Luh Gde Sri Surya Heryani
Laboratorium Anatomi Dan Embriologi Veteriner, Fakultas Kedokteran Hewan, Universitas Udayana, Jl. PB. Sudirman Denpasar, Bali, Indonesia

Published : 22 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 22 Documents
Search

Struktur Histologi dan Histomorfometri Duodenum Babi Landrace Cahyani, Luh Made Maha; Setiasih, Ni Luh Eka; Heryani, Luh Gde Sri Surya
Indonesia Medicus Veterinus Vol 8 (4) 2019
Publisher : Faculty of Veterinary Medicine, Udayana University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1063.538 KB)

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui struktur histologi dan histomorfometri duodenum babi landrace. Penelitian dilakukan dengan menggunakan tiga ekor babi landrace berumur 6-7 bulan. Sampel duodenum diambil pada tiga bagian berturut-turut yaitu pars superior, medial dan ascendent duodenum, kemudian organ difiksasi dengan larutan Neutral Buffered Formalin (NBF) 10% yang selanjutnya dibuat preparat histologi dengan pewarnaan Haematoxillin-Eosin (HE). Hasil pengamatan struktur histologi disajikan secara deskriptif kualitatif, sedangkan data histomorfometri disajikan secara deskriptif kuantitatif. Hasil penelitian menunjukkan, struktur histologi duodenum tersusun atas empat lapisan, yaitu tunika mukosa, submukosa, muskularis dan serosa. Tunika mukosa tersusun oleh lamina mukosa, propria dan muskularis dengan tebal pars superior 694,712 µm, pars medial 597,788 µm dan pars ascendent 640,795 µm. Tunika submukosa terdiri dari kelenjar Brunneri dan jaringan ikat longgar dengan tebal pars superior 1053,026 µm, pars medial 733,941µm dan pars ascendent 708,603 µm. Tunika muskularis tersusun oleh otot polos sirkular di bagian dalam dan longitudinal di bagian luar dengan tebal pars superior 394,902 µm, pars medial 409,656 µm dan pars ascendent 454,229 µm. Tunika serosa merupakan lapisan paling luar dari duodenum dengan tebal pars superior 224,838 µm, pars medial 128,716 µm dan pars ascendent 129,359 µm. Struktur histologi duodenum babi landrace pars superior, medial dan ascendent babi landrace tersusun oleh empat lapisan yang sama dan tebal histomorfometri yang berbeda.
Struktur Histologi dan Histmorfometri Kulit Babi Landrace Apriani, Ni Made Nina; Setiasih, Ni Luh Eka; Heryani, Luh Gde Sri Surya
Indonesia Medicus Veterinus Vol 8 (5) 2019
Publisher : Faculty of Veterinary Medicine, Udayana University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1077.228 KB)

Abstract

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui struktur histologi dan histomorfometri kulit babi landrace. Penelitian ini menggunakan tiga sampel kulit babi landrace dengan umur enam sampai tujuh bulan yang diambil pada regio lumbo dorsalis dan abdominal ventralis masing – masing babi. Sampel diambil dari tempat pemotongan babi daerah Petang, Badung. Pembuatan preparat menggunakan pewarnaan Hematoxylin Eosin (HE) dilakukan di Balai Besar Veteriner Denpasar. Hasil yang diperoleh adalah kulit tersusun atas tiga lapisan yaitu epidermis, dermis dan hipodermis. Lapisan epidermis tersusun atas empat lapisan yaitu stratum basale, spinosum, granulosum, dan corneum. Lapisan dermis babi landrace tersusun atas stratum papilare dan retikulare. Dermis tersusun dari jaringan ikat padat, serabut kolagen, folikel rambut, kelenjar sebasea, kelenjar sudorifera (sweat gland), musculus arector pili dan pembuluh darah. Hipodermis tersusun atas jaringan ikat longgar dan jaringan adiposa serta ditemukan folikel rambut dan kelenjar sudorifera (sweat gland). Ketebalan lapisan epidermis babi landrace regio lumbo dorsalis 108,650 µm dan pada regio abdominal ventralis yaitu 91,136 µm. Rata – rata ketebalan dermis babi landrace regio lumbo dorsalis 3352,885 µm dan pada regio abdominal ventralis 2269,999 µm. Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan histomorfometri epidermis regio lumbo dorsalis lebih tebal dari regio abdominal ventralis.
Morfometri Usus Besar Kerbau Lumpur (Bubalus bubalis) di Pulau Lombok, Nusa Tenggara Barat Yudeska, Citra; Susari, Ni Nyoman Werdi; Suatha, I Ketut; Heryani, Luh Gde Sri Surya
Indonesia Medicus Veterinus Vol 9 (4) 2020
Publisher : Faculty of Veterinary Medicine, Udayana University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.19087/imv.2020.9.4.631

Abstract

Kerbau lumpur (Bubalus bubalis) merupakan salah satu jenis ternak yang cukup potensial dikembangkan di Pulau Lombok dengan iklim tropis berlahan kering karena kemampuan adaptasinya yang baik. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui morfometri usus besar kerbau lumpur di Pulau Lombok, sebagai informasi, pedoman dan acuan untuk penelitian selanjutnya. Metode penelitian dengan penentuan sampel secara acak sederhana. Organ usus besar dipisahkan dan disusun agar memudahkan penentuan batas dari bagian usus. Pengukuran morfometri berupa panjang dan lebar menggunakan pita ukur dengan satuan centimeter (cm) dan pengukuran berat organ dengan timbangan menggunakan satuan kilogram (kg). Sampel yang digunakan adalah lima organ usus besar dari kerbau lumpur dengan kisaran umur 2 hingga 4 tahun di Kecamatan Praya Tengah, Kabupaten Lombok Tengah, Nusa Tenggara Barat. Hasil penelitian panjang usus besar kerbau lumpur Lombok adalah ±550,4 cm dan berat bersih usus besar adalah ±1,26 kg. Rata-rata panjang per bagian usus besar berupa; sekum 106,4 cm, kolon 289,4 cm, dan rektum 154,6 cm. Bagian usus besar kerbau lumpur Lombok paling panjang adalah kolon, kemudian rektum dan sekum. Lebar pada tiap bagian bervariasi; lebar sekum 8,82 cm, kolon 4,42 cm, dan rektum 4,36 cm. Bagian usus paling lebar adalah sekum. Usus besar memiliki ukuran yang bervariasi dengan koefisien keragaman antara 5,4-15,04%. Koefisien keragaman panjang usus besar lebih besar dibandingkan dengan nilai koefisien keragaman lebar yang berarti ukuran panjang usus besar lebih bervariasi.
Morfometri Organ Usus Halus Kerbau Lumpur (Bubalus bubalis) di Pulau Lombok, Nusa Tenggara Barat Santi, Elysabeth Vanessa Tirta; Susari, Ni Nyoman Werdi; Suatha, I Ketut; Heryani, Luh Gde Sri Surya
Indonesia Medicus Veterinus Vol 9 (5) 2020
Publisher : Faculty of Veterinary Medicine, Udayana University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.19087/imv.2020.9.5.727

Abstract

Kerbau lumpur merupakan jenis kerbau yang berada di Pulau Lombok, yang kerap dimanfaatkan daging dan tenaganya. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui morfometri organ usus halus (duodenum, jejenum, ileum) pada kerbau lumpur di Pulau Lombok, Nusa Tenggara Barat. Pengukuran morfometri berupa panjang, lebar, serta berat organ. Sampel penelitian diambil dari lima ekor kerbau lumpur yang berusia antara 2 - 4 tahun. Organ usus halus didapat dari tempat pemotongan hewan Kecamatan Praya Tengah, Kabupaten Lombok Tengah, Nusa Tenggara Barat. Organ tersebut kemudian ditentukan batas tiap bagiannya dimulai dari duodenum yang diawali dengan akhir pilorus abomasum, berbentuk memanjang menyerupai kurva C dilanjutkan dengan jejenum dengan bentuk bergelombang yang ditandai dengan adanya arteri mesenterika dan diakhiri dengan ileum dengan bentuk lebih lurus serta tidak terdapat penggantung. Organ diukur panjang dan lebar menggunakan pita ukur bersatuan centimeter (cm), selanjunya mengukur berat menggunakan timbangan digital bersatuan gram (g). Data yang diperoleh dianalisis dengan bantuan program Statistical Product and Service Solution (SPSS) secara deskriptif kuantitatif. Hasil pengukuran total panjang usus halus kerbau lumpur di Pulau Lombok yaitu 1.084 cm dengan panjang perbagiannya (duodenum, jejenum, dan ileum) berturut-turut yaitu 109 cm; 791,4 cm; 184,4 cm dan lebar berturut-turut yaitu 2,7 cm; 3,18 cm; dan 3,24 cm dengan rata-rata berat 3,04 kg sehingga jejenum merupakan bagian usus halus terpanjang. Nilai koefisien keragaman panjang dan lebar usus halus berkisar antara 2,53%-18,85% dimana koefisien keragaman lebar lebih besar dibandingkan koefisien keragaman panjang yang menandakan ukuran lebar usus halus lebih bervariasi.
Morfometri Organ Testis dan Epididimis Kerbau Lumpur (Bubalus bubalis) Asal Pulau Lombok, Nusa Tenggara Barat Wardana, Raden Roro Allamanda Ardia; Susari, Ni Nyoman Werdi; Heryani, Luh Gde Sri Surya
Indonesia Medicus Veterinus Vol 9 (4) 2020
Publisher : Faculty of Veterinary Medicine, Udayana University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.19087/imv.2020.9.4.566

Abstract

Pentingnya peranan kerbau lumpur di Nusa Tenggara Barat menyebabkan keberadaan kerbau lumpur harus ditingkatkan melalui program inseminasi buatan. Organ testis dan epididimis memiliki peranan penting dalam memproduksi spermatozoa yang membantu proses fertilisasi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui morfometri organ testis dan epididimis kerbau lumpur. Penelitian ini menggunakan lima sampel organ testis dan epididimis kerbau lumpur asal Pulau Lombok, Nusa Tenggara Barat. Organ testis diukur panjang, lingkar, bobot, dan volume sedangkan epididimis diukur panjang dan lingkar. Panjang dan lingkar organ diukur dengan pita ukur (cm), bobot organ ditimbang dengan timbangan digital (g), dan volume organ diukur dengan gelas ukur (cm3). Data yang diperoleh kemudian dianalisis secara deskriptif kuantitatif. Hasil pengukuran testis kiri dan kanan meliputi panjang, lingkar, bobot, dan volume secara berturut-turut yaitu 10,06±3,93 cm; 9,89±4,04 cm; 8,07±1,23 cm; 7,88±1,43 cm; 67,4±8,14 g; 67,19±7,94 g; dan 61±11,4 cm3; 58,4±10,52 cm3 sedangkan panjang dan lingkar organ epididimis kiri dan kanan berturut-turut yaitu 13,29±4,17 cm; 13,21±4,21 cm; 3,30±0,53 cm; dan 3,11±0,50 cm. Ukuran rata-rata morfometri organ testis dan epididimis kerbau lumpur baik kiri maupun kanan tidak terdapat perbedaan yang signifikan.
Morfometri Panjang dan Lingkar Organ Penis dan Skrotum Kerbau Lumpur Asal Pulau Lombok, Nusa Tenggara Barat Paramitha, Ni Putu Dyah Giana; Susari, Ni Nyoman Werdi; Heryani, Luh Gde Sri Surya
Indonesia Medicus Veterinus Vol 9 (4) 2020
Publisher : Faculty of Veterinary Medicine, Udayana University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.19087/imv.2020.9.4.613

Abstract

Keadaan patologis organ reproduksi dapat menyebabkan terjadinya perubahan bentuk dan ukuran pada organ reproduksi. Penis dan skrotum merupakan organ penting dari sistem reproduksi jantan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui morfometri penis dan skrotum pada kerbau lumpur jantan sehingga dapat menjadi acuan dalam studi reproduksi dan penanganan keadaan patologis pada organ reproduksi kerbau lumpur. Penelitian ini menggunakan lima sampel organ penis dan skrotum kerbau lumpur jantan dewasa berumur diatas dua tahun yang berasal dari Pulau Lombok, Nusa Tenggara Barat. Data kuantitatif diambil dengan cara melakukan pengukuran lingkar dan panjang penis dan skrotum dengan menggunakan pita ukur bersatuan centimeter (cm). Data dianalisis secara deskriptif kuantitatif untuk mencari rataan, standar deviasi dan koefisien keragaman. Hasil penelitian panjang dan lingkar penis yaitu 32,2±7,94 cm dan 7,80±1,11 cm, dengan koefisien keragaman 21,66% dan 14,23%. Sedangkan panjang dan lingkar skrotum yaitu 16,0±1,58 cm dan 28,6±3,20 cm, dengan koefisien keragaman 7,87% dan 11,19%. Terdapat variasi panjang dan lingkar penis dan skrotum pada kerbau lumpur.
Studi Morfologi dan Morfometri Duodenum Anjing Kintamani Andika Diko Septiyatma; Ni Luh Eka Setiasih; Luh Gde Sri Surya Heryani
Buletin Veteriner Udayana Vol. 12 No. 1 Pebruari 2020
Publisher : The Faculty of Veterinary Medicine, Udayana University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (284.296 KB) | DOI: 10.24843/bulvet.2020.v12.i01.p03

Abstract

The kintamani dog is a native dog from Bali that has an attractive and a gorgeous appearance. The aim of this research was to know the morphology and morphometry of kintamani dog's duodenum. This study used five female kintamani dogs. The observation of histologic morphology used a binocular light microscope with 5x, 10x, and 20x magnification. The results showed that length of duodenum is 16.2 ± 1.3 cm, and the width of duodenum are 3.1 ± 0.1 cm. The duodenal histology structure is composed of four layers: tunica mucosa, submucosa, muscularis, and serosa. Tunica mucosa thickness: 1,364.584 ± 255.504 mm, tunica submucosa: 360.136 ± 188.283 mm, tunica muscularis: 689.178 ± 267.228 mm, tunica serosa: 25.888 ± 11.93 mm.
Morfologi Ginjal Anjing Kintamani Betina I Kadek Pradhana Putra; Luh Gde Sri Surya Heryani; Ni Luh Eka Setiasih
Buletin Veteriner Udayana Vol. 12 No. 2 August 2020
Publisher : The Faculty of Veterinary Medicine, Udayana University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (541.354 KB) | DOI: 10.24843/bulvet.2020.v12.i02.p03

Abstract

Kintamani dog is a local mountain type dog that lives in Sukawana Village, Kintamani District, Bangli Regency, Bali. Research on the urinary system in Kintamani dog has never been done. This study aims to determine the morphology of anatomy and morphometrics of the kidney (ren) in Kintamani dog macroscopically and microscopically. This study used the kidney of 5 Kintamani dogs with an average age of 1-2 years old originating from the village of Sukawana. Histological observation based on Kiernan method and Hematoxylin-eosin (HE) staining. Weight measurement data, length, width, and renal thickness data were analyzed using Independent Sample T-test to compare the left and right kidney. Meanwhile, the anatomical and histological structure of the kidneys were analyzed descriptively qualitatively. The results showed that the left and right kidney weight was significantly different (P <0.05), while the length, width, and thickness were not significantly different (P> 0.05). Measurements of right renal morphometry, weight: 19.39 ± 4.24 g; length: 50.19 ± 2,43 mm; width: 29.57 ± 1.94 mm; cortex thickness: 6.17 ± 0.45 mm; medulla thickness: 8.48 ± 0.56 mm and pelvis thickness: 8.11 ± 1.29 mm. While the left kidney, weight: 20.51 ± 4.20 g; length: 50.88 ± 2,38 mm; width: 29.40 ± 1.65 mm; cortex thickness: 6.17 ± 0.31 mm; medulla thickness: 8.50 ± 0.49 mm and pelvis thickness: 8.95 ± 2.08 mm. Results of renal histomorphometry measurements, capsula thickness: 37.18 ± 5,67 mm; glomerulus area: 8.598,34 ± 1.277,06 mm; cortex thickness: 3.798,34 ± 603,54 mm and medulla thickness: 1.485,09 ± 286,92 mm.
HISTOLOGICAL STRUCTURE OF THE KINTAMANI DOG ON THE SEXUAL MATURITY PERIOD Ni Luh Eka Setiasih; Putu Suastika; Luh Gede Sri Surya Heryani; Ni Nyoman Werdi Susari
Buletin Veteriner Udayana Vol. 11 No. 1 Pebruari 2019
Publisher : The Faculty of Veterinary Medicine, Udayana University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (175.602 KB) | DOI: 10.24843/bulvet.2019.v11.i01.p07

Abstract

The objective of this study was to determine the histological structure of uterus of the kintamani dogs on the sexual maturity period. In this study using five samples of uterine organs of the kintamani dog. The tissue were taken from corpus of the uterine. The histological structure was observed using hematoxylin-eosin (HE). Identification of the histological structure of uterus observed with a microscope at 100x and 400x magnification. The results showed the endometrial lining consisted a single layer of the columnar epithelium and lamina propria with tubular glands, myometrium consisted of smooth muscle and perimetrium with connective tissue, nerves and blood vessels
PENGAMATAN JENIS GLIKOKONYUGAT PADA SEL KELENJAR MANDIBULA BABI MENGGUNAKAN TEKNIK HISTOKIMIA LEKTIN Luh Gde Sri Surya Heryani; I Nyoman Suarsana
Buletin Veteriner Udayana Vol. 2 No. 2 Agustus 2010
Publisher : The Faculty of Veterinary Medicine, Udayana University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (79.147 KB)

Abstract

Study of glycoconjugates in the mandibular gland of swine was performed. The aim of thisstudy was to identify the composition of mainly terminal carbohydrate residues ofglycoconjugates in the mandibular gland of swine using Alcian Blue (AB), Periodic AcidSchiff (PAS) and lectin histochemistry staining methods. Results showed that neutralcarbohydrates were detected in the mandibular gland ie. mucous cells, serous cells, epithelductus and lumen ductus cells. Acidic carbohydrates were detected in sereus cells of thegland. Whereas in the mucous cells, epitel ductus and lumen ductus cells there were noacidic carbohydrates detected. Using six types of lectins ie: PNA, RCA, WGA, LCA, ConAand UEA the terminal carbohydrate residues detected in the mucous cells of the gland weregalactose, GlcNAc, GalNAc, sialic acid and fructose. In the epitel ductus cellscarbohydrates detected were galactose, GalNAc, sialic acid, fucose and manose,respectivelly.