Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search
Journal : Health Science Journal of Indonesia

Correlation between dietary fat consumption with body mass index and body composition (a preliminary study in community based) Amelya Augusthina Ayusari; Budiyanti Wiboworini; Kusmadewi Eka Damayanti; Dwi Rahayu; Widardo Widardo; Yulia Lanti
Health Science Journal of Indonesia Vol 10 No 2 (2019)
Publisher : Sekretariat Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22435/hsji.v12i2.2443

Abstract

Pendahuluan: Sejumlah penelitian menunjukkan hubungan antara konsumsi lemak dengan indeks massa tubuh dan komposisi tubuh. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara konsumsi harian lemak total, asam lemak tak jenuh ganda (PUFA) dan kolesterol total dengan beberapa paramater gizi. Metode: Penelitian ini merupakan studi cross-sectional, dengan 102 subjek. Pemeriksaan yang dilakukan adalah tinggi badan, berat badan, indeks massa tubuh dan pengukuran komposisi tubuh menggunakan timbangan komposisi tubuh Omron® HBF-212. Analisis konsumsi lemak total, asam lemak tak jenuh ganda dan kolesterol total menggunakan Software nutrisurvey 2007. Uji korelasi yang digunakan adalah Spearman Rho dengan menggunakan SpSS 21. Hasil: Konsumsi lemak total tidak berhubungan dengan indeks massa tubuh, massa lemak total, dan massa lemak visceral. Konsumsi PUFA berhubungan secara negatif dengan indeks massa tubuh (p <0,014, -0,24) dan massa lemak total (p <0,001, -0,326), sedangkan konsumsi total kolesterol total berhubugan secara negatif dengan indeks massa tubuh (p <0,019, -0,23), dan massa lemak total (p <0,001, -0,337). Kesimpulan: Ada hubungan antara konsumsi lemak dengan indeks massa tubuh dan komposisi tubuh. (Health Science Journal of Indonesia 2019;10(2):128-31) Kata kunci: konsumsi lemak; indeks massa tubuh; komposisi tubuh Abstract Introduction: Studies showed some relation between fat consumption with body mass index and body composition. We conducted a study to investigate relationships between daily consumption of total fat, polyunsaturated fatty acid (PUFA) and total cholesterol with some nutritional parameters. Methods: This was cross-sectional study, with 102 subjects. The study was examined height, body weight, body mass index and body composition measurements using the Omron® HBF-212 body composition monitor. There was nutrisurvey 2007 to measure total fat, polyunsaturated fatty acid and total cholesterol consumption. We analyzed the correlation by using SpSS 21 (Spearman Rho) Results: Total fat consumption was not related to body mass index, total fat mass, and visceral fat mass. PUFA consumption was negatively associated with body mass index (p <0.014, -0.24) and total fat mass (p <0.001, -0.326), while consumption of total cholesterol was negatively associated with body mass index (p <0.019, -0.23), and total fat mass (p <0.001, -0.337) Conclusion: There was a relation between fat consumption with body mass index and body composition.(Health Science Journal of Indonesia 2019;10(2):128-31). Keywords: fat consumption; body mass index; body composition
A case-control study related to vitamin and mineral intake in female adolescents with iron deficiency anemia Dwi Rahayu; Dono Indarto
Health Science Journal of Indonesia Vol 11 No 1 (2020)
Publisher : Sekretariat Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22435/hsji.v11i1.3066

Abstract

Latar belakang: Anemia defisensi besi (ADB) merupakan salah satu masalah nutrisi pada remaja putri di seluruh dunia. Penyerapan zat besi di usus halus dipengaruhi oleh adanya vitamin C, kalsium, dan zink pada makanan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan pola konsumsi vitamin A, vitamin C, kalsium dan zink terhadap kejadian ADB pada remaja putri. Metode: Penelitian ini merupakan penelitian case control yang melibatkan 60 remaja putri dengan ADB dan 58 remaja putri tanpa ADB. Diagnosis ADB berdasarkan kadar Hb dan indeks eritrosit, dan semikuantitatif FFQ digunakan untuk menentukan asupan vitamin dan mineral. Semua data dianalisis menggunakan test chi square dan tes regresi logistik ganda dengan p<0.05. Hasil: Semua subjek penelitian mempunyai asupan vitamin A dan C harian yang cukup tetapi asupan kalsium dan zinknya tergolong kurang (dalam mg). Namun, mereka semua memiliki frekuensi harian yang berbeda dalam mengkonsumsi mikronutrien tersebut. Remaja putri dengan asupan vitamin A yang jarang (OR=2.67; CI95%=1.10-6.50; p=0.03) dan asupan kalsium yang sering (OR=2.27; CI95%=0.85-6.03; p=0.10) lebih berisiko terkena ADB dibandingkan dengan remaja putri dengan asupan vitamin A yang sering dan asupan kalsium yang jarang. Akan tetapi hanya asupan vitamin A yang memiliki efek signifikan secara statistik. Kesimpulan: Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa tingginya risiko ADB pada remaja putri berkaitan dengan asupan vitamin A yang jarang. Kata kunci: anemia defisiensi besi, asupan mikronutrien, remaja putri Abstract Background: Iron deficiency anemia (IDA) is a nutritional problem that occurs in female adolescents around the world. Iron absorption in the small intestine is influenced by the presence of vitamin C, calcium, and zinc in ingested foods. This study aimed to investigate the relationship of vitamin A, vitamin C, calcium, and zinc intake with IDA in female adolescents. Methods: This case-control study was conducted in 60 anemic and 58 normal female adolescents. IDA diagnosis was determined using Hb levels and erythrocyte indexes and the semiquantitative food frequency questionnaire was used to determine vitamin and mineral intake. All collected data were analyzed using chisquare and multiple logistic regression tests with p<0.05. Results: All groups had an adequate intake of vitamin A and C but they had inadequate intake of calcium and zinc (in mg). However, they all had different frequencies in consuming those micronutrients. Rare intake of vitamin A (OR=2.67; CI95%=1.10-6.50; p=0.03) and frequent intake of calcium (OR=2.27; CI95%=0.85- 6.03; p=0.10) increased IDA, compared with frequent intake of vitamin A and rare intake of calcium but only vitamin A intake had a significant effect. Conclusion: Our findings suggest that a higher risk of IDA in female adolescents is related to a rare intake of vitamin A. Keywords: Iron deficiency anemia; micronutrient intake; female adolescents