Claim Missing Document
Check
Articles

Found 13 Documents
Search

KARAKTERISASI STRUKTUR NANO KARBON DARI LIGNOSELLULOSA Pari, Gustan; Santoso, Adi; Hendra, Djeni; Buchari, Buchari; Maddu, Akhirudin; Rachmat, Mamat; Harsini, Muji; Heryanto, Teddi; Darmawan, Saptadi
Jurnal Penelitian Hasil Hutan Vol 31, No 1 (2013):
Publisher : Pusat Litbang Keteknikan Kehutanan dan Pengolahan Hasil Hutan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (4544.229 KB)

Abstract

Perkembangan ilmu pengetahuan abad ini dan yang akan datang sudah memasuki teknologi nano. Di bidang hasil hutan, teknologi nano yang dapat dikembangkan di antaranya adalah nano karbon dari bahan berlignoselulosa. Tujuan penelitian ini adalah menyediakan informasi dan teknologi pengolahan arang sebagai bahan baku nano karbon dari bahan lignoselulosa. Bahan baku lignoselulosa yang digunakan dalam penelitian ini adalah kayu jati, dan bambu yang dikarbonisasi pada suhu 400-500°C menggunakan kiln drum, arang yang dihasilkan dimurnikan dengan jalan dipanaskan pada suhu 800°C selama 60 menit yang sebelumnya didoping dengan logam Zn, Ni dan Cu. selanjutnya dihaluskan menggunakan high energy mechanic (HEM) selama 48 jam. Arang dengan kristalinitas tinggi disintering menggunakan spark plasma pada suhu 1.300°C. Karbon yang dihasilkan diuji sktuktur dan sifatnya menggunakan Py-GCMS, SEM-EDX, XRD,dan sifat elektrik. Hasil penelitian menunjukkan struktur karbon yang terbaik dihasilkan dari arang jati yang dikarbonisasi pada suhu 800°C yang didoping dengan atom Ni pada perbandingan 1:5 yang menghasilkan derajat kristalinitas sebesar 78,98% resistensi (R) 0,17Ω, konduktivitas 175,52 Ω-1m-1. Kualitas nano karbon setelah disintering derajat kristalinitasnya menjadi 81,87%, resistensi (R) 0,01Ω, dan konduktivitasnya sebesar 1067,26 Ω-1m-1. Nano karbon yang dihasilkan dapat dibuat sebagai biosensor, biobatere dan bioelektroda. Sehingga diperlukan penelitian lebih lanjut.
KEMUNGKINAN PENGGUNAAN NANO KARBON DARI LIGNOSELULOSA SEBAGAI BIOSENSOR Gustan Pari; Adi Santoso; Djeni Hendra; Buchari Buchari; Akhirudin Maddu; Mamat Rachmat; Muji Harsini; Bunga Ayu Safitri; Teddi Heriyanto; Saptadi Darmawan
Jurnal Penelitian Hasil Hutan Vol 34, No 2 (2016): Jurnal Penelitian Hasil Hutan
Publisher : Pusat Penelitian dan Pengembangan Hasil Hutan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20886/jphh.2016.34.2.111-125

Abstract

Nano teknologi di bidang hasil hutan yang dapat dikembangkan di antaranya adalah nano karbon dari lignoselulosa. Bahan baku utamanya adalah atom karbon yang berasal dari arang hasil karbonisasi lignoselulosa. Bahan baku yang digunakan adalah jati yang dikarbonisasi pada suhu 400-500 °C, arang yang dihasilkan kemudian dilanjutkan dengan diaktivasi pada suhu 800 °C selama 60 menit dengan uap air dan kalium hidroksida (KOH) 15% sebagai aktivator. Proses selanjutnya dilakukan interkalasi dengan logam nikel dan di karbonisasi lagi pada suhu 900 °C selama 60 menit. Kualitas dan struktur karbon dievalusi menggunakan Pirolisis-gas kromatografi mass spectrofotometri (Py-GCMS), skening electron mikroskop-energi diperse spektrofotometer (SEM-EDS), X-ray difraktometer (X-RD). Arang aktif yang dihasilkan juga di uji sifat fisika dan kimianya. Biosensor dibuat dengan sistem moleculary imprinted polimer (MIP) berbasis elektroda pasta karbon dan optimasinya. Hasil penelitian menunjukkan bahwa nano karbon dari lignoselulosa dapat dibuat biosensor dengan sistem moleculary imprinted polimer (MIP). Formula optimum yang  dihasilkan terdiri dari campuran 15% MIP, 45% karbon dan 40% parafin yang menghasilkan faktor nernst sebesar 49,7 mV/dekade dan  limit deteksi sebesar 1,02 x 10-6 M pada pH optimum 4.
POTENSI STRUKTUR NANO KARBON DARI LIGNOSELLULOSA Gustan Pari; Adi Santoso; Djeni Hendra; Buchari Buchari; Akhirudin Maddu; Mamat Rachmat; Muji Harsini; Teddi Heriyanto; Saptadi Darmawan
Jurnal Penelitian Hasil Hutan Vol 34, No 4 (2016): Jurnal Penelitian Hasil Hutan
Publisher : Pusat Penelitian dan Pengembangan Hasil Hutan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20886/jphh.2016.34.4.309-322

Abstract

Penelitian nano teknologi dalam ranah hasil hutan dapat dieksploitasi dari lignoselulosa menjadi nano karbon. Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan struktur nano karbon yang potensial sebagai material bioenergi atau biosensor. Kayu jati dan bambu dikarbonisasi pada suhu 400-500oC, arang yang dihasilkan diaktivasi secara kimia dan fisika pada suhu 800oC selama 60 menit. Dari proses ini dihasilkan arang dengan derajat kristalinitas dan luas permukaan tinggi. Setelah pemurnian dan aktivasi, arang aktif yang dihasilkan dimasukkan logam Ni dan Zn yang kemudian dipanaskan secara vakum mengunakan spark plasma pada suhu 1300oC. Karbon yang dihasilkan diuji struktur dan sifatnya menggunakan perangkat Pyrolysis Gas Chromatography Mass Spectrometer, Scanning Electron Microscope-Energy Diffraction Xray Spectrometer, X-ray Diffractometer, I-V meter dan potensiometer. Hasil penelitian menunjukkan arang aktif terbaik dihasilkan dari aktivasi kimia-fisik (KOH uap air) menghasilkan kadar karbon 84,29%; luas permukaan 850,5 m2/g, derajat kristalinitas 38,99% dan hambatan sebesar 0,10. Sifat arang aktif kayu jati yang dimasukkan logam Ni dengan perbandingan 1:5 menghasilkan sifat terbaik dengan derajat kristalinitas 73,45% dan konduktivitas sebesar 433,86 S/m. Arang aktif jati hasil pemanasan vakum menghasilkan derajat kristalinitas sebesar 78,29% dengan pola I-V meter berbentuk sigmoid dan respon potensiometer berbentuk slope mendekati faktor Nerst. Nano karbon dari lignoselulosa kayu jati yang dihasilkan bersifat semikonduktor dan lebih sesuai digunakan sebagai biosensor.
KARAKTERISASI STRUKTUR NANO KARBON DARI LIGNOSELLULOSA Gustan Pari; Adi Santoso; Djeni Hendra; Buchari Buchari; Akhirudin Maddu; Mamat Rachmat; Muji Harsini; Teddi Heryanto; Saptadi Darmawan
Jurnal Penelitian Hasil Hutan Vol 31, No 1 (2013): Jurnal Penelitian Hasil Hutan
Publisher : Pusat Penelitian dan Pengembangan Hasil Hutan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20886/jphh.2013.31.1.75-91

Abstract

Perkembangan ilmu pengetahuan abad ini dan yang akan datang sudah memasuki teknologi nano. Di bidang hasil hutan, teknologi nano yang dapat dikembangkan di antaranya adalah nano karbon dari bahan berlignoselulosa. Tujuan penelitian ini adalah menyediakan informasi dan teknologi pengolahan arang sebagai bahan baku nano karbon dari bahan lignoselulosa. Bahan baku lignoselulosa yang digunakan dalam penelitian ini adalah kayu jati, dan bambu yang dikarbonisasi pada suhu 400-500°C menggunakan kiln drum, arang yang dihasilkan dimurnikan dengan jalan dipanaskan pada suhu 800°C selama 60 menit yang sebelumnya didoping dengan logam Zn, Ni dan Cu. selanjutnya dihaluskan menggunakan high energy mechanic (HEM) selama 48 jam. Arang dengan kristalinitas tinggi disintering menggunakan spark plasma pada suhu 1.300°C. Karbon yang dihasilkan diuji sktuktur dan sifatnya menggunakan Py-GCMS, SEM-EDX, XRD,dan sifat elektrik. Hasil penelitian menunjukkan struktur karbon yang terbaik dihasilkan dari arang jati yang dikarbonisasi pada suhu 800°C yang didoping dengan atom Ni pada perbandingan 1:5 yang menghasilkan derajat kristalinitas sebesar 78,98% resistensi (R) 0,17Ω, konduktivitas 175,52 Ω-1m-1. Kualitas nano karbon setelah disintering derajat kristalinitasnya menjadi 81,87%, resistensi (R) 0,01Ω, dan konduktivitasnya sebesar 1067,26 Ω-1m-1. Nano karbon yang dihasilkan dapat dibuat sebagai biosensor, biobatere dan bioelektroda. Sehingga diperlukan penelitian lebih lanjut.
PEMBUATAN DAN KARAKTERISASI ELEKTRODA SELEKTIF ION Pb2+ JENIS KAWAT PERAK TERLAPIS DENGAN IONOFOR 1,10-DIBENZYL-1,10-DIAZA-18-CROWN-6 Anton Yuntarso; Muji Harsini; Dheasy Herawati; Khoirul Ngibad
Jurnal SainHealth Vol 2, No 1 (2018): Maret 2018
Publisher : Faculty of Health Sciences Universitas Maarif Hasyim Latif

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.51804/jsh.v2i1.173.21-30

Abstract

Lead concentration greater than 10 µg/L make health problem among other thing decrease in intelligence, nervous system disorders, so lead rapid analysis with high accuracy and precision is needed. The aim of this research are to know the composition of ESI-Pb2+ membrane silver wire coated type PVC/1,10-dibenzyl-1,10-diaza-18-crown-6, optimum pH condition and to study the characteristic electrode, such as Factor Nernst, range measurement, limit detection, accuracy and precision, selectivity, and blood serum sample accuracy. The result has shown that potensial measurement with Ag/AgCl reference electrode give the best membrane composition of 45 mg PVC, 90 mg NPOE, 10 mg KTCPB, 5 mg 1,10-dibenzyl-1,10-diaza-18-crown-6 in 0,5 ml THF solution. The optimum pH is 3-7 and gave 29,64 mV as Factor Nernst with range measurement 10-1–10-6 M, limit detection was noted at 1,28.10-6 M, and accuracy is 73% - 157% in 10-6–10-1 M Pb2+ solution with variation coefficient 0,70–1,2. The selectivity constanta is K_(i,j)^Pot < 1 toward K+, Ca2+, Mg2+, Na+, Cu2+ dan Fe3+ as interfering ions. Recovery percentage of Ion Selective Electrode Pb2+ silver wire coated type with PVC /1,10-dibenzyl-1,10-diaza-18-crown-6 to blood serum sample has shown 95% - 143% and 110%-117% compare with AAS.
KEMUNGKINAN PENGGUNAAN NANO KARBON DARI LIGNOSELULOSA SEBAGAI BIOSENSOR Gustan Pari; Adi Santoso; Djeni Hendra; Buchari Buchari; Akhirudin Maddu; Mamat Rachmat; Muji Harsini; Bunga Ayu Safitri; Teddi Heriyanto; Saptadi Darmawan
Jurnal Penelitian Hasil Hutan Vol 34, No 2 (2016): Jurnal Penelitian Hasil Hutan
Publisher : Pusat Penelitian dan Pengembangan Hasil Hutan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20886/jphh.2016.34.2.111-125

Abstract

Nano teknologi di bidang hasil hutan yang dapat dikembangkan di antaranya adalah nano karbon dari lignoselulosa. Bahan baku utamanya adalah atom karbon yang berasal dari arang hasil karbonisasi lignoselulosa. Bahan baku yang digunakan adalah jati yang dikarbonisasi pada suhu 400-500 °C, arang yang dihasilkan kemudian dilanjutkan dengan diaktivasi pada suhu 800 °C selama 60 menit dengan uap air dan kalium hidroksida (KOH) 15% sebagai aktivator. Proses selanjutnya dilakukan interkalasi dengan logam nikel dan di karbonisasi lagi pada suhu 900 °C selama 60 menit. Kualitas dan struktur karbon dievalusi menggunakan Pirolisis-gas kromatografi mass spectrofotometri (Py-GCMS), skening electron mikroskop-energi diperse spektrofotometer (SEM-EDS), X-ray difraktometer (X-RD). Arang aktif yang dihasilkan juga di uji sifat fisika dan kimianya. Biosensor dibuat dengan sistem moleculary imprinted polimer (MIP) berbasis elektroda pasta karbon dan optimasinya. Hasil penelitian menunjukkan bahwa nano karbon dari lignoselulosa dapat dibuat biosensor dengan sistem moleculary imprinted polimer (MIP). Formula optimum yang  dihasilkan terdiri dari campuran 15% MIP, 45% karbon dan 40% parafin yang menghasilkan faktor nernst sebesar 49,7 mV/dekade dan  limit deteksi sebesar 1,02 x 10-6 M pada pH optimum 4.
POTENSI STRUKTUR NANO KARBON DARI LIGNOSELLULOSA Gustan Pari; Adi Santoso; Djeni Hendra; Buchari Buchari; Akhirudin Maddu; Mamat Rachmat; Muji Harsini; Teddi Heriyanto; Saptadi Darmawan
Jurnal Penelitian Hasil Hutan Vol 34, No 4 (2016): Jurnal Penelitian Hasil Hutan
Publisher : Pusat Penelitian dan Pengembangan Hasil Hutan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20886/jphh.2016.34.4.309-322

Abstract

Penelitian nano teknologi dalam ranah hasil hutan dapat dieksploitasi dari lignoselulosa menjadi nano karbon. Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan struktur nano karbon yang potensial sebagai material bioenergi atau biosensor. Kayu jati dan bambu dikarbonisasi pada suhu 400-500oC, arang yang dihasilkan diaktivasi secara kimia dan fisika pada suhu 800oC selama 60 menit. Dari proses ini dihasilkan arang dengan derajat kristalinitas dan luas permukaan tinggi. Setelah pemurnian dan aktivasi, arang aktif yang dihasilkan dimasukkan logam Ni dan Zn yang kemudian dipanaskan secara vakum mengunakan spark plasma pada suhu 1300oC. Karbon yang dihasilkan diuji struktur dan sifatnya menggunakan perangkat Pyrolysis Gas Chromatography Mass Spectrometer, Scanning Electron Microscope-Energy Diffraction Xray Spectrometer, X-ray Diffractometer, I-V meter dan potensiometer. Hasil penelitian menunjukkan arang aktif terbaik dihasilkan dari aktivasi kimia-fisik (KOH uap air) menghasilkan kadar karbon 84,29%; luas permukaan 850,5 m2/g, derajat kristalinitas 38,99% dan hambatan sebesar 0,10. Sifat arang aktif kayu jati yang dimasukkan logam Ni dengan perbandingan 1:5 menghasilkan sifat terbaik dengan derajat kristalinitas 73,45% dan konduktivitas sebesar 433,86 S/m. Arang aktif jati hasil pemanasan vakum menghasilkan derajat kristalinitas sebesar 78,29% dengan pola I-V meter berbentuk sigmoid dan respon potensiometer berbentuk slope mendekati faktor Nerst. Nano karbon dari lignoselulosa kayu jati yang dihasilkan bersifat semikonduktor dan lebih sesuai digunakan sebagai biosensor.
KARAKTERISASI STRUKTUR NANO KARBON DARI LIGNOSELLULOSA Gustan Pari; Adi Santoso; Djeni Hendra; Buchari Buchari; Akhirudin Maddu; Mamat Rachmat; Muji Harsini; Teddi Heryanto; Saptadi Darmawan
Jurnal Penelitian Hasil Hutan Vol 31, No 1 (2013): Jurnal Penelitian Hasil Hutan
Publisher : Pusat Penelitian dan Pengembangan Hasil Hutan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20886/jphh.2013.31.1.75-91

Abstract

Perkembangan ilmu pengetahuan abad ini dan yang akan datang sudah memasuki teknologi nano. Di bidang hasil hutan, teknologi nano yang dapat dikembangkan di antaranya adalah nano karbon dari bahan berlignoselulosa. Tujuan penelitian ini adalah menyediakan informasi dan teknologi pengolahan arang sebagai bahan baku nano karbon dari bahan lignoselulosa. Bahan baku lignoselulosa yang digunakan dalam penelitian ini adalah kayu jati, dan bambu yang dikarbonisasi pada suhu 400-500°C menggunakan kiln drum, arang yang dihasilkan dimurnikan dengan jalan dipanaskan pada suhu 800°C selama 60 menit yang sebelumnya didoping dengan logam Zn, Ni dan Cu. selanjutnya dihaluskan menggunakan high energy mechanic (HEM) selama 48 jam. Arang dengan kristalinitas tinggi disintering menggunakan spark plasma pada suhu 1.300°C. Karbon yang dihasilkan diuji sktuktur dan sifatnya menggunakan Py-GCMS, SEM-EDX, XRD,dan sifat elektrik. Hasil penelitian menunjukkan struktur karbon yang terbaik dihasilkan dari arang jati yang dikarbonisasi pada suhu 800°C yang didoping dengan atom Ni pada perbandingan 1:5 yang menghasilkan derajat kristalinitas sebesar 78,98% resistensi (R) 0,17Ω, konduktivitas 175,52 Ω-1m-1. Kualitas nano karbon setelah disintering derajat kristalinitasnya menjadi 81,87%, resistensi (R) 0,01Ω, dan konduktivitasnya sebesar 1067,26 Ω-1m-1. Nano karbon yang dihasilkan dapat dibuat sebagai biosensor, biobatere dan bioelektroda. Sehingga diperlukan penelitian lebih lanjut.
Pengaruh Komposisi Elektroda Pasta Karbon Nanopori/Ferosen Sebagai Sensor Voltammetri Hidrokuinon Untari Untari; Muji Harsini; M. Zakki Fahmi
2-TRIK: TUNAS-TUNAS RISET KESEHATAN Vol 9, No 1 (2019): FEBRUARI 2019
Publisher : FORUM ILMIAH KESEHATAN

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (148.642 KB)

Abstract

Modifications of nanopore / ferocene carbon paste electrodes have been developed as hydroquinone voltammetry sensors. The purpose of this study was to obtain carbon paste electrodes modified with ferocene with the best composition for hydroquinone analysis. The parameter studied in this research is the composition of the ferocene in the working electrode. The results showed that there was one of the best electrodes with the optimum composition of the working electrode at 0.1 gram of ferocene, 0.6 gram of carbon nanopore and 0.3 gram of paraffin pastilles with a scan rate of 10 mV / s and pH-7. Electrodes with the best composition are expected to be used as an alternative to modified electrodes to analyze hydroquinone in whitening cosmetic products. Keywords: carbon nanopori, ferocene, voltammetry, hydroquinone ABSTRAK Modifikasi elektroda pasta karbon nanopori/ferosen telah dikembangkan sebagai sensor voltammetri hidrokuinon. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mendapatkan elektroda pasta karbon yang dimodifikasi dengan ferosen dengan komposisi terbaik untuk analisis hidrokuinon. Parameter yang dipelajari dalam penelitian ini adalah komposisi ferosen dalam elektroda kerja. Hasil penelitian menunjukkan adanya satu elektroda terbaik dengan komposisi optimum elektroda kerja pada 0,1 gram ferosen, 0,6 gram karbon nanopori dan 0,3 gram parafin pastilles dengan laju pindai 10 mV/s dan pH-7. Elektroda dengan komposisi terbaik ini diharapkan dapat digunakan sebagai salah satu alternatif elektroda modifikasi untuk menganalisis hidrokuinon pada produk-produk kosmetik pemutih. Kata kunci: karbon nanopori, ferosen, voltammetri, hidrokuinon
KARAKTERISASI BENTONIT PACITAN Buchari Buchari; Muji Harsini
Jurnal Kimia Terapan Indonesia Vol 6, No 1-2 (1996)
Publisher : Research Center for Chemistry - LIPI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (3501.623 KB) | DOI: 10.14203/jkti.v6i1-2.233

Abstract

Bentonite is high plastivity and colloidal clay which contains smectite(montmorillonite) mineral as major the component. Commercially, there are two kinds of bentonite, which are calcium bentonite and sodium ben-tonite. Results of DTA, XRD and IR analysis on Pacitan bentonite, show that the major component is montmorillonite mixed with a little quartz. Cation exchange capacity (CEC), specific gravity, surface area, pore volume and swelling index of this bentonite are 45,98-62.42 meq/100 gram; 2,14-2,28 g/mL; 641,44-737,29 m /gram; 0,88-1,25 mL/gram and 78,95-163,16 %, respectively. Based on XRD and CEC value Pacitan bentonites are of the calcium bentonite type.