Prihati, Dyah Restuning
Universitas Widya Husada Semarang

Published : 24 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 24 Documents
Search

Efektifitas Edukasi Diabetes dalam Meningkatkan Kepatuhan Pengaturan Diet pada Diabetes Melitus Tipe 2 Restuning, Dyah
Mutiara Medika: Jurnal Kedokteran dan Kesehatan Vol 15, No 1 (2015)
Publisher : Universitas Muhammadiyah Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Edukasi diabetes merupakan pendidikan mengenai pengetahuan dan ketrampilan bagi pasien diabetes yang bertujuan mengubah perilaku untuk meningkatkan pemahaman klien akan penyakitnya. Kepatuhan diet merupakan masalah besar yang terjadi pada penderita DM tipe 2 saat ini. Prinsip pengaturan pola makan didasarkan pada status gizi pasien diabetes dan melakukan modifikasi diet dengan memperhatikan gaya hidup serta pola kebiasaan makan. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui pengaruh edukasi diabetes terhadap kepatuhan pengaturan diet pada pasien Diabetes Melitus tipe 2 di kelurahan Wirogunan dan Brontokusuman Kota Yogyakarta. Metode penelitian ini menggunakan desain quasi experimental pre – post test without control group design. Penelitian ini dilakukan di kelurahan Wirogunan dan Brontokusuman. Jumlah sampel sebanyak 82 responden (41 kelompok intervensi dan 41 untuk kelompok kontrol). Hasil penelitian dengan uji Wilcoxon test kelompok intervensi didapatkan nilai bermakna (p=0,002), terdapat perbedaan kepatuhan pengaturan diet sebelum dan sesudah diberikan edukasi diabetes. Pada kelompok kontrol didapatkan nilai tidak bermakna (p=1,000), tidak terdapat perbedaan kepatuhan pengaturan diet sebelum dan sesudah diberikan edukasi diabetes. Uji beda Mann Whitney diperoleh nilai bermakna (p=0,020) terdapat perbedaan kepatuhan pengaturan diet sebelum dan sesudah diberikan edukasi diabetes antara kelompok intervensi dan kelompok kontrol. Disimpulkan edukasi diabetes berpengaruh bermakna terhadap kepatuhan pengaturan diet pada pasien Diabetes Melitus tipe 2.Education diabetes is an education about the knowledge and skills for patients with diabetes who aim to change behavior to improve client understanding of his illness. Dietary compliance is a major problem that occurs in patients with type 2 diabetes today. Principles of dietary adjustments based on the nutritional status of patients with diabetes and dietary modifications by paying attention to lifestyle and eating habits patterns. The purpose of this study to determine the effect of education diabetes to compliance of the diet in patients with diabetes mellitus type 2 in the village Wirogunan and Brontokusuman Yogyakarta. This research method using quasi-experimental pre - post test without control group design. This research was conducted in the village Wirogunan and Brontokusuman. The total sample of 82 respondents (41 intervention group and 41 to the control group). Results of research by Wilcoxon test intervention group obtained significant values (p = 0.002), there are differences in compliance with the diet before and after diabetes education. In the control group obtained values are not significant (p = 1.000), there are no differences in compliance with the diet before and after diabetes education. Mann Whitney test values obtained significant (p = 0.020) there are differences in compliance with the diet before and after diabetes education between the intervention group and the control group. Conclusion: education diabetes meaningful effect on adherence fat diet in patients with type 2 diabetes mellitus.
Analisis Faktor Minat Lansia Datang ke Posyandu Retnaningsih, Dwi; Tamrin, Tamrin; Restuning, Dyah; Fitrianingsih, Fitrianingsih
Mutiara Medika: Jurnal Kedokteran dan Kesehatan Vol 16 No 2: July 2016
Publisher : Universitas Muhammadiyah Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Posyandu lansia merupakan program pemerintah untuk melayani kesehatan lansia, namun demikian tidak semua lansia memanfaatkan pelayanan ini. Kurangnya minat lansia datang ke Posyandu menyebabkan pelayanan kesehatan lansia kurang optimal. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor yang berhubungan dengan minat lansia datang ke Posyandu Lansia. Jenis penelitian yang digunakan adalah korelatif, dengan desain cross sectional. Sampel adalah seluruh lansia yang ada di RW 3 Kelurahan Cangkiran Kecamatan Mijen Semarang yang berjumlah 43 responden. Data dikumpulkan dengan menggunakan kuesioner dan dianalisis menggunakan uji Rank Spearman (± = 0,05). Sebagian besar responden memiliki pengetahuan kurang 14 (33,33%) lansia menempuh jarak jauh 21 (49,9%) dan kurang mendapat dukungan keluarga 14 (33,32%). Berdasarkan analisis bivariat dari tiga variabel yaitu pengetahuan (p-value = 0,049), jarak ( p-value = 0,046) dan dukungan keluarga (p-value = 0,047) terdapat hubungan antara pengetahuan, jarak tempat tinggal dan dukungan keluarga terhadap minat lansia.Posyandu elderly is a government program to serve the health of the elderly. However not all elderly people take advantage of this service. Lack of interest in the elderly the elderly come to Posyandu  cause less than optimal elderly health care. This research aimed to knowing factors associated with elderly interests come to Posyandu elderly. The method research is correlative, with cross sectional design. The population of research was all elderly in RW 3 village Cangkiran Mijen district of semarang amounted to 43 respondents. Data were collected using a questionnaire and analysi using spearman rank test (± = 0,05). The majority of respondents lack knowledge 14 (33,33%) elderly over long distances 21 (49,9%) elderly family support lack 14 (33,32%). Based on nivariate analysis of thee variables : knowledge (p-value= 0,049), distance (p-value= 0,046), and family support (p-value= 0,047). There was associated between knowledge, the distance of residence, and family support against the interests of the elderly.
COGNITIVE THERAPY DALAM MENINGKATKAN KECERDASAN EMOSI KLIEN HIPERTENSI DI KECAMATAN NGALIYAN KOTA SEMARANG Restuning Prihati, DYAH
Jurnal Ilmu dan Teknologi Kesehatan Vol 7, No 2 (2016)
Publisher : STIKES Widya Husada Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (193.584 KB) | DOI: 10.33666/jitk.v7i2.9

Abstract

Upaya penyembuhan hipertensi bisa dilakukan dengan pengobatan farmakologis dan pengobatan non farmakologis. Beberapa cara manajemen stres yang mereka lakukan untuk mengatasi masalah tersebut adalah istirahat, berdoa, dipijat, olahraga, mengurangi garam pada makanan dan konsultasi ke tenaga kesehatan. Cognitive Therapy (CT) merupakan tehnik yang memperkuat timbulnya perilaku adaptif dan mencegah timbulnya perilaku non adaptif melalui pemahaman proses internal dan upaya manajemen koping yang sesuai. Penelitian ini menggunakan desain penelitian quasi experimental pre ? post test kontrol group. Populasi dalam penelitian ini adalah semua pasien hipertensi di wilayah Kecamatan Ngaliyan, Semarang. Jumlah sampel penelitian ini adalah 15 orang kelompok intervensi dan? 15 orang kelompok kontrol, sehingga jumlah total sampel adalah 30 responden. Tehnik pengambilan sampel dengan purposive sampling. Penelitian dilakukan pada bulan Mei 2016 sampai Juni 2016 di wilayah Kecamatan Ngaliyan, Semarang. Hasil penelitian dengan uji Wilcoxon test kelompok intervensi didapatkan nilai bermakna (p=0,002), , ini menunjukkan terdapat perbedaan kecerdasan emosi antara sebelum dan sesudah diberikan cognitive therapy. Pada kelompok kontrol diperoleh nilai tidak bermakna (p = 1,000), ini menunjukkan tidak terdapat perbedaan kecerdasan emosi antara sebelum dan sesudah diberikan cognitive therapy. Uji beda Mann Whitney diperoleh nilai bermakna (p = 0,04) terdapat perbedaan kecerdasan emosi antara kelompok intervensi dan kelompok kontrol menunjukkan bahwa cognitive therapy efektif dalam meningkatkan kecerdasan emosi pada klien hipertensi. Simpulannya Cognitive Therapy dapat meningkatkan kecerdasan emosi pada klien hipertensi.? Kata kunci: Cognitive Therapy, kecerdasan emosi, hipertensi
PENGARUH EDUKASI DIABETES TERHADAP KEPATUHAN PENGATURAN DIET PASIEN DIABETES MELITUS TIPE 2DI KELURAHAN WIROGUNAN DAN BRONTOKUSUMAN KOTA YOGYAKARTA P, Dyah Restuning
Jurnal Ilmu dan Teknologi Kesehatan Vol 3, No 1 (2012)
Publisher : STIKES Widya Husada Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (207.719 KB) | DOI: 10.33666/jitk.v3i1.69

Abstract

Edukasi diabetes merupakan pendidikan mengenai pengetahuan dan ketrampilan bagi pasien diabetes yang bertujuan mengubah perilaku untuk meningkatkan pemahaman klien akan penyakitnya. Kepatuhan diet merupakan masalah besar yang terjadi pada penderita DM tipe 2 saat ini. Prinsip pengaturan pola makan didasarkan pada status gizi pasien diabetes dan melakukan modifikasi diet dengan memperhatikan gaya hidup serta pola kebiasaan makan. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui pengaruh edukasi diabetes terhadap kepatuhan pengaturan diet pada pasien Diabetes Melitus tipe 2 di kelurahan Wirogunan dan Brontokusuman Kota Yogyakarta. Metode penelitian ini menggunakan desain quasi experimental pre ? post test without control group design. Penelitian ini dilakukan di kelurahan Wirogunan dan Brontokusuman. Jumlah sampel sebanyak 82 responden (41 kelompok intervensi dan 41 untuk kelompok kontrol). Hasil penelitian dengan uji Wilcoxon test kelompok intervensi didapatkan nilai bermakna (p=0,002), terdapat perbedaan kepatuhan pengaturan diet sebelum dan sesudah diberikan edukasi diabetes. Pada kelompok kontrol didapatkan nilai tidak bermakna (p=1,000), tidak terdapat perbedaan kepatuhan pengaturan diet sebelum dan sesudah diberikan edukasi diabetes. Uji beda Mann Whitney diperoleh nilai bermakna (p=0,020) terdapat perbedaan kepatuhan pengaturan diet sebelum dan sesudah diberikan edukasi diabetes antara kelompok intervensi dan kelompok kontrol. Simpulannya: edukasi diabetes berpengaruh bermakna terhadap kepatuhan pengaturan diet pada pasien Diabetes Melitus tipe 2.?Kata Kunci: Kepatuhan Pengaturan Diet, Diabetes Melitus Tipe 2, Edukasi Diabetes
SUPPORTIF EDUCATIVE SYSTEM DALAM MENINGKATKAN KEMANDIRIAN KLIEN DIABETES MELITUS TIPE 2 DI KECAMATAN MERGANGSAN KOTA YOGYAKARTA Prihati, Dyah Restuning; Makiya, S.N Nurul; Rosa, Elsye Maria
Jurnal Ilmu dan Teknologi Kesehatan Vol 5, No 2 (2014)
Publisher : STIKES Widya Husada Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33666/jitk.v5i2.101

Abstract

Self care diabetes adalah tindakan yang dilakukan seseorang untuk mengontrol diabetes yang meliputi tindakan terapi obat dan pencegahan terhadap komplikasi. Pengukuran aktifitas self care diabetes meliputi pengaturan diet (pola makan), latihan fisik, monitor gula darah, dan terapi obat. Tujuan penelitian  mengetahui supportif educative system dapat meningkatkan kemandirian klien diabetes melitus tipe 2 di kecamatan Mergangsan, kota Yogyakarta. Metode penelitian ini menggunakan desain quasi experimental pre ? post test control group. Penelitian ini dilakukan di wilayah Kecamatan Mergangsan, yaitu kelurahan Wirogunan dan Brontokusuman. Jumlah sampel sebanyak 82 responden (41 kelompok intervensi dan 41 untuk kelompok kontrol). Metode yang dilakukan dengan ceramah dan pemberian modul tentang  aktifitas self care diabetes. Penelitian ini yang dilakukan selama 1 bulan, intervensi supportif educative system dilakukan 1 kali pada minggu pertama dalam waktu 120 menit pada kelompok intervensi. Hasil penelitian dengan uji Wilcoxon test kelompok intervensi didapatkan nilai bermakna (p=0,002), terdapat perbedaan kemandirian antara sebelum dan sesudah diberikan supportif educative system. Pada kelompok kontrol didapatkan nilai tidak bermakna (p=1,000), tidak terdapat perbedaan kemandirian antara sebelum dan sesudah diberikan supportif educative system. Uji beda Mann Whitney diperoleh nilai bermakna (p=0,020) terdapat perbedaan kemandirian antara kelompok intervensi dan kelompok control. Simpulannya:  supportif educative system dapat meningkatkan kemandirian pada klien diabetes melitus tipe 2. Kata Kunci: Kemandirian, Diabetes Melitus Tipe 2, Pendidikan Kesehatan Self Care Diabetes
PENGARUH TERAPI SLOW STROKE BACK MASSAGE TERHADAP PERUBAHAN TEKANAN DARAH PADA PENDERITA HIPERTENSI DERAJAT 1 DI PANTI WREDA OMEGA SEMARANG Pipit Septiari; Dyah Restuning
Jurnal Manajemen Asuhan Keperawatan Vol 1 No 1 (2017): Jurnal Manajemen Asuhan Keperawatan
Publisher : Universitas Widya Husada Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (92.259 KB) | DOI: 10.33655/mak.v1i1.5

Abstract

ABSTRAK Angka penderita hipertensi menduduki peringkat kedua di Indonesia dari hasil survei Departemen Kesehatan sebagai penyakit tidak menular. Hipertensi berjalan perlahan dan tidak dirasakan hingga akhirnya menimbulkan kerusakan pada organ-organ dalam. Salah satu terapi nonfarmakologis untuk menurunkan tekanan darah adalah slow stroke back massage. Tujuan dari penelitian ini adalah mengetahui pengaruh terapi slow stroke back massage terhadap perubahan tekanan darah pada penderita hipertensi derajat 1 di Panti Wreda Omega Semarang. Desain penelitian ini menggunakan rancangan deskriptif dengan pendekatan metode studi kasus. Pengambilan sampel menggunakan teknik Nonprobability Sampling dengan pendekatan Purposive Sampling, dengan jumlah sampel 5 orang. Pada karakteristik responden hipertensi jenis kelamin terdapat 1 (20%) pada laki-laki dan sebanyak 4 (80%) pada perempuan, sedangkan usia terbanyak pada usia <80 tahun sebanyak 3 (60%) responden. Selanjutnya sampel diberikan intervensi slow stroke back massage, data dikumpulkan dengan menggunakan sphygmomanometer air raksa, diobservasi dan dianalisa dengan metode domain analisis. Hasil penelitian menunjukkan tekanan darah mengalami penurunan. Slow stroke back massage menurunkan, dengan nilai maksimal penurunan sistolik dan diastolik sebesar 4,75 mmHg dan 4,5 mmHg. Kesimpulan dari penelitian ini, ada pengaruh terapi slow stroke back massage terhadap perubahan tekanan darah penderita hipertensi ditunjukkan dengan ada penurunan nilai dari responden. Diharapkan bagi perawat agar dapat menggunakan back massage dalam menurunkan tekanan darah. ABSTRACT The number of hypertensive patients ranked second in Indonesia from the survey results of the health department as non-communicable diseases. Hypertention runs slowly and is not felt until eventually cause damage to internal organs. One of the non-pharmacological therapy to lower blood pressure is slow stroke back massage. The purpose of this study is to determine the effect of slow stroke back massage on changes in blood pressure in patients with degree 1 hypertention in the Panti Wreda Omega Semarang. This research design use descriptive design with approach case study method. Sampling using nonprobability sampling technique with purposive sampling approach, with sample 5 people. From the hypertension respondents characteristics, it is 1 (20%) for male and 4 (80%) for females, meanwhile for factors of ages, the most hypertension respondents3 (60%) are upper 80 years old. Then the sample is given slow stroke back massage intervention, data was collected using mercury sphygmomanometer, observed and analyzed by domain analysis method. The results showed blood pressure decreased. Slow stroke back massage decreases, with a maximum value of systolic and diastolic decrease of 4,75 mmHg and 4,5 mmHg. Conclusion from this research, there influence of slow stroke back massage to change of blood pressure of hypertension patient indicated by there is degradation value from responder. It is suggested that the nurses should do back massage to decrease blood pressure.
PENGARUH BRISK WALKING TERHADAP PENURUNAN TEKANAN DARAH PADA HIPERTENSI KATEGORI I DI PUSKESMAS NGESREP Ayu Diana; Dyah Restuning
Jurnal Manajemen Asuhan Keperawatan Vol 1 No 2 (2017): Jurnal Manajemen Asuhan Keperawatan
Publisher : Universitas Widya Husada Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (81.845 KB) | DOI: 10.33655/mak.v1i2.20

Abstract

ABSTRAK Hipertensi adalah suatu keadaan dimana tekanan darah di pembuluh darah meningkat secara kronis. Pengobatan hipertensi bisa dilakukan secara farmakologi atau dengan menggunakan obat-obatan dan pengobatan nonfarmakologi atau tanpa obat-obatan. Salah satu pengobatan nonfarmakologi untuk menurunkan tekanan darah adalah dengan brisk walking exercise. Brisk walking merupakan salah satu bentuk latihan aerobik, latihan ini merupakan bentuk latihan aktivitas sedang pada pasien hipertensi dengan menggunakan teknik jalan cepat selama 20-30 menit dengan rerata kecepatan 4-6 km/jam. Kelebihan dari latihan ini cukup efektif untuk meningkatkan kapasitas maksimal denyut jantung, membuat peredaran darah menjadi lancar, merangsang kontraksi otot, pemecahan glikogen dan peningkatan oksigen jaringan, latihan ini juga dapat mengurangi pembentukan plak melalui peningkatan penggunaan lemak dan peningkatan penggunaan glukosa. Tujuan dari penelitian ini adalah mengetahui pengaruh brisk walking exercise terhadap tekanan darah pada penderita hipertensi kategori I di wilayah Puskesmas Ngesrep Semarang. Desain dalam penelitian ini menggunakan metode deskriptif dengan pendekatan studi kasus. Pengambilan sampel menggunakan teknik Nonprobability Sampling dengan pendekatan Purpose Sampling, dengan jumlah sampel 4 orang yang ditunjuk langsung sesuai dengan tujuan dan kriteria inklusi yang sudah ditentukan. Sampel diberikan intervensi brisk walking exercise satu kali setiap hari selama 6 hari. Pengumpulan data menggunakan tensimeter sygnomanometer, stetoskop, lembar observasi kemudian diobservasi dan dianalisa dengan metode deskriptif. Hasil penelitian sebelum dan sesudah diberikan intervensi brisk walking exercise menunjukkan tekanan darah mengalami penurunan. Brisk walking exercise menurunkan reratatekanan darah sistolik sebesar 3.73 mmHg dan menurunkan rerata tekanan darah diastolik sebesar 2.86 mmHg. Kesimpulan dari penelitian ini, ada pengaruh brisk walking exercise terhadap tekanan darah dibuktikan dengan adanya penurunan nilai tekanan darah dari responden.
EXERCISE INTRADIALYSIS TERHADAP PENURUNAN TINGKAT FATIGUE PADA PASIEN HEMODIALISA Dyah Restuning Prihati; Marisha Dwi Pangesti
Jurnal Manajemen Asuhan Keperawatan Vol 2 No 1 (2018): Jurnal Manajemen Asuhan Keperawatan
Publisher : Universitas Widya Husada Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (195.222 KB) | DOI: 10.33655/mak.v2i1.29

Abstract

Chronic kidney failure is that the kidneys are not functioning properly for more than three months. the worst condition of the patient undergoing hemodialysis. Hemodialysis patients experience fatigue conditions namely fatigue, fatigue, lethargy and feelings of energy loss. The purpose of this study was to determine the effect of intradyalysis exercise on fatigue levels in hemodialic patients. Research design with descriptive design and case study method. Sampling uses a nonprobability sampling technique with a purposive sampling approach. The number of 5 respondents who were given intradyalysis exercise. The measuring instrument is the Piper Fatigue Scale (PSF) with 21 items. The results of the study showed that the level of fatigue before physical exercise on average in the category of severe weakness level, with a value of 7.57. While the value of the fatigue level after two physical exercises averaged 3, 87 with a moderate level of weakness. the comparison of fatigue levels before and after the intervention on the first day experienced a decrease in fatigue level of 1.77 while on the second day there was a decrease in fatigue level of 1.71. The conclusion of this study is that intradyalysis exercise can reduce fatigue levels in hemodialysis patients.
UPAYA PEMENUHAN KEBUTUHAN ISTIRAHAT TIDUR PADA IBU POSTPARTUM DENGAN PREEKLAMPSIA Pinky Novitasari; Heny Prasetyorini; Dyah Restuning Prihati
Jurnal Manajemen Asuhan Keperawatan Vol 2 No 1 (2018): Jurnal Manajemen Asuhan Keperawatan
Publisher : Universitas Widya Husada Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (172.108 KB) | DOI: 10.33655/mak.v2i1.31

Abstract

All new-born mothers suffer from postpartum fatigue on average, especially in the early period, as a result the mother lacks sleep plus the responsibility that must be given to her baby. The first three days after giving birth are usually difficult for the mother to rest. Attempts to fulfill sleep restriction have created a comfortable atmosphere, reduced environmental distraction and sleep disturbances, limited visitors during client breaks, assessed fatigue, duration and type of labor, examined factors affecting rest, provided information about the need to sleep or rest after returning to home, study the home environment, help at home and other family members. The purpose of this study is to fulfill and maintain sleep rest in postpartum mothers who can provide enough energy to undergo daily activities. The method used by the author is observation, interview, measurement, and documentation. The subjects in this case study were two postpartum patients with normal second-day postpartum criteria, postpartum with preeclampsia, postpartum mothers with healthy infants. The results of the analysis conducted by the authors found problems with sleep patterns. The results of the study show that the nursing problems of sleep pattern disorders have not been resolved because the results of the PSQI questionnaire in the sleep quality of the two respondents were still poor. Recommendations need to continue to provide support and motivation to get enough rest, and encourage to increase the intensity of rest and sleep.
PENERAPAN TERAPI MUROTTAL AYAT KURSI UNTUK MENGATASI KETIDAKEFEKTIFAN KOPING PADA PASIEN CA MAMAE Affia Fanny Hasibuan; Dyah Restuning Prihati
Jurnal Manajemen Asuhan Keperawatan Vol 3 No 1 (2019): Jurnal Manajemen Asuhan Keperawatan
Publisher : Universitas Widya Husada Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33655/mak.v3i1.52

Abstract

Ca mamae adalah ensitas patologi dimana sel pada duktus dan labulus payudara mengalami pertumbuhan serta perkembangbiakkan secara abnormal. Pasien ca mamae tidak hanya mengalami gangguan kesehatan fisik saja, melainkan gangguan penyesuaian juga dideritanya. Salah satunya yang sering terjadi adalah kehilangan bentuk tubuh yang dapat mengakibatkan stress. Ketidakefektifan koping adalah ketidakmampuan seseorang untuk melakukan penilaian yang valid terhadap stressor. Pasien ca mamae yang mengalami ketidakefektifan koping perlu diatasi, salah satunya dengan pemberian terapi Murottal Ayat Kursi. Murottal Ayat Kursi adalah suatu metode penyembuhan dengan mendengarkan dan merenungan Ayat Kursi yang di dengarkan dalam Murottal Al-Qur’an. Tujuan studi kasus ini adalah untuk mengatasi ketidakefektifan koping pasien ca mamae. Jenis penelitian ini adalah deskriptif dengan menggunakan bentuk rancangan one grup pretest posttest. Subyek dari penelitian ini adalah dua responden dengan kriteria beragama islam yang belum pernah dilakukan Murottal Ayat Kursi, pasien dengan kesadaran composmentis, pasien yang bersedia menjadi responden dengan menandatangani informed consent. Hasil studi menunjukkan bahwa ada perubahan pada tingkat stress yang awalnya stress sedang menjadi normal setelah pemberian terapi Murottal Ayat Kursi selama 5 hari. Rekomendasi perlu konsisten perawat pengawasan dalam melakukan terapi untuk meningkatkan kesehatanpasien.