Claim Missing Document
Check
Articles

Found 19 Documents
Search

KARAKTERISTIK FAKTOR RISIKO PASIEN CHRONIC KIDNEY DISEASE (CKD) YANG MENJALANI HEMODIALISA DI RS X MADIUN Arianti, Arianti; Rachmawati, Anisa; Marfianti, Erlina
Biomedika Vol 12, No 1 (2020): Biomedika Februari 2020
Publisher : Universitas Muhamadiyah Surakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.23917/biomedika.v12i1.9597

Abstract

ABSTRAKPenderita cronic kidney disease (CKD) terus meningkat setiap tahunnya, bahkan di Indonesia lebih dari 200.000 kasus baru gagal ginjal stadium akhir. Faktor risiko seperti hipertensi, diabetes mellitus, penyakit kardiovaskular, glomerular, tubulointerstitial, ginjal polikistik, penggunaan obat/bahan kimia berpengaruh terhadap kejadian CKD. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui karakteristik faktor risiko pasien CKD yang menjalani hemodialisa. Penelitian ini merupakan penelitian non eksperimental dengan desain penelitian cross sectional. Data diperoleh melalui data sekunder periode Januari?Oktober 2016. Hasil dari penelitian ini adalah dari 88 pasien yang memenuhi kriteria inklusi, terdapat 57 pasien (64,8%) laki-laki dan 31 pasien (35,2%)  perempuan, terdapat 1 pasien (1,1%) CKD pada kelompok usia 18-25 tahun, 26 pasien (29,5%) pada kelompok umur 26-45 tahun, 54 pasien (61,4%) pada kelompok umur 46-65 tahun, 7 pasien (8%) pada kelompok usia >65 tahun. Berdasarkan faktor risiko terjadinya CKD didapatkan hasil 81 pasien (92%) menderita hipertensi, 34 pasien (38,6%) dengan DM, 17 pasien (19,3%) dengan penyakit tubulointerstitial, 6 pasien (6,8%) dengan penyakit ginjal polikistik, 4 pasien (4,5 %) dengan penyakit kardiovaskular, tidak ada pasien (0%) dengan penyakit glomerular. Hipertensi dan diabetes mellitus merupakan dua faktor risiko tertinggi pasien CKD yang menjalani hemodialisa di RS X Madiun.Kata Kunci: CKD, Faktor Risiko, HemodialisaABSTRACTPatients with chronic kidney disease (CKD) continues to increase every year, even in Indonesia, more than 200,000 new cases of end-stage renal failure. There are several risk factors such as hypertension, diabetes mellitus, cardiovascular disease, glomerular, tubulointerstitial, kidney polikistik, use of drugs / chemicals affect the occurrence of chronic kidney disease. The study aims to determine the characteristics of the risk factors of CKD patients undergoing hemodialysis. The study is a non-experimental, using cross sectional design. Data obtained through secondary data by looking at the medical record period from January to October, 2016. The results of this study are from 88 patients who met the inclusion criteria there are 57 patients (64.8%) were male and 31 patients (35,2%) were women, there are 1 patient (1,1%) in the age group 18-25 years, 26 patients (29,5%)  in the age group 26-45 years, 54 patients (61,4%)  in the age group 46-65 years, 7 patients (8%)  in the age group> 65 years. Based on the risk factors of CKD showed 81 patients (92%) had hypertension, 34 patients (38.6%) with DM, 17 patients (19.3%) with tubulointerstitial disease, 6 patients (6,8%) with polycystic kidney disease, 4 patients (4,5%) with cardiovascular disease, no patient (0%) with glomerular disease. Hypertension and diabetes mellitus are the two highest risk factors for CKD patients undergoing hemodialysis in Madiun X Hospital.Keywords: CKD, Risk Factors, Hemodialysis
Pembacaan Waktu sebagai ekstraksi EKG pada Diagnosis Penyakit Jantung Franz, Annafi’; Muhimmah, Izzati; Yuwono, Tito; Marfianti, Erlina
Seminar Nasional Informatika Medis (SNIMed) 2017
Publisher : Magister Teknik Informatika, Universitas Islam Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Secara global penyakit jantung merupakan penyakit tidak menular penyebab kematian terbesar. Salah satu cara mengenali penyakit jantung adalah dengan mendiagnosis berdasarkan hasil dari elektrokardiogram (EKG) yang kemudian dianalisis oleh ahlinya. EKG merupakan gambaran dari aktivitas listrik jantung yang terdiri dari beberapa komponen. Pada penelitian ini diusulkan algoritma pembacaan waktu pada komponen EKG yang berupa durasi interval dan segmen waktu untuk mendapatkan nilainya. Nilai interval dan segmen yang didapat kemudian di proses oleh mesin inferensi Modified K-Nearest Neighbor (MKNN) untuk mendapatkan hasil diagnosis penyakit jantung.  Nilai akurasi yang didapat dari menggunakan algoritma pembacaan waktu sebagai ekstraksinya dan MKNN sebagai mesin inferensinya adalah 90.22%.
Simple Risk Index Score and Hospitalization Mortality in Patients with ST-Elevation Myocardial Infarction Marfianti, Erlina; Anwar, Sjaiful; Bima Aryatama, Achmad
Green Medical Journal Vol 2 No 1 April (2020): Green Medical Journal
Publisher : Fakultas Kedokteran Universitas Muslim Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (214.595 KB) | DOI: 10.33096/gmj.v2i1.35

Abstract

Introduction: Hospitalization mortality in ST-elevation Myocardial Infarction (STEMI) patients areaffected by several factors, including initial identification of the risks at hospital admission. Riskscore tools as a predictor of STEMI complication and death event in STEMI patients is a simple riskindex score. The aim of this study was to determine the association between simple risk index scoreand hospitalization mortality in STEMI patients.Methods: We retrospectively enrolled 60 consecutive patients who were admitted to our hospitaldiagnosed with STEMI. The simple risk index score was calculated for each patient using equation:heart rate x [age/10]2/systolic blood pressure. The patients were assigned into 2 groups according tothis score, high score and low score group. Incidence of death during hospitalization in STEMIpatients was recorded.Results: The total subjects were 60 people. The subjects consisted of 30 patients with low score and30 subjects with high score. The incidence of death during hospitalization in the group of high simplerisk index score were 26 patients, and in the group of low simple risk index score were 13 patients.The association between the simple risk index score and the deaths during hospitalization in STEMIpatients based on statistical analysis was significant (p= 0.00) and value of risk relative (RR) is 2.167;95% CI: 1.368-3.433; (p=0.000).Conclusion: Simple risk index score is associated with hospitalization mortality in ST-elevationmyocardial Infarction (STEMI) patients.
Pengaruh Yoga Terhadap Waist Hip Ratio Dalam Mengontrol Terjadinya Obesitas Sentral Pada Wanita Alsayla, Dinda; Fitriyanto, Raden Edi; Marfianti, Erlina
Pontianak Nutrition Journal (PNJ) Vol 3, No 2 (2020): September 2020
Publisher : Poltekkes Kemenkes Pontianak

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (267.088 KB) | DOI: 10.30602/pnj.v3i2.700

Abstract

Yoga merupakan salah satu aktivitas fisik yang menggunakan berbagai postur untuk mengembangkan kekuatan fisik, kelenturan dan ketahanan dimana dapat digunakan sebagai latihan berintensitas sedang untuk pasien dengan kapasitas latihan terbatas sehingga lebih mudah bagi orang-orang yang inaktif secara fisik. Tujuan Penelitian yaitu untuk mengetahui pengaruh yoga terhadap waist hip ratio (WHR) pada wanita di Desa Lodadi Kecamatan Ngemplak Kabupaten Sleman  Yogyakarta. Penelitian ini merupakan penelitian pre–eksperimental dengan One Group Pretest - Postest Design. Subyek penelitian diperoleh dengan teknik purposive sampling di Desa Lodadi. Subyek berjumlah 30 orang. Yoga dilakukan sejak November 2018 hingga Januari 2019 setiap 2x seminggu selama 90 menit. WHR diukur dengan menggunakan meter ukur. Setelah itu data akan dianalisis dengan paired sample t-test. Hasil Penelitian menunjukkan dari 30 subyek penelitian 17 peserta termasuk dalam kriteria eksklusi. Hasil analisis statistik paired sample t-test didapatkan p<0,05 yang menunjukkan perbedaan bermakna antara WHR peserta sebelum dan sesudah pelaksanaan yoga. Kesimpulan pada penelitian ini adalah Yoga dapat mempengaruhi waist hip ratio pada wanita di Desa Lodadi Kecamatan Ngemplak Kabupaten Sleman Yogyakarta.
KARAKTERISTIK FAKTOR RISIKO PASIEN CHRONIC KIDNEY DISEASE (CKD) YANG MENJALANI HEMODIALISA DI RS X MADIUN Arianti Arianti; Anisa Rachmawati; Erlina Marfianti
Biomedika Vol 12, No 1 (2020): Biomedika Februari 2020
Publisher : Universitas Muhamadiyah Surakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.23917/biomedika.v12i1.9597

Abstract

ABSTRAKPenderita cronic kidney disease (CKD) terus meningkat setiap tahunnya, bahkan di Indonesia lebih dari 200.000 kasus baru gagal ginjal stadium akhir. Faktor risiko seperti hipertensi, diabetes mellitus, penyakit kardiovaskular, glomerular, tubulointerstitial, ginjal polikistik, penggunaan obat/bahan kimia berpengaruh terhadap kejadian CKD. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui karakteristik faktor risiko pasien CKD yang menjalani hemodialisa. Penelitian ini merupakan penelitian non eksperimental dengan desain penelitian cross sectional. Data diperoleh melalui data sekunder periode Januari–Oktober 2016. Hasil dari penelitian ini adalah dari 88 pasien yang memenuhi kriteria inklusi, terdapat 57 pasien (64,8%) laki-laki dan 31 pasien (35,2%)  perempuan, terdapat 1 pasien (1,1%) CKD pada kelompok usia 18-25 tahun, 26 pasien (29,5%) pada kelompok umur 26-45 tahun, 54 pasien (61,4%) pada kelompok umur 46-65 tahun, 7 pasien (8%) pada kelompok usia 65 tahun. Berdasarkan faktor risiko terjadinya CKD didapatkan hasil 81 pasien (92%) menderita hipertensi, 34 pasien (38,6%) dengan DM, 17 pasien (19,3%) dengan penyakit tubulointerstitial, 6 pasien (6,8%) dengan penyakit ginjal polikistik, 4 pasien (4,5 %) dengan penyakit kardiovaskular, tidak ada pasien (0%) dengan penyakit glomerular. Hipertensi dan diabetes mellitus merupakan dua faktor risiko tertinggi pasien CKD yang menjalani hemodialisa di RS X Madiun.Kata Kunci: CKD, Faktor Risiko, HemodialisaABSTRACTPatients with chronic kidney disease (CKD) continues to increase every year, even in Indonesia, more than 200,000 new cases of end-stage renal failure. There are several risk factors such as hypertension, diabetes mellitus, cardiovascular disease, glomerular, tubulointerstitial, kidney polikistik, use of drugs / chemicals affect the occurrence of chronic kidney disease. The study aims to determine the characteristics of the risk factors of CKD patients undergoing hemodialysis. The study is a non-experimental, using cross sectional design. Data obtained through secondary data by looking at the medical record period from January to October, 2016. The results of this study are from 88 patients who met the inclusion criteria there are 57 patients (64.8%) were male and 31 patients (35,2%) were women, there are 1 patient (1,1%) in the age group 18-25 years, 26 patients (29,5%)  in the age group 26-45 years, 54 patients (61,4%)  in the age group 46-65 years, 7 patients (8%)  in the age group 65 years. Based on the risk factors of CKD showed 81 patients (92%) had hypertension, 34 patients (38.6%) with DM, 17 patients (19.3%) with tubulointerstitial disease, 6 patients (6,8%) with polycystic kidney disease, 4 patients (4,5%) with cardiovascular disease, no patient (0%) with glomerular disease. Hypertension and diabetes mellitus are the two highest risk factors for CKD patients undergoing hemodialysis in Madiun X Hospital.Keywords: CKD, Risk Factors, Hemodialysis
Pelatihan Deteksi Dini Gangguan Kognitif dan Pembuatan Sistem Aplikasi Skrining Gangguan Kognitif Lansia Untuk Kader Kesehatan Desa Erlina Marfianti; Pariawan Luthfi Ghazali; Dwi Ana Ratnawati; Muhammad Ilham Hafidz
MATAPPA: Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat Volume 4 Nomor 4 Tahun 2021
Publisher : STKIP Andi Matappa

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31100/matappa.v4i4.1506

Abstract

ABSTRAKPopulasi lanjut usia (lansia) di Indonesia semakin meningkat, dan terbanyak di Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) dengan prosentase 14,71 %. Hal ini menyebabkan peningkatan permasalahan lansia yang terkait proses degeneratif, termasuk gangguan fungsi kognitif. Pemahaman kader kesehatan desa tentang deteksi dini gangguan kognitif yang kurang, menyebabkan keterlambatan penanganan tindak lanjut dan penurunan kualitas hidup lansia. Tujuan program pengabdian masyarakat ini adalah meningkatkan pengetahuan kader kesehatan Padukuhan Ngandong tentang deteksi dini gangguan fungsi kognitif pada lansia dan mengimplementasikan aplikasi sistem deteksi dini gangguan kognitif lansia. Tahapan kegiatan yaitu  penyuluhan deteksi dini gangguan kognitif lansia, pembuatan sistem aplikasi skrining gangguan kognitif lansia, pelatihan dan ujicoba sistem aplikasi untuk kader kesehatan desa, implementasi aplikasi untuk  skrining gangguan kognitif peserta posyandu lansia, dan evaluasi program. Hasil dari program pengabdian masyarakat  ini adalah peningkatan pengetahuan kader kesehatan desa tentang deteksi dini gangguan kognitif lansia dan tersedia sistem aplikasi skrining gangguan kognitif lansia. Dari implementasi pemeriksaan gangguan kognitif dengan sistem aplikasi didapatkan 11,54 % dari peserta posyandu lansia mengalami gangguan kognitif ringan. Sistem aplikasi ini membantu kader kesehatan desa lebih mudah melakukan skrining gangguan fungsi kognitif awal (prademensia) pada lansia. ABSTRACTThe elderly population in Indonesia is increasing, mayority in the Daerah Istimewa Yogyakarta (14.71 %) This  conditions causes an increase in elderly problems related to degenerative processes, such as impaired cognitive function. Lack of knowledge of health cadres about early detection of cognitive disorders in the elderly, causes a decrease in the quality of life of the elderly. The purpose of this program is to increase the knowledge of health cadres about early detection of cognitive function disorders in the elderly and to implementing an application system for early detection of cognitive disorders in the elderly. The activity are training for health cadres for early detection of cognitive disorders in the elderly making an application system for early detection of cognitive disorders in the elderly, testing application systems, implementing applications for elderly  posyandu participants, and evaluating programs. The result of this program is an increase in the knowledge of health cadres about early detection of cognitive disorders in the elderly and an application system for screening elderly cognitive disorders is available. There are 11,54 % of the elderly posyandu participants experienced mild cognitive impairment. This application system helps health cadres to screen for early cognitive function disorders (predementia) in the elderly.
Peningkatan Pengetahuan Kanker Payudara dan Ketrampilan Periksa Payudara  Sendiri (SADARI) untuk Deteksi Dini Kanker Payudara di Semutan Jatimulyo Dlingo Erlina Marfianti
Jurnal Abdimas Madani dan Lestari (JAMALI) Volume 03, Issue 01, Maret 2021
Publisher : UII

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20885/jamali.vol3.iss1.art4

Abstract

ABSTRAK Kanker payudara merupakan penyebab kematian tertinggi  kanker pada perempuan di Indonesia. Hal ini disebabkan penderita kanker payudara pergi ke pelayanan kesehatan saat kanker payudara sudah stadium lanjut. Keterlambatan penanganan ini disebabkan kurangnya pengetahuan masyarakat tentang kanker payudara dan belum tahunya cara periksa payudara sendiri  (SADARI) untuk deteksi dini kanker payudara. Penanganan kanker payudara sejak stadium dini diharapkan dapat mengurangi angka kematian dan meningkatkan angka harapan hidup. Pengetahuan kanker payudara dan SADARI di mayoritas masyarakat terutama ibu ibu  Semutan Jatimulyo Dlingo masih rendah dan banyak yang belum tahu cara deteksi dini dengan SADARI. Berdasarkan kondisi tersebut, kegiatan pengabdian masyarakat ini bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan kanker payudara dan meningkatkan ketrampilan  SADARI pada masyarakat Semutan Jatimulyo Dlingo. Kegiatan yang dilakukan adalah pemberian edukasi dengan pemaparan materi dan diskusi, pelatihan ketrampilan SADARI dengan manekin, pelatihan praktek mandiri terbimbing dengan manekin. Tingkat pengetahuan diukur dengan tes sebelum dan sesudah rangkaian seluruh kegiatan. Analisis hasil tes didapatkan hasil  terdapat peningkatan pengetahuan setelah edukasi dan pelatihan  SADARI dibanding sebelumnya. Kesimpulannya terdapat peningkatan pengetahuan tentang kanker payudara dan ketrampilan SADARI pada masyarakat di Semutan Jatimulyo Dlingo setelah pemberian edukasi dan pelatihan. ABSTRACT Breast cancer is the leading cause of cancer death in Indonesian women. Breast cancer sufferers come to health services when breast cancer is in an advanced stage. This delay is due to the lack of public knowledge about breast cancer and early detection of breast self-examination (BSE). Treating breast cancer from an early stage can reduce mortality. Knowledge of breast cancer and BSE in the Semutan Jatimulyo Dlingo community is still low and they don't know how to detect it early with BSE. This community service activity aims to increase breast cancer knowledge and BSE skills in the Semutan Jatimulyo Dlingo community. The activities carried out are providing education with material presentation and discussion, BSE skills training with mannequins, guided self-practice training. The level of knowledge was measured by tests before and after the activity. Analysis of the test results showed that there was an increase in knowledge after BSE education and training. The conclusion of this activity is an increase in breast cancer knowledge and BSE skills in the community at Semutan Jatimulyo Dlingo after providing education and training.
Edukasi Masyarakat Tentang Pemanfaatan Aplikasi Kesehatan Online Melalui Partisipasi Pengembangan Sistem Informasi Sri Kusumadewi; Rahadian Kurniawan; Erlina Marfianti; Achmad Khodzim
JPPM (Jurnal Pengabdian dan Pemberdayaan Masyarakat) VOL. 4 NOMOR 2 SEPTEMBER 2020 JPPM (Jurnal Pengabdian dan Pemberdayaan Masyarakat)
Publisher : Lembaga Publikasi Ilmiah dan Penerbitan (LPIP)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (658.592 KB) | DOI: 10.30595/jppm.v4i2.8597

Abstract

Adanya pandemi covid-19 dan banyaknya tools yang mendukung kemudahan dalam membangun aplikasi digital menyebabkan maraknya aplikasi layanan kesehatan digital secara online. Aplikasi sistem informasi monitoring kesehatan merupakan salah satu bagian layanan kesehatan yang sangat penting dan informasinya harus diketahui secara cepat dan tepat agar tindakan preventif dan pengobatan dapat dilakukan sedini mungkin. Kegiatan pengabdian kepada masyarakat yang dilakukan mencoba untuk mengikutsertakan masyarakat (Kader Posyandu, Bidan Desa, Poskesdes dan PJ Lansia) untuk merancang antarmuka (tampilan) Aplikasi Sistem Informasi Monitoring Kesehatan Lansia berbasis Android di Desa Bimo Martani. Tujuan utama dari kegiatan ini adalah mengedukasi masyarakat untuk memanfaatkan aplikasi kesehatan bergerak dengan cara mengajak mereka untuk merancang tampilan yang akan digunakan. Kegiatan dilakukan melalui lima tahapan, yaitu: 1) Melakukan koordinasi dengan pengurus PKK dan Bidan Desa Bimo Martani untuk menggali situasi; 2) Melakukan survei untuk memotret kondisi awal pemakaian aplikasi; 3) Pengembangan prototipe awal; 4) Penjaringan masukan terkait evaluasi antarmuka aplikasi melalui FGD; dan 5) Penyempurnaan aplikasi. Hasil FGD memberikan masukan kepada tim bahwa aplikasi yang dibutuhkan memiliki antarmuka yang sederhana namun mencakup informasi penting tentang lansia, Indeks Massa Tubuh diberikan secara numerik sebagai keluaran dari formula penghitungan IMT, dan pemantauan terhadap kesehatan jiwa yang diukur dengan menggunakan Geriatric Depression Scale ditampilkan lengkah demi langkah. Secara umum 100% peserta akan menggunakan aplikasi ini dan diharapkan mampu melengkapi sistem yang sudah ada di Puskesmas.  
SISTEM PAKAR REKOMENDASI OBAT ANTIDIABETIKA ORAL DAN INTERAKSINYA TERHADAP OBAT LAIN Rika Ismayanti; Sri Kusumadewi; Erlina Marfianti
JIKO (Jurnal Informatika dan Komputer) Vol 3, No 3 (2020)
Publisher : Journal Of Informatics and Computer

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33387/jiko.v3i3.1775

Abstract

Pasien diabetes perlu memperhatikan gaya hidupnya agar kadar glukosa tetap dalam kisaran normal seperti pengaturan diet dan frekuensi makan serta olahraga yang teratur. Pemberian antidiabetika oral dilakukan apabila pengaturan gaya hidup tersebut belum mampu untuk menormalkan kadar glukosa darah pasien. Akan tetapi, pemberian antidiabetika oral sangat rentan berinteraksi terhadap obat-obatan lain. Jumlah obat antidiabetes yang beredar saat ini tidak sedikit, dokter juga memiliki keterbatasan dalam mengingat kontraindikasi serta interaksi obat yang mungkin terjadi pada saat peresepan obat. Tujuan dari penelitian ini adalah membangun sistem pakar yang dapat memberikan rekomendasi obat yang sesuai dengan kondisi pasien. Sistem pakar yang dikembangkan menggunakan bahasa pemrograman PHP dan basis data MySQL. Basis pengetahuan yang digunakan adalah penalaran berbasis aturan (Rule-Based Reasoning) dengan mesin inferensi forward chaining dan metode certainty factor untuk menentukan nilai kepastian dalam suatu aturan. Hasil dari penelitian ini adalah sistem pakar berbasis web dengan hasil rekomendasi antidiabetika oral beserta informasi interaksinya dengan obat lain dan disertai dengan derajat kepercayaan terhadap obat tersebut.
Multiparameter Biosignal Analysis in Elderly Ischemic Stroke Patients Muhammad Zakariyah; Alvin Sahroni; Erlina Marfianti
Journal of Biomedical Science and Bioengineering Vol 1, No 1 (2021)
Publisher : Center for Biomechanics, Biomaterials, Biomechantronics and Biosignal Processing (CBOIM3S)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (414.068 KB) | DOI: 10.14710/jbiomes.2021.v1i1.7-16

Abstract

Biosignal can provide information about body conditions, including physiological conditions of ischemic stroke. The regulation of blood in the brain is regulated through the mechanism of Cerebral Autoregulation (CA). Some parameters that can be used to determine this mechanism are Blood Flow Velocity (BFV) and Blood Pressure (BP). Stroke is also related to nervous system activity, which is represented through the Heart Rate Variability (HRV). This study aims to determine the relationship between those biosignals and their effects on the physiology of ischemic stroke sufferers. The subjects were divided into two groups (20 strokes and 20 controls). BFV data is obtained in the Middle Cerebral Artery (MCA), BP is obtained through the arteries of the upper arms, and 3 leads electrocardiogram is placed in the chest. The results showed that there was a relationship between BP and BFV in the control group (p-value < 0.05; r = -0.574). This correlation was not found in the stroke group. The relationship between BP and HRV was only found in the stroke group, which was associated with high sympathetic activity and lower parasympathetic activity (p-values < 0.05 and r > 0.4). It was based on SDRR, RMSSD, CVRR, LF, and SD1 parameters. In the control group, there was no relationship between HRV and BP. The relationship between BFV and HRV in the control group was not found statistically. Still, in the stroke group, this relationship was found in the LF and LF/HF Ratio parameters (p-value < 0.05; r > 0.4). Based on this research, parameters on HRV that can be used to determine the characteristics of stroke patients in all positions are MeanRR, VLF, and LF