Claim Missing Document
Check
Articles

Agama dan Media Diskursus LGBT dalam Opini SKH Republika Aw, Suranto; S, Dyna Herlina; Setiawan, Benni
Komuniti: Jurnal Komunikasi dan Teknologi Informasi Volume 9 No 2, September 2017
Publisher : Universitas Muhammadiyah Surakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.23917/komuniti.v9i2.4294

Abstract

SKH Republika menurunkan banyak tulisan mengenai isu lesbian, gay, biseksual dan transgender (LGBT) selama kurun waktu 24 Januari ? 31 Maret 2016. Pertanyaan penelitian yang diajukan : (1) bagaimana representasi ideologi dan (2) seksualitas dalam pemberitaan SKH Republika?Metode Penelitian yang dipilih adalah analisis wacana Van Dijk dengan pendekatan intensional. Hasil penelitian menunjukkan bahwa secara umum SKH Republika menawarkan wacana anti LGBT melalui pemilihan narasumber dan pendapat mereka yang dikutip. Representasi ideologi yang ditampilkan bahwa LGBT bersandar pada ideologi liberalisme dan universalisme yang bertentangan dengan nilai, norma, dan hukum nasional Indonesia. Sedangkan wacana seksualitas direpresentasikan melalui kuasa pengetahuan bersumber dari psikolog islam dan institusi otoritatif yaitu agama, negara dan pendidikan. Semua narasumber islam di tiga institusi tersebut menolak LGBT sedangkan narasumber negara non-islam bersifat moderat dengan membatasi penampilan mereka di ruang publik, selanjutnya peneliti sekuler menerima praktik LGBT sebagai salah satu jalan masuk membentuk pengetahuan dan kesetaraan hukum.Kata kunci :?Republika, wacana, LGBT, kuasa, seksualitas, pengetahuanThe Republika Daily published abundant articles about lesbian, gay, bisexual and transgender (LGBT) during the period January 24 to March 31, 2016. The research question: (1) how do the representation of ideology and (2) sexuality in the news SKH Republika? The Van Dijk?s discourse analysis with intentional approach was employed. In general The Republika Daily offers anti-LGBT discourse through the selection of speakers and their opinions are cited. According to The Republika Daily, ideology representation that is based on liberalism and universalism is against values, norms, and Indonesian national law. While the discourse of sexuality is represented by the power of knowledge comes from psychologists Islam and authoritative institution that is religion, state and education. All sources of Islam in the three institutions while the informant refused LGBT non-Islamic countries are moderate by limiting their appearance in the public space, the next secular researchers accept LGBT practices as one way in shaping the knowledge and legal equality.?Keywords: Republika, discourse, LGBT, power, sexuality, knowledge?
STRATEGI KOMUNIKASI GURU SMA ISLAM TERPADU DALAM MENGHASILKAN SISWA YANG UNGGUL Hastasari, Chatia; AW, Suranto; Setiawan, Benni
Informasi Vol 46, No 2 (2016): INFORMASI
Publisher : Universitas Negeri Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (240.853 KB) | DOI: 10.21831/informasi.v46i2.11438

Abstract

The study aims to explain how the concept of integrated Islamic and the strategy of the teacher in SMA IT Abu Bakar Yogyakarta and SMA Muhammadiyah 1 Yogyakarta produce the superior students. It refers to the development of SMA IT which always puts ethics, religion and the quality of the students. However, the main key to produce the superior students is the role of professional teacher who encourages the strong characteristic of students. The method of this research is qualitative and takes place in SMA IT Abu Bakar and SMA Muhammadiyah 1 Yogyakarta. Furthermore, the samples of this research consist of twenty teachers. The result is that (1) SMA IT Abu Bakar and SMA Muhammadiyah 1 Yogyakarta combine three elements such as the cooperation among the shool, societies, and family; the structured and programmed curriculum from kindergarten to university; tsaqafah Islam and science oriented. These are done to produce a superior student who masters science and technology and also has a good characteristic. (2) The communication strategy of the teachers in SMA IT Abu Bakar and SMA Muhammadiyah 1 Yogyakarta is effective. It can be seen from the fulfillment of communication elements on communication strategy which is used by the teacher to produce a superior student.
Front Setiawan, Benni
Informasi Vol 48, No 2 (2018): INFORMASI
Publisher : Universitas Negeri Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (684.444 KB) | DOI: 10.21831/informasi.v48i2.23212

Abstract

Cover, editorial team, daftar isi
Sayap Moderasi Muhammadiyah, Progresif-Dinamis untuk Indonesia (Berke)Maju(An) Setiawan, Benni
MAARIF Vol 14 No 2 (2019): Memperkuat Kembali Moderatisme Muhammadiyah: Konsepsi, Interpretasi, Strategi da
Publisher : MAARIF Institute

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (133.083 KB) | DOI: 10.47651/mrf.v14i2.61

Abstract

Tulisan ini membahas tentang peran dan posisi Muhammadiyah dalam upaya moderasi keberagamaan di Indonesia. Muhammadiyah sebagai organisasi massa terbesar di Indonesia mempunyai peran signifikan dalam proses itu. Proses moderasi itu dapat dilakukan oleh Muhammadiyah karena Persyarikatan mempunyai fondasi ideologi reformis, moderat, pandangan Islam yang berkemajuan, potensi sumber daya manusia, amal usaha, dan jaringan yang dimiliki. Teologi al-Maun dan al-Ashr menjadi dasar utama Muhammadiyah dalam mencerahkan peradaban bangsa. Peradaban bangsa kian utuh dan teguh saat Muhammadiyah senantiasa berkontribusi positif terhadap Negara melalui sumber daya kader yang mumpuni, peran serta amal usaha Muhammadiyah, dan jejaring sosial yang solid. Selain itu sayap moderasi Muhammadiyah kian kukuh karena organisasi yang didirikan oleh K.H. Ahmad Dahlan ini senantiasa adaptif terhadap persoalan dan potensi lokal. Kontekstualisasi Muhammadiyah inilah yang memberi warna sekaligus solusi bagi masalah keumatan. Konteks lokal yang membangkitkan spirit tajdid sebagai ciri utama Muhammadiyah
Fronts Setiawan, Benni
Informasi Vol 50, No 2 (2020): Informasi
Publisher : Universitas Negeri Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21831/informasi.v50i2.37029

Abstract

Editorial TeamReviewersTable of Contents
Engaging in Twitter thematic content analysis to understand the political messages of the Jokowi-Amin and Prabowo-Sandi success teams in the 2019 Indonesian presidential election Febriansyah Kulau; Benni Setiawan; Chatia Hastasari
International Journal of Communication and Society Vol 4, No 1 (2022): June
Publisher : Association for Scientific Computing Electrical and Engineering (ASCEE)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31763/ijcs.v4i1.293

Abstract

This article discusses religious and religious symbols narrated as political commodities in the 2019 presidential election on the twitter platform. The battle for narratives in the 2019 Indonesian presidential election was colored by the use of these issues on social media, this has led to increased sensitivity between religions and increasing issues of intolerance. For this reason this research has been conducted to investigate the categories of political messages narrated in tweets during the seven months of the 2019 presidential election campaign. Twitter, which was published on 23 September 2018 to 13 April 2019. based on the findings of this study, it shows that the success team of the two candidate pairs in narrating religious symbols and religious symbols is divided into 6 message categories. The message categories are Commodification of Religious Greetings, Clothing as a Religious Symbol, Title as a Religious Symbol, Salat and Nyekar as Political Commodities, An Expression of Gratitude as Political Commodities, House of Worship as a Place for Political Campaign.
Ilmuwan sosial berkarakter untuk Indonesia berkemajuan Benni Setiawan
Humanika, Kajian Ilmiah Mata Kuliah Umum Vol 18, No 2 (2018): Humanika, Kajian Ilmiah Mata Kuliah Umum
Publisher : Universitas Negeri Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21831/hum.v18i2.29236

Abstract

Social science is often considered the second caste in the current system, whereas social science provides a humanist face for humanity and nationality. Therefore social scientists need to convey their thoughts to proclaim the truth. Social scientists should have a distinctive character that makes it no less competitive with science and technology scientists. Social scientists have an important role in building Indonesia. This paper presents the exposure of the character of social humanities scientists to be able to contribute to humanitarian and national development. At least, there is one main character for a humanities social scientist plus three other characters. The main character for a social scientist is intelligent and morally puritanical. The second character for a social scientist is being wasathiyyah. The third character that social scientists need to have is being able to work with anyone. The fourth character is social scientists could build a center of excellence.Ilmu sosial seringkali dianggap kasta kedua dalam sistem saat ini, padahal ilmu sosial memberikan wajah humanis bagi kemanusiaan dan kebangsaan. Oleh karena itu ilmuwan sosial perlu menunjukkan pemikirannya untuk mewartakan kebenaran. Ilmuwan sosial selayaknya memiliki karakter khas yang menjadikannya tidak kalah saing dengan ilmuwan sains dan teknologi. Ilmuwan sosial mempunyai peran penting dalam membangun Indonesia. Tulisan ini mengemukakan paparan karakter ilmuwan sosial humaniora untuk dapat berkontribusi bagi pembangunan kemanusiaan dan kebangsaan. Setidaknya, ada satu karakter utama bagi seorang ilmuwan sosial humaniora ditambah tiga karakter lanjutan. Karakter utama bagi seorang ilmuwan sosial ialah cerdas berilmu dan puritan secara moral. Karakter kedua bagi seorang ilmuwan sosial adalah bersikap wasathiyyah. Karakter ketiga yang perlu dimilki oleh ilmuwan sosial adalah mampu bekerjasama dengan siapa pun. Karakter keempat adalah ilmuwun sosial dapat membangun pusat keunggulan.
AL-QUR’AN SEBAGAI TEKS TERBUKA (MENEGUHKAN NILAI KEMANUSIAAN DALAM AL-QUR’AN) Benni Setiawan
Humanika, Kajian Ilmiah Mata Kuliah Umum Vol 13, No 1 (2013): Humanika, Kajian Ilmiah Mata Kuliah Umum
Publisher : Universitas Negeri Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21831/hum.v13i1.3321

Abstract

Abstrak : Al-Qur’an, merupakan mukjizat terbesar dalam sejarah peradabanmanusia. Sebagai mukjizat al-Qur’an mempunyai tanggungjawab moral untuksenantiasa mampu memecahkan persoalan sosial. Oleh karena itu, sebagai sebuahteks, al-Qur’an perlu ditafsirkan agar maknanya tidak usang. Sebagaimanapernyataan Imam Ali Ibn Abi Thalib “Al-Qur’an hanyalah tulisan yang terteradalam mushaf, tidak bisa berbicara dengan lisan, melainkan ada yangmemahaminya. Al-Qur’an dibicarakan oleh manusia” Pembacaan terhadap narasibesar teks al-Qur’an membutuhkan piranti. Salah satunya adalah kajianhermeneutika. Melalui kajian ini, al-Qur’an tidak hanya dibaca dalam makna teks,namun juga melihat konteks sosial historis-sosiologis yang melatarbelakanginya.Artikel ini mencoba membahas kajian hermeneutika dalam membacar al-Qur’an.Melalui pembacaan ini, diharapkan al-Qur’an dapat senantiasa hidup (living) ditengah masyarakat dengan berbagai permasalah yang mengitarinya.Kata Kunci : Al-Qur’an, Hermeneutika, Kemanusiaan
PLURALISME HUKUM ISLAM, SEBUAH PEMBACAAN AWAL Benni Setiawan
Humanika, Kajian Ilmiah Mata Kuliah Umum Vol 12, No 1 (2012): Humanika, Kajian Ilmiah Mata Kuliah Umum
Publisher : Universitas Negeri Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21831/hum.v12i1.3650

Abstract

Pluralisme meniscayakan adanya kesediaan antarpemeluk agama dan keagamaan untuk berdialog, saling berbicara, dan saling mendengar. Dialog yang dikembangkan bukan semata dialog teologi, tetapi juga dialog kehidupan, dialog kegiatan sosial, berbagi pengalaman keagamaan, dan do’a bersama. Hukum Islam berdiri di atas prinsip-prinsip yang harus dipertahankan secara absolut dan universal. Prinsip-prinsip tersebut adalah ajaran yang qath'i dan menjadi tolok ukur pemahaman dan penerimaan hukum Islam secara keseluruhan. Pluralisme hukum Islam (Islamic legal pluralism) penting dibahas untuk memberikan gambaran yang jelas mengenai makna dan interpretasi sesuai konteks zaman. Aturan-aturan dalam hukum Islam yang kelihatannya tidak sesuai dengan prinsip egaliter dan dan prinsip-prinsip lainnya, maka aturan tersebut harus dipahami sesuai dengan konteks realitas sosial yang melingkupinya dan memperhatikan fungsinya sebagai legal counter terhadap aturan-aturan hukum non-egaliter yang berlaku pada masa Jahiliyyah.   Kata kunci: pluralisme, hukum Islam
Global cooperation resolve the covid-19 pandemic Benni Setiawan
Informasi Vol 50, No 1 (2020): Informasi
Publisher : Universitas Negeri Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21831/informasi.v50i1.33519

Abstract

Editorial