This Author published in this journals
All Journal Rekayasa Sipil
M. Ruslin Anwar
Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Brawijaya

Published : 15 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 15 Documents
Search

Pengaruh Perubahan Iklim Terhadap Ketersediaan Air Baku Di Malang Raya Alwafi Pujiraharjo; Arief Rachmansyah; Indradi Wijatmiko; M. Ruslin Anwar
Rekayasa Sipil Vol 9, No 1 (2015)
Publisher : Department of Civil Engineering, Faculty of Engineering, University of Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (745.711 KB)

Abstract

Air merupakan kebutuhan yang penting dalam kehidupan manusia dimana merupakan sumber daya alam yang harus dijaga ketersediaannya. Perubahan dan penggunaan lahan serta perubahan cuaca dapat menimbulkan perubahan pada kondisi sumber air. Perubahan tersebut dapat mempengaruhi ketersediaan air. Kondisi saat ini di Malang Raya, yang meliputi Kota Batu, Kota Malang dan Kabupaten Malang, terdapat beberapa mata air dan sumur yang mengalami penurunan kuantitas. Apabila tidak dilakukan usaha perlindungan dan perbaikan mata air, maka dapat menimbulkan kondisi dimana tidak ada sumber air yang dapat diambil lagi. Untuk lebih memahami masalah kesediaan air di Malang Raya, maka perlu dilakukan penelitian untuk mengetahui kondisi kesediaan air di Malang Raya. Penelitian akan dilakukan dengan mengumpulkan data-data dan informasi yang dapat digunakan dalam analisis ketersediaan air. Data yang diperoleh dapat berupa data primer dan sekunder, seperti data curah hujan, suhu, topografi, kondisi geologi dan geohidrologi serta kondisi pelayanan air di Malang Raya. Data-data tersebut kemudian juga akan dianalisis melalui perhitungan banjir rencana untuk mengetahui resiko banjir serta melalui perhitungan debit andalan untuk mengetahui resiko kekeringan dengan melihat adanya pengaruh perubahan iklim yang ditandai oleh perubahan suhu. 
Produktifitas Alat Dan Pekerja Pada Pengecoran Plat Dan Balok Lantai Gedung (Studi Kasus Pembangunan Proyek Gedung FMIPA Universitas Brawijaya) Yenny Yenny; M. Ruslin Anwar; Yulvi Zaika
Rekayasa Sipil Vol 8, No 2 (2014)
Publisher : Department of Civil Engineering, Faculty of Engineering, University of Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (453.804 KB)

Abstract

This study discusses the tools and labor productivity, on the work of casting plate/beam on the 4 floor (Zone 2), and the 5 th floors. That’s on the 4 th floor of the tools used concrete pump, while on the 5 floor using a tower crane. Therefore it can be identified that the tool and the labor affect the casting productivity of resulting. By the casting productivity, it can be seen how much influence the factors of tools and labor on the productivity, so as to know which factors are the most substantial influence on the increase in productivity. There are two kinds of data are qualitative (by questionnaires) and quantitative (field observation). Where tools (X 1 ) and labors (X 2 ) as independent variables, productivity (Y 1 JURNAL REKAYASA SIPIL / Volume 8, No.2 – 2014 ISSN 1978 - 5658 th ) and the quality of concrete (Y ) as the dependent variables. All data were tested first by test validity, reliability, and coefficient of determination, prior to the hypothesis testing. By the data analysis, we concluded that the variable of tool affect the productivity on the task of casting plate/beam on 4 th floor, while on the 5th floor affected by the variable of labor. On 4 th floor the value of the casting productivity is greater than on the 5 th floor. Thus, it can be indicated that the increase in the height of the floor, so then productivity will decrease. 
Penanggulangan Erosi Secara Struktural pada Daerah Aliran Sungai Bango M. Ruslin Anwar; Pudyono Pudyono; Sahiruddin M.
Rekayasa Sipil Vol 3, No 1 (2009)
Publisher : Department of Civil Engineering, Faculty of Engineering, University of Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (77.68 KB)

Abstract

Faktor utama yang mempengaruhi terjadinya erosi pada daerah aliran sungai adalah tingkat curah hujan dan kondisi tanah, sehingga perlu dilakukan penanggulangan untuk mengurangi tingkat erosi yang terjadi di DAS Bango. Penanggulangan yang dilakukan di daerah studi menggunakan bangunan dinding penahan tanah berbentuk semi grafitasi.Dalam studi ini, untuk mengetahui besarnya erosi dilakukan dengan menggunakan metode USLE (Universal Soil Loss Equation). USLE memungkinkan perencana memprediksi laju erosi lahan pada suatu kemiringan dengan pola hujan tertentu untuk setiap macam jenis tanah dan penerapan pengelolaan lahan. Erosi yang terjadi tidak boleh melebihi nilai erosi yang diijinkan (12.5 ton/ha/tahun), sehingga erosi yang besar dapat dilakukan penaggulangan sesuai dengan kondisi lahannya.Untuk penanggulangan dengan cara struktural, bangunan struktural yang digunakan untuk menanggulangi erosi adalah dinding penahan semi grafitasi karena bangunan tersebut tidak memerlukan dimensi yang besar untuk menahan tanah. Sehingga digunakan dinding penahan dengan dimensi: tinggi = 2.5 m, lebar = 1.68 m, tebal kaki dinding = 0.25 m, dan tebal dinding = 0.25 m.Dinding penahan tanah semi grafitasi direncanakan pada kemiringan antara 8%- 30%, dengan kondisi tanah yang mudah tererosi atau pada jenis tanah yang sangat peka terhadap erosi yang disebabkan oleh air hujan dan lahan yang memiliki kemiringan lebig besar dari 30% atau kurang dari 80% akan dilakukan penanggulangan secara vegetatif. 
Studi Penentuan Prioritas Pengembangan Jaringan Jalan Di Kabupaten Lembata – Provinsi NTT Gerardus Ignasius A; Ludfi Djakfar; M. Ruslin Anwar
Rekayasa Sipil Vol 8, No 1 (2014)
Publisher : Department of Civil Engineering, Faculty of Engineering, University of Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (405.625 KB)

Abstract

Wilayah Kabupaten Lembata adalah salah satu Kabupaten yang berupa pulau diantara gugusan pulau yang berada di Propinsi Nusa Tenggara Timur. dengan luas wilayah daratan seluas 1.266,39 Km2. Panjang jalan Kabupaten sepanjang 632,07 km, dimana sebanyak 67,41% jalan mengalami kerusakan. Dasar pemikiran yang melandasi dilakukannya studi adalah sebagian besar jenis permukaan jalan banyak tanah dan kerikil yang terdapat di kecamatan dan desa, serta kondisi jalan sebagian besar dalam kondisi rusak. Untuk hal tersebut, diperlukan layanan jaringan jalan yang mantap dan memadai, maka upaya penanganan harus dilakukan terus menerus pada seluruh ruas jalan. Adanya keterbatasan anggaran berakibat semua ruas jalan tidak dapat ditagani seluruhnya, oleh karena itu, pemerintah daerah harus melakukan optimalisasi penggunaan anggaran pembangunan dalam penyusunan program penanganan dalam pengembangan jaringan jalan secara bertahap. Tujuan dari penelitian ini adalah menentukan kriteria yang sesuai dengan metode Cut Off Point serta menetapkan prioritas pengembangan jaringan jalan dengan metode Analytic Hierarchy Process (AHP). Adapun kriteria-kriteria yang akan dianalisis yaitu kondisi permukaan jalan, jenis permukaan jalan, aksesibilitas, mobilitas, kepadatan penduduk, kesenjangan wilayah, tingkat kemiskinan, dan pembiayaan. Untuk tujuan tersebut, diperlukan informasi tentang kriteria dan penilaian alternatif berbagai pihak. yang didapat melalui kuisioner-kuisioner serta data-data eksisting kondisi wilayah sesuai kriteria terpilih untuk mendapatkan bobot alternatif dalam penentuan prioritas pengembangan. Dalam penelitian ini, jumlah responden untuk kedua metode ini sebanyak 9 (Sembilan) responden yaitu pada Dinas Pekerjaan Umum dan Bappeda Kabupaten Lembata. Hasil analisis menunjukan bahwa kriteria yang digunakan adalah kriteria yang mempunyai nilai lebih dari batas Cut Off sebesar 2,50 yaitu kriteria kondisi permukaan jalan, jenis permukaan jalan, aksesibilitas, mobilitas, kesenjangan wilayah, tingkat kemiskinan, dan pembiayaan. Dari 7 kriteria terseleksi tersebut, kriteria pembiayaan memiliki bobot tertinggi yaitu sebesar 23,77% dan kriteria tingkat kemiskinan yang memiliki bobot paling rendah yaitu sebesar 5,58%. Sedangkan penilaian alternatif oleh para stakeholder, bobot terbesar yang menjadi prioritas pertama adalah alternatif IV, yakni sebesar 7,745 dan dari hasil analisis kondisi eksisting, bobot terbesar yang menjadi prioritas pertama adalah adalah alternatif V, yakni sebesar 1,509. Dalam penetapan prioritas alternatif terpilih pengembangan jaringan jalan yang menjadi prioritas diperoleh dengan mencari nilai rata-rata dari kedua analisis yaitu penilaian para stakeholder dan kondisi eksisting, maka yang menjadi prioritas pertama adalah alternatif IV,  
Evaluasi Dan Perencanaan Ulang Saluran Drainase Pada Kawasan Perumahan Sawojajar Kecamatan Kedungkandang Kota Malang Suroso Suroso; Agus Suharyanto; M. Ruslin Anwar; Pudyono Pudyono; Dewa Hari Wicaksono
Rekayasa Sipil Vol. 8 No. 3 (2014)
Publisher : Department of Civil Engineering, Faculty of Engineering, Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (457.484 KB)

Abstract

Evaluasi dan perencanaan ulang saluran drainase dilakukan dengan memperhatikan tata guna lahan, luas daerah dan intensitas hujan pada kawasan perumahan Sawojajar, dimana area kawasan tersebut sebagian besar adalah area permukiman dan perdagangan. Mengingat Kota Malang adalah kota yang terus berkembang dalam waktu yang cepat, maka dalam perencanaan digunakan perhitungan Banjir Rencana dengan kala ulang 5, 10 dan 25 tahun.Berdasarkan pada hasil evaluasi saluran, didapatkan saluran B, D’, L, dan L’ masih aman untuk debit banjir rancangan kala ulang 5 tahun, hanya saluran B dan L’ masih aman untuk debit banjir rancangan kala ulang 10 tahun dan 25 tahun, sedangkan saluran lainnya masih diperlukan perencanaan ulang karena kapasitasnya tidak memenuhi debit banjir rencana. 
Studi Pengaruh Sedimentasi Kali Brantas Terhadap Kapasitas dan Usia Rencana Waduk Sutami Malang Suroso Suroso; M. Ruslin Anwar; Mochammad Candra Rahmanto
Rekayasa Sipil Vol 1, No 1 (2007)
Publisher : Department of Civil Engineering, Faculty of Engineering, University of Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (89.796 KB)

Abstract

Salah satu masalah yang dihadapi dalam pengelolaan waduk adalah masalah sedimentasi. Sedimentasi yang terjadi pada waduk dapat disebabkan akibat erosi yang terjadi pada lahan-lahan kritis yang terdapat pada daerah tangkapan waduk. Jika material sedimen yang terbentuk akibat erosi lahan tersebut masuk ke dalam aliran sungai dalam jumlah yang besar maka akan menyebabkan laju sedimen yang masuk ke dalam waduk menjadi besar bahkan akan melampaui laju sedimen rencana. Akibat sedimen yang mengendap di dasar waduk, kapasitas tampungan dan kapasitas tampungan efektif waduk akan mengalami penyusutan. Demikian juga dengan usia rencana waduk, usia rencana waduk akan mengalami percepatan pengurangan.Metode yang digunakan dalam analisa erosi lahan adalah metode USLE (Universal Soil Loss Equation). Faktor-faktor yang berpengaruh terhadap erosi lahan adalah faktor erosivitas hujan, faktor erodibilitas tanah, faktor panjang dan kemiringan lereng serta faktor pengelolaan dan pengawetan tanah. Dari analisa metode USLE didapatkan nilai erosi lahan yang terjadi sebesar 42.102.900 ton/tahun. Dengan laju sedimen sebesar 2.836.737,15 ton/tahun maka dapat diketahui besar sedimen yang terakumulasi di dasar waduk dengan menggunakan Sediment Delivery Ratio. Sediment Delivery Ratio (SDR) didapat dengan membandingkan antara laju sedimen yang masuk ke waduk dengan erosi lahan yang terjadi. Nilai SDR yang terjadi pada waduk adalah sebesar 6,73 %. Nilai SDR tersebut memberikan indikasi bahwa erosi lahan yang terjadi memberikan pengaruh terhadap akumulasi sedimen yang terjadi di dasar waduk.Setelah mengetahui adanya pengaruh erosi lahan terhadap akumulasi sedimen yang terjadi di dasar waduk diharapkan dapat ditingkatkan lagi perbaikan tata guna lahan di daerah tangkapan waduk. Perbaikan tata guna lahan dapat menggunakan acuan tata guna lahan pada periode tahun-tahun sebelumnya dimana pada periode tahun tersebut laju sedimen yang terjadi lebih kecil atau hampir mendekati laju sedimen rencana. 
Evaluasi Kinerja Simpang Tidak Bersinyal Jalan Raya Mengkreng Kabupaten Jombang Mursid Budi H; Achmad Wicaksono; M. Ruslin Anwar
Rekayasa Sipil Vol. 8 No. 3 (2014)
Publisher : Department of Civil Engineering, Faculty of Engineering, Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (236.566 KB)

Abstract

Keberhasilan pembangunan saat ini dapat dilihat dari semakin majunya pertumbuhan disegala bidang yang ternyata menuntut pula adanya peningkatan kebutuhan–kebutuhan transportasi yang selaras dan seimbang dengan pelaksanaan pembangunan. Keberhasilan pembangunan ini juga mendorong peningkatan volume kendaraan akibat kebutuhan transportasi tersebut dalam menunjang pelaksanaan pembangunan. Telah banyak terlihat dampak yang sangat berpengaruh diantaranya tingkat kemacetan yang semakin besar akibat tidak seimbangnya sarana yang memadai seperti jalan raya. Kemacetan pada Simpang Mengkreng merupakan salah satu dampak dari pertumbuhan lalu lintas yang cukup tinggi dan belum berfungsinya sistem lalu lintas yang cukup baik. Dengan memperhatikan kondisi geometri jalan, volume arus lalu lintas, hambatan samping dan lingkungan simpang yang merupakan daerah komersil, maka dicoba untuk mengevaluasi kinerja simpang tidak bersinyal jalan raya mengkreng Kabupaten Jombang. Cara penelitian yang dilakukan dengan melakukan survei di lapangan untuk mendapatkan data primer maupun data sekunder yang kemudian diolah dengan menggunakan manajemen simpang. Perencanaan menggunakan acuan Manual Kapasitas Jalan Indonesia (MKJI) 1997 dan menggunakan program KAJI (MKJI 1997) serta program Excel 2007 untuk mengolah data lalulintas. Data lalulintas diperoleh dari pencacahan jumlah kendaraan dilapangan yang dilakukan dalam bentuk tabel data kendaraan dan kemudian perilaku lalulintas simpang dapat dianalisis. Untuk simpang tak bersinyal dipakai USIG-1 dan USIG-2, untuk simpang bersinyal menggunakan SIG-1 hingga SIG-5. Dari hasil analisis dapat disimpulkan bahwa simpang Mengkreng memiliki Tundaan geometrik untuk hasil USIG adalah sebesar 4,0 sedangkan untuk rekayasa pada SIG besar tundaan geometrik adalah 3,66. nilai Derajat Kejenuhan (DS) = 1,01. Nilai ini jauh dari nilai derajat kejenuhan yang disarankan oleh MKJI 1997 untuk simpang tak bersinyal yaitu DS = 0,85. Adapun rekayasa geometri yang telah dilakukan sebagai alternating belum dapat mencapai nilai derajat kejenuhan yang diinginkan yaitu sesuai dengan yang disarankan oleh MKJI 1997. Oleh karena itu kemudian dilakukan alternatif dengan penggunaan lampu lalu lintas dan menghasilkan nilai DS rata-rata = 0,77, sehingga pemasangan lampu lalu lintas merupakan alternatif terbaik dalam memecahkan masalah kapasitas Simpang Mengkreng. 
Seismic Response Of A Sandy Stratum With A Silt Layer Under Strong Ground Motions Bakhtiar Cahyandi Ridla; Huei -Tsyr Chen; M. Ruslin Anwar
Rekayasa Sipil Vol 6, No 2 (2012)
Publisher : Department of Civil Engineering, Faculty of Engineering, University of Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (869.948 KB)

Abstract

The presence of silt layer with small permeability may exist in the liquefiable sandy ground and it can produce the water film beneath silt layer with high pore water pressure under earthquakes. From the geotechnical point of view, the water film can cause instability of ground especially for slope ground. The objectives of this study is to gain a more understanding the effect of possible crack inside the silt layer at certain time on the seismic responses of ground of liquefiable sand stratum with a silt layer through numerical simulations. A nonlinear 3D effective stress finite element program was used in this study. A total of 4 models were constructed. Two strong earthquakes with different characteristic were used in this study. Settlement on the surface and excessive pore water pressure were presented for all models. The result showed that possible crack in the silt layer can lead to the larger settlement due to the faster dissipation of EPWP beneath the silt layer and the breakage of silt layer can lead to the sudden decrease in EPWP in the soil beneath the silt layer and sudden increase in EPWP in the soil above the silt layer. Sometimes the upward movement of pore water may cause the soil to liquefy, which will not occur without the breakage of silt layer. The crack in the silt layer leads to the faster dissipation of EPWP below the silt layer; such faster dissipation progresses from the location beneath the silt layer to the bottom of the soil stratum. 
Analysis Of Motorcycle Effects To Saturation Flow Rate At Signalized Intersections In Malang City Lila Kurnia W.; Achmad Wicaksono; M. Ruslin Anwar
Rekayasa Sipil Vol 7, No 3 (2013)
Publisher : Department of Civil Engineering, Faculty of Engineering, University of Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (539.105 KB)

Abstract

For some signalized intersections in Malang City, visually can be seen that motorcycle is the dominant transportation mode. The research aims to know the influence of motorcycle to the characteristic of saturation flow at signalized intersections in Malang City by using Time Slice Method. The main focus of the research is to look at characteristic on first 6 seconds when the greentime period. The method used is Linear Regression with 3 classical assumption test. This study found that there are 66,04% approaches that have base saturation flow rate per effective width (S0/m) value in excess of IHCM 1997 standard (600 pcu/m), while 33,96% approaches still meets the IHCM 1997 standard. The mathematic model for the number of motorcycle at first 6 seconds (X) to Start Value (Y) is Y=-0,132+0,008X. There are proposed direction of design criteria to saturation flow in Malang City. First, review the Start Value based on influence of the number of motorcycle at first 6 seconds (X 1 ), effective width (X 2 ), and greentime (X ). From analysis obtained the model Y=0,003+0,020X 1 -0,128X 2 -0,012X . Second, review the Start Value based on influence of the number of light vehicle at first 6 seconds (X) to Start Value (Y). From analysis obtained the model Y=0,407+0,013X. 
Perencanaan Teknis Dermaga Pelabuhan Tanjung Awar-Awar Tuban Jawa Timur M. Ruslin Anwar; Gagoek Soenar Prawito; Isa Megawati
Rekayasa Sipil Vol 3, No 1 (2009)
Publisher : Department of Civil Engineering, Faculty of Engineering, University of Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (82.948 KB)

Abstract

Tanjung Awar-Awar Tuban Jawa Timur dikenal sebagai kawasan TPI (tempat pendaratan ikan) yang memberikan pelayanan dalam hal pendaratan perahu nelayan sekaligus sebagai tempat pelelangan ikan hasil tangkapan. Jangkauan pelayanan dari TPI Tanjung Awar-Awar ini telah mencapai wilayah yang cukup luas, karena para nelayan yang bersandar dan membongkar hasil tangkapannya tidak saja dari nelayan Tanjung Awar-Awar tetapi juga nelayan dari beberapa wilayah kabupaten di Jawa Timur seperti Jember, Banyuwangi, Tulungagung, Trenggalek dan bahkan dari luar pulau jawa seperti Kalimantan, Sulawesi dan pulau-pulau lainnya. Untuk mengembangkan kawasan Tanjung Awar-Awar ini menjadi pelabuhan umum perlu dilakukan kajian teknis yang diharapkan mampu memberikan gambaran teknis yang akan dijadikan dasar dalam menentukan jenis dan skala pelayanan pelabuhan yang akan dikembangkanTujuan dari studi ini adalah untuk menentukan desain struktur atas dermaga (meliputi : plat, balok memanjang dan melintang dan poer), menentukan desain struktur bawah dermaga (menggunakan pondasi tiang pancang) dan menentukan perencanaan fender dan bolder. Sedangkan manfaat dari penulisan penelitian ini adalah memberikan alternatif dalam perencanaan dermaga pelabuhan Tanjung Awar-awar, pengembangan ilmu pengetahuan mengenai perencanaan dermaga pelabuhan dan tambahan literatur mengenai langkah-langkah perencanaan dermaga pelabuhan.