Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search
Journal : Majalah Geografi Indonesia

Niat Migrasi dan Penyesuaian Diri Migran Sirkuler Asal Jawa di Kecamatan Kuta Selatan – Bali I Made Sarmita; Sri Rum Giyarsih; Umi Listyaningsih
Majalah Geografi Indonesia Vol 28, No 1 (2014): Majalah Geografi Indonesia
Publisher : Fakultas Geografi, Universitas Gadjah Mada

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22146/mgi.13060

Abstract

ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk mengungkap karakteristik migran sirkuler asal jawa dengan fokus; (1) niat migrasinya di masa mendatang yang diprediksi menggunakan variabel upah, umur, lama tinggal, dan tingkat pendidikan; (2) penyesuaian diri mereka dalam dimensi ekonomi, serta fisik dan lingkungan tempat tinggal. Analisis dilakukan dengan teknik regresi model binary logistic untuk tujuan penelitian pertama, dan teknik statistik deskriptif (mean) yang diperkuat dengan teknik uji beda untuk tujuan penelitian yang kedua. Hasil penelitian menunjukkan bahwa; (1) variabel upah, umur, lama tinggal, dan tingkat pendidikan secara bersama-sama memiliki pengaruh yang signifikan terhadap niat migrasi dari para migran sirkuler asal Jawa; (2) penyesuaian diri migran sirkuler asal jawa menunjukkan pola yang berfluktuasi dengan semakin lamanya migran tinggal di Kuta Selatan dalam dimensi ekonomi, dan penyesuaian dirinya semakin berhasil dengan semakin lamanya mereka sudah tinggal di Kuta Selatan dalam dimensi fisik dan lingkungan tempat tinggal. ABSTRACT This study aims to reveal the characteristics of circular migrant from Java with focus: (1) migration intentions in the future are predicted by use a wage, age, length of stay, and level of education variable, (2) their adjustment in the economic, and physical and living environment dimension. Analysis was done by using binary logistic regression models for the purpose of the first study, and techniques of descriptive statistics (mean) reinforced with different test techniques for the purpose of the second study. The results showed: (1) wage, age, length of stay, and level of education variable, together have a significant effect on the migration intentions of circular migrants from Java, (2) adjustment circular migrant from Java showed a fluctuating pattern with increasing duration of migrants living in South Kuta in the economic dimension, and his adjustment is more successful with increasing duration of migrants living in South Kuta in physical and living environment dimensions.
Strategi Penghidupan Rumah Tangga di Kecamatan Patamuan Kabupaten Padang Pariaman Pasca Gempa Bumi Tahun 2009 Siti Rukayah; Hadi Sabari Yunus; Umi Listyaningsih
Majalah Geografi Indonesia Vol 28, No 2 (2014): Majalah Geografi Indonesia
Publisher : Fakultas Geografi, Universitas Gadjah Mada

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (3006.299 KB) | DOI: 10.22146/mgi.13078

Abstract

ABSTRAK Penelitian strategi penghidupan rumah tangga Kecamatan Patamuan pasca gempa bumi Sumatera Barat ini dilatarbelakangi oleh perubahan kondisi sosial ekonomi masyarakat Kecamatan Patamuan pasca terjadinya gempa bumi. Gempa bumi Sumatera Barat tahun 2009 menyebabkan jatuhnya banyak korban jiwa serta kehancuran lingkungan fisik, termasuk rumah dan fasilitas umum yang berdampak pada kerugian sosial dan ekonomi yang menyebabkan masyarakat perlu mengatur strategi penghidupan untuk mempertahankan kelangsungan hidup mereka. Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan gambaran tentang kerentanan rumah tangga pasca gempa bumi Sumatera Barat tahun 2009 serta menganalisis strategi penghidupan rumah tangga di Kecamatan Patamuan pasca gempa bumi Sumatera Barat tahun 2009. Metode penelitian yang digunakan untuk sampling adalah survey dan untuk analisisnya menggunakan metode kuantitatif. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa kerentanan rumah tangga terbesar disebabkan oleh pendapatan rendah sebanyak 61 rumah tangga (40,67%), kerusakan rumah sebanyak 32 rumah tangga (21,33%), pendapatan berkurang sebanyak 17 rumah tangga (11,33%), anggota rumah tangga meninggal sebanyak 4 rumah tangga (2,67%), kehilangan pekerjaan sebanyak 3 rumah tangga (2,00%), kegagalan panen dan kegagalan usaha masing-masing sebanyak 25 orang (16,67%) dan 8 orang (5,33%). Strategi bertahan hidup yang umumnya dilakukan rumah tangga di antaranya strategi survival dengan cara membeli beras berkualitas rendah sebanyak 50 rumah tangga (33,33%), membeli padi yang belum ditumbuk menjadi beras sebanyak 14 rumah tangga (9,33%), dan 25 rumah tangga (16,67%) berhutang. Selanjutnya strategi konsolidasi dengan cara menanam sendiri ketela dan sayur-sayuran untuk dikonsumsi sehari-hari sebanyak 29 rumah tangga (19,34%), menanam padi ladang sebanyak 18 rumah tangga (12%), berjualan kecil-kecilan sebanyak 6 rumah tangga (4%), serta strategi akumulasi dengan cara beternak ayam sebanyak 8 rumah tangga (5,33%). ABSTRACT The Research of household livelihood strategies of Patamuan District after West Sumatra earthquake is motivated by changes in socio-economic conditions of the District Patamuan due to the earthquake. West Sumatra earthquake in 2009 caused the loss of life and destruction of the physical environment including homes and public facilities that have an impact on social and economic losses caused people need to adjust livelihood strategies to maintain their live survival. This research aims to get an overview of the vulnerability of the household after the West Sumatra earthquake in 2009 and analyzing household livelihood strategies in Patamuan District of West Sumatra post earthquake in 2009. The research method used in this is to survey sampling using quantitative for analysis. The results of this study indicate that the largest household vulnerability caused by as many as 61 low-income households (40.67%), damage to house a total of 32 households (21.33%), revenues decreased by 17 households (11.33%), household member dies by 4 households (2.67%), loss of employment as much as 3 households (2.00%), crop failure and the failure of their respective businesses as many as 25 people (16.67%) and 8 (5.33%). Livelihood strategy is generally made them household is survival strategy by buying low-quality rice by 50 households (33.33%), buy paddy that has not been ground into rice a total of 14 households (9.33%), and 25 households (16.67 %) in debt. Further consolidation strategy alone by planting cassava and vegetables consumed daily for a total of 29 households (19.34%), plant rice fields a total of 18 households (12%), selling small as 6 households (4%), and accumulation strategies in how to raise chickens as much as 8 households (5.33%).
PERUBAHAN STRATEGI BERTAHAN HIDUP WANITA KEPALA RUMAH TANGGA DI AMSA KRISIS (STUDI KASUS KECAMATAN UMBULHARJO DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA) Rika Harini; Umi Listyaningsih
Majalah Geografi Indonesia Vol 15, No 1 (2001): Majalah Geografi Indonesia
Publisher : Fakultas Geografi, Universitas Gadjah Mada

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (699.634 KB) | DOI: 10.22146/mgi.13205

Abstract

ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kondisi sosial ekonomi wanita kepala rumah tangga (WKRT) dan strategi yang diterapkan untuk mempertahankan kelangsungan hidup rumah tangganya pada saat terjadi krisis terutama pada daerah pinggiran kota dan daerah perkotaan di Kecamatan Umbulharjo. Daerah perkotaan diwakili oleh Kelurahan Muja-Muju, Semaki, Tahunan, dan Warungboto, sedangkan pinggiran kota diwakili oleh Kelurahan Pandeyan dan Giwangan dengan pertimbangan wilayah yang berbatasan dengan Kota Yogyakarta. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode survai dengan menggunakan kuesioner sebagai alat abntu dalam pengumpulan data primer. Jumlah responden ditentukan secara quota dan dipilih secara acak yaitu 100 orang untuk daerah pinggiran kota dan 100 orang daerah perkotaan. Analisis data dilakukan secara deskriptif dengan menggunakan tabel frekuensi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa baik di daerah pinggiran maupun perkotaan umur WKRT rata-rata 60 tahun dan sebagian besar ditinggal mati oleh suami. Berdasarkan kondisi sosial ekonomi yang diperoleh secara kompasit subyektif maupun obyektif untuk daerah perkotaan termasuk sedang dan untuk di daerah pinggiran kota termasuk rendah. Strategi yang dilakukan oleh wanita kepala rumah tangga pada saat krisis maupun setelah krisis sebagian besar hamper sama atau sedikit terjadi perubahan. Alasan yang mereka kemukakan mengenai suatu strategi yang diterapkan sama adalah usia yang sudha tua, keterbatasan modal, tidak mempunyai ketrampilan lain dan yang paling utama karena mereka takut rugi karena banyak saingannya. Masyarakat di perkotaan banyak mengembangkan usaha buka warung sedangkan di daerah pinggiran kota usaha wiraswasta yaitu usaha kost, menjahit, buka salon, mendirikan wartel, dan menjadi tukang pijat. Beberapa wanita kepala rumah tangga di daerah pinggiran kota maupun daerah perkotaan juga menggantungkan bantuan keluarga dan juga dari pihak lain. Pengaruh krisis terhadap kehidupan sangat dirasakan oleh wanita kepala rumah tangga terutama dalam sektor industri. Pada saat krisis banyak wanita kepala rumah tangga yang tidak bias meneruskan usahanya (berwiraswasta), dan lebih baik berdiam diri tanpa melakukan kegiatan ekonomi apa pun. Hal ini menggambarkan ketidakberdayaan dan rentannya ekonomi WKRT, dengan krisis telah melumpuhkan sendi ekonomi rumah tangga, dan karena keterbatasannya tidak mampu lagi mengembangkan usaha yang lain.