Claim Missing Document
Check
Articles

Found 4 Documents
Search
Journal : JTERA (Jurnal Teknologi Rekayasa)

Analisis Unjuk Kerja Sistem Kendali Daya Terpusat pada Jaringan Homogen Femtocell Anggun Fitrian Isnawati; Khulqi Rasyid; Mas Aly Afandi
JTERA (Jurnal Teknologi Rekayasa) Vol 6, No 1: June 2021
Publisher : Politeknik Sukabumi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31544/jtera.v6.i1.2021.15-24

Abstract

Sistem kendali daya sangat berkaitan dengan masalah interferensi antar user pada jaringan homogen femtocell. Kendali daya juga dapat menjaga baterai perangkat supaya hemat dalam penggunaan daya. Bentuk kendali daya terpusat (centralized power control atau disingkat CPC) digunakan dalam penelitian ini dengan analisis unjuk kerja berdasarkan metode penyelesaian menggunakan algoritma solusi yang layak (feasible solution). Dengan menguji kelayakan nilai vektor daya, solusi yang layak dapat dicapai jika user mempunyai nilai daya non-negatif (non-negative power vector), yang berarti bahwa SINR target dapat tercapai dan sistem dapat diterapkan. Studi ini difokuskan pada single channel dan multi-channel yang diterapkan pada multi-user. Hasilnya menunjukkan bahwa saat kondisi sistem tersebut feasible maka semua daya user bernilai positif dan semua user mampu mencapai signal to noise ratio (SINR) target yang ditentukan yakni 13 dB untuk skema 5 user dan 9,5 dB untuk skema 10 user. Pada kondisi infeasible, daya user pada power vector ada yang bernilai negatif dan beberapa user tidak mencapai SINR target. Pada penggunaan channel bersama, penambahan user akan menurunkan SINR yang diterima user. Semakin kecil ukuran user group maka semakin tinggi SINR yang dapat dicapai. Hal ini dikarenakan interferensi antar user yang semakin kecil.
Analisis Unjuk Kerja Sistem FBMC OQAM Menggunakan K-NN Clustering Sebagai Pengganti Demapper Caesar Sabani; Anggun Fitrian Isnawati; Mas Aly Afandi
JTERA (Jurnal Teknologi Rekayasa) Vol 5, No 2: December 2020
Publisher : Politeknik Sukabumi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31544/jtera.v5.i2.2020.175-184

Abstract

Kanal komunikasi sistem Filter Bank Multicarrier (FBMC) melakukan pengiriman dan penerimaan sebuah sinyal informasi melalui pengelompokan simbol pada bagian penerima (receiver). FBMC merupakan salah satu metode yang lebih baik dibandingkan Ortoghonal Frequency Division Multiplexing (OFDM) dalam proses modulasi karena sifat orthogonalitas yang membagi bandwidth untuk sub-saluran tetangga. Penggunaan modulasi Offset Quadrature Amplitude Modulation (OQAM) yang memiliki kestabilan sistem lebih baik dari QAM biasa dimana OQAM lebih kuat terhadap efek dispersi serta mampu memperbaiki proses decision dan memiliki kecepatan yang tinggi. Algoritma deteksi simbol yang digunakan adalah metode Zero Forcing (ZF). Istilah dari pengelompokan pada sisi penerima ini biasa disebut dengan demapper. Penelitian ini berfokus pada unjuk kerja K-NN (K-Nearest Neighbor) clustering yang menggantikan fungsi demapper FBMC pada biasanya. Demapper K-NN menggunakan metode Euclidean Distance yang mengelompokkan bit-bit dari blok diagram pasca pengolahan OQAM menuju diagram 16 QAM. Parameter unjuk kerja sistem pada penelitian ini yaitu diukur dengan Signal to Noise Ratio (SNR) terhadap Bit Error Rate (BER) dan kapasitas saluran. Hasil penelitian menunujukan FBMC OQAM ZF demapper K-NN memiliki nilai BER lebih baik dibandingkan yang tidak menggunakan ZF. Peningkatan nilai SNR yang digunakan dapat menghasilkan nilai kapasitas kanal yang semakin meningkat.
Perencanaan Jaringan Transmisi Microwave Menggunakan Teknik Space dan Frequency Diversity pada Wilayah Urban dan Rural Agung Budiman; Anggun Fitrian Isnawati; Khoirun Ni’amah
JTERA (Jurnal Teknologi Rekayasa) Vol 7, No 2: December 2022
Publisher : Politeknik Sukabumi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31544/jtera.v7.i2.2022.233-242

Abstract

Dalam sistem komunikasi radio microwave akan sulit didapatkan kinerja komunikasi yang optimal jika pada lintasan Line of Sight (LoS) masih terjadi penghalang (obstacle) yang mengganggu proses transmisi. Performansi jaringan komunikasi radio microwave dinilai berdasarkan keandalan sistem (availability) jaringan radio. Untuk meningkatkan availability dapat dilakukan optimasi dengan space diversity dan frequency diversity. Space diversity adalah teknik optimasi dengan penggunaan antena space diversity yang mendampingi antena utama.  Frequency diversity merupakan teknik diversity yang dapat mengoptimalkan jaringan gelombang mikro dengan menggunakan dua frekuensi gelombang mikro pada satu antena, baik pada sisi pemancar maupun penerima. Pada penelitian ini, dilakukan perancangan menggunakan aplikasi Pathloss 5.0. Nilai non-diversity daerah urban Site Batulicin – Site Tanjung Serdang adalah 99,99529%. Pada space diversity bernilai 99,99988 meningkat 0,00459% dari non diversity. Pada frequency diversity bernilai 99,99952% meningkat 0,00423% dari non-diversity. Space diversity daerah urban Site Batulicin – Site Tanjung Serdang mencapai availability yang lebih baik. Nilai non-diversity daerah rural Site Tanjung Pengharapan – Site sekapung adalah 99,98019%. Pada space diversity bernilai 99,99846% meningkat 0,01827% dari non-diversity. Pada frequency diversity bernilai 99,99399% meningkat 0,0138% dari non-diversity. Space diversity daerah rural Site Tanjung Pengharapan – Site sekapung mencapai availability yang lebih baik.
Analisis Sistem Kendali Daya Terdistribusi pada Jaringan Co-Tier Femtocell Afnan Syam Mediawan; Anggun Fitrian Isnawati; Petrus Kerowe Goran
JTERA (Jurnal Teknologi Rekayasa) Vol 8, No 1: June 2023
Publisher : Politeknik Sukabumi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31544/jtera.v8.i1.2022.87-96

Abstract

Femtocell merupakan teknologi yang banyak digunakan di bidang jaringan telekomunikasi khususnya untuk jaringan heterogen. Femtocell mempunyai area cakupan yang lebih kecil namun memiliki efisiensi spektrum yang lebih tinggi. Jaringan femtocell biasanya digunakan untuk akses jaringan di dalam ruangan (indoor). Penggunaan jaringan femtocell dengan kondisi user yang terdistribusi mengakibatkan timbulnya permasalahan kendali daya, sehingga sistem kendali dayanya pun juga harus menyesuaikan. Sistem kendali daya yang sesuai untuk user terdistribusi salah satunya adalah Distributed Power Control (DPC) atau sistem kendali daya terdistribusi. Metode ini digunakan untuk menghemat konsumsi daya user yang terdistribusi dengan melakukan update daya secara mandiri. Dalam penelitian ini akan dianalisis mengenai DPC dengan skema 5 user dan 10 user. Analisis dilakukan berdasarkan parameter alokasi daya user saat kondisi fisibel dan saat mencapai konvergensi. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa saat menggunakan skema 5 user dan 10 user memiliki dua kondisi yaitu kondisi yang fisibel dan tidak fisibel. Pada saat kondisi sistem fisibel, semua user mampu mencapai SINR target pada saat konvergen. Sedangkan saat kondisi sistem tidak fisibel, user tidak dapat mencapai SINR target dan sistem tidak akan konvergen.