Widodo Sarjana AS, Widodo
Department Of Clinical Psychiatry, Faculty Of Medicine University Of Diponegoro, Zona Pendidikan RSUP Dr. Kariadi Jl. Dr. Sutomo No.16-18, Semarang, Central Java, Indonesia 50244

Published : 25 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 25 Documents
Search

RELATIONSHIP BETWEEN THE INTENSITY OF SOCIAL MEDIA USAGE WITH SLEEP QUALITY Rizki Alfarizi; Titis Hadiati; Hang G. Asikin; Widodo Sarjana
DIPONEGORO MEDICAL JOURNAL (JURNAL KEDOKTERAN DIPONEGORO) Vol 9, No 1 (2020): DIPONEGORO MEDICAL JOURNAL ( Jurnal Kedokteran Diponegoro )
Publisher : Faculty of Medicine, Diponegoro University, Semarang, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (444.927 KB) | DOI: 10.14710/dmj.v9i1.26573

Abstract

Background: Social media has become a part of human daily life, including students. The high intensity of social media usage can affect various aspects of life, one of which is the quality of sleep. The high intensity of social media usage is thought to be related with poor sleep quality. This study analyzes the relationship between the intensity of social media usage and sleep quality. Objective: To know the relationship between the intensity of social media usage with sleep quality in dental students. Method: This research was an observational analytic study with a cross-sectional design. The sample was students of the Dentistry Study Program at Faculty of Medicine, University of Diponegoro (n = 79). The intensity of social media usage was measured using the Social Network Time Use Scale and sleep quality was measured using the Pittsburgh Sleep Quality Index. Measurement of dependent and independent variables was done once at a time. Result: Among respondents, 34,2% were reported using social media with low intensity, 58,2% with average intensity, and 7,6% with high intensity; and 34,2% of respondents had good sleep quality and 65,8% had poor sleep quality. There was a significant relationship between SONTUS scores and PSQI global scores on respondents with the result of p = 0.02 (p <0.05) which indicates that there was a significant linear relationship. Likewise, the relationship between SONTUS scores and gender with the result of p = 0.03 (p <0.05) which also indicates a significant relationship between the two. Conclusion: The intensity of social media usage has a relationship with sleep quality and gender.Keywords: The Intensity of Social Media Usage, Sleep Quality, Social Networking Time Use Scale, Pittsburgh Sleep Quaity Index
HUBUNGAN ANTARA TINGKAT STRES DENGAN TINGKAT INSOMNIA MAHASISWA/I ANGKATAN 2012/2013 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS DIPONEGORO Fitri Eka Wulandari; Titis Hadiati; Widodo Sarjana
DIPONEGORO MEDICAL JOURNAL (JURNAL KEDOKTERAN DIPONEGORO) Vol 6, No 2 (2017): JURNAL KEDOKTERAN DIPONEGORO
Publisher : Faculty of Medicine, Diponegoro University, Semarang, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (340.539 KB) | DOI: 10.14710/dmj.v6i2.18572

Abstract

Latar Belakang: Stres adalah ketidakmampuan mengatasi ancaman yang dihadapi oleh mental, fisik, emosional, dan spiritual manusia, yang pada suatu saat dapat mempengaruhi kesehatan fisik manusia tersebut. Insomnia adalah ketidakmampuan memenuhi kebutuhan tidur, baik secara kualitas maupun kuantitas.Tujuan: Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui adanya hubungan antara tingkat stres dengan tingkat insomnia pada mahasiswa/i angkatan 2012 dan 2013 Program Studi Pendidikan Dokter Fakultas Kedokteran Universitas Diponegoro.Metode: Penelitian ini merupakan penelitian analitik observasional dengan menggunakan desain belah lintang (cross sectional).Sampel diambil secara total sampling dari  Mei hingga Juli 2016. Pengumpulan data menggunakan kuesioner DASS 42 dan kuesioner KSPBJ-IRS.Hasil: Hasil penelitian menunjukkan bahwa  150 responden atau 43,9% normal, 36 responden atau 10,5% mengalami stres ringan, 67 responden atau 19,6% mengalami stres sedang, 51 responden atau 14,9% mengalami stres berat, 38 responden atau 11,1% mengalami stres sangat berat. 204 responden atau 59,6% normal, 129 responden atau 37,7% mengalami insomnia ringan, 9 responden atau 2,6% mengalami insomnia sedang, dan tidak ada responden yang mengalami insomnia berat.Kesimpulan    : Terdapat hubungan yang bermakna antara tingkat stres dengan tingkat insomnia dengan arah hubungannya positif sedang.
HUBUNGAN TINGKAT KECEMASAN DENGAN KUALITAS HIDUP PASIEN HIV/AIDS DI RSUP DR. KARIADI SEMARANG Ricca Angelina Ethel; Widodo Sarjana AS; Muchlis A.U Sofro
Jurnal Kedokteran Diponegoro (Diponegoro Medical Journal) Vol 5, No 4 (2016): JURNAL KEDOKTERAN DIPONEGORO
Publisher : Faculty of Medicine, Universitas Diponegoro, Semarang, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (402.471 KB) | DOI: 10.14710/dmj.v5i4.15910

Abstract

Latar Belakang : Infeksi virus HIV menjadi bagian dari penyakit kronis yang menimbulkan tekanan psikologis yang tinggi dan rasa cemas pada Orang Dengan HIV/AIDS (ODHA). Kecemasan pada ODHA lebih tinggi dibandingkan orang pada umumnya yang dapat menurunkan kualitas hidup.Tujuan : Mengetahui dan menganalisis hubungan antara tingkat kecemasan dengan kualitas hidup pasien HIV/AIDS di RSUP Dr. Kariadi Semarang.Metode : Penelitian ini merupakan penelitian analitik komparatif dengan rancangan penelitian cross sectional. Teknik pengambilan sampel dengan consecutive sampling pada 94 pasien HIV/AIDS yang menjalani rawat jalan di Poli Penyakit Tropik dan Infeksi RSUP Dr.Kariadi. Selanjutnya dilakukan pengukuran tingkat kecemasan menggunakan kuesioner Zung Self-Rating Anxiety Scale (ZSAS), sedangkan kualitas hidup menggunakan kuesioner WHOQOL-BREF. Data yang terkumpul kemudian dilakukan analisis dengan uji chi-square.Hasil : Prevalensi gangguan cemas sebesar 16% pada pasien HIV/AIDS. Tidak terdapat hubungan yang signifikan antara tingkat kecemasan dengan domain fisik, psikologis, sosial, dan lingkungan (p=0,731; 0,691; 0,202; 0,710). Usia, jenis kelamin, status perkawinan, pendidikan terakhir, pekerjaan, dan jumlah CD4 tidak berhubungan dengan kualitas hidup pada setiap domain. Namun, terdapat hubungan bermakna antara lama menderita terhadap kualitas hidup domain psikologis (p=0,004).Kesimpulan : Tidak terdapat hubungan bermakna antara tingkat kecemasan dengan kualitas hidup. Terdapat hubungan bermakna antara lama menderita dengan kualitas hidup pada domain psikologis pasien HIV/AIDS RSUP Dr. Kariadi.
HUBUNGAN TINGKAT DEPRESI DENGAN KUALITAS HIDUP PASIEN HIV/AIDS DI RSUP.DR.KARIADI SEMARANG Elyana Hapsari; Widodo Sarjana; Muchlis Achsan Udji Sofro
Jurnal Kedokteran Diponegoro (Diponegoro Medical Journal) Vol 5, No 4 (2016): JURNAL KEDOKTERAN DIPONEGORO
Publisher : Faculty of Medicine, Universitas Diponegoro, Semarang, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (429.46 KB) | DOI: 10.14710/dmj.v5i4.14341

Abstract

Latar Belakang : Epidemi HIV AIDS saat ini telah melanda seluruh negara di dunia. Semarang adalah penyumbang angka HIV/AIDS terbesar di Jawa Tengah. Penyakit HIV AIDS telah menimbulkan masalah yang cukup luas terhadap individu yang terinfeksi yakni meliputi masalah fisik,sosial, dan emosional. Salah satu masalah emosional terbesar yang dihadapi ODHA adalah depresi. Kasus depresi pada ODHA ini diperkirakan mempunyai frekuensi mencapai 60% dari total kasus depresi yang ada. Depresi yang berkelanjutan akan menyebabkan penurunan kondisi secara fisikdan mental, sehinggasangat berpengaruh terhadap kualitas hidup ODHA.Tujuan : Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah terdapat hubungan antara depresi dengan kualitas hidup serta mengetahui apakah terdapat hubungan antara faktor demografi dengan kualitas hidup pasien HIV/AIDS di RSUP Dr. Kariadi Semarang.Metode : Penelitian ini merupakan penelitian observasional denganrancangan penelitian Cross sectiona). Tingkat depresi dan kualitas hidup diukur dari skor pada kuesioner BDI dan WHO-QOL. Sampel penelitian berjumlah 92 orang yaitu pasien HIV/AIDS di Poli Penyakit Tropis dan Infeksi RSUP. Dr. Kariadi Semarang yang memenuhi kriteria inklusi. Teknik pengambilan sampel pada penelitian ini dilakukan dengan metode non probability sampling melalui consecutive sampling. Analisis data penelitian menggunakan uji Chi Square.Hasil : Dari hasil analisis menunjukkan adanya hubungan antara depresi dengan kualitas hidup pada domain lingkungan (p =0,037 , α = 0,05), serta didapatkan pula adanya hubungan antara lama menderita dengan kualitas hidup pada domain psikologis (p =0,009 , α = 0,05).Kesimpulan : Terdapat hubungan yang bermakna antara depresi dengan kualitas hidup pada domain lingkungan dan hubungan yang bermakna antara lama menderita dengan kualitas hidup domain psikologis.
THE CORRELATION BETWEEN SOCIAL MEDIA INTENSITY USE AND MOTHER'S ANXIETY LEVEL (A CROSS-SECTIONAL STUDY IN PRIMIPAROUS MOTHERS KELURAHAN ROWOSARI SEMARANG) Alifatush Shabrina; Titis Hadiati; Hang Gunawan Asikin; Widodo Sarjana
DIPONEGORO MEDICAL JOURNAL (JURNAL KEDOKTERAN DIPONEGORO) Vol 9, No 4 (2020): DIPONEGORO MEDICAL JOURNAL ( Jurnal Kedokteran Diponegoro )
Publisher : Faculty of Medicine, Diponegoro University, Semarang, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (418.063 KB) | DOI: 10.14710/dmj.v9i4.27664

Abstract

Background: Anxiety disorder is one of the most common psychological disorder that often occurs in mothers after childbirth. One factor that is considered to have a correlation with the prevalence of anxiety level is the intensity of the social media use. In using social media, people tend to compare themselves and their lives with those of others and there is pressure to feel accepted by social media stereotypes. This study wants to focus on seeing whether there is a relationship between the intensity of social media use and maternal anxiety levels. Methods: This study was a cross-sectional study of 47 primiparous mothers in Kelurahan Rowosari Semarang. The data collection including: social media use intensity that was examined by SONTUS questionnaire, mothers’ anxiety level examined by Zung questionnaire and family socio-economical circumstances. Data was analized using Spearman’s rank correlation coefficient. Results: The majority of respondents were in the group with low intensity social media use (89.4%). The level of respondents' anxiety assessed using the Zung questionnaire grouped 51.1% of patients in the group with no anxiety and 48.9% of patients in the group with mild anxiety. There were no patients classified as moderate or high anxiety group. Based on the results of statistical analysis showed no significant correlation between social media intensity use and mother's anxiety level in primiparous mothers in Kelurahan Rowosari Semarang (p=0,214). Conclusion: There were no significant correlation between social media intensity use and mother's anxiety level in primiparous mothers in Kelurahan Rowosari Semarang. 
HUBUNGAN KETERGANTUNGAN SMARTPHONE TERHADAP KECEMASAN PADA MAHASISWA FAKULTAS DIPONEGORO Dyah Ayu Palupi; Widodo Sarjana; Titis Hadiati
DIPONEGORO MEDICAL JOURNAL (JURNAL KEDOKTERAN DIPONEGORO) Vol 7, No 1 (2018): JURNAL KEDOKTERAN DIPONEGORO
Publisher : Faculty of Medicine, Diponegoro University, Semarang, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (309.402 KB) | DOI: 10.14710/dmj.v7i1.19357

Abstract

Latar Belakang : Ponsel atau telepon genggam merupakan alat komunikasi yang paling popular di era sekarang ini. Mahasiswa menggunakan smartphone sebagai alat komunikasi dan hiburan untuk menghindari stress. Penggunaan smartphone berlebihan dengan intensitas tinggi dapat menyebabkan ketergantungan. Ketergantungan smartphone memiliki pengaruh negatif  terhadap kualitas hidup dan kesehatan seperti kecemasan.  Gejala adanya gangguan kecemasan tersebut dapat berupa gejala fisik, psikologis, dan perilaku.Tujuan : Mengetahui adakah hubungan ketergantungan smartphone terhadap kecemasan pada mahasiswa.Metode : Jenis penelitian ini merupakan penelitian observasional analitik desain crossectional. Sebanyak 214 mahasiswa Program Studi Pendidikan Dokter Fakultas Kedokteran Universitas Diponegoro angkatan 2014. Calon subyek penelitian yang masuk kriteria inklusi dikumpulkan dan dimintai ketersediaannya untuk menjadi subyek penelitian dengan mengisi informed consent dengan benar. Kemudian subyek penelitian diminta untuk mengisi kuesioner data demografi, kuesioner  Smartphone Addiction Scale (SAS) dan kuesioner Zung Self-rating Anxiety Scale (ZSAS)Hasil : Sebanyak 153 responden (71,5%) mengalami ketergantungan smartphone sedang, sedangkan 36 responden (16,8%) mengalami mengalami ketergantungan smartphone ringan,sisanya yaitu sebesar 25 responden (11,7%) mengalami mengalami ketergantungan smartphone tinggi. Terdapat  131 responden (61,2%) mengalami cemas ringan, 64 responden (29,9%) tidak mengalami kecemasan, sebesar 19 responden (8,9%) mengalami cemas sedang, dan tidak ada responden yang mengalami kecemasan berat. Terbukti adanya hubungan bermakna antara ketergantungan smartphone terhadap tingkat kecemasan dengan koefisien signifikasi sebesar 0,001 serta koefisien korelasi sebesar 0,269.Kesimpulan : Terdapat hubungan bermakna antara ketergantungan smartphone terhadap kecemasan.
PERBEDAAN TINGKAT STRES DAN INSOMNIA PADA MAHASISWA FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS DIPONEGORO YANG BERASAL DARI SEMARANG DAN NON SEMARANG Winadi Yoyada Dwi Putra; Titis Hadiati; Widodo Sarjana
DIPONEGORO MEDICAL JOURNAL (JURNAL KEDOKTERAN DIPONEGORO) Vol 6, No 2 (2017): JURNAL KEDOKTERAN DIPONEGORO
Publisher : Faculty of Medicine, Diponegoro University, Semarang, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (388.809 KB) | DOI: 10.14710/dmj.v6i2.18648

Abstract

Latar Belakang: Stres dan insomnia merupakan masalah kejiwaan yang paling umum terjadi di seluruh masyarakat dunia, termasuk Indonesia. Angka kejadian stres dan insomnia semakin mengalami peningkatan setiap tahunnya. Kejadian stres serta insomnia tersebut seringkali terjadi pada dewasa muda khususnya mahasiswa yang memiliki banyak tekanan dalam masa studinya. Tekanan tersebut bisa berasal dari lingkungan, khususnya tempat tinggal.Tujuan: Mengetahui serta membedakan tingkat stres dan insomnia pada mahasiswa fakultas kedokteran Universitas Diponegoro yang berasal dari Semarang dan non Semarang.Metode: Jenis penelitian adalah penelitian deskriptif-analitik dengan desain belah-lintang. Responden penelitian merupakan seluruh mahasiswa semester 4 fakultas kedokteran Universitas Diponegoro yang berjumlah 171 orang. Tingkat stres diukur dengan menggunakan kuesioner Depression Anxiety Stress Scale (DASS) dan tingkat insomnia diukur dengan menggunakan kuesioner Kelompok Studi Psikiatri Biologik Jakarta – Insomnia Rating Scale (KSPBJ-IRS)Hasil: Dalam hal tingkat stres berdasarkan skala Depression Anxiety Stress Scale (DASS), didapatkan melalui hasil uji Kolmogorov-Smirnov bahwa tidak ada perbedaan yang signifikan antara mahasiswa yang berasal dari Semarang dengan yang berasal dari non Semarang. Dalam hal tingkat insomnia berdasarkan skala Kelompok Studi Psikiatri Biologik Jakarta – Insomnia Rating Scale (KSPBJ-IRS) didapatkan melalui uji Kolmogorov-Smirnov bahwa tidak ada perbedaan yang signifikan antara mahasiswa yang berasal dari Semarang dengan yang berasal dari non Semarang.Kesimpulan: Tidak ada perbedaan yang signifikan dalam hal tingkat stres dan tingkat insomnia antara mahasiswa fakultas kedokteran Universitas Diponegoro semester 4 yang berasal dari Semarang dengan yang berasal dari non Semarang.
PENGARUH PEMBERIAN MUSIK BER-GENRE AMBIENT TERHADAP KUALITAS TIDUR Akhsanul Yasril Ihza Laksono; Widodo Sarjana; Titis Hadiati
DIPONEGORO MEDICAL JOURNAL (JURNAL KEDOKTERAN DIPONEGORO) Vol 7, No 1 (2018): JURNAL KEDOKTERAN DIPONEGORO
Publisher : Faculty of Medicine, Diponegoro University, Semarang, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (424.965 KB) | DOI: 10.14710/dmj.v7i1.19337

Abstract

Latar Belakang : Mahasiswa kedokteran cenderung memiliki kualitas tidur yang buruk. Hal ini dapat berdampak berkurangnya capaian akademik. Musik ber-genre ambient, yang dapat dikategorikan menjadi musik relaksasi, dapat meningkatkan kerja sistem saraf parasimpatis, mengurangi kecemasan, tekanan darah, denyut jantung dan laju pernafasan dan dapat memberikan dampak positif pada kualitas tidur dengan cara relaksasi otot dan pengalihan pikiran.Tujuan : Mengetahui pengaruh pemberian musik ber-genre ambient terhadap kualitas tidur pada mahasiswa kedokteran.Metode : Penelitian ini menggunakan eksperimental kuasi. Sampel berasal dari mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Diponegoro (n=30). Kualitas tidur diukur dengan menggunakan Pittsburgh Sleep Quality Index sebelum penelitian dan tiap minggu selama intervensi berlangsung. Responden mendengarkan musik ber-genre ambient selama ± 30 menit (Kelompok 1). Kelompok kontrol (Kelompok 2) tidak menerima intervensi.Hasil    : Ditemukan penurunan skor global PSQI pada kelompok yang diperdengarkan musik ber-genre ambient dari 11.50 ± 3.386 menjadi 5.69 ± 2.442 dengan p = <0.001 (p < 0.05) yang mengindikasikan bahwa terdapat perbaikan kualitas tidur.Kesimpulan    : Musik ber-genre ambient memberikan pengaruh positif terhadap kualitas tidur pada mahasiswa kedokteran.
DIFFERENCES IN ANXIETY AND INSOMNIA LEVELS BETWEEN OBESE AND NON-OBESE STUDENTS CLASS OF 2016 OF THE FACULTY OF MEDICINE, DIPONEGORO UNIVERSITY Sri Mulyasari; Widodo Sarjana; Titis Hadiati
DIPONEGORO MEDICAL JOURNAL (JURNAL KEDOKTERAN DIPONEGORO) Vol 9, No 1 (2020): DIPONEGORO MEDICAL JOURNAL ( Jurnal Kedokteran Diponegoro )
Publisher : Faculty of Medicine, Diponegoro University, Semarang, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (420.651 KB) | DOI: 10.14710/dmj.v9i1.26564

Abstract

Background: Anxiety and insomnia can be experienced by anyone, including students, both obese and non-obese. Many pressures and problems experienced by obesity and non-obesity students will cause discomfort and have an impact on mental health problems such as anxiety which can develop insomnia. Objective: To determine differences in levels of anxiety and insomnia among college obesity and non-obesity students, faculty of medicine. Methods: This study is an observational analytic study with cross-sectional approach. The sample is 122 people, consisting of 21 respondents obesity and 101 respondents of non-obese who are students of the Faculty of Medicine Batch 2016 Universitas Diponegoro. Sampling with a total sampling method. Measured respondents ' level of anxiety using a questionnaire Zhung Self-rating Anxiety Scale and the level of insomnia using a questionnaire Insomnia SeverityIndex. The test used is Chi-square. Results: The research results showed that anxiety in obesity 1.6% and non-obesity of 3.3%. While insomnia in obesity of 8.2% and the non-obesity of 28.7%. Based on the results of statistical tests show there is no significant difference in anxiety levels between obese and non-obese (p=275) and there is no significant difference in the level of insomnia among obese and non-obese (p=0,475). Conclusions: There is no significant difference in terms of the level of anxiety and insomnia between obesity and non-obesity.Keywords: Anxiety, insomnia, obesity, non-obesity
The Relationship Between Spirituality Level and The Incidence of Depression: A Study on Eleventh-Grade Students at Pondok Al-Hidayat Islamic Boarding School Krasak Demak Linda Sulistiyowati; Alifiati Fitrikasari; Natalia Dewi Wardani; Widodo Sarjana
Jurnal Psikiatri Surabaya Vol. 11 No. 1 (2022): May
Publisher : Faculty of Medicine, Universitas Airlangga

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20473/jps.v11i1.28009

Abstract

ABSTRACT Background: The depression incidence around Southeast Asia in 2017 was 85.67 million cases (27%), and 7.5% of it occurred in the 15-19 years old age group. In Indonesia, the incidence of depression in 2017 was 9,162,886 cases (3.7%). Depression can be a major cause of disability and even lead to suicide, promoting many studies to find factors that can prevent depression in teenagers, one of which is related to the spirituality level. Objective: Determining the relationship between spirituality level and the incidence of depression. Methods: This study is a quantitative study with a cross-sectional study design. A total of 106 samples is included. They were eleventh-grade students who only studied Salaf and students who studied both Salaf and general sciences at the Al-Hidayat Islamic Boarding School Krasak Temuroso Guntur, Demak in the 2019-2020 school year. Data was collected using the Spirituality Orientation Inventory questionnaire and the Child Depression Inventory questionnaire, then analyzed using the Chi-square test. Results: The depression incidence among Al-Hidayat Islamic Boarding School students is 12%. Most students (93.5%) have a high spiritual level. There is a relationship between spirituality level and the incidence of depression in all eleventh-grade students, but no significant difference between spirituality level and the incidence of depression among the students who only study Salaf and the students who studied both Salaf and general sciences. Conclusion: The incidence of depression in Al-Hidayat Islamic Boarding School students is related to the spiritual level of students. Keywords: depression, teenager, students, spiritual level, Islamic boarding school