Claim Missing Document
Check
Articles

Found 13 Documents
Search

Weight estimation accuracy of certificated garut ewes by using novel formula, schoorl formula, and winter arjodarmoko formula Harsa, Jois; Heriyadi, Denie; Ramdani, Diky
Jurnal Ilmu-Ilmu Peternakan (Indonesian Journal of Animal Science) Vol 30, No 2 (2020): August 2020
Publisher : Faculty of Animal Science, Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21776/ub.jiip.2020.030.02.02

Abstract

The body weight (BW, in kg) of sheep can be estimated by measuring the body length (BL, in cm) and chest circumference (CC, in cm). The study aimed to conduct anovel formula to predict BW of Garut ewesbased onits BL and Chest Circumference CC. The accuracy of the novel formula is then comparedto the commonly used Schrool and Winter Arjodarmoko formulas. The materials of the study weretaken from the1 to 7 certified data of adult Garut ewes with a total of 118 heads from three different regions: Bandung (73 ewes), Sumedang (22 ewes) and Garut (23 ewes). The observed variables were Body Weight (BW), Body Length(BL), and Chest Circumference (CC). The data showed that the average adultGarut ewesBW was at 44.05 ± 10.65 kg, BL at 62.35 ± 5.34 kg, and CCat 83.89 ± 6.25 kg. The novel formularegressionanalaysis for BW estimationwas (-91.1+ 0.575 (BL) + 1.18 (CC) with R2 = 81.0%. Moreover, BL and CC showed highly significant correlation (P<0,001) with the BW. The novel formula calculation showed the averageBW was 42.74 kg (-0.32 kg deviation), while the Schrool formula showed the average BW was 44.47 kg (+0.42 kg deviation), and Winter Arjodarmoko was 44.48 kg (+0.43 kg deviation). The reseach concludes that the novel formula for Garut ewesBW estimation had the smallest deviation compared to Schoorl and Winter Arjodarmoko formulas.
PERFORMA DOMBA LOKAL BETINA DEWASA PADA BERBAGAI VARIASI LAMANYA PENGGEMBALAAN DI DAERAH IRIGASI RENTANG KABUPATEN MAJALENGKA Rachmat Somanjaya; Denie Heriyadi; Iman Hernaman
Indonesian Journal of Applied Sciences Vol 7, No 3 (2017)
Publisher : Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (474.222 KB) | DOI: 10.24198/ijas.v7i3.7029

Abstract

Penelitian mengenai “Performa Domba Lokal Betina Dewasa pada Berbagai Variasi Lamanya Penggembalaan di Daerah Irigasi Rentang Kabupaten Majalengka”, telah dilaksanakan sejak Tanggal 25 Maret sampai 30 Juli 2015. Penelitian ini bertujuan untuk mengukur lamanya waktu penggembalaan optimum terhadap performa domba lokal betina dewasa yang digembalakan di Daerah Irigasi Rentang Kecamatan Jatitujuh Kabupaten Majalengka. Sampel Domba Lokal betina dewasa dalam penelitian ini adalah sebanyak 62 ekor yang tersebar pada variasi penggembalaan <4 jam 19 ekor, 4-6 jam 21 ekor, dan >6 jam 22 ekor. Metode penelitian yang digunakan adalah survey dan observasi. Data yang diperoleh dianalisis secara deskriptif, untuk mengetahui perbedaan rata-rata performa domba diuji dengan Analisys of Varian (Anova one way) serta dilanjutkan dengan uji jarak berganda Duncan. Hasil penelitian menunjukan bahwa penggembalaan >6 jam merupakan lama penggembalaan yang optimum, dibuktikan dengan performa induk secara keseluruhan lebih baik dari lama penggembalaan <4 jam dan 4 – 6 jam. Kata Kunci      :           Domba Lokal, Lama Penggembalaan, Performa Produksi, dan Potensi Hijauan
Performa Domba Lokal Jantan yang Diberi Ransum Hasil Pengolahan Tongkol Jagung dengan Filtrat Abu Sekam Padi Yogi Kriskenda; Denie Heriyadi; Iman Hernaman
Jurnal Ilmu Ternak Vol 18, No 1 (2018): June
Publisher : Fakultas Peternakan, Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (177.652 KB) | DOI: 10.24198/jit.v18i1.15152

Abstract

Penelitian bertujuan untuk mengetahui performa domba lokal jantan yang diberi ransum limbah tongkol jagung olahan. Penelitian menggunakan metode eksperimental dengan rancangan acak lengkap (RAL). Data yang terkumpul dilakukan analisis sidik ragam, kemudian dilanjutkan dengan uji Jarak Berganda Duncan. Dua puluh ekor domba lokal jantan dialokasikan ke dalam empat ransum percobaan yaitu,  = 60% rumput segar + 40% konsentrat  = 30% tongkol jagung giling + 30 % rumput segar + 40% konsentrat  = 60% tongkol jagung giling + 40% konsentrat  = 30% tongkol jagung giling olahan + 30 % rumput segar + 40% konsentrat  = 60% tongkol jagung giling olahan + 40% konsentrat. Tongkol jagung olahan diperoleh dari hasil  perendam dengan filtrat abu sekam pada (FASP) 20% selama 3 jam. Domba yang diberi ransum percobaan menghasilkan perbedaan yang nyata (P<0,05) pada konsumsi bahan kering harian, PBBH, dan lingkar dada, namun tidak berbeda nyata (P>0,05) terhadap tinggi pundak, panjang badan, lingkar pinggang, konversi ransum, dan feed cost per gain. Ransum percobaan yang mengandung 30% tongkol jagung olahan menunjukkan PBBH dan lingkar dada yang paling tinggi (P<0,05) yaitu 84,41 g/hari dan 11,19 cm. Kesimpulan hasil penelitian ini adalah penggunaan tongkol jagung olahan pada ransum sebanyak 30% menghasilkan performa yang terbaik.Kata kunci :  filtrat abu sekam padi, tongkol jagung, domba lokal jantan, performa
Pengaruh Rumpun Domba Terhadap Lama Waktu Makan dan Lama Ruminasi A. Subhan; Denie Heriyadi; Kurnia A. Kamil
Jurnal Ilmu Ternak Vol 19, No 1 (2019): June
Publisher : Fakultas Peternakan, Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (175.792 KB) | DOI: 10.24198/jit.v19i1.21470

Abstract

Pengaruh Rumpun Domba Terhadap Lama Waktu Makan dan Lama RuminasiEfek Suku Domba terhadap Waktu Makan dan Merenung Arsya Subhan 1, a , Kurnia A. Kamil 2 , Denie Heriyadi 21 Mahasiswa Program Studi Pascasarjana Fakultas Peternakan Universitas Padjadjaran2 Dosen Program Studi Pascasarjana Fakultas Peternakan Universitas Padjadjarana arsya4u@gmail.com  ABSTRAKPenelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan lama makan dan lama ruminasi dari tiga rumpun domba yaitu Domba Garut, Domba Priangan, dan Domba Lokal dengan umur 12 – 18 bulan. Rataan bobot badan setiap rumpun domba yaitu DG 34 kg, DP 21 kg, dan DL 20,5 kg. Setiap rumpun domba dianggap sebagai perlakuan dan masing – masing diulang sebanyak enam kali. Domba dipelihara dalam kandang individu yang telah dipasang kamera CCTV sebanyak dua unit. Pakan berupa hijauan segar dan air minum, diberikan secara ad libitum selama periode penelitian (06:00-18:00 WIB). Rangcangan acak lengkap digunakan dalam penelitian ini, selanjutnya data diolah dengan ANOVA melalui uji F dengan Uji Duncan sebagai uji lanjutnya.  Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Ternak Potong Kandang Domba Fakultas Peternakan Universitas Padjadjaran sejak 29 Januari hingga 12 April 2019. Hasil penelitian menunjukkan terdapat perbedaan lama waktu makan dan ruminasi antar rumpun domba. Domba Lokal menunjukkan lama waktu makan paling sebentar setelah Domba Garut dan Domba Priangan (DL 8996,00 detik/hari, DG 13483,33 detik/hari, dan DP 16468,67 detik/hari). Lama ruminasi paling lama ditunjukkan oleh Domba Garut (16993,67 detik/hari), kemudian Domba Priangan (13718,33 detik/hari), dan paling sebentar Domba Lokal (11163,67 detik/hari). Kesimpulan dari penelitian ini adalah terdapat perbedaan lama waktu makan dan lama ruminasi dari ketiga rumpun domba.Kata kunci : Lama Makan, Lama Ruminasi, Domba Garut, Domba Priangan, Domba Lokal  ABSTRACTThis study aimed to learn about differentiation of eating and ruminating time from three tribe of sheep which is Garut’s Sheep, Priangan’s Sheep, dan also Local’s Sheep. Every sheep has equal age from 12 to 18 month with average body weigth 34 kg’s for Garut’s Sheep, 21 kg’s for Priangan’s Sheep, and 20 kg’s for Local’s Sheep. Each tribe of sheep was used as a treatment, and every treatment has repeated six time. Two CCTV’s was used to observe the behaviour of sheep with modified individual cage along observation. Observation period was start from 06:00 to 18:00 for each individual with ad libitum forages as primary food and water supply. The data were randomized using Complete Randomized Sampling Method, and evaluated using ANOVA with Duncan post-hoc test to determine the divergency. The research was held in “Laboratorium Ternak Potong Kandang Domba Fakultas Peternakan Universitas Padjadjaran” since January 29th 2019 sampai tanggal 12 April th 2019. Hasil penelitian menunjukkan bahwa setiap suku memiliki nomor yang berbeda dari pengeluaran waktu untuk makan dan memamah biak. Domba Lokal memiliki waktu makan terendah setelah Domba Garut dan Domba Priangan dengan nilai 8996,00 s / d, 13483,33 s / d, dan 16468,67 s / d masing-masing. Domba Garut memiliki jumlah waktu perenungan tertinggi dengan 16993,67 s / d, kemudian Domba Priangan dan Domba Lokal masing-masing dengan nilai 13718,33 s / d, dan 11163,67 s / d. Suku domba memiliki pengaruh waktu makan dan waktu perenungan.Kata kunci: Waktu Makan, Waktu Merenungkan, Domba Garut, Domba Priangan, Domba Lokal
Ukuran-Ukuran Tubuh Domba Garut Jantan di UPTD Margawati Garut dan Daerah Sumber Bibit Domba Di Kabupaten Bandung (The Body Measurement of Garut Ram and Prospective Resource Regions In Bandung Regencies) Denie Heriyadi; Novi Mayasari
Jurnal Ilmu Ternak Vol 6, No 1 (2006)
Publisher : Fakultas Peternakan, Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24198/jit.v6i1.2268

Abstract

Penelitian bertujuan untuk mengetahui perbandingan ukuran-ukuran tubuh Domba Garut jantan di UPTD Margawati Garut dan Daerah Sumber Bibit Domba Di Kabupaten Bandung dengan Standar Domba Garut jantan yang telah dilaksanakan. Metode yang digunakan dalam penelitian adalah sensus. Data yang diperoleh diolah dengan deskriptik analitik, dengan peubah yang diamati adalah ukuran-ukuran tubuh pada Domba Garut jantan. Hasil pengamatan terhadap beberapa ukuran-ukuran tubuh Domba Garut jantan memperlihatkan bahwa rata-rata panjang badan (PB) Domba Garut jantan di UPTD Margawati Garut adalah 66,04 SD 4,82 cm sedangkan di Kabupaten Bandung 69,96 SD 4,99 cm. Rata-rata tinggi pundak (TP) Domba Garut jantan di UPTD Margawati Garut adalah 75,05 SD 3,63 cm sedangkan di Kabupaten Bandung 80,62 SD 4,68 cm. Rata-rata lingkar dada (LiD) Domba Garut jantan di UPTD Margawati Garut adalah 92,41 SD 2,98 cm sedangkan di Kabupaten Bandung 102,55 SD 6,47 cm. Rata-rata lebar dada (LeD) Domba Garut jantan di UPTD Margawati Garut adalah 18,80 SD 1,85 cm sedangkan di Kabupaten Bandung 23,55 SD 1,72 cm. Rata-rata dalam dada (DD) Domba Garut jantan di UPTD Margawati Garut adalah 33,94 SD 1,98 cm sedangkan di Kabupaten Bandung 39,03 SD 8,29 cm. Maka dapat disimpulkan bahwa ukuran-ukuran tubuh Domba Garut jantan di UPTD Margawati dan daerah sumber bibit domba di Kabupaten Bandung hampir seluruhnya di atas standar Domba Garut jantan. Namun Domba Garut jantan di Kabupaten Bandung memiliki ukuran-ukuran tubuh yang lebih baik dibandingkan di UPTD Margawati Garut. Hal ini di duga karena peternak-peternak di Kabupaten Bandung memiliki perekonomian yang cukup kuat sehingga mampu membeli Domba Garut terbaik.Kata kunci : Ukuran Tubuh, Domba Garut jantan
Identifikasi Sifat-sifat Kualitatif Domba Garut Jantan Tipe Tangkas (Qualitative Traits Identification of Bantam Type Garut Ram) Denie Heriyadi
Jurnal Ilmu Ternak Vol 5, No 2 (2005)
Publisher : Fakultas Peternakan, Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24198/jit.v5i2.2288

Abstract

Penelitian mengenai Identifikasi Sifat-sifat Kualitatif Domba Garut Jantan Tipe Tangkas, telah dilaksanakan selama tiga bulan di tujuh kabupaten di Jawa Barat, yaitu Kabupaten Bandung, Garut, Tasikmalaya, Ciamis, Sukabumi, Bogor, dan Purwakarta.  Tujuan penelitian adalah untuk memperoleh deskripsi sifat-sifat kualitatif  Domba Garut jantan yang meliputi warna bulu, motif bulu, dan bentuk tanduk. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif-analitik, data yang telah terkumpul selanjutnya diolah dengan bantuan komputer menggunakan Program Microsoft Excell. Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan dapat disimpulkan bahwa sifat-sifat kualitatif Domba Garut jantan di Jawa Barat adalah sebagai berikut : warna bulu pada Domba Garut jantan yang paling dominan adalah kombinasi warna hitam-putih 86 %, motif bulu dominan pada Domba Garut jantan adalah hitam 19,83 % dan belang sapi 14,88 %, sedangkan bentuk tanduk domba jantan yang terbanyak adalah Gayor (51,65 %), Ngabendo (17,36 %), dan Leang (16,53 %).Kata Kunci : Domba Garut Jantan, Warna Bulu, Motif Bulu, dan Bentuk Tanduk
Peran Taman Teknologi Pertanian (TTP) Dalam Memberdayakan Peternak Domba (Studi Kasus Di Desa Cikandang, Kecamatan Cikajang) Deddy Hidayat; Denie Heriyadi; M. Munandar Sulaeman
Jurnal Ilmu Ternak Vol 19, No 1 (2019): June
Publisher : Fakultas Peternakan, Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (205.302 KB) | DOI: 10.24198/jit.v19i1.22954

Abstract

Upaya pemerintah meningkatkan kesejahteraan masyarakat tani dilakukan melalui berbagai program dan pendekatan. Salah satu program yang dijalankan Kementerian Pertanian saat ini adalah pengembangan Taman Teknologi Pertanian (TTP). Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi peran TTP,  mengetahui potensi daya dukung peternakan domba, dan karakteristik masyarakat dalam memaknai ternaknya. Penelitian dilaksanakan pada Tanggal 15-30 Mei 2019. Metode yang digunakan adalah deskriptif kualitatif berdasarkan fenomena di lapangan, dengan mengunakan informan peternak dan pihak TTP. Penelitian menggunakan data primer dan sekunder. Hasil penelitian menunjukkan bahwa TTP berperan untuk mempercepat proses adopsi inovasi baru melalui penyebaran informasi, demonstrasi-demonstrasi, dan pelatihan-pelatihan teknologi budidaya domba menunjukkan hasil yang baik, namun belum semua peternak memahaminya. Banyaknya limbah pertanian yang bisa dimanfaatkan sebagai pakan domba, tidak membutuhkan modal usaha yang besar, budidaya domba yang tidak terlalu sulit, pemasaran yang mudah, dan letak geografis yang strategis merupakan potensi bagi peternak di wilayah TTP Cikajang untuk mengembangkan usaha peternakan domba. Keadaan umum masyarakatnya dalam usia produktif, dengan pendidikan formal yang rendah, sudah berpengalaman lebih dari 10 tahun, dan merupakan pekerjaan sampingan, karakteristik peternak ini membutuhkan peningkatan pembinaan TTP Cikajang dalam memberdayakannya sehingga potensi daya dukung peternakan dapat dioptimalkan
KAJIAN PERFORMA BOBOT PRASAPIH DOMBA GARUT DI UPTD-BPPTDK MARGAWATI GARUT (Study on the Performance of Preweaning Weight of Garut Sheep at UPTD-BPPTDK Margawati Garut) Ayu Kamila Haya; Asep Anang; Denie Heriyadi
Jurnal Ilmu dan Teknologi Peternakan Vol. 8 No. 1 (2020)
Publisher : Fakultas Peternakan, Universitas Hasanuddin, Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (209.683 KB) | DOI: 10.20956/jitp.v8i1.8284

Abstract

The development of local genetic resources is important to meet the need of high demand of lamb meat in Indonesia, especially in West Java, through the selection of superior breeds of Garut sheep. The selection has to be initiated by studying the Garut sheep performances to determine the environmental factors affecting the preweaning performances of the sheep and involving those factors in the analysis of genetic parameters. The study was held on the Unit Pelayanan Teknis Dasar Balai Pengembangan Perbibitan Ternak Domba dan Kambing (UPTD-BPPTDK) Margawati Garut from August 21st to September 18th, 2019. The purpose of this experiment was to study the effect of sex and litter size on preweaning weight, i.e birth weight, weight on 30, 60, 90 days, and weaning weight (100 days). The traits were analyzed on 6.349 heads, 3.214 rams, and 3.135 ewes, from 2012 to 2019 using the General Linear Model (GLM) and Duncan multiple range test of SAS 9.0 software. The fixed effects used in the analysis were the sex and the birth type. The results showed that the performance of Garut Sheep based on the preweaning weight was affected significantly (P<0.05) by the sex, with the average of birth weight, 30, 60, 90 days weight and weaning weight (100 days) were 2.46 kg, 5.64 kg, 7.73 kg, 9.92 kg, 10.97 kg (rams) and 2.33 kg, 5.42 kg, 7.34 kg, 9.36 kg, and 10.28 kg (ewes). The pre-weaning weight was also significantly affected (P<0.05) by the birth type, in which  the average of birth weight, 30, 60, 90 days weight and weaning weight (100 days) were 2.96 kg, 6.49 kg, 8.98 kg, 11.29 kg, 12.52 kg (single), 2.25 kg, 5.09 kg, 6.78 kg, 8.71 kg, 9.52 kg (twin), 1.79 kg, 4.62 kg, 6.24 kg, 8.09 kg, 8.92 kg (triplet), 1.54 kg, 4.53 kg, 5.89 kg, 7.15 kg, 8.03 kg (quadruplet), and 1.51 kg, 3.84 kg, 5.23 kg, 6.58 kg, 7.15 kg (quintuplet). Based on the results, preweaning weight must be corrected by the sex and the birth type before the genetic parameters are analyzed to avoid bias of selection results.
GENETIC PARAMETERS ESTIMATES OF PREWEANING GARUT SHEEP IN UPTD-BPPTDK MARGAWATI GARUT Haya A. K.; Asep Anang; Denie Heriyadi
Majalah Ilmiah Peternakan Vol 23 No 1 (2020): Vol. 23 No. 1 (2020)
Publisher : Fakultas Peternakan Universitas Udayana

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (328.974 KB) | DOI: 10.24843/MIP.2020.v23.i01.p01

Abstract

Pengembangan sumber daya genetik ternak lokal penting dilakukan untuk memenuhi permintaan dagingdomba yang tinggi di Indonesia khususnya Jawa Barat melalui kegiatan seleksi bibit unggul Domba garut.Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui nilai parameter genetik sifat-sifat prasapih Domba garut. Sifat-sifat yang dianalisis pada penelitian ini yaitu bobot lahir (B0), bobot 30, 60, 90 hari (B30, B60, B90), dan bobot sapih pada 100 hari (B100) Domba garut di UPTD-BPPTDK Margawati Garut yang berasal dari 104 ekor pejantan, 1.809 ekor induk, 2.921 ekor anak domba jantan, dan 2.632 ekor anak domba betina. Total catatan yang dianalisis yaitu 27.019 catatan bobot badan yang terdiri atas 6.559 catatan B0, 5.702 catatan B30, 5.248 catatan B60, 4.843 catatan B90 hari, dan 4.667 catatan B100 Tahun 2012-2019. Analisis data menggunakan Restricted Maximum Likelihood (REML) untuk menduga heritabilitas dengan software Variance Components Estimation (VCE) 6.0, menggunakan model maternal genetic effect (m2) dan lingkungan bersama (c2). Efek tetap yang dimasukkan ke dalam analisis yaitu jenis kelamin dan tipe kelahiran. Hasil penelitian menunjukkan bahwa nilai heritabilitas B0, B30, B60, B90, dan B100 menggunakan model maternal genetic effect dan lingkungan bersama yaitu sebesar 0,133±0,04, 0,108±0,03, 0,099±0,03, 0,122±0,03, 0,123±0,03, artinya nilai-nilai heritabilitas tersebut masuk dalam kategori rendah. Nilai maternal genetic effect dan lingkungan bersama B0, B30, B60, B90, dan B100 Domba garut 0,095±0,03, 0,163±0,03, 0,137±0,03, 0,113± 0,02, 0,115±0,02 dan 0,455±0,16, 0,268±0,13, 0,274±0,13 0,269±0,13 0,278±0,12. Hal ini menunjukkan bahwa pendugaan parameter genetik lebih akurat jika melibatkan maternal genetic effect dan lingkungan bersama.
RATAAN BOBOT SAPIH DAN PERTAMBAHAN BOBOT BADAN DOMBA GARUT DARI LEPAS SAPIH HINGGA UMUR 8 BULAN DI UPTD BPPTDK MARGAWATI 2014-2016 Haitsam Muthi Praja; An An Nurmeidiansyah; Denie Heriyadi
Jurnal Produksi Ternak Terapan Vol 1, No 1 (2020): April
Publisher : Fakultas Peternakan, Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (286.098 KB) | DOI: 10.24198/jptt.v1i1.27644

Abstract

The first step to the process of Garut Sheep development can be started by selection, which is an action to select livestock that is considered good and has the genetic potential to be developed further. The weights of weaning weight and the increase of body weight can be used as a parameter for selection because it is considered to have high economic value so that it can be a determinant of productivity level. The purpose of this research is to know the average of weaning and daily gain. The research was conducted at UPTD BPPTDK Margawati on 21-27 August 2017. The object of research used was Garut sheep from weaning to 8 months old. The research method used a retrospective descriptive method with data collection conducted by purposive sampling. Based on the results and discussion can be concluded that the average weight of wean Garut Sheep at UPTD BPPTDK Margawati in 2014-2016 is 11.56±2.15 kilogram. The average weight gain Garut Sheep from weaning up to age 8 months in UPTD BPPTDK Margawati in 2014-2016 is 45.85±8.15 gram/head/day.