Claim Missing Document
Check
Articles

Found 1 Documents
Search
Journal : Jurnal Ilmu Kesehatan Masyarakat (The Public Health Science Journal)

Pengaruh Jenis Berita COVID-19 terhadap Tingkat Kecemasan Mahasiswa Meira Oryza Vidia Utami; Fadjrina Hapsari Woro Ayuningbudi; Tafia Afina Putri; Fitri Ariyanti Abidin
Jurnal Ilmu Kesehatan Masyarakat Vol 11 No 02 (2022): Jurnal Ilmu Kesehatan Masyarakat
Publisher : Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Indonesia Maju (STIKIM)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33221/jikm.v11i02.1312

Abstract

Seiring dengan situasi pandemi COVID-19, media massa didominasi dengan pemberitaan mengenai perkembangan COVID-19, baik berita positif maupun negatif. Munculnya berbagai berita ini berperan besar dalam memicu kecemasan, terutama berita yang bersifat negatif. Atas dasar hal tersebut, penelitian ini dilakukan dengan tujuan melihat pengaruh jenis berita perkembangan COVID-19 (positif, negatif, dan netral) terhadap tingkat kecemasan mahasiswa. Pendekatan metode eksperimental menggunakan rancangan simple randomized pretest-posttest design. Responden merupakan 75 mahasiswa (laki-laki=9, perempuan=66), dibagi menjadi kelompok eksperimen A (diberikan berita negatif, n= 26), kelompok eksperimen B (diberikan berita positif, n= 25) dan kelompok kontrol (diberikan berita netral, n= 24). Kecemasan responden diukur sebelum dan sesudah perlakuan menggunakan Coronavirus Anxiety Scale (CAS) dan Generalized Anxiety Disorder (GAD-7). Hasil uji one-way ANOVA menunjukkan bahwa tidak terdapat perbedaan selisih tingkat kecemasan yang signifikan antara kelompok eksperimen A, eksperimen B, dan kontrol (F(2)=0,1468, p>0,05). Tidak adanya perbedaan yang signifikan disebabkan oleh tidak munculnya setelah membaca berita. Emotional arousal tidak muncul dikarenakan pengalaman responden mendapatkan paparan berulang berita negatif sebelum penelitian dan karena perbedaan individu dalam pengalaman emotional arousal. Dengan demikian, dampak paparan berita negatif pada kesehatan mental tidak terlalu signifikan setelah pandemik COVID-19 dialami cukup lama.