Claim Missing Document
Check
Articles

Found 14 Documents
Search

Karakteristik Sifat Fisik, Kimia dan Organoleptik Tepung Biji Asam Jawa (Tamarindus indica L. ) dengan Variasi Lama Penyangraian dan Perendaman Hanum Farida; Yuliani Aisyah; Zaidiyah Zaidiyah
Jurnal Ilmiah Mahasiswa Pertanian Vol 6, No 4 (2021): November 2021
Publisher : Fakultas Pertanian, Universitas Syiah Kuala

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (260.351 KB) | DOI: 10.17969/jimfp.v6i4.18309

Abstract

Tanaman asam jawa (Tamarindus indica L.) merupakan suatu tanaman yang memiliki buah yang asam rasanya. Didalam daging buah asam jawa terdapat biji asam jawa yang dapat diolah menjadi tepung. Ada beberapa kandungan yang sangat bermanfaat didalam biji asam jawa yaitu seperti tannin, antioksidan, protein, mineral,serat dan kandungan karbohidrat yang tinggi. Penelitian ini bertujuan untuk mempelajari pengaruh lama penyangraian dan perendaman terhadap sifat fisik, kimia dan organoleptik tepung biji asam jawa. Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) faktorial dengan 2 faktor. Faktor I yaitu lama penyangraian (L) terdiri dari dua taraf, yaitu L1 = 8 menit, L2 = 12 menit, dan faktor II yaitu lama perendaman (P) terdiri dari tiga taraf, yaitu P1 = 12 jam, P2 = 18 jam, P3 = 24 jam. Dengan demikian terdapat 6 kombinasi perlakuan dengan menggunakan 3 kali ulangan sehingga diperoleh 18 satuan percobaan. Analisis yang dilakukan pada tepung biji asam jawa meliputi analisis sifat fisik yaitu, rendemen dan viskositas dan analisis sifat kimia yaitu kadar air, kadar abu, kadar pati, kadar protein, kadar serat kasar, kadar lemak, kadar karbohidrat, dan swelling power. Analisis sensori yang dilakukan berupa uji hedonik yaitu tekstur, warna dan aroma. Hasil penelitian menunjukkan bahwa faktor lama penyangraian berpengaruh nyata terhadap penilaian warna oleh panelis pada tepung biji asam jawa yang dihasilkan. Faktor lama perendaman berpengaruh nyata terhadap kadar pati dan swelling power pada tepung biji asam jawa. Faktor lama penyangraian dan perendaman tidak berpengaruh nyata terhadap kadar abu, viskositas, tekstur dan aroma pada tepung biji asam jawa.
Pengaruh Penggunaan Fraksi Berat Minyak Nilam Hasil Pemurnian terhadap Kualitas Parfum Diebra Puja Pramestie; Ismail Sulaiman; Yuliani Aisyah
Jurnal Ilmiah Mahasiswa Pertanian Vol 8, No 2 (2023): Mei 2023
Publisher : Fakultas Pertanian, Universitas Syiah Kuala

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.17969/jimfp.v8i2.24332

Abstract

Abstrak. Atsiri Research Center (ARC) merupakan pusat pengembangan dan penelitian minyak atsiri yang telah menghasilkan produk turunan minyak nilam. Minyak nilam mengandung kandungan patchouli alcohol dimana semakin tinggi kandungan tersebut maka semakin baik pula kualitas minyak nilam. Minyak nilam fraksi berat mengandung patchouli alkohol sekitar 60-70% kemudian proses kristalisasi minyak nilam fraksi berat menghasilkan nilam kristal dengan patchouli alcohol 100%. Pada industri parfum, kandungan patchouli alcohol berperan sebagai bahan fiksatif (pengikat aroma) sehingga membuat parfum bertahan lebih lama. Semakin tinggi kadar patchouli alcohol pada minyak nilam maka semakin baik pula daya fiksatifnya sehingga tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisis pengaruh penggunaan fraksi berat minyak nilam hasil pemurnian dalam bentuk kristal dan cair terhadap kualitas parfum. Kualitas parfum diperhatikan dengan melihat kejernihan, ketahanan aroma, mutu organoleptik baik warna dan aroma serta preferensi terhadap parfum. Parfum dengan penggunaan fraksi berat minyak nilam bentuk kristal dan cair memiliki kejernihan yang baik, dimana parfum dengan penggunaan nilam kristal memiliki warna bening sedikit kekuningan, aroma parfum bertahan selama 52 jam dengan tingkat preferensi lebih tinggi sedangkan parfum dengan penggunaan fraksi berat minyak nilam cair memiliki warna yang lebih gelap dan aroma parfum bertahan selama 40 jam.The Effect of Using Refined Heavy Fraction Patchouli Oil on Perfume QualityAbstract. Atsiri Research Center (ARC) is a research and development center for essential oil that has producing patchouli oil based products. Patchouli oil contains patchouli alcohol, the higher it is the better the quality of the patchouli oil. Heavy fraction patchouli oil contains about 60–70% of patchouli alcohol and the crystallization process of heavy fraction patchouli oil produced crystallized patchouli with 100% of patchouli alcohol. In the perfume industry, patchouli alcohol makes perfume fragrance last longer. The higher the level of patchouli alcohol in patchouli oil the longevity of the fragrance gets longer, so the purposed of this study is to analyzed the effect of using crystallized and liquid refined heavy fraction patchouli oil on perfume quality. Perfume quality are determined by looking at the clarity of the perfume, fragrance resistance, organoleptic test and preference test. Perfume that using crystallized and liquid heavy fraction patchouli oil has good clarity, where the perfume with crystallized patchouli has a slightly yellowish clear color, lasts for 52 hours and was preferred more by the respondents, while the perfume with liquid patchouli oil has a darker color and the perfume lasts for 40 hours.
Pengaruh Perbandingan Konsentrasi Minyak Nilam Terhadap Kualitas Parfum secara sensori Wilda Hikmah; Yuliani Aisyah; F Fahrizal
Jurnal Ilmiah Mahasiswa Pertanian Vol 8, No 1 (2023): Februari 2023
Publisher : Fakultas Pertanian, Universitas Syiah Kuala

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.17969/jimfp.v8i1.23912

Abstract

Abstrak. Atsiri Research Center (ARC) merupakan pusat riset komoditi atsiri di Universitas Syiah Kuala yang fokus meneliti dan mengembangkan tanamana nilam. Tanaman nilam di Indonesia dikenal sebagai salah satu penghasil minyak atsiri terbesar di dunia. Penggunaan minyak atsiri saat ini telah banyak diaplikasikan dalam beberapa industri salah satunya yaitu parfum. Kualitas parfum dapat ditentukan dengan daya tahan lama aroma parfum dan kejernihan parfum. Usaha yang dilakukan untuk meningkatkan daya tahan aroma parfum dilakukan dengan meningkatkan persentase bibit parfum dalam formulasi parfum. Pada pengujian warna/kejernihan parfum diperoleh hasil sampel I memiliki warna yang jernih, sampel II kuning jernih dan sampel III kuning keemasan. Uji organoleptik warna parfum sampel I, II dan III diperoleh hasil bahwa tingkat kesukaan warna berkisar antara 2,6 sampai dengan 3,1 yang berarti mengindikasikan suka. Uji organoleptik aroma diperoleh hasil sampel I memiliki aroma yang paling banyak disukai oleh panelis dengan kisaran angka 3,7 sedangkan sampel III memiliki aroma yang paling tidak disukai oleh panelis dengan kisaran angka 2. Pada uji ketahanan aroma diperoleh bahwa sampel II memiliki ketahanan aroma selama 72 jam. Pada uji kesukaan parfum diperoleh bahwa sampel parfum I paling banyak disukai oleh responden yaitu sebesar 47%.Comparison Effect of Patchouli Oil Concentration on Sensory Perfume QualityAbstract. Atsiri Research Center (ARC) is a research center for essential commodities at Syiah Kuala University which focuses on researching and developing patchouli plants. Patchouli plants in Indonesia are known as one of the largest essential oil producers in the world. The use of essential oils has now been widely applied in several industries, one of which is perfume. The quality of perfume can be determined by the longevity of the fragrance and the clarity of the perfume. Efforts were made to increase the longevity of perfume aroma by increasing the percentage of perfume seeds in perfume formulations. In testing the color/purity of the perfume, it was obtained that sample I had a clear color, sample II was clear yellow and sample III was golden yellow. The organoleptic test for the color of the perfume samples I, II and III showed that the level of preference for color ranged from 2.6 to 3.1 which means it indicates liking. The organoleptic aroma test showed that sample I had the most preferred aroma by the panelists with a range of 3.7, while sample III had the least preferred aroma by the panelists with a range of 2. In the aroma resistance test, it was found that sample II had an aroma resistance of 72 hour. In the perfume preference test, the result was that perfume sample I was most liked by respondents, with a percentage of 47%.
Karakteristik Fisikokimia Kombucha Cascara Husk Kopi Vellya Asmar; Cut Nilda; Yuliani Aisyah
Jurnal Ilmiah Mahasiswa Pertanian Vol 8, No 2 (2023): Mei 2023
Publisher : Fakultas Pertanian, Universitas Syiah Kuala

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.17969/jimfp.v8i2.24424

Abstract

Abstrak. Kombucha merupakan teh berkhasiat yang difermentasi sebagai agen detoksifikasi dan mampu mengatasi masalah pencernaan. Cascara adalah salah satu produk turunan dari limbah kulit kopi. Cascara merupakan minuman dari kulit kopi bagian terluar yang dikeringkan dan memberikan efek segar serta menstimulasi tubuh. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui karakteristik fisikokimia kombucha cascara dengan menggunakan kulit tanduk (husk) kopi, yang diperoleh dari tiga jenis metode honey process yaitu yellow honey, red honey dan black honey dan difermentasikan dengan menggunakan konsentrasi sukrosa yang berbeda. Penelitian ini menggunakan (RAK) faktorial yang terdiri dari 2 faktor. Faktor pertama adalah honey process dan faktor kedua yaitu perbedaan konsentrasi sukrosa. Berdasarkan data hasil penelitian, perlakuan terbaik diperoleh pada kombucha cascara menggunakan metode black process dengan konsentrasi sukrosa 20%, dengan nilai pH 3,25, TPT 11,83o Brix, total fenol 90,36 (mg/L), aktivitas antioksidan 54,65%, dan kadar etanol 0,47%. Jenis metode honey process berpengaruh terhadap nilai pH, TPT, total fenol, dan aktivitas antioksidan, sedangkan interaksi jenis metode honey process dan konsentrasi sukrosa berpengaruh terhadap aktivitas antioksidan.  Physicochemical Characteristics Of Kombucha Cascara Husk CoffeeAbstract. Kombucha is a nutritious tea that is fermented as a detoxifying agent and can treat digestive problems. Cascara is a product derived from coffee husk waste. Cascara is a beverage made from the outermost coffee skin that has a fresh effect and stimulates the body. This study aims to determine the physicochemical characteristics of kombucha cascara using coffee husks, obtained from three types of honey process methods: yellow honey, red honey, and black honey and fermented using different sucrose concentrations. This study uses a randomized group design factorial which consists of two factors. The first factor is the honey process and the second factor is the difference in sucrose concentration. Based on research data, the best treatment was obtained for kombucha cascara using the black process method with a 20% sucrose concentration, with a pH value of 3.25, total soluble solid (TSS) 11.83 oBrix, total phenol 90.36 (mg/L), antioxidant activity 54.65%, and ethanol content 0,47%. The type of honey process method affects the value of pH value, TSS, total phenol, and antioxidant activity, while the interaction of the type of honey process method and the concentration of sucrose affects the antioxidant activity.