Claim Missing Document
Check
Articles

Found 35 Documents
Search

VARIASI JUMLAH LUBANG DAN UKURAN DIAMETER BURNER KOMPOR PREMIUM TERHADAP KONSUMSI BAHAN BAKAR Kemas Ridhuan; Ervan Septa Darma
TURBO [Tulisan Riset Berbasis Online] Vol 5, No 2 (2016): Desember 2016
Publisher : Universitas Muhammadiyah Metro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (871.502 KB) | DOI: 10.24127/trb.v5i2.244

Abstract

Komsumsi bahan bakar pada suatu kompor sangat dipengaruhi oleh beberapa hal diantaranya burnernya, khususnya ukuran diameter lubang barner dan jumlah lubangnya. Pada kompor dengan bahan bakar premium tentu ini akan berbeda hasil pembakarannya, seperti nyala api, waktu, temperatur dan jumlah panas yang dihasilkan. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui variasi jumlah lubang dan diameter burner kompor terhadap konsumsi bahan bakar premium dan jumlah panas yang di hasilkan. Metode penelitian ini yaitu dengan memvariasikan diameter burner 5, dan 6,5 cm, dengan jumlah lubang burner 16, 18 dan 20 buah. Ukuran diameter lubang burner 2 mm, tingi burner 44 mm, dan bahan bakar mengunakan premium. Diuji dengan memanaskan air. Hasil penelitian menunjukkan bahwa untuk diameter burner 5 cm dengan jumlah lubang 16 menghabiskan bahan bakar 160 ml, memiliki jumlah panas 1331,3 kJ. Pada jumlah lubang 18 menghabiskan bahan bakar 130 ml, dengan jumlah panas yaitu sebesar 1435,8 kJ. Pada jumlah lubang 20 menghabiskan bahan bakar 120 ml. dengan jumlah panas 1414,9 kJ. Sedangkan untuk diameter burner 6,5 cm pada jumlah lubang 16 menghabiskan bahan bakar 120 ml dengan jumlah panas 996,9 kJ. Jumlah lubang 18 menghabiskan bahan bakar 100 ml, dengan jumlah panas 1080,5 kJ. Pada jumlah lubang 20, sisa bahan bakar 80 ml, dengan jumlah panas 1128,6 kJ.
Pengolahan Limbah Cair Tahu Sebagai Energi Alternatif Biogas yang ramah lingkungan Kemas Ridhuan
TURBO [Tulisan Riset Berbasis Online] Vol 1, No 1 (2012): Juni 2012
Publisher : Universitas Muhammadiyah Metro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (399.382 KB) | DOI: 10.24127/trb.v1i1.81

Abstract

Cairan limbah tahu merupakan komponen yang berbahaya jika dibuang begitu saja ke lingkungan karena dapat menimbulkan bau busuk, penyakit dan mencemari air, juga pemicu gas rumah kaca. Maka limbah tersebut perlu diolah sebagai energi alternative biogas.  Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui cara pengolahan limbah cair tesebut, banyak biogas yang dapat dihasilkan,  lama waktu permentasi dan  konstruksi reactornya. Metode penelitian ini yaitu pembuatan alat reaktor dan pengujiannya. Reaktor biogas terdiri dari tampungan utama limbah cair tahu dan tampungan biogas. saluran masuk dan    keluar  limbah, juga  saluran  keluar  biogas.    Proses  fermentasi berlangsung pada kondisi anaerob yaitu proses pada kondisi tanpa oksigen.  Prinsip Kerja Reaktor yaitu limbah cair tahu dimasukkan ke dalam reaktor yang kedap udara, memanfaatkan proses pencernaan yang dilakukan oleh bakteri methanogen yang produknya berupa gas methana (CH4). Proses fermentasi berlangsung selama 28 hari dengan hasil sebagai berikut dari 97 liter limbah cair tahu yang diolah maka didapat biogas sejumlah 0,0564 m3 atau 56,4 liter biogas
PENGARUH TEMPERATUR MESOFILIK TERHADAP LAJU ALIRAN BIOGAS DAN UJI NYALA API MENGGUNAKAN BAHAN BAKU LIMBAH KOLAM IKAN GURAME Dwi Irawan; Kemas Ridhuan
TURBO [Tulisan Riset Berbasis Online] Vol 5, No 2 (2016): Desember 2016
Publisher : Universitas Muhammadiyah Metro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (675.438 KB) | DOI: 10.24127/trb.v5i2.238

Abstract

The reserve lack of fossil fuels as a source of energy in contrast to increasing the energy demand growth as human populations, especially in indonesia. Biogas as renewable energy environmentally friendly could be one of solutions to current permasalah energy. Biogas produced with the help of bacteria metanogen or metanogenik. Biogas produced by take waste farm will bring value more. Waste management done with better than it can prevent the environmental pollution also provide added value of business cattle or the cultivation of fish. If dirt shaped mud and it is not so levels soon cleared ammonia in the water would rise and can threaten survival ikan-ikan preserved. The purpose of this study is to find influence temperature mesofilik against the rate of flow of biogas and hasill flame biogas. The method do first is preparing equipment for making a series of using drigen biogas, with varying temperature that 300C mesofilik, 350C, 400C. The result showed, the rate of flow of treatment t1 biogas 736,8 ml/day, as for treatment t2 the rate of flow of biogas 774,8 ml/day, and treatment t3 the rate of flow of biogas 748,75 ml/day and potential biogas 1,8719 ml / liters of raw materials with the same pressure on all the treatment 101.570,25 N/m2. The fiery show results flame blue biogas resulting from all treatment.The result showed treatment temperature impact on the rate of flow of biogas and results flame biogas.
PROSES DAUR ULANG REFRIGERAN YANG TERCEMAR SEBAGAI UPAYA PELESTARIAN LINGKUNGAN DAN PENGHEMATAN Kemas Ridhuan
TURBO [Tulisan Riset Berbasis Online] Vol 2, No 1 (2013): Juni 2013
Publisher : Universitas Muhammadiyah Metro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (494.529 KB) | DOI: 10.24127/trb.v2i1.38

Abstract

Zat-zat sintetik buatan manusia seperti refrigeran CFC (chloro fluoro carbon) seperti R 12 dan R 22 yang banyak digunakan terutama pada alat-alat pendingin dan tergolong sangat merusak lapisan ozon. Dalam aplikasi lapangan banyak terjadi pelepasan atau pembuangan refrigeran (freon) seperti pada saat servis karena refrigeran tersebut telah bercampur dengan pelumas atau air dan ini tidak baik lagi digunakan karena akan merusak alat. Cara yang aman dan efisensi untuk mengatasi hal tersebut adalah dengan cara mendaur ulang refrigeran yang tercemar tersebut. Tujuan dari penelitian ini yaitu untuk mengetahui proses daur ulang refrigerant dan efisiensi pemisahan refrigerant yang terjadi. Metode penelitian yang dilakukan yaitu proses daur ulang pada alat/mesin 3-R ( recovery, recycle, recharging). Jenis refrigeran yang akan didaur ulang adalag CFC R-12. Pertama proses tersebut mengeluarkan refrigeran dari sistem (alat pendingin) dengan cara vacum lalu menyimpannya, kemudian refrigeran tersebut didaur ulang pada mesin recovery dalam bentuk uap atau cairan masuk melalui filter driel. Uap refrigeran dan pelumas cair akan terpisah berdasarkan prinsip garavitasi. Refrigeran akan dikondensasikan di kondensor kemudian masuk ke tangki penampungan. Selanjutnya refrigeran diproses pada mesin recharging untuk dimasukkan kembali ke sistem (alat pendingin). Hasul penelitian yang didapat menunjukkan hubungan antara tekanan dan temperature. Rata-rata ukuran refrigeran yang didaur ulang ; massa 24 gram, tekanan 15 psi dan temperatur 12 C. Efisiensi massa refrigeran yang diperoleh setelah daur ulang 84,83 % dan massa pelumas 11,84 % serta massa kehilangan akibat menempel atau tersaring 3,33 %. Ini menunjukan bahwa proses daur ulang sangat efektif, selain untuk menanggulangi perusak lapisan ozon, juga dapat menghemat pengeluaran untuk pembelian refrigeran serta dapat mempertahankan keawetan sistem (alat pendingin) seperti kompresor dan evaporatornya.
PENGARUH JENIS PAHAT DAN VARIABEL PEMOTONGAN DENGAN MENGGUNAKAN TOOLPOST SEGMENTASI PADA MESIN BUBUT MERK KNUTH TIPE TURNADO 230 TERHADAP EFISIENSI PEMBUBUTAN Eko Nugroho; Kemas Ridhuan; Suraya Suraya
TURBO [Tulisan Riset Berbasis Online] Vol 6, No 1 (2017): Juni 2017
Publisher : Universitas Muhammadiyah Metro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (961.669 KB) | DOI: 10.24127/trb.v6i1.468

Abstract

Toolpost adalah bagian mesin bubut yang berfungsi sebagai tempat untuk memasang pahat bubut. Pada komponen origin mesin bubut, untuk mendapatkan center mesin menggunakan plat tambahan apabila posisi pahat tidak center terhadap sumbu mesin. Ini menjadi salah satu unsur yang perlu dipelajari agar efisiensi pembubutan meningkat. Penelitian ini menggunakan toolpost segmentasi yang dirancang serta dibuat terlebih dahulu. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk melihat pengaruh alat potong serta parameter pembubutan dalam efisiensi pembubutan yang meliputi kekasaran permukaan dan keseragaman ukuran hasil pembubutan. Selain itu untuk melihat pengaruh penggunaan toolpost segmentasi terhadap waktu setting pahat. Penelitian ini menggunakan parameter besar rpm 405 putaran/menit, kecepatan pemotongan memanjang 0,038 mm/put dan 0,053 mm/put, kecepatan pemotongan melintang 0,017 mm/put dan 0,024 mm/put. Variasi kedalaman pemotongan 1, 2, dan 3 mm. Penelitian diawali dengan pembuatan toolpost, perakitan alat, dilanjutkan pengujian pembubutan dengan toolpost yang dibuat. Hasil penelitian menunjukkan parameter yang optimal dalam pembubutan menggunakan toolpost segmentasi serta meningkatnya efisiensi waktu setting pahat. Pembubutan yang menghasilkan ukuran yang konsisten menggunakan pahat ISO 2 dengan selisih ukuran yang dihasilkan lebih sedikit dibandingkan menggunakan pahat ISO 6 , sedangkan untuk mendapatkan kekasaran permukaan yang baik dapat menggunakan pahat ISO 6 karena tingkat kekasaran (Ra) lebih baik dibandingkan pahat ISO 2. Penggunaan toolpost segmentasi juga mampu meningkatan kecepatan waktu setting pahat. Waktu yang digunakan untuk setting kurang dari 5 menit. Parameter ideal pada penelitian ini yakni kedalaman pemotongan 3 mm, kecepatan pemotongan 0,053 mm/putaran.Kata kunci: Efisiensi pembubutan, toolpost, variabel pemotongan.PendahuluanDalam industri terutama di bidang manufaktur harus
KARAKTRISTIK PEMBAKARAN BERBAGAI JENIS BAHAN LIMBAH BIOMASSA DENGAN MENGGUNAKAN PROSES NONKARBONISASI Kemas Ridhuan; Sepit Adya Putra
TURBO [Tulisan Riset Berbasis Online] Vol 4, No 1 (2015): Juni 2015
Publisher : Universitas Muhammadiyah Metro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (787.348 KB) | DOI: 10.24127/trb.v4i1.5

Abstract

Limbah biomassa merupakan sisa dari proses produksi atau usaha seperti sisa pertanian. Biomassa sisa pertanian memiliki nilai kalori yang cukup besar sehingga cukup baik dibuat arang beriket. Pembuatan arang dengan cara pembakaran memerlukan waktu yang cukup lama, sehingga perlu pengaturan udara untuk pembakaran atau Nonkarbonisasi. Distribusi udara yang dibutuhkan sangat menentukan hasil arang yang didapat. Dan juga karaktristik limbah biomassa yang digunakan. Semakin banyak udara maka bahan bakar akan terbakan dan menjadi abu, sebaliknya semakin sedikit udara maka pembakarannya akan lebih lama. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui karaktristik pembakaran nonkarbonisasi dari limbah sekam padi, kulit kelapa muda dan kulit durian dan mengetahui distribusi udara ke reaktor pembakaran. Metode yang digunakan yaitu menggunakan limbah biomassa sekam padi, kulit kelapa muda dan kulit durian. Kemudian membakaranya pada sebuah reaktor tertutup dengan menggunakan variasi lubang saluran udara, yaitu berbagai bukaan : ¼, ½, ¾, dan bukaan penuh. Kemudian diukur suhu udara masuk, suhu pembakaran, suhu gas asap buang dan suhu dinding reaktor serta waktu pembakaran juga berat sebelum dibakar dan berat setelah dibakar. Adapu hasil yang diapat yaitu sekam padi sebanyak 12 kg, kulit kelapa muda 16 kg dan kulit durian  kg. Semakin besar bukaan lubang udara maka suhu pembakaran lebih besar dan waktu pembakaran lebih cepat. Dan sebaliknya semakin kecil bukaan lubang udara maka suhu pembakaran akan lebih kecil dan waktu pembakaran akan lebih lama. Dan semakin kecil bentuk atau ukuran bahan bakar semakin lama waktu pembakaran dan suhunya cendrung stabil. Sebaliknya semakin besar bentuk atau ukuran bahan bakar maka waktu pembakarannya lebih cepat dan suhunya cendrung berubah-ubah.
ANALISA KEBUTUHAN BEBAN PENDINGIN DAN DAYA ALAT PENDINGIN AC UNTUK AULA KAMPUS 2 UM METRO. Kemas Ridhuan; Andi Refai
TURBO [Tulisan Riset Berbasis Online] Vol 2, No 2 (2013): Desember 2013
Publisher : Universitas Muhammadiyah Metro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (675.936 KB) | DOI: 10.24127/trb.v2i2.26

Abstract

Factor-faktor kenyamanan dari suatu ruangan sangat ditentukan oleh letak, karaktristik dan kegiatan yang ada di dalamnya. Untuk mengatasi hal tersebut diperlukan suatu alat pendingin dengan beban pendinginan yang sesuai dengan kebutuhan ruang tersebut. Aula kampus 2 UM Metro sebagai tempat aktifitas akademik yang yang beragam, setiap saat selalu ramai dengan kapasitas 250 orang, memerlukan beban pendingin yang memadai. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui beban pendiginan dan daya pendinginan dari alat AC yang diperlukan untuk ruang Aula tersebut. Metode penelitian yang dilakukan yaitu kajian pustaka dan observasi. Mengamati berbagai kejadian seperti sudut pancaran sinar matahari, mengukur suhu dinding luar, dinding dalam, berbagai aksesoris yang ada dan jenis kegiatan yang dilakukan. Kemudian melakukan perhitungan dengan kajian pustaka. Hasil penelitian yang didapat yaitu beban pendinginan dari seperti dinding bata dengan lapisan plester, kaca, atap dari paduan alumunium, lantai dari beton dan keramik, lampu, penghuni, peralatan elektronik dan 250 orang jumlah maksimal yang ada pada ruangan aula kampus 2 UM Metro didapat sebesar 47,87 kW dan besar daya sistem pendingin AC yang diperlukan untuk mendinginkan beban pendinginan dari daya kompresornya sebesar 1,77 kW. Apabila dikonversikan daya kompresor 1,77 kW setara dengan 2,4 PK. untuk pemasangan AC dari 2,4 PK dibutuhkan 5 unit alat pendingin yang masing-masing alat berkapasitas ½ PK agar pendinginan diruang tersebut lebih efisien.
PENGARUH JENIS REFRIGERANT DAN BEBAN PENDINGINAN TERHADAP KEMAMPUAN KERJA MESIN PENDINGIN Edi Purwanto; Kemas Ridhuan
TURBO [Tulisan Riset Berbasis Online] Vol 3, No 1 (2014): Juni 2014
Publisher : Universitas Muhammadiyah Metro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (471.474 KB) | DOI: 10.24127/trb.v3i1.19

Abstract

Setiap refrigerant memiliki sifat karakteristik yang berbeda yang mempengaruhi efek refrigerasi dan COP yang dihasilkan.Refrigerant R12 merupakan senyawa yang banyak digunakan dalam penyegar udara, penggunaan dalam bidang otomotif, sedangkan refrigerant R22 merupakan senyawa yang banyak digunakan dalam penyegar udara, penggunaan pada umumnya pendinginan ruangan dan unit temperature rendah.Beban pendinginan merupakan beban kalor atau panas yang keluarkan dan diserap oleh evaporator.Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh jenis refrigerant terhadap variasi beban pendinginan, karakteristik perubahan suhu yang terjadi dan pengaruhnya terhadap kemampuan kerja pendinginan. Penelitian dilakukan di kampus II Universitas Muhammadiyah Metro, metode yang digunakan pada penelitian ini adalah dengan cara melakukan pengujian alat, observasi lapangan, dan studi pustaka, kemudian melakukan pengambilan data yaitu pada AC dengan jenis refrigerant R12 dan R22 pada variasi beban 150 Watt, 300 Watt, 450 Watt, 600 Watt dan 750 Watt. Adapun hasil dari penelitian waktu pendinginan pada refrigerant R12  yaitu: 45; 60; 100; 120 dan 130. Sedangkan pada refrigerant R22 yaitu: 53; 60; 70; 80 dan 93. Pada Refrigerant R12 lebih cocok untuk beban kecil sedangkan  refrigerant R22 umtuk beban besar. Adapun COP yang didapat pada refrigerant R12 yaitu: 7,48; 6,44; 5,3; 5,78 dan 5,97, sedangkan pada refrigerant R22 yaitu: 21,02; 19,65; 19,06; 19,73 dan 21,109.
PEMANFAATAN UMBI GANYONG SEBAGAI BAHAN BAKAR ALTERNATIF BIOETANOL Kemas Ridhuan; Ahmad Sukamto
TURBO [Tulisan Riset Berbasis Online] Vol 1, No 2 (2012): Desember 2012
Publisher : Universitas Muhammadiyah Metro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (700.592 KB) | DOI: 10.24127/trb.v1i2.649

Abstract

Abstrak : Pengembangan energi merupakan hal yang mendesak untuk zaman sekarang ini. Salah satu sumber energi alternatif yang potensial yaitu umbi ganyong yang dapat diolah sebagai bahan bakar bioetanol. Bioetanol merupakan bahan bakar pengganti bensin yang dapat diolah dari bahan tumbuh – tumbuhan. Umbi ganyong cukup baik karena kandungan patinya cukup tinggi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui proses pengolahan umbi ganyong menjadi bioetanol pada proses penyulingan dengan kapasitas bioetanol yang dihasilkan dari umbi ganyong yang yang digunakan.Proses pengolahan umbi gayong dilakukan mulai dari pencucian, lalu umbi gayong digiling atau di parut menjadi bubur tepung, kemudian diperas dan menghasilka pati. Selanjutnya pati ditambah air lalu direbus (proses liquifikasi) kemudian dilanjutkan proses sakarifikasi. Setelah itu dikasih ragi untuk proses fermentasi. Lalu proses akhir pada penyulingan dengan destilasi untuk mendapatkan minyak bioetanol.Dari umbi ganyong sebanyak 45 kg menghasilkan pati 8,3 kg, pati tersebut ditambah air sebanyak 27 liter, sehingga menjadi 35,3 liter. Selanjutnya pati direbus untuk proses liquifikasi selama 30 menit dengan suhu 105 °C dan dilanjutkan proses sakarifikasi selama 75 menit dengan suhu 95 °C. Setelah selesai turunkan suhu hingga 40 °C dan ditambahkan ragi untuk difermentasi selama 7 hari. Proses penyulingan (distilasi) dengan suhu 78 °C. Hasil dari penyulingan mendapatkan bioetanol sebanyak 3,15 liter.Kata Kunci : Ganyong, energi, bioetanol
Proses Pembakaran Pirolisis dengan Jenis Biomassa dan Karakteristik Asap Cair yang Dihasilkan Kemas Ridhuan; Dwi Irawan; Rizki Inthifawzi
TURBO [Tulisan Riset Berbasis Online] Vol 8, No 1 (2019): Juni 2019
Publisher : Universitas Muhammadiyah Metro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (404.054 KB) | DOI: 10.24127/trb.v8i1.924

Abstract

Biomassa merupakan satu-satunya sumber karbon yang dapat diperbaharui dan mampu diproses menjadi bahan bakar yang berupa gas, cair, dan padat yang baik. Biomassa juga dapat diolah menjadi bahan pengawet makanan karena mengandung senyawa-senyawa antibakteri dan antioksidan dalam bentuk cairan atau asap cair. Untuk mendapatkan hasil asap cair yang sesuai dan memadai dengan peruntukannya maka perlu diolah dengan menggunakan berbagai jenis jenis biomassa yang diproses pada pembakaran pirolisis. Dengan pembakaran pirolisis biomassa terdekomposisi termokimia dengan pemanasan menjadi gas kemudian didinginkan dikondensor dan menjadi cairan atau asap cair. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui jumlah asap cair yang dihasilkan dari jenis biomassa baku kulit kelapa muda, bambu dan kulit durian dengan karaktristik asap cairnya yang dibakar secara pirolisis. Penelitian ini dilakukan di laboratorim Teknik Mesin Universitas Muhammadiyah Metro, penelitian ini menggunakan reaktor pirolisis, retot dan kondensor dengan bahan bakar dan bahan baku biomassa yang sama yaitu kulit kelapa muda bahan bakar 13 kg dan bahan baku 3 kg, bahan bakar bambu sebesar 13 kg dan bahan baku 3 kg, bahan bakar kulit durian sebesar 8 kg dan bahan baku 1,2 kg. Hasil penelitian yang didapat yaitu kulit kelapa muda menghasilkan asap cair 100 ml dengan karakteristiknya yaitu pH 0.596, viskositas 1.780 CPs dan densitas 0,343 g/cm3 lalu bambu menghasilkan asap cair 120 ml dengan karakteristiknya yaitu pH 0.707, viskositas 2.626 CPs  dan nilai kalori 1983,950 Cal/g, densitas 0,427 g/cm3 dan kulit durian menghasilkan asap cair 74 ml dengan karakteristiknya yaitu pH 0.676, viskositas 1.574 Cps dan nilai kalori 2177,464 Cal/g, densitas 0,271 g/cm3Kata kunci: Pembakaran, Pirolisis, asap cair, biomassa.