Claim Missing Document
Check
Articles

Found 39 Documents
Search

EVALUATION OF THE USE OF ANTI-NON STEROID INFLAMATION DRUGS ON GERIATRI Karminingtyas, Sikni Retno; Oktianti, Dian; Furdiyanti, Nova Hasani; Sandriana, Mira; Kusuma, Arinda Maya
Media Farmasi Indonesia Vol 15 No 1 (2020): Media Farmasi Indonesia
Publisher : STIFAR "YAYASAN PHARMASI SEMARANG"

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Background: Geriatric patients differ from the general patient population. Geriatric differences with other populations include aspects of pharmacokinetics, pharmacodynamics, comorbidities, and the likelihood of adverse drug reactions (ADR). Objective: To determine the accuracy of the dosage and side effects of non-steroidal anti-inflammatory drugs (NSAIDs) in geriatric patients in the Inpatient Installation of Dr.Asmir Salatiga. Methods: The study was conducted non-experimental (observational), using descriptive methods and prospective data collection. Samples were 25 patients with total sampling method. Data analysis included drug use, dose accuracy and evaluation of drug side effects using the Naranjo algorithm. Results: Geriatric patients using the most non-steroidal anti-inflammatory drugs were 18 patients (72%). The largest group of non-steroidal anti-inflammatory drugs is the oxikam group of 12 patients (48%). The exact dosage of non-steroidal anti-inflammatory drugs is 19 cases (76%) on the right dose. Evaluation of drug side effects based on the Naranjo algorithm obtained scores for the "probable / probable category of 6 patients (24%) and the feasible category of 19 patients (76%). Conclusion: The correct dosage of non-steroidal anti-inflammatory drugs is 19 cases (76%) right dose. The evaluation of the side effects of non-steroidal anti-inflammatory drugs was the "probable" category of 6 patients (24%) and the feasible category of 19 patients (76%).
EVALUASI KETEPATAN DOSIS DAN KEEFEKTIFAN TERAPI ANTIHIPERTENSI PADA PASIEN RAWAT INAP DI RS ROEMANI MUHAMMADIYAH SEMARANG Ambarsari, Utami; Hasani Furdianti, Nova; Oktianti, Dian
Journal of Holistics and Health Science Vol 1 No 1 (2019): Journal of Holistics and Health Science, September
Publisher : Universitas Ngudi Waluyo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35473/jhhs.v1i1.14

Abstract

Prevalensi hipertensi di Kota Semarang terus meningkat, pada tahun 2017 sendiri terdapat 13.278 kasus baru. Hipertensi merupakan salah satu penyakit degeneratif yang dalam jangka panjang dapat menyebabkan kerusakan organ-organ penting. Salah satu upaya yang dapat dilakukan dalam mencegah keparahan penyakit tersebut adalah memberikan terapi farmakologis yang tepat. DRPs (Drug Related Problems) merupakan suatu kejadian yang tidak diharapkan yang berkaitan dengan terapi dan dapat mempengaruhi keberhasilan terapi. Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi ketepatan dosis pada pemberian antihipertensi dilihat pada terjadinya DRPs kategori pemilihan dosis dan keefektifan terapinya. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif analitik dengan pendekatan retrospektif dalam pengambilan data rekam medik pasien rawat inap di RS Roemani Muhammadiyah Semarang periode Januari-Desember 2018. Dalam pengambilan sampel digunakan metode porposive sampling. Sampel yang digunakan sebanyak 79 pasien. Analisis data dilakukan berdasarkan DIH 2018 dan JNC VIII. Hasil penelitian menunjukan, terdapat DRPs kategori pemilihan dosis sebanyak 3 kasus yang terjadi pada 2 pasien. DRPs yang terjadi, yaitu frekuensi pemberian berlebih dan dosis berlebih. Keefektifan terapi antihipertensi pada pasien rawat inap RS Roemani Muhammadiyah Semarang adalah sebesar 69,62%. Ketepatan pemilihan dosis sebesar 97,47% dan keefektifan terapi antihipertensi berdasarkan tercapainya target terapi sebesar 69,62%.
Tingkat Kepatuhan Minum Obat Antihipertensi Pada Pasien Hipertensi Tanpa Penyakit Penyerta Di Puskesmas Sumowono admin, Yulistiawan Ardita; Dian Oktianti; Niken Dyahariesti
Journal of Holistics and Health Science Vol 2 No 2 (2020): Journal of Holistics and Health Science, September
Publisher : Universitas Ngudi Waluyo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35473/jhhs.v2i2.57

Abstract

Hypertension is a chronic disease that is often called the silent killer and has a fairly high prevalence. The level of compliance to take medication is a major factor to determine the success of therapy. Compliance and a good understanding in carrying out therapy can affect blood pressure and can prevent complications. To identify the level of compliance to take antihypertensive drugs in hypertensive patients without comorbidities at Sumowono Health Center in terms of the MMAS-8 scores. This research is a non-experimental research with a descriptive design. Sampling was done in total sampling , analyzed in a descriptive manner. Samples obtained were 22 respondents. The results of this study showed. 9 respondents had high compliance 40.9%, 7 respondents had moderate compliance 31.8%, 6 respondents had compliance 27.3%. Based on a descriptive analysis of the level of compliance with taking drugs at the Sumowono Public Health Center has a high level of taking medication (40.9 %). Hypertension patients without comorbidities in Sumowono Public Health Center are compliant in taking antihypertensive medication. Hypertension, No Accidental Disease , Compliance Level, MMAS-8. ABSTRAK Hipertensi adalah penyakit kronis yang sering disebut the silent killer dan memiliki prevalensi yang cukup tinggi. Tingkat kepatuhan minum obat merupakan faktor utama penentu keberhasilan terapi. Kepatuhan serta pemahaman yang baik dalam menjalankan terapi dapat mempengaruhi tekanan darah dan dapat mencegah terjadinya komplikasi. Mengidentifikasi tingkat kepatuhan minum obat antihipertensi pada pasien hipertensi tanpa penyakit penyerta di Puskesmas Sumowono ditinjau dari hasil nilai MMAS-8. Penelitian ini termasuk dalam penelitian jenis non eksperimental dengan rancangan deskriptif. Pengambilan sampel dilakukan secara total sampling yang dianalisis dengan cara deskriptif. Sampel yang diperoleh sebanyak 22 responden. Hasil penelitian ini menunjukkan. 9 responden memiliki kepatuhan tinggi 40,9%, 7 responden memiliki kepatuhan sedang 31,8%, 6 responden memiliki kepatuhan 27,3%. Berdasarkan analisis deskriptif tingkat kepatuhan minum obat di Puskesmas Sumowono memiliki kepatuhan minum obat yang tinggi (40,9%). Pasien hipertensi tanpa penyakit penyerta di Puskesmas Sumowono patuh dalam minum obat antihipertensi. Hipertensi, Tanpa Penyakit Penyerta, Tingkat Kepatuhan, MMAS-8.
PENGARUH PEMBERIAN JUS BUAH APEL (MALUS SYLVESTRIS MILL) VARIETAS ROME BEAUTY PADA MENCIT HAMIL YANG TERPAPAR ASAP ROKOK Karina Febrianti; Niken Dyah Ariesti; Dian Oktianti
JURNAL GIZI DAN KESEHATAN Vol 8 No 17 (2016): JURNAL GIZI DAN KESEHATAN
Publisher : UNIVERSITAS NGUDI WALUYO

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Rokok merupakan salah satu faktor lingkungan yang dapat menyebabkan cacat lahir.Kebiasaan merokok pada wanita hamil dapat menyebabkan abortus spontan dan kematianjanin prenatal. Untuk menangkal radikal bebas yang ditimbulkan asap rokok, tubuhmemerlukan antioksidan yang dapat membantu melindungi tubuh dari serangan radikal bebas.Selain vitamin E, flavonoid diketahui memiliki efek antioksidan yang sangat bermanfaat,salah satu flavonoid yang terdapat dalam jus apel (Malus sylvestris Mill) varietas Rome beautyadalah kuersetin .Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui pengaruh pemberian jus apelterhadap efek dari paparan asap rokok pada mencit hamil.Jenis rancangan penelitian ini bersifat eksperimental murni dengan post test onlycontrol group design dengan Rancangan Acak Lengkap (RAL) yang terdiri dari satukelompok kontrol negatif (1 batang rokok/hari), satu kelompok kontrol positif (vitamin Edosis 130 IU), dan 3 kelompok perlakuan jus apel (Malus sylvestris Mill) varietas Romebeauty dosis 0,83g/20g BB, 1,67g/20gBB dan 2,5g/20gBB). Data yang didapat berupa dataPKBP induk mencit, berat badan fetus dan jumlah fetus mencit. Data dianalisis menggunakanSPSS 21,0 for Windows dengan taraf kepercayaan 95% .Hasil analisis menunjukkan bahwa kelompok perlakuan jus apel (Malus sylvestrisMill) varietas Rome beauty dosis 1,67g/20g BB dan 2,5g/20g BB memiliki efek dilihat dariPKBP induk mencit dan berat badan fetus mencit yang terpapar asap rokok sebanding denganvitamin E dosis 130 IU.
EFEKTIVITAS JUS TOMAT (Lycopersicum esculantum) PADA MENCIT HAMIL YANG TERPAPAR ASAP ROKOK Rozalia; Nova Hasani Furdiyanti; Dian Oktianti
JURNAL GIZI DAN KESEHATAN Vol 8 No 18 (2016): JURNAL GIZI DAN KESEHATAN
Publisher : UNIVERSITAS NGUDI WALUYO

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Paparan asap rokok sangat mengkhawatirkan beberapa kelompok sosial termasuk wanita hamil. Bahan kimia yang dikeluarkan asap rokok jika terhisap akan berpengaruh kepada kehamilan, mempengaruhi plasenta dan pertumbuhan janin serta bisa terjadi hipoksia pada janin. Tomat dikenal sebagai sumber utama lycopene.Lycopene termasuk senyawa karotenoid yang memberikan warna merah pada tomat. Telah dibuktikan secara in vitro bahwa lycopene merupakan penangkal radikal bebas yang paling efektif diantara karotenoid yang lain, termasuk ß-caroten. Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui efektivitas jus tomat terhadap mencit hamil yang terpapar asap rokok. Jenis rancangan penelitian ini bersifat eksperimental murni dengan post test only control group design dengan Rancangan Acak Lengkap(RAL) yang terdiri dari satu kelompok kontrol negatif (1 batang rokok/hari), satu kelompok kontrol positif (vitamin E dosis 130 IU), dan dua kelompok perlakuan (jus tomat (Lycopersicum esculantum) dosis 675mg/20 BB dan 900mg/20g BB).Data dianalisis menggunakan ujiKruskall-Wallis satu jalan dan ujiMann-Whitney. Hasil analisis menunjukkan bahwa kelompok perlakuanjus tomat (Lycopersicum esculantum) dosis 675mg/20g BB dan900mg/20g BBmemiliki efek dilihat dari PKBP induk mencit dan berat badan fetus mencit yang terpapar asap rokok dan kelompok jus tomat (Lycopersicum esculantum) dosis 675mg/20g BB memiliki efek dilihat dari PKBP induk mencit dan berat badan fetus mencit yang terpapar asap rokok sebanding dengan vitamin E dosis 130 IU.
EFEK PERASAN BROKOLI (BRASSICA OLERACEAE) SEBAGAI ANTI ALERGI TERHADAP RESPON ANAFILAKSIS KUTAN AKTIF PADA TIKUS JANTAN GALUR WISTAR YANG DIINDUKSI OVALBUMIN Muhammad Alim; Dian Oktianti; Nova Hasani Furdiyanti
JURNAL GIZI DAN KESEHATAN Vol 8 No 20 (2016): JURNAL GIZI DAN KESEHATAN
Publisher : UNIVERSITAS NGUDI WALUYO

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Reaksi anafilaksis kutan aktif adalah bentuk reaksi alergi tipe I secara lokal pada kulit. Salah satu sayuran yang dapat digunakan sebagai anti alergi adalah brokoli. Brokoli (Brassica oleraceae) adalah sayuran yang tersedia setiap saat di pasaran dan mengandung quercetin yang diduga mempunyai efek anti alergi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efek perasan brokoli sebagai anti alergi terhadap respon anafilaksis kutan aktif pada tikus jantan galur Wistar yang diinduksi ovalbumin. Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental murnipre and post test control group design menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) yang terdiri dari 4 kelompok perlakuan. Tikus diinduksi putih telur pada hari ke 1, 7, dan 14 kemudian diberi perlakuan meliputi kontrol negatif (Aquadest), kontrol positif (Cetirizin 0,25mg/ 200g BB), perasan brokoli dosis1,25 ml/kg BB dan 2,5 ml/kg BB. Data dianalisa menggunakan SPSS versi 15,0 for windows dengan uji ANOVA satu jalan taraf kepercayaan 95%. Berdasarkan hasil uji ANOVA dapat disimpulkan perasan brokoli dosis 1,25 ml/kg BB dan 2,5 ml/kg BB memiliki efek anti alergi terhadap respon anafilaksis dan sebanding dengan Cetirizin 0,25mg/ 200g BB.
UJI AKTIVITAS ANTIOKSIDAN EKSTRAK ETANOL DAUN KELOR (Moringa Oleifera Lamk ) DENGAN METODE DPPH Nur Hasanah; Jatmiko Susilo; Dian Oktianti
JURNAL GIZI DAN KESEHATAN Vol 9 No 21 (2017): JURNAL GIZI DAN KESEHATAN
Publisher : UNIVERSITAS NGUDI WALUYO

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Seiring dengan perkembangan ilmu pengetahuan diketahui bahwa radikal bebas dapatmenjadi penyebab sejumlah penyakit seperti kardiovaskuler, neurogeneratif, kanker dan lainsebagainya radikal bebas akan terhenti apabila reaktifitasnya diredam oleh senyawa yangbersifat antioksidan. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui efek antioksidan dari ekstraketanol daun kelor (Moringa oleifera Lamk) menggunakan metode DPPH (2,2-Diphenyl-1-Picrylhydrazyl) yang ditunjukkan dengan nilai ,Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental murni, dimana metode yangdigunakan adalah metode pengukuran serapan radikal DPPH (2,2-Diphenyl-1-picrylhydrazyl )tereduksi pada panjang gelombang 500 -525 nm, pada penelitian ini analisa data denganmenghitung nilai IC50. Konsentrasi ekstrak etanol daun kelor (Moringa oleifera Lamk) adalah450 ppm, 600 ppm, dan 750 ppm. Dan konsentrasi vitamin E sebagai pembanding adalah 2ppm, 4 ppm dan 6 ppmHasil penelitian menunjukkan bahwa ekstrak etanol daun kelor (Moringa OleiferaLamk) memiliki kemampuan sangat lemah untuk menangkap radikal bebas ditunjukkandengan nilai IC50 363,75 ppm dibandingkan dengan vitamin E yang memiliki IC50 4,91 ppmyang termaksud dalam aktivitas antioksdian sangat kuat.
UJI EFEK PROTEKTIF EKSTRAK BAYAM HIJAU (Amaranthus tricholor L) TERHADAP PEMBENTUKAN KATARAK PADA TIKUS PUTIH GALUR WISTAR YANG DIINDUKSI SODIUM SELENIT Sismawati; Dian Oktianti; Richa Yuswantina
JURNAL GIZI DAN KESEHATAN Vol 9 No 21 (2017): JURNAL GIZI DAN KESEHATAN
Publisher : UNIVERSITAS NGUDI WALUYO

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Telah dilakukan penelitian mengenai pengaruh ekstrak bayam hijau (Amaranthustricholor L) terhadap pembentukan katarak pada tikus putih galur wistar. Bayam hijau(Amaranthus tricholor L) yang mengandung senyawa betakaroten yang memiliki sifatantioksidan. Penelitian ini menggunakan tikus putih galur wistar umur 9 hari. Tikusdikelompokkan menjadi 5 kelompok masing-masing 5 ekor tikus. Kelompo I kontrol sehatdiberikan larutan CMC-Na 1%. Kelompok II kontrol positif diberikan vitamin E dosis 378 IU/Kg BB. Kelompok III diberikan ekstrak bayam hijau (Amaranthus tricholor L) dengankonsentrasi 10% b/v. kelompok IV diberikan ekstrak bayam hijau dengan konsentrasi 20%b/v. kelompok V diberikan ekstrak bayam hijau dengan kosentrasi 30% b/v. pemberiansediaan uji dilakukan dengan cara intraperitonial. Perlakuan diberikan hingga tikus membukamata pertama kalinya (± 18 hari). Seluruh kelompok uji diberikan larutan induksi yaitusodium selenit dengan dosis 25 µg/Kg BB tikus secara intraperitonial, kecuali kelompokkontrol sehat
Pola Penggunaan Obat Antidiabetes di Puskesmas Grabag Magelang Nurul Maulidya; Oktianti, Dian
Journal of Holistics and Health Science Vol 3 No 1 (2021): Journal of Holistics and Health Science, Maret
Publisher : Universitas Ngudi Waluyo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35473/jhhs.v3i1.71

Abstract

Diabetes Mellitus (DM) is a long-term or chronic disease which continues to increase every year. Indonesia itself is ranked 7th for the most DM sufferers in the world. The purpose of this study was to determine the profile of the use of antidiabetic drugs in DM patients at the Grabag Public Health Center. The method used in this research is descriptive method, with retrospective data collection. The population of DM sufferers at the Grabag Public Health Center was 50 patients, with the sampling technique using the total sampling method. The inclusion criteria were medical record data for outpatient type 2 diabetes mellitus, and the exclusion criteria incomplete medical record data. The results of this study were the use of oral antidiabetic drugs (OAD) with single therapy, metformin 32% and acarbose 2%, and with combination therapy are metformin + glimepirid 58%, acarbose + glimepiride 2%, and metformin + glimepiride+acarbose 6%. Based on the duration of suffering from diabetes, for 1 year the most people used metformin by 26%, for 2 and 3 years the most used metformin + glimepiride by 38% and 8%, while for 4 years using a combination of metformin + glimepiride + acarbose by 2%. Most of the patients are accompanied by hypertension complications. The most widely used single therapy oral OAD is metformin and the combination therapy is metformin + glimepiride. Patients suffering from diabetes for 1 year of treatment used metformin single therapy, for 2 and 3 years the most treatment used 2 combination therapy, glimepiride + metformin, while for 4 years of treatment using 3 combination therapy metformin + glimepiride + acarbose. Abstrak Diabetes Mellitus (DM) merupakan penyakit jangka panjang atau kronis yang pada setiap tahunnya terus mengalami peningkatan. Indonesia sendiri menduduki peringkat ke-7 untuk penderita DM terbanyak didiunia. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui profil penggunaan obat antidiabetes pada pasien DM di Puskesmas Grabag. Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah metode deskriptif, dengan pengambilan data secara retrospektif. Populasi penderita DM di puskesmas Grabag sebanyak 50 pasien dengan teknik pengambilan sampel menggunakan metode total sampling. Kriteria inklusi berupa data rekam medik pasien DM tipe 2 rawat jalan, dan kriteria eksklusi berupa data rekam medik yang tidak lengkap. Hasil dari penelitian ini adalah penggunaan obat antidiabetes (OAD) oral dengan terapi tunggal yaitu metformin 32% dan acarbose 2%, dan dengan terapi kombinasi adalah metformin + glimepirid 58%, acarbose + glimepiride 2%, dan metformin+glimepiride + acarbose 6%. Berdasarkan lamanya menderita DM, selama 1 tahun terbanyak menggunakan metformin sebesar 26%, selama 2 dan 3 tahun terbanyak menggunakan metformin + glimepiride sebesar 38% dan 8%, sedangkan selama 4 tahun menggunakan kombinasi metformin + glimepiride + acarbose sebesar 2%. Sebagian besar pasien disertai dengan komplikasi hipertensi. Penggunaan OAD oral terapi tunggal terbanyak adalah metformin dan terapi kombinasi adalah metformin+glimepiride. Pasien yang menderita DM selama 1 tahun pengobatan terbanyak menggunakan terapi tunggal metformin, selama 2 dan 3 tahun pengobatan terbanyak menggunakan terapi 2 kombinasi yaitu glimepiride + metformin, sedangkan selama 4 tahun pengobatannya menggunakan terapi 3 kombinasi yaitu metformin + glimepiride + acarbose.
Aplikasi SEDEKA ( Sistem Dokumentasi Kesehatan Masyarakat ) Dalam Rangka Mendukung Gerakan Masyarakat Hidup Sehat (GERMAS) Sunnah, Istianatus; Oktianti, Dian; Dianingati, Ragil Setia
Journal of Community Engagement and Empowerment Vol 2, No 2 (2020)
Publisher : Institut Ilmu Kesehatah Bhakti Wiyata Kediri

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Latar Belakang : Upaya peningkatan  kesehatan dapat dilaksanakan melalui Gerakan Masyarakat Hidup Sehat (GERMAS) dengan pemeriksaan kesehatan secara berkala terutama pada usia lanjut yang rentan terhadap penyakit menular maupun tidak menular. Tujuan : Untuk meningkatkan upaya promotif dan preventif  serta pemantauan kesehatan  pada lansia di Desa Lerep, Ungaran Kabupaten Semarang dengan melaksanakan pemeriksaan rutin serta monitoring kesehatan sehingga tercipta peningkatan  kualitas hidup sehat lansia menggunakan aplikasi SEDEKA. Metode :  Sosialisasi materi tentang penyakit degeneratif dan aplikasi SEDEKA serta pretes postes pada  44 peserta posyandu lansia. Selain itu juga dilaksanakan pengukuran tekanan darah dan kadar gula darah peserta. Nilai pretes dan postes dianalisis untuk mengevaluasi prosentase  tingkat pemahaman lansia terhadap materi. Hasil:  Pengamatan  yang dilakukan  sebelum kegiatan,  monitoring dan dokumentasi kesehatan oleh penderita  belum dilakukan secara baik, sehingga perlu adanya sistem dokumentasi yang dapat membantu lansia untuk memonitor kesehatannya.  Berdasarkan hasil evaluasi pretes dan postes,  peserta posyandu lansia memiliki peningkatan pemahaman menjadi “BAIK bahkan “SANGAT BAIK” diikuti peningkatan prosentase nilai pemahaman materi pada materi hipertensi sebanyak 100%, materi diabetes mellitus 27,88%  dan hiperkolesterolemia 80,60%. Kesimpulan : Kegiatan sosialisasi ini mampu memberikan efek positif terhadap pemahaman penyakit degeneratif peserta posyandu lansia.