Claim Missing Document
Check
Articles

Found 28 Documents
Search

Penanganan dan Preventif Sindrom Stevens Johnson di Masyarakat Hermiaty; Rachmat Faisal Syamsu; Nur Akhsan Diana
Cerdika: Jurnal Ilmiah Indonesia Vol. 1 No. 5 (2021): CERDIKA: Jurnal Ilmiah Indonesia
Publisher : Publikasi Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (289.791 KB) | DOI: 10.59141/cerdika.v1i5.80

Abstract

Abstrak: AbsSindrom Stevens-Johnson (SSJ) merupakan sindrom yang mengenai kulit, selaput lendir di orifisium, dan mata dengan keadaan umum yang bervariasi dari ringan hingga berat. SSJ merupakan bentuk minor dari toxic epidermal necrolysis (TEN) dengan pengelupasan kulit kurang dari 10% luas permukaan tubuh. Penyakit ini bersifat akut dan pada bentuk yang berat dapat menyebabkan kematian, oleh karena itu penyakit ini merupakan salah satu kegawat daruratan dari penyakit kulit. Etiologi SSJ dan NET digolongkan menjadi empat kategori, antara lain infeksi, obat, berhubungan dengan keganasan, serta idiopatik, namun penyebab utama adalah paparan obat.Di Indonesia obat yang diperkirakan paling sering menyebabkan SJS adalah antipiretik dan analgetik.Penanganan utama pada SSJ-NET adalah dengan menghentikan penggunaan obat yang dicurigai sebagai penyebab. Terapi lain yang dapat diberikan masih kontroversial, seperti pemberian kortikosteroid, IVIG, plasmaferesis dan cyclosporine.
KARAKTERISTIK KADAR PROFIL LIPID PADA PENDERITA STROKE ISKEMIK DI RUMAH SAKIT IBNU SINA MAKASSAR TAHUN 2017 Reski Amaliah; Shulhana Mokhtar; Hanna Aulia Namirah; Mochammad Erwin Rachman; Rachmat Faisal Syamsu
Wal'afiat Hospital Journal Vol 1 No 1 (2020): Wal'afiat Hospital Journal
Publisher : Rumah Sakit Ibnu Sina, Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1891.032 KB) | DOI: 10.33096/whj.v1i1.8

Abstract

Menurut World Health Organization (WHO) adalah tanda-tanda klinis yang berkembang dengan cepat dari gangguan fokal dan fungsi serebral yang berlangsung lebih dari 24 jam dan dapat menyebabkan kematian tanpa penyebab yang jelas selain dari berasal dari vaskular. Angka kejadian stroke di Indonesia meningkat dengan tajam. Bahkan, saat ini Indonesia merupakan negara dengan jumlah penderita stroke terbesar di Asia. Salah satu faktor risiko dalam terjadinya penyakit vaskular ini adalah terbentuknya aterosklerosis yang disebabkan oleh kelainan metabolisme pada profil lipid darah yang ditandai dengan kenaikan kadar kolesterol total, trigliserida, kolesterol LDL serta penurunan kadar kolesterol HDL. Tujuan: Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui karakteristik kadar profil lipid pada penderita stroke iskemik di Rumah Sakit Ibnu Sina Makassar tahun 2017. Metode: Jenis penelitian ini merupakan penelitian deskriptif untuk mengetahui karakteristik kadar profil lipid pada penderita stroke iskemik di Rumah Sakit Ibnu Sina Makassar pada tahun 2017. Pendekatan yang digunakan pada desain penelitian ini adalah cross sectional study, yaitu peneliti melakukan observasi dengan mengambil data dari rekam medik kemudian menilai variabel penelitian yang akan diteliti. Hasil penelitian tersebut akan diolah dengan menggunakan program Microsoft Office Excel. Hasil: Berdasarkan data sekunder yang diperoleh dari rekam medik Rumah Sakit Ibnu Sina Makassar, jumlah pasien stroke iskemik selama tahun 2017 yang berhasil tercatat sebanyak 54 orang dengan rincian 25 orang laki-laki dan 29 orang perempuan. Didapatkan adanya peningkatan kadar kolesterol dari nilai normal pada kolesterol total sebanyak 63%, LDL sebanyak 57%, dan trigliserida sebanyak 33%. Sedangkan pada HDL didapatkan penurunan kadar kolesterol dari nilai normal sebanyak 39%. Kesimpulan: Didapatkan adanya perubahan kadar profil lipid pada penderita stroke iskemik khususnya pada kolesterol total dan LDL yang ditandai dengan adanya peningkatan kadar kolesterol diatas nilai normal. Sedangkan pada profil lipid khususnya HDL dan trigliserida masih dalam batas nilai normal.
Analisis Suhu Tubuh Dan Jumlah Leukosit Pada Pasien Appendisitis Di RS. Ibnu Sina Makassar Rachmat Faisal Syamsu; Sigit Dwi Pramono; Andry Pratama
Wal'afiat Hospital Journal Vol 1 No 2 (2020): Wal'afiat Hospital Journal
Publisher : Rumah Sakit Ibnu Sina, Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (574.898 KB) | DOI: 10.33096/whj.v1i2.41

Abstract

Appendisitis tetap merupakan salah satu penyakit yang paling umum yang dihadapi oleh ahli bedah dalam praktek. Pengukuran suhu tubuh merupakan salah satu pemeriksaan yang dilakukan pada kasus-kasus dengan kecurigaan appendisitis. Kenaikan suhu tubuh melebihi suhu normal terjadi sebagai tanda adanya infeksi seperti pada appendisitis. Meskipun pemeriksaan dilakukan dengan cermat dan teliti, diagnosis klinis appendisitis masih mungkin salah pada sekitar 15-20% kasus. Pemeriksaan jumlah leukosit membantu menegakkan diagnosis appendisitis. Pada kebanyakan kasus terdapat leukositosis, terlebih pada kasus dengan komplikasi. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui analisis suhu tubuh dan jumlah leukosit pasien appendisitis di RS. Ibnu Sina Makassar. Penelitian yang dilakukan adalah penelitian observasional analitik dengan rancangan cross sectional. Penelitian ini dilakukan di Rumah Sakit Ibnu Sina Makassar dengan sampel 113 data rekam medik yang dipilih secara total sampling. Data penelitian ini diperoleh melalui data sekunder dari data rekam medik pasien appendisitis di Rumah Sakit Ibnu Sina Makassar. Hasil penelitian menunjukkan sampel kategori hipotermi dan leukosit normal sebanyak 3 orang (27.3%) sedangkan kategori hipotermi dan leukosit meningkat sebanyak 8 orang (72.7%). Sampel kategori suhu tubuh normal dan leukosit normal sebanyak 20 orang (24.7%) sedangkan kategori suhu tubuh normal dan leukosit meningkat sebanyak 61 orang (75.3%). Sampel kategori suhu tubuh meningkat dan leukosit normal sebanyak 2 orang (9.5%) sedangkan kategori suhu tubuh meningkat dan leukosit meningkat sebanyak 19 orang (90.5%). Hasil análisis menggunakan uji Chi-Square didapatkan nilai signifikan 0.229 (p<0.05) yang secara statistik menunjukkan tidak terdapat hubungan antara suhu tubuh dan jumlah leukosit pada pasien appendisitis. Pada penelitian ini tidak didapatkan hasil yang signifikan antara suhu tubuh dan jumlah leukosit pada pasien appendisitis.
Hubungan Jenis Kelamin, Usia Dan Jumlah Leukosit Pada Pasien Apendisitis Perforasi Dan Apendisitis Non Perforasi Irmayanti Johar Bima; Rachmat Faisal Syamsu; Sigit Dwi Pramono; Reeny Purnamasari; Sri Juliani; Hermiaty Nasruddin; Andi Fatihah Rizki Salsabilah R
Wal'afiat Hospital Journal Vol 2 No 1 (2021): Wal'afiat Hospital Journal
Publisher : Rumah Sakit Ibnu Sina, Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (557.379 KB) | DOI: 10.33096/whj.v2i1.56

Abstract

Apendisitis adalah salah satu kasus kegawatdaruratan. Diagnosis ditegakkan dengan mengenal gejala penyakit ini sejak dini untuk menghindari perburukan dari apendisitis akut menjadi apendisitis perforasi. Mengetahui hubungan jenis kelamin, usia dan jumlah leukosit dengan pasien apendisitis non perforasi dan pasien apendisitis perforasi di RS.Ibnu Sina Makassar tahun 2014 – 2018. Penelitian ini dengan rancangan penelitian cross sectional yaitu pengambilan sampel total sampling dengan total 125 sampel. Analisis data menggunakan uji chi square dengan p value hubungan jenis kelamin dengan apendisitis : 0.01, hubungan usia dengan apendisitis : 0.02 dan hubungan jumlah leukosit dengan apendisitis : 0.00 menggunakan program SPSS. Penelitian ini dilakukan di Rumah Sakit Ibnu Sina Makassar pada bulan September-November 2019. Hasil penelitian menunjukkan sampel apendistis perforasi pada laki-laki 39 orang (65%) sedangkan pada perempuan 21 orang (35%). Hasil análisis menggunakan uji Chi-Square nilai signifikan 0.01 (p<0.05) yang secara statistik menunjukkan terdapat hubungan antara suhu tubuh dan jumlah leukosit pada pasien appendisitis Sampel apendisitis perforasi usia 0-11 8 orang (13.3%), pada usia 12-25 18 orang (30%), pada usia 26-45 13 (21.7%) dan pada usia ≥46 21 (35%). Hasil análisis menggunakan uji Chi-Square nilai signifikan 0.02 (p<0.05) yang secara statistik menunjukkan terdapat hubungan antara suhu tubuh dan jumlah leukosit pada pasien appendisitis. Sampel apendisitis perforasi dan leukosit <11.000 1 orang (1.3%) dan pada ≥11.000 59 orang (98.7%). Hasil análisis menggunakan uji Chi-Square nilai signifikan 0.00 (p<0.05) yang secara statistik menunjukkan terdapat hubungan antara suhu tubuh dan jumlah leukosit pada pasien appendisitis. Terdapat hubungan antara jenis kelamin dengan kejadian apendistis perforasi, terdapat hubungan antara usia dengan kejadian apendistis perforasi dan terdapat hubungan antara jumlah leukosit dengan kejadian apendistis perforasi.
Inisiasi Menyusu Dini (IMD) Mempengaruhi Involusi Uterus Pada Ibu Post Partum Ririn Ramadhani Ridwan; Mona Nulanda; Rachmat Faisal Syamsu; Erlin Syahril
Wal'afiat Hospital Journal Vol 2 No 2 (2021): Wal'afiat Hospital Journal
Publisher : Rumah Sakit Ibnu Sina, Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1191.3 KB) | DOI: 10.33096/whj.v2i2.83

Abstract

Early Initiation of Breastfeeding in the first hour after giving birth is the easiest and most successful breastfeeding effort, because in the first hour of delivery the mother is physically and psychologically ready to breastfeed, supported by information/counseling on breastfeeding and support from health service providers. Early initiation of breastfeeding is a factor that can accelerate the process of uterine involution. This is because the baby's sucking on the breast is continued through the nerves to the pituitary gland in the brain which secretes the hormone oxytocin. The presence of the baby's sucking on the mother's nipple causes more oxytocin to come out. One of the functions of oxytocin is to stimulate contraction of the smooth muscles of the uterus so that the uterine involution process can take place more quickly. The purpose of the literature review is to determine the effect of Early Initiation of Breastfeeding (IMD) on Uterine Involution in Post Partum Mothers. This study uses a narrative review method and data collection is carried out from several kinds of literature. The results of a narrative review of the literature found that there was an effect of early initiation of breastfeeding (IMD) on uterine involution. Research suggestions are expected to need further studies on other indicators that affect uterine involution in postpartum mothers.
FAKTOR PENYEBAB TINGGINYA ANGKA RUJUKAN DI FASILITAS KESEHATAN TINGKAT PERTAMA PADA ERA JKN: LITERATURE REVIEW Rosmelidian Safari Ode Arli; Rachmat Faisal Syamsu; Armanto Makmun
PREPOTIF : JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT Vol. 7 No. 3 (2023): DESEMBER 2023
Publisher : Universitas Pahlawan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31004/prepotif.v7i3.20704

Abstract

Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama (FKTP) era JKN berkomitmen memberikan pelayanan-pelayanan kesehatan dasar yang komprehensif dan pelayanan kesehatan yang berkualitas. Berdasarkan data Kementerian Kesehatan terdapat lebih dari 70% masyarakat yang berobat di Fasilitas Kesehatan Rujukan Tingkat Lanjut (FKRTL). Sistem rujukan merupakan pelayanan kesehatan mengatur pelimpahan tugas dan tanggungjawab pelayanan kesehatan secara timbal balik baik vertikal maupun horizontal. Literatur ini bertujuan menganalisis faktor yang berhubungan dengan dengan penyebab tingginya angka rujukan di fasilitas kesehatan tingkat pertama pada era JKN. Penelitian ini menggunakan metode literature review dengan protokol Preferred Reporting Items for Systematic Reviews & Meta-Analyses (PRISMA). Artikel atau jurnal ilmiah diunduh dari PubMed, Portal Garuda, dan Google Scholar dengan standar SINTA IV dan V dalam rentang waktu 2019-2023. Kata kunci dalam pencarian artikel ini yaitu fasilitas kesehatan tingkat pertama, jaminan kesehatan nasional. Rujukan, didapatkan 1105 artikel dalam hasil pencarian. Semua artikel diseleksi berdasarkan kriteria inklusi diperoleh 16 artikel penelitian yang akan di telaah. Pada literatur ini didapatkan yaitu 14 artikel penelitian yang melaporkan faktor penyebab tingginya angka rujukan di fasilitas kesehatan tingkat pertama pada era JKN. Terdapat 2 artikel penelitian yang melaporkan tentang proses pelaksanaan rujukan di fasilitas kesehatan tingkat pertama pada era JKN. Faktor penyebab tingginya angka rujukan di fasilitas kesehatan tingkat pertama pada Era JKN terbagi dalam beberapa aspek yaitu aspek sarana dan prasarana Kesehatan kurang memadai, aspek sumber daya manusia, aspek standar operasional prosedur belum sesuai dengan pelayanan sistem rujukan, aspek ketersediaan obat-obatan yang masih terbatas, aspek jenis indikasi medis yang diderita pasien, aspek perilaku dan pengetahuan pasien terhadap sistem rujukkan masih rendah ini juga berhubungan dengan aspek informasi rujukan karena mayoritas pasien tidak mengetahui jenis penyakit apa saja yang dapat dirujuk, dan aspek terakhir ialah transportasi di daerah tertentu transportasi rujukan masih menjadi kendala.
PENGARUH MINYAK ZAITUN DAN EKSTRAK DAUN TIN TERHADAP KADAR GDS PADA TIKUS PUTIH Dinda Briliany Rahman; Rachmat Faisal Syamsu; Marzelina Karim; Sri Julyani; Andi Alamanda Irwan
PREPOTIF : JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT Vol. 7 No. 3 (2023): DESEMBER 2023
Publisher : Universitas Pahlawan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31004/prepotif.v7i3.22005

Abstract

Diabetes Melitus adalah penyakit yang ditandai hiperglikemia akibat gangguan metabolisme karbohidrat, lemak, dan protein yang dihubungkan dengan kekurangan absolut atau relatif dari kerja  insulin. Riskesdas 2018 menunjukan bahwa prevalensi diabetes melitus di Indonesia berdasarkan diagnosis dokter pada umur ? 15 tahun sebesar 2%. Minyak Zaitun adalah salah satu pangan fungsional dengan kandungan mono unsaturated fatty acid (MUFA) yang memiliki aktivitas antidiabetik. Daun Tin memiliki kandungan senyawa flavonoid, ?-setosterols, dan polifenol ini dilaporkan dapat berfungsi sebagai antidiabetes. Tujuan penelitian ini untuk Mengetahui pengaruh pemberian minyak Zaitun dan ekstrak daun Tin terhadap kadar glukosa darah sewaktu pada tikus putih. Metode pada penelitian ini menggunakan penelitian kuantitatif eksperimental dengan desain penelitian Pretest-Posttest Control Group Design. Sampel yang digunakan sebnayak 24 ekor tikus. Hasil diolah menggunakan uji t-independent dan dilanjutkan One Way Annova. Dari hasil penelitian didapatkan penurunan signifikan glukosa darah sewaktu pada semua kelompok perlakuan, yaitu pada kelompok yang diberikan minyak Zaitun sebesar 38,75 mg/dL (p<0,005), pada kelompok yang diberi ekstrak daun Tin nilai p sebesar 47,50 mg/dL (p<0,002), pada kelompok yang diberi kombinasi minyak Zaitun dan ekstrak daun Tin, nilai p sebesar 66,25 mg/dL (p<0,032). Kesimpulan penelitian ini adalah Minyak Zaitun dan ekstrak daun Tin memiliki pengaruh terhadap kadar glukosa darah tikus yang diinduksi Aloksan dan kombinasi keduanya memberikan hasil lebih signifikan.
PENGARUH PEMBERIAN MINYAK ZAITUN TERHADAP KADAR MALONDIALDEHYDE (MDA) SEBAGAI BIOMARKER STRESS Ersya Putri Alifya Suryo; Rachmat Faisal Syamsu; Darariani Iskandar
PREPOTIF : JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT Vol. 8 No. 1 (2024): APRIL 2024
Publisher : Universitas Pahlawan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Adanya ketidakseimbangan antara radikal bebas dengan penetraisirnya (antioksidan) dalam tubuh dapat menyebabkan terjadinya stress oksidatif. Stres oksidatif menjadi faktor pemicu terjadinya penyakit kronis, penyakit inflamasi, serta berkontribusi dalam berbagai pathogenesis penyakit. Malondialdehyde (MDA) dapat dijadikan sebagai biomarker peningkatan stress oksidatif. Semakin tinggi kadar MDA serum di dalam tubuh maka peningkatan stres oksidatif juga semakin tinggi. Minyak zaitun merupakan salah satu minyak nabati yang cukup sering ditemui dalam aktivitas sehari-hari serta menjadi komponen utama dalam diet/pola makan Mediteranian. Kandungan minyak zaitun yang kaya akan komponen antioksidan (enzimatik dan non-enzimatik) seperti tocopherol, polyphenfol, catalase, superoxide dismutase, reduced glutathione, dan ascorbic acid menjadi salah satu alasan sehingga minyak zaitun bisa dipakai dalam mengurangi kerusakan yang ditimbulkan dari stress oksidatif. Pengkajian artikel ini bertujuan untuk mengkaji pengaruh pemberian minyak zaitun terhadap Malondialdehyde (MDA) sebagai biomarker stress oksidatif. Jenis penelitian ini menggunakan metode literatur Review desain Narrative Review dengan 20 artikel jurnal, memiliki kriteria inklusi : artikel penelitian dengan tahun publikasi 2019 hingga 2024, artikel merupakan experimental-based, serta artikel dapat diakses penuh. Temuan dari tinjauan literature pada penelitian ini mendukung bahwa penggunaan minyak zaitun khususnya extra virgin olive oil yang memiliki kandungan monounsaturated fatty acid/MUFA serta antioksidan kuat terbukti dapat mengurangi kerusakan jaringan yang ditimbulkan dari stresss oksidatif terbukti dari adanya penurunan biomarker stress oksidatiif yaitu Malondialdehyde (MDA).