Darmawati Ayu Indraswari
Unknown Affiliation

Published : 18 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 18 Documents
Search

PENGARUH LARI SEBAGAI OLAHRAGA AEROBIK INTENSITAS SEDANG TERHADAP MEMORI JANGKA PENDEK MAHASISWA PENDIDIKAN DOKTER UNIVERSITAS DIPONEGORO Anggraheni, Rani Hapsari; Indraswari, Darmawati Ayu; Purwoko, Yosef
DIPONEGORO MEDICAL JOURNAL (JURNAL KEDOKTERAN DIPONEGORO) Vol 6, No 2 (2017): JURNAL KEDOKTERAN DIPONEGORO
Publisher : DIPONEGORO MEDICAL JOURNAL (JURNAL KEDOKTERAN DIPONEGORO)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (382.571 KB)

Abstract

Latar Belakang: Olahraga adalah gaya hidup yang sudah banyak diteliti manfaatnya untuk jasmani. Penelitian lainnya menyatakan bahwa olahraga juga dapat meningkatkan fungsi kognitif, salah satunya adalah memori jangka pendek. Memori jangka pendek memiliki peran yang penting dalam kehidupan sehari-hari, terutama dalam proses pengolahan informasi.Tujuan: Membuktikan pengaruh lari sebagai olahraga aerobik intensitas sedang terhadap memori jangka pendek.Metode: Penelitian yang ersifat kuasi eksperimen dengan menggunakan rancangan pre- dan post-test pada tiga kelompok ini dilaksanakan di Fakultas Kedokteran Universitas Diponegoro, Semarang. Subjek penelitian adalah mahasiswa FK Undip (n=45) yang terbagi atas kelompok kontrol, perlakuan lari 30 menit, dan perlakuan lari 60 menit. Sebelum perlakuan diberikan pretest, kemudian setelah perlakuan diberikan posttest. Memori jangka pendek subjek sebelum dan sesudah perlakuan dianalisis menggunakan uji t berpasangan.Hasil: Dari 45 subjek penelitian, rerata hasil tes memori jangka pendek setelah perlakuan lari 30 menit dan 60 menit menunjukkan adanya peningkatan, namun tidak untuk kelompok kontrol. Diperoleh hasil bermakna untuk kelompok perlakuan lari 30 menit yaitu p=0,015 dan tidak bermakna untuk kelompok perlakuan lari 60 menit yaitu p=0,101 dengan Uji t berpasangan.Kesimpulan: Peningkatan memori jangka pendek terjadi pada orang yang berolahraga aerobik intensitas sedang selama 30 menit. Hal ini mungkin karena terdapat peningkatan aliran darah otak dan stimulasi neurotropik.
PERBANDINGAN NILAI ARUS PUNCAK EKSPIRASI PADA LANSIA WANITA YANG RUTIN BERENANG DAN YANG TIDAK RUTIN BERENANG Andar, Nadiya Arawinda; Indraswari, Darmawati Ayu; Utami, Aras
DIPONEGORO MEDICAL JOURNAL (JURNAL KEDOKTERAN DIPONEGORO) Vol 7, No 2 (2018): JURNAL KEDOKTERAN DIPONEGORO
Publisher : Faculty of Medicine, Diponegoro University, Semarang, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (378.046 KB) | DOI: 10.14710/dmj.v7i2.20705

Abstract

Latar  Belakang:  Fungsi paru pada lansia dapat dipertahankan dan ditingkatkan dengan berenang rutin dan parameter fungsi paru yang mudah digunakan adalah Arus Puncak Ekspirasi (APE). Berenang lebih dari 30 menit adalah salah satu contoh latihan aerobik yang mudah dan tidak berat sehingga dapat menjadi salah satu alternatif latihan yang cocok untuk diterapkan pada lansiaTujuan : Membuktikan aktivitas berenang rutin  berpengaruh terhadap nilai APE pada pada komunitas renang  lansia.Metode : Desain penelitian yang digunakan  merupakan penelitian observasional analitik dengan rancangan belah lintang. Subjek penelitian berjumlah 46  lansia  di semarang   yang di ukur APE dengan alat peak flow meter  dibedakan dengan kelompok yang rutin berenang dan tidak rutin berenang atau tidak berenang . Uji statistik menggunaan uji t- tidak berpasanganHasil: Rerata arus puncak ekspirasi (APE) pada subjek di penelitian ini adalah 223,48 ± 109,02 l/mnt dengan nilai APE tertinggi adalah 450 l/mnt dan terendah adalah 60 l/mnt . Nilai APE pada kelompok yang rutin berenang menunjukkan hasil yang lebih tinggi yaitu dengan rerata 150  l/mnt. Uji beda menggunakan Mann Whitney digunakan karena distribusi data nilai APE tidak normal, menunjukkan p= <0,001Kesimpulan: pada penelitian ini terdapat perbedaan bermakna nilai APE antara  lansia  rutin berenng dan tidak rutin berenang .
THE INFLUENCE OF VARIOUS CONCENTRATED CHERRY (MUNTINGIA CALABURA) EXTRACT IN PREVENTING LACTOBACILLUS ACIDOPHILUS IN VITRO Nurhalisa, Siti; Lestari, Endang Sri; Wibisono, Gunawan; Indraswari, Darmawati Ayu
DIPONEGORO MEDICAL JOURNAL (JURNAL KEDOKTERAN DIPONEGORO) Vol 9, No 6 (2020): DIPONEGORO MEDICAL JOURNAL (Jurnal Kedokteran Diponegoro)
Publisher : Faculty of Medicine, Diponegoro University, Semarang, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.14710/dmj.v9i6.29326

Abstract

Background: Dental caries is a multifactorial illness caused by bacteria. Lactobacillus acidophilus is one of the bacteria causing caries, where it continues the caries process. That is why the antibacterial agent is needed. A cherry (Muntingia calabura) is fruit having many benefits for health, which one of them is as an antibacterial agent. It contains flavonoid, tannin, alkaloid, and terpenoid, which can function as the antibacterial agent.  Aim :The study aimed to determine the influence of cherry (Muntingia Calabura) extract in preventing the growth of L.acidophilus. Method: True experimental laboratory with a post-test only control group design and 24 samples. Cherries were extracted by using maceration. Then, the phytochemical test was conducted to discover antibacterial substances. The antibacterial test was done by using the dilution method to know Minimum Inhibitory Concentration (MIC) and Minimum Bactericidal Concentration (MBC). Results: Minimum Inhibitory Concentration (MIC) could not be seen, and Minimum Bactericidal Concentration (MBC) showed that all concentration 6,25%, 12,5%, 25%, and 50% and positive control were able to kill a bacterium L. acidophilus. Conclusions: There is an influence of cherry extract on the grow
HUBUNGAN LAMA PAPARAN BISING DAN TAJAM PENDENGARAN PADA KOMUNITAS BALAP RESMI DI SEMARANG Lindiana Puspitasari; Budi Laksono; Darmawati Ayu Indraswari
Jurnal Kedokteran Diponegoro (Diponegoro Medical Journal) Vol 6, No 1 (2017): JURNAL KEDOKTERAN DIPONEGORO
Publisher : Faculty of Medicine, Universitas Diponegoro, Semarang, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (353.172 KB) | DOI: 10.14710/dmj.v6i1.16243

Abstract

Latar belakang: Paparan bising terhadap anggota komunitas balap merupakan faktor risiko yang berbahaya dan dapat menyebabkan berkurangnya tajam pendengaran dan selanjutnya menjadi gangguan pendengaran.Tujuan: Mengetahui tentang hubungan lama paparan bising dan tajam pendengaran pada  komunitas balap resmi di Semarang.Metode: Penelitan observasional dengan rancangan Cross Sectional dilaksanakan di basecamp pusat komunitas balap resmi “SCORE” di Semarang. Sampel penelitian ini adalah anggota komunitas balap resmi “SCORE” (n=15). Tajam pendengaran diukur dengan tes Audiometri nada murni. Uji normalitas distribusi data yang digunakan adalah Saphiro-Wilk dan untuk uji hipotesis yang digunakan adalah One-way ANOVA.Hasil: Lama paparan bising mempengaruhi tajam pendengaran pada subjek penelitian. Presentase subjek dengan kurang pendengaran dibawah normal pada telinga kanan adalah 6,7%  dengan pendengaran normal tanpa adanya kurang pendengaran pada telinga kanan adalah 93,3%.. Pada hasil pemeriksaan telinga kiri presentase subjek adalah 100% pendengaran normal tanpa adanya kurang pendengaran dari 100% presentase subjek. Hasil dari uji hipotesis didapatkan hasil p = 0,001 dan dapat disimpulkan bahwa penelitian ini bermakna ditunjukkan pada variabel terikat yaitu tajam pendengaran.Kesimpulan: Lama paparan bising mempengaruhi tajam pendengaran sesuai dengan intensitas   waktu paparan.
PERBANDINGAN PENGARUH LARI RUTIN DENGAN LARI RUTIN DITAMBAH LATIHAN OTOT INTI TERHADAP LINGKAR PINGGANG PADA MAHASISWI FAKULTAS KEDOKTERAN UNDIP Musdalifa Maftuhatul Janna Hae; Darmawati Ayu Indraswari
Jurnal Kedokteran Diponegoro (Diponegoro Medical Journal) Vol 5, No 4 (2016): JURNAL KEDOKTERAN DIPONEGORO
Publisher : Faculty of Medicine, Universitas Diponegoro, Semarang, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (303.943 KB) | DOI: 10.14710/dmj.v5i4.15496

Abstract

Latar belakang : Obesitas sentral, yang merupakan kumpulan lemak berlebih pada daerah abdomen, berkaitan erat dengan penyakit kardiovaskular. Menurut organisasi kesehatan dunia (WHO), obesitas adalah 1 dari 10 risiko kesehatan yang dapat dicegah. Lingkar pinggang dianggap sebagai metode antropometri yang berkorelasi dengan lemak viseral pada obesitas. Untuk mencegah obesitas diperlukan olahraga di antaranya adalah lari dan latihan otot inti. Tujuan : Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbandingan pengaruh lari rutin dan lari rutin ditambah latihan otot inti terhadap lingkar pinggang.Metode : Penelitian ini merupakan penelitianeksperimentaldengan rancangan two group pre and post-test design. Jumlah subjek 26 orang yang diperoleh dengan cara purposive sampling dan dibagi menjadi 2 kelompok. Kelompok 1 diberi perlakuan lari selama 30 menit dan kelompok 2 diberi perlakuan lari selama 30 menit ditambah latihan otot inti, selama 8 minggu. Uji normlitas yang digunakan adalah Shapiro wilk. Uji hipotesis yang digunakan adalah uji t berpasangan dan uji beda yang digunakan adalah ANOVA.Hasil bermakna jika p<0,05.Hasil : Pada kelompok 1 tidak didapatkan perbedaan yang bermakna sebelum dan sesudah diberi perlakuan (p=0,217). Sedangkan pada kelompok 2 didapatkan perbedaan yang bermakna sebelum dan sesudah diberi perlakuan (p=0,031). Tidak didapatkan perbedaan pengaruh yang signifikan antara kelompok 1 dan kelompok 2 (p=0,230).Kesimpulan : Pada penelitian ini tidak didapatkan perbedaan bermakna antara pengaruh lari rutin dengan lari rutin ditambah latihan otot inti terhadap lingkar pinggang.
PENGARUH PIJAT AKUPUNTUR (ACCUPRESSURE) TELINGA TERHADAP KADAR LEPTIN PADA OBESITAS Ariosta Ariosta; Dwi Retnoningrum; Aryu Candra; Darmawati Ayu Indraswari; Salma S Salma S; Vonny Folanda; Josevaldo Bagus P; Jessica Christanti
Jurnal Kedokteran Diponegoro (Diponegoro Medical Journal) Vol 9, No 4 (2020): DIPONEGORO MEDICAL JOURNAL ( Jurnal Kedokteran Diponegoro )
Publisher : Faculty of Medicine, Universitas Diponegoro, Semarang, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (427.214 KB) | DOI: 10.14710/dmj.v9i4.27674

Abstract

Latar Belakang: Obesitas merupakan suatu kelainan metabolik yang disebabkan banyak faktor, salah satu diantranya adalah pola makan dan kadar leptin yang menghambat nafsu makan. Pijat akupunktur pada telinga (acupressure) merupakan salah satu traditional chinese medicine yang dapat mengurangi nafsu makan sehingga berat badan menurun. Penelitian ini berfungsi untuk melihat apakah terdapat pengaruh acupressure terhadap kadar leptin, dan food frequency questionnaire. Metode: Penelitian eksperimental ini menggunakan desain one  group pre and post test design. Sampel penelitian berjumlah 31 sampel pasien obesitas sesuai kriteria BMI menurut Asia. Kadar leptin dan asupan makanan karbohidrat, protein dan lemak sebelum dan sesudah acupressure dihitung dengan menggunakan food frequency questionnaire. Uji normalitas menggunakan uji saphiro wilk. Sampel penelitian adalah pasien obesitas. Uji beda antara kadar leptin sebelum dan sesudah dialkukan acupressure menggunakan uji wilcoxon. Uji beda asupan karbohidrat dan asupan lemak sebelum dan sesudah acupressure menggunakan paired t test, sedangkan asupan protein sebelum dan sesudah acupressure menggunakan uji wilcoxoon. Hasil: Didapatkan penurunan kadar leptin secara bermakna sebelum dan sesudah acupressure sebesar -4,67 ± 6,12 ng/ml dimana p<0,05 dengan uji wilcoxon. Didapatkan perbedaan bermakna asupan karbohidrat dan protein dimana p<0,05, namun tidak didapatkan perbedaan bermakna asupan lemak sebelum dan sesudah acupressure p>0,05. Kesimpulan: Acupresure akan menurunkan kadar leptin seiring dengan penurunan berat badan selain itu akan menurunkan asupan karbohidrat dan protein namun tidak mempengaruhi asupan lemak.
PENGARUH MENDENGARKAN MUSIK SAAT LARI TERHADAP MOOD MAHASISWA FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS DIPONEGORO Tasya Aulia Pradiptasari; Darmawati Ayu Indraswari; Yuriz Bakhtiar
DIPONEGORO MEDICAL JOURNAL (JURNAL KEDOKTERAN DIPONEGORO) Vol 7, No 2 (2018): JURNAL KEDOKTERAN DIPONEGORO
Publisher : Faculty of Medicine, Diponegoro University, Semarang, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (457.003 KB) | DOI: 10.14710/dmj.v7i2.20707

Abstract

Latar Belakang: Kurangnya melakukan olahraga masih menjadi masalah kesehatan yang cukup penting di masyarakat karena menjadi salah satu faktor risiko terjadinya penyakit kronik. Salah satu alasan yang membuat masyarakat kurang melakukan olahraga adalah kurangnya motivasi. Mendengarkan musik adalah salah satu alternatif yang dapat meningkatkan motivasi berolahraga. Olahraga lari terbukti dapat meningkatkan mood yang merupakan faktor penting dalam menunjang pembelajaran. Mahasiswa kedokteran merupakan golongan yang rentan mengalami penurunan mood dikarenakan tekanan yang dialami, yang akan berdampak pada performa terutama pada bidang akademik. Pembahasan mengenai mendengarkan musik saat lari dan kaitannya dengan mood pada mahasiswa kedokteran belum pernah diteliti sebelumnya.Tujuan: Mengetahui pengaruh mendengarkan musik saat lari terhadap mood mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Diponegoro.Metode: Penelitian menggunakan desain eksperimental pre- and post-test quasi non- equivalent group. Subjek penelitian adalah 39 mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Diponegoro yang memenuhi kriteria inklusi dan tidak terdapat kriteria eksklusi. Subjek penelitian terdiri atas tiga kelompok dengan jumlah 13 orang pada masing-masing kelompok. Skor Total Mood Disturbance diukur menggunakan kuesioner Profile of Mood States. Analisis statistik menggunakan uji t berpasangan, uji One-Way ANOVA dan uji Post Hoc.Hasil: Terdapat peningkatan mood yang bermakna (p= 0,000) pada kelompok perlakuan lari dengan mendengarkan musik dan kontrol serta peningkatan mood yang tidak bermakna pada kelompok perlakuan lari (p= 0,059). Rerata dan simpangan baku selisih pretest dan posttest skor Total Mood Disturbance pada kelompok perlakuan lari dengan mendengarkan musik adalah 30.08±7.23, lari 7.38±4.53 dan kontrol 11.62±4.11.Kesimpulan: Lari intensitas sedang selama 30 menit dengan mendengarkan musik meningkatkan mood mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Diponegoro.
PERBANDINGAN PENGARUH LARI RUTIN DENGAN LARI RUTIN DITAMBAH LATIHAN OTOT INTI TERHADAP PERSENTASE LEMAK DAN MASSA TULANG PADA MAHASISWI FAKULTAS KEDOKTERAN UNDIP Widoasti Putri Utami; Darmawati Ayu Indraswari
Jurnal Kedokteran Diponegoro (Diponegoro Medical Journal) Vol 5, No 4 (2016): JURNAL KEDOKTERAN DIPONEGORO
Publisher : Faculty of Medicine, Universitas Diponegoro, Semarang, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (351.857 KB) | DOI: 10.14710/dmj.v5i4.15986

Abstract

Latar belakang: Obesitas telah menjadi masalah kesehatan utama di seluruh dunia, baik di kalangan anak, remaja, maupun dewasa yang dapat dipengaruhi oleh faktor genetik dan faktor lingkungan. Salah satu olahraga yang dianjurkan untuk mencegah obesitas adalah aktivitas aerobik yaitu lari. Selain lari, terdapat olahraga lain yang dapat dilakukan yaitu latihan otot inti. Tujuan: Membandingkan pengaruh lari rutin dengan lari rutin ditambah latihan otot inti terhadap persentase lemak dan massa tulang. Metode: Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental dengan rancangan two group pre and post test design. Sampel yang terdiri dari 26 orang dibagi menjadi 2 kelompok: lari 30 menit dan lari 30 menit ditambah latihan otot inti yang dilakukan selama 8 minggu. Persentase lemak dan massa tulang akan dikukur menggunakan bioelectrical impedance analysis (BIA). Persentase lemak dan massa tulang sebelum dan sesudah intervensi dianalisis menggunakan uji Wilcoxon, sedangkan selisih kedua intervensi dianalisis menggunakan uji Mann-Whitney. Hasil bermakna jika p < 0,05. Hasil: Persentase lemak pada kelompok latihan kombinasi menunjukkan hasil yang signifikan dengan p= 0,013. Pada kelompok latihan lari tidak didapatkan hasil yang signifikan dengan p= 0,649. Selisih antara kedua kelompok didapatkan hasil signifikan dengan p= 0,07. Pada massa tulang didapatkan hasil yang tidak signifikan dikedua kelompok dengan p= 0,102. Kesimpulan: Latihan kombinasi aerobik ditambah latihan otot inti efektif menurunkan persentase lemak tetapi tidak meningkatkan massa tulang.
KORELASI ANTARA PANJANG LENGAN DAN TUNGKAI DENGAN KECEPATAN RENANG GAYA BEBAS 50 METER (STUDI PADA KLUB RENANG SPECTRUM SEMARANG) Choiria Mulyawati; Marijo Marijo; Darmawati Ayu Indraswari
DIPONEGORO MEDICAL JOURNAL (JURNAL KEDOKTERAN DIPONEGORO) Vol 7, No 2 (2018): JURNAL KEDOKTERAN DIPONEGORO
Publisher : Faculty of Medicine, Diponegoro University, Semarang, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (315.913 KB) | DOI: 10.14710/dmj.v7i2.20847

Abstract

Latar Belakang: Renang merupakan olahraga yang paling baik untuk menyelamatkan jiwa dikarenakan dapat membangun kepercayaan diri secara menyeluruh, dan juga merupakan olahraga rileks maupun mengolah tubuh. Dalam perlombaan renang, kecepatan merupakan komponen yang dinilai. Kecepatan renang sendiri dipengaruhi oleh berbagai macam faktor salah satunya adalah struktur anatomi tubuh perenang. Struktur anatomi tubuh perenang yang dapat mempengaruhi kecepatan renang seseorang diantaranya adalah panjang lengan, panjang tungkai, dan tinggi badan.Tujuan: Mengetahui hubungan panjang lengan dan tungkai terhadap kecepatan renang 50 meter.Metode: Penelitian observasional analitik dengan rancangan belah lintang dilaksanakan di GOR Manunggal Jati Semarang. Subyek penelitian ini adalah 17 atlet renang klub Spectrum Semarang (n=17). Pengukuran panjang lengan dan tungkai dilakukan dengan menggunakan mistar gulung, sedangkan kecepatan renang diukur menggunakan stopwatch dengan lintasan 50 meter. Uji hipotesis yang digunakan adalah uji hipotesis Spearman dan regresi linier berganda.Hasil: Pada penelitian didapatkan data panjang lengan dengan rerata 49.44±6.09 cm; data panjang tungkai dengan rerata 75.47±8.56 cm; dan data kecepatan renang 50 meter dengan rerata 1.22±1.99 ms-1. Uji korelasi Spearman antara panjang lengan dengan kecepatan renang menunjukkan korelasi positif yang bermakna (r=0.880; p=0.000). Uji korelasi Spearman antara panjang tungkai dengan kecepatan renang menunjukkan korelasi positif yang bermakna (r=0.881; p=0.000). Uji regresi linier berganda antara panjang lengan dan tungkai dengan kecepatan renang menunjukkan korelasi positif (R=0.873; R2=0.762).Kesimpulan: Terdapat korelasi antara panjang lengan dan tungkai dengan kecepatan renang 50 meter.
PENGARUH LARI SEBAGAI OLAHRAGA AEROBIK INTENSITAS SEDANG TERHADAP ATENSI MAHASISWA PENDIDIKAN DOKTER UNIVERSITAS DIPONEGORO Pho Denita Meiliani; Darmawati Ayu Indraswari; Yosef Purwoko
DIPONEGORO MEDICAL JOURNAL (JURNAL KEDOKTERAN DIPONEGORO) Vol 6, No 2 (2017): JURNAL KEDOKTERAN DIPONEGORO
Publisher : Faculty of Medicine, Diponegoro University, Semarang, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (382.867 KB) | DOI: 10.14710/dmj.v6i2.18616

Abstract

Latar Belakang: Olahraga sudah menjadi gaya hidup bagi sebagian masyarakat. Beberapa penelitian sebelumnya menyatakan bahwa olahraga juga dapat meningkatkan fungsi kognitif, salah satunya adalah atensi. Atensi memiliki peran yang penting dalam kehidupan sehari-hari, terutama dalam proses belajar seseorang.Tujuan: Membuktikan pengaruh lari sebagai olahraga aerobik intensitas sedang terhadap atensi.Metode: Penelitian ini bersifat kuasi eksperimental dengan menggunakan rancangan pre- dan post-test pada tiga kelompok yang dilaksanakan di Fakultas Kedokteran Universitas Diponegoro, Semarang. Sampel penelitian adalah mahasiswa FK Undip (n=45) yang terbagi atas kelompok kontrol, perlakuan lari 30 menit, dan 60 menit, lalu diberikan pretest, kemudian diberi perlakuan, setelah itu diberikan posttest. Atensi subjek sebelum dan sesudah perlakuan dianalisis menggunakan uji t berpasangan.Hasil: Dari 45 subjek penelitian, rerata hasil tes atensi setelah perlakuan lari 30 menit dan 60 menit menunjukkan adanya peningkatan pada semua jaringan atensi yaitu alerting, orienting, dan executive. Uji t berpasangan diperoleh hasil bermakna untuk kelompok perlakuan lari 30 menit yaitu alerting p=0,043, orienting p=0,049, dan executive p=0,027 dan tidak bermakna untuk kelompok perlakuan lari 60 menit yaitu alerting p=0,609, orienting p=0,364, dan executive p=0,157. Kesimpulan: Lari 30 menit sebagai olahraga aerobik intensitas sedang meningkatkan atensi mahasiswa. Hal ini kemungkinan karena adanya peningkatan aliran darah otak, stimulasi neurotropik otak, dan katekolamin plasma.