Roslizawaty -
Unknown Affiliation

Published : 5 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 5 Documents
Search

AKTIVITAS ANTIBAKTERIAL EKSTRAK ETANOL DAN REBUSAN SARANG SEMUT (Myrmecodia sp.) TERHADAP BAKTERI Escherichia coli Roslizawaty -; Nita Yulida Ramadani; Fakhrurrazi -; Herrialfian -
Jurnal Medika Veterinaria Vol 7, No 2 (2013): J. Med. Vet.
Publisher : Universitas Syiah Kuala

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (330.518 KB) | DOI: 10.21157/j.med.vet..v7i2.2938

Abstract

Penelitian ini bertujuan mengetahui aktivitas antibakteri ekstrak dan rebusan sarang semut (Myrmecodia sp.) terhadap bakteri Escherichia coli. Sarang semut lokal yang diperoleh dari Pasar Lambaro Aceh Besar diekstraksi dengan metode maserasi menggunakan pelarut etanol 70%. Sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah isolat Escherichia coli. Penelitian ini dilakukan dengan 5 perlakuan dan 3 kali ulangan. Masing-masing perlakuan terdiri atas ekstrak etanol sarang semut dengan konsentrasi 25 dan 50%, rebusan sarang semut, kontrol positif yang diberi ciprofloksasin 5 µg, dan kontrol negatif yang diberi etanol 96% yang digunakan sebagai pelarut ekstrak. Uji antibakteri ekstrak dan rebusan sarang dilakukan mengunakan metode Kirby Bauer, dengan jumlah bakteri yang disesuaikan dengan standar kekeruhan Mc Farland 3. Data yang diperoleh dianalisis secara deskriptif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ekstrak etanol sarang semut dan rebusan sarang semut mempunyai aktivitas antibakteri terhadap Escherichia coli. Rata-rata zona hambat ekstrak etanol sarang semut 25%, 50%, rebusan sarang semut, kontrol negatif dan kontrol positif secara berturut-turut adalah 10,3; 11,5; 6,67 ; 0; dan 26,3 mm. Ekstrak etanol sarang semut memiliki zona hambat yang lebih luas dibandingkan dengan rebusan dan semakin tinggi konsentrasi ekstrak semakin luas zona hambat yang terbentuk
GAMBARAN HISTOLOGI KELENJAR TEMBOLOK AYAM KAMPUNG,BEBEK, DAN MERPATI Zainuddin -; Dian Masyitha; Fitriani -; Firda Muharrami; Sri Wahyuni; Roslizawaty -; Mulyadi Adam
Jurnal Medika Veterinaria Vol 9, No 1 (2015): J. Med. Vet.
Publisher : Universitas Syiah Kuala

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (345.125 KB) | DOI: 10.21157/j.med.vet..v9i1.3002

Abstract

Penelitian ini bertujuan melihat gambaran histologi kelenjar mukosa tembolok ayam kampung (Gallus domesticus), bebek (Anser anser domesticus), dan merpati (Columba domesticus), masing-masing berjumlah 3 ekor. Sampel yang digunakan adalah tembolok dari ayam kampung, bebek, dan merpati. Jaringan tembolok masing-masing hewan diambil dan diproses secara mikroteknik dengan pewarnaan Hematoksilin-Eosin (HE) kemudian diamati di bawah mikroskop.Hasil penelitian menunjukkan ada perbedaan bentuk antara kelenjar mukosa tembolok ayam kampung dan bebek.Bentuk kelenjar mukosa tembolok ayam kampung bulat, sedangkan bebek lonjong.Baik ayam kampung maupun bebek kelenjar mukosa tembolok tersebar di lamina propia. Pada ayam kampung jumlah kelenjar mukosa tembolok lebih banyak dibandingkan kelenjarmukosa tembolok bebek. Pada merpati tidak dijumpai kelenjar mukosa tembolok di lamina propia.
PENGARUH EKSTRAK ETANOL SARANG SEMUT (Myrmecodia sp.)LOKAL TERHADAP KADAR KOLESTEROL TOTAL TIKUS PUTIH (Rattus norvegicus) JANTAN HIPERKOLESTEROLEMIA Roslizawaty -; Rusli -; Sastika Rani; Zuraidawati -; T. Armansyah; Zuhrawaty -; Arman Sayuti
Jurnal Medika Veterinaria Vol 9, No 1 (2015): J. Med. Vet.
Publisher : Universitas Syiah Kuala

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (326.677 KB) | DOI: 10.21157/j.med.vet..v9i1.2992

Abstract

Penelitian ini bertujuan mengetahui pengaruh ekstrak etanol sarang semut (Myrmecodia sp.) terhadap kadar kolesterol darah tikus putih (Rattus norvegicus) jantan. Dalam penelitian ini digunakan 20 ekor tikus putih jantan umur tiga bulan yang secara klinis dinyatakan sehat. Secara acak, seluruh tikus dibagi menjadi 4 perlakuan, masing-masing terdiri atas lima ekor tikus. Perlakuan K1 adalah kelompok kontrol negatif, K2 adalah kelompok kontrol positif yang diinduksi pakan hiperkolesterolemia, K3 adalah kelompok yang diberi pakan hiperkolesterolemia dan ekstrak etanol sarang semut dengan dosis 100 mg, dan K4 adalah kelompok yang diberi pakan hiperkolesterolemia dan ekstrak etanol sarang semut dengan dosis 200 mg. Data yang diperoleh dianalisis dengan analisis varian (ANAVA) dan dilanjutkan dengan uji Duncan. Rata-rata kadar kolesterol setelah perlakuan pada K1; K2; K3; dan K4 masing-masing adalah 11,88±0,94; 26,30±1,37; 14,66±1,50; dan 10,86±0,17 mg/dl. Hasil analisis statistik menunjukkan bahwa pemberian estrak etanol sarang semut berpengaruh sangat nyata (P0,01) terhadap penurunan kadar kolesterol tikus putih yang diinduksi pakan hiperkolesterolemia. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pemberian ekstrak etanol sarang semut 100 dan 200 mg dapat menurunkan kadar kolesterol tikus putih jantan. Dosis 200 mg lebih baik dalam menurunkan kadar kolesterol tikus putih jantan yang mengalami hiperkolesterolemia.
KORELASI ANTARA DEHIDRASI DENGAN TOTAL PROTEIN PLASMA, HEMOGLOBIN, DAN PACKED CELL VOLUME PADA KAMBING KACANG UMUR 10-14 HARI Roslizawaty -; Sugito -; Syinta Ramadhani; Muhammad Hasan; Razali Daud; Nuzul Asmilia
Jurnal Medika Veterinaria Vol 9, No 1 (2015): J. Med. Vet.
Publisher : Universitas Syiah Kuala

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (248.31 KB) | DOI: 10.21157/j.med.vet..v9i1.2982

Abstract

Penelitian ini bertujuan mengetahui korelasi antara kadar packed cell volume, total protein plasma, dan hemoglobin dengan tingkat dehidrasi  pada anak kambing kacang. Sampel penelitian ini adalah 10 ekor anak kambing kacang berumur 10-14 hari, berjenis kelamin jantan, dan tidak cacat fisik. Dehidrasi diinduksi dengan pemberian diuretik yaitu furosemide 2 mg/kg bobot badan secara intramuskular setiap empat jam, spironolactone 50 mg dan hydroclorothiazide 50 mg masing-masing diberikan per oral setiap delapan jam, dan larutan katartika (sukrosa 2 gr/kgbobot badan) di dalam larutan sukrosa 20% diberikan per oral setiap delapan jam selama 12 jam. Analisis yang digunakan adalah analisis regresi linear sederhana. Derajat dehidrasi ditentukan berdasarkan persentase penurunan berat badan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa total protein plasma (R2= 0,929) mempunyai hubungan yang erat dengan derajat dehidrasi, hemoglobin (R2 =0,236), dan packed cell volume (R2 = 0,203) mempunyai hubungan yang rendah dengan derajat dehidrasi.
PENGARUH EKSTRAK ETANOL SARANG SEMUT (Myrmecodia sp. TERHADAP GAMBARAN HISTOPATOLOGI GINJAL MENCIT (Mus musculus) JANTAN YANG HIPERURISEMIA Roslizawaty -; Hamdani Budiman; Hiqmah Laila; Herrialfian -
Jurnal Medika Veterinaria Vol 7, No 2 (2013): J. Med. Vet.
Publisher : Universitas Syiah Kuala

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (854.766 KB) | DOI: 10.21157/j.med.vet..v7i2.2947

Abstract

Penelitian ini bertujuan mengetahui pengaruh ekstrak etanol sarang semut (Myrmecodia sp.) terhadap gambaran histopatologi ginjal mencit  (Mus musculus) jantan yang hiperurisemia. Penelitian ini menggunakan 25 ekor mencit jantan dengan umur 10 minggu yang secara klinis dinyatakan sehat. Secara acak seluruh mencit dibagi menjadi 5 kelompok perlakuan, masing-masing kelompok perlakuan terdiri atas 5 ekor mencit. Kelompok K0 adalah kelompok kontrol negatif yang diberikan pakan standar, K1 adalah kelompok kontrol positif yang diberikan pakanstandar dan diinduksi pakan purin tinggi, K2 adalah kelompok yang diberikan pakan standar, diinduksi pakan purin tinggi dan diterapi allopurinol, K3 dan K4 adalah kelompok yang diberikan pakan standar, diinduksi pakan purin tinggi dan diterapi dengan ekstrak etanol sarang semut masing-masing dengan dosis 100  dan 200  mg. Setelah perlakuan selesai pada hari ke-22,  organ ginjal diambil untuk dibuat preparat histologi dan diwarnai dengan metode haematoksilin eosin. Data yang diperoleh dianalisis dengan analisis varian (Anova). Rata-rata tubulus proksimal yang mengalami penyempitan pada kelompok K0; K1; K2: K3; dan K4 masing-masing adalah 32,95±1,37; 67,74±1,81; 75,53±2,68; 24,11±2,61; dan 13,50±2,90. Pemberian ekstrak etanol sarang semut berpengaruh sangat nyata (P0,01) terhadap gambaran histopatologi ginjal mencit jantan dalam memperbaiki penyempitan lumen tubulus proksimal mencit jantan yang diinduksi pakan purin tinggi.  Dapat disimpulkan bahwa pemberian ekstrak etanol sarang semut dengan dosis 200 mg memiliki efektivitas lebih baik dibandingkan dengan dosis 100 mg dalam memperbaiki penyempitan lumen tubulus proksimal.