment in developing shellac flea is also profitable, and promising. There are two choices of management schemes in it cultivate, the first is by infecting shellac flea to the host tree when the tree is 15 years old  and the second is by infecting shellac flea when the tree is 4 years old. Financially, the latter approach is more beneficial than the former one. The value of NPV + 22 321 052 395, IRR 16.9%, BCR 1.55 and Net B/C 3.71 with discounted payback period for 10 year 8 months. SWOT analyzing was used in the design strategy as a management approach.
Potensi Pengembangan Budidaya Jamur Tiram Bagi Kelompok Tani Di Sekitar Hutan Pendidikan Universitas Hasanuddin Ira Taskirawati; Baharuddin Baharuddin; Syahidah Syahidah; Sitti Nuraeni; A Agussalim; Beta Putranto; S Suhasman; Andi Detti Yunianti
Repong Damar: Jurnal Pengabdian Kehutanan dan Lingkungan Vol 1, No 1 (2022): June
Publisher : Magister of Forestry,Department of Forestry, Faculty of Agriculture, University of Lampung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (916.909 KB) | DOI: 10.23960/rdj.v1i1.5946

Abstract

Guidance for community groups around the Unhas Education Forest needs to be carried out to encourage increased public awareness about the importance of preserving the forest without losing its benefits of the forest. Furthermore, the community can use the number of visits, both individually and in groups, to the Unhas educational forest for various purposes as a market opportunity to increase income. One of the commodities cultivated by the local community is the oyster mushroom (Pleurotus ostreatus). Overall, this community service activity is carried out through a series of activities, including lectures, focus group discussions, training and demonstrations, and workshops. This activity is expected to make the community feel the benefits of the forest and play an active role in conserving the forest. In addition, it can improve the welfare of the people living around the forest. The activity results showed that after participating in the training, 75 per cent of the participants were able to explain the stages of mushroom cultivation.
Wood resistance of Gmelina arborea on the attack by white-rot fungi of Trametes versicolor treated with clove leaves extract. Ira Taskirawati; Fadhli Dzil Ikram; Musrizal Muin
Jurnal Riset Industri Hasil Hutan Vol 14, No 1 (2022)
Publisher : Kementerian Perindustrian

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24111/jrihh.v14i1.7186

Abstract

Wood with low durability class or low natural durability has low resistance to attack by wood-destroying organisms, so it is very susceptible to attack by wood destroying organisms such as wood rot fungi. This study aims to determine the resistance of Gmelina arborea wood from clove leaf extract treatment to white-rot fungus attack. The cold soak method was used to apply clove leaf extract to wood samples and exposed to Trametes versicolor for three months. Analysis of retention data used a split-plot design with four levels of treatment, namely concentrations of 15%, 20%, 25%, and control. Each treatment was repeated three times. The SNI 01-7207-2014 wood resistance class table determines the wood resistance class. The results showed an increase in the retention value of gmelina wood in line with the increase in the given concentration. Therefore, testing the resistance of gmelina wood to fungal attack, treated with clove leaf extract on the heartwood with a concentration of 20% and 25%, could increase the wood resistance from moderately resistant to resistant. As well as, giving 25% concentration in the sapwood can increase the wood resistance from moderately resistant to resistant.
Pendampingan Kelompok Peternak Lebah Trigona: Pengayaan Pakan Dengan Pola Agroforestri Di Desa Rompegading Kabupaten Maros Sitti Nuraeni; Budirman Bahtiar; Andi Detti Yunianti; Baharuddin Baharuddin; Ira Taskirawati; Nurfadilah Latif; Andi Prastiyo; Marwan Rajab
Jurdimas (Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat) Royal Vol 6, No 2 (2023): April 2023
Publisher : STMIK Royal

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33330/jurdimas.v6i2.1962

Abstract

Abstract: The potential for the development of meliponiculture in and around the Unhas Bengo-Bengo Educational Forest (BEF) can be an alternative business from non-timber forest resources. The have already occupied of part of the community in the BEF area requires an understanding of the benefits of the forest and community empowerment through community service activities. One effort to understand is how to enrich bee feed which integrates meliponiculture and agricultural crop cultivation with agroforestry patterns. The implementation of this activity starts with preparation by entering into agreements with the service team with partners, conducting workshops, distributing plant seeds as a source of nectar and pollen feed. The knowledge of partner group members can increase after attending the workshop from the pre test and post test analysis. Assistance is provided through direct visits to the location of meliponiculture and planting of nectar and pollen source plants.  Keywords: agroforestry pattern; feed enrichment; Stingless bee trigona Abstrak: Potensi pengembangan budidaya lebah trigona di dalam dan sekitar Hutan Pendidikan Bengo-Bengo (HPB) Unhas dapat menjadi usaha alternatif dari sumber daya hutan bukan kayu. Keterlanjuran sebahagian masyarakat berada dalam kawasan HPB mengharuskan perlu diberi pemahaman manfaat hutan dan pemberdayaan masyarakat melalui kegiatan pengabdian kepada masyarakat. Salah satu upaya pemahaman adalah bagaimana pengayaan pakan lebah yang mengintegrasikan budidaya lebah madu trigona dan budidaya tanaman pertanian dengan pola agroforestri. Pelaksanaan kegiatan ini dimulai dari persiapan dengan melakukan kesepakatan tim pengabdian dengan mitra, pelaksanaan workshop, pembagian bibit tanaman sebagai sumber pakan nektar dan polen. Pengetahuan anggota kelompok mitra dapat meningkat setelah mengikuti workshop dari analisis tes awal dan akhir. Pendampingan dilakukan melalui kunjungan langsung ke lokasi meliponikultur dan penanaman tanaman sumber nektar dan polen.   Kata kunci: lebah madu trigona; pengayaan pakan; pola agroforestri