Claim Missing Document
Check
Articles

Found 24 Documents
Search

ANALISIS SEBARAN SPASIAL PENGEMIS DI KAWASAN SANGLAH DENPASAR Shara, Aprilia Riszi Indah Dewi; Listyaningsih, Umi; Giyarsih, Sri Rum
Media Komunikasi Geografi Vol 20, No 2 (2019)
Publisher : Universitas Pendidikan Ganesha

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.23887/mkg.v20i2.20971

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis sebaran spasial pengemis di Kawasan Sanglah. Penelitian ini merupakan penelitian survei deskriptif dengan pendekatan kuantitatif yang berbasis pada analisis data primer. Teknik yang dipergunakan adalah plotting menggunakan GPS pada lokasi yang menjadi objek mengemis. Pendekatan yang dipergunakan adalah pendekatan keruangan.Hasil penelitian menunjukkan terdapat beberapa klaster di Kawasan Sanglah yang dijadikan sebagai lokasi mengemis. Klaster-klaster tersebut berupa kawasan permukiman, pertokoan, perdagangan, fasilitas pelayanan kesehatan, dan sarana ibadah. Pada beberapa pola, beberapa pengemis memiliki cakupan wilayah yang berbeda antara satu pengemis dengan pengemis lainnya. Berdasarkan pola sebarannya, terdapat tiga bentuk pola sebaran yang diabstraksikan dalam bentuk rute perjalanan pengemis di kawasan tersebut. Masing-masing rute memiliki pusat, yaitu Pertokoan Gajah Mada, Pertokoan Diponegoro, dan Pertokoan Teuku Umar.Kata Kunci: Sebaran Spasial; Pengemis; Kawasan Sanglah
FAKTOR SOSIAL DAN DEMOGRAFI YANG BERHUBUNGAN DENGAN PEKERJA LANSIA DI INDONESIA Rijanta Rijanta; Umi Listyaningsih; Yusuf Amri
Jurnal Litbang Sukowati : Media Penelitian dan Pengembangan Vol 5 No 2 (2022): Vol. 5 No. 2, Mei 2022
Publisher : Badan Perencanaan Pembangunan, Riset dan Inovasi Daerah Kabupaten Sragen

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32630/sukowati.v5i2.188

Abstract

Indonesia’s elderly worker increase each year and now is 50th in the world. Increase in the number of elderly people in Indonesia is an indicator of success of development in health sector. Marked by an increase in life expectancy. On the other hand, this is a social and economic burden on the state. We use 65+ years old as border age of elderly in this research. The objectives are to describe the social & demographic characteristic of the elderly worker and to find the correlations among social & demographic factors with working status of elderly worker in Indonesia. The methods are descriptive analysis (frequency and crosstab table) and inferential analysis of correlation (Chi Square test). Majority of elderly worker in Indonesia is women, married, head of household, 65-74 years old, occupied in informal sector, average of working time 34,23 hour per week, had health illness, no social security and debt. Chi square test results show that working status is moderately correlated with ages, sex, marital status, status in the household, and working hour. Then, social security is weak and another factor (education, health illness, debt, and occupation sector) is very weak.
Niat Migrasi dan Penyesuaian Diri Migran Sirkuler Asal Jawa di Kecamatan Kuta Selatan – Bali I Made Sarmita; Sri Rum Giyarsih; Umi Listyaningsih
Majalah Geografi Indonesia Vol 28, No 1 (2014): Majalah Geografi Indonesia
Publisher : Fakultas Geografi, Universitas Gadjah Mada

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22146/mgi.13060

Abstract

ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk mengungkap karakteristik migran sirkuler asal jawa dengan fokus; (1) niat migrasinya di masa mendatang yang diprediksi menggunakan variabel upah, umur, lama tinggal, dan tingkat pendidikan; (2) penyesuaian diri mereka dalam dimensi ekonomi, serta fisik dan lingkungan tempat tinggal. Analisis dilakukan dengan teknik regresi model binary logistic untuk tujuan penelitian pertama, dan teknik statistik deskriptif (mean) yang diperkuat dengan teknik uji beda untuk tujuan penelitian yang kedua. Hasil penelitian menunjukkan bahwa; (1) variabel upah, umur, lama tinggal, dan tingkat pendidikan secara bersama-sama memiliki pengaruh yang signifikan terhadap niat migrasi dari para migran sirkuler asal Jawa; (2) penyesuaian diri migran sirkuler asal jawa menunjukkan pola yang berfluktuasi dengan semakin lamanya migran tinggal di Kuta Selatan dalam dimensi ekonomi, dan penyesuaian dirinya semakin berhasil dengan semakin lamanya mereka sudah tinggal di Kuta Selatan dalam dimensi fisik dan lingkungan tempat tinggal. ABSTRACT This study aims to reveal the characteristics of circular migrant from Java with focus: (1) migration intentions in the future are predicted by use a wage, age, length of stay, and level of education variable, (2) their adjustment in the economic, and physical and living environment dimension. Analysis was done by using binary logistic regression models for the purpose of the first study, and techniques of descriptive statistics (mean) reinforced with different test techniques for the purpose of the second study. The results showed: (1) wage, age, length of stay, and level of education variable, together have a significant effect on the migration intentions of circular migrants from Java, (2) adjustment circular migrant from Java showed a fluctuating pattern with increasing duration of migrants living in South Kuta in the economic dimension, and his adjustment is more successful with increasing duration of migrants living in South Kuta in physical and living environment dimensions.
Strategi Penghidupan Rumah Tangga di Kecamatan Patamuan Kabupaten Padang Pariaman Pasca Gempa Bumi Tahun 2009 Siti Rukayah; Hadi Sabari Yunus; Umi Listyaningsih
Majalah Geografi Indonesia Vol 28, No 2 (2014): Majalah Geografi Indonesia
Publisher : Fakultas Geografi, Universitas Gadjah Mada

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (3006.299 KB) | DOI: 10.22146/mgi.13078

Abstract

ABSTRAK Penelitian strategi penghidupan rumah tangga Kecamatan Patamuan pasca gempa bumi Sumatera Barat ini dilatarbelakangi oleh perubahan kondisi sosial ekonomi masyarakat Kecamatan Patamuan pasca terjadinya gempa bumi. Gempa bumi Sumatera Barat tahun 2009 menyebabkan jatuhnya banyak korban jiwa serta kehancuran lingkungan fisik, termasuk rumah dan fasilitas umum yang berdampak pada kerugian sosial dan ekonomi yang menyebabkan masyarakat perlu mengatur strategi penghidupan untuk mempertahankan kelangsungan hidup mereka. Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan gambaran tentang kerentanan rumah tangga pasca gempa bumi Sumatera Barat tahun 2009 serta menganalisis strategi penghidupan rumah tangga di Kecamatan Patamuan pasca gempa bumi Sumatera Barat tahun 2009. Metode penelitian yang digunakan untuk sampling adalah survey dan untuk analisisnya menggunakan metode kuantitatif. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa kerentanan rumah tangga terbesar disebabkan oleh pendapatan rendah sebanyak 61 rumah tangga (40,67%), kerusakan rumah sebanyak 32 rumah tangga (21,33%), pendapatan berkurang sebanyak 17 rumah tangga (11,33%), anggota rumah tangga meninggal sebanyak 4 rumah tangga (2,67%), kehilangan pekerjaan sebanyak 3 rumah tangga (2,00%), kegagalan panen dan kegagalan usaha masing-masing sebanyak 25 orang (16,67%) dan 8 orang (5,33%). Strategi bertahan hidup yang umumnya dilakukan rumah tangga di antaranya strategi survival dengan cara membeli beras berkualitas rendah sebanyak 50 rumah tangga (33,33%), membeli padi yang belum ditumbuk menjadi beras sebanyak 14 rumah tangga (9,33%), dan 25 rumah tangga (16,67%) berhutang. Selanjutnya strategi konsolidasi dengan cara menanam sendiri ketela dan sayur-sayuran untuk dikonsumsi sehari-hari sebanyak 29 rumah tangga (19,34%), menanam padi ladang sebanyak 18 rumah tangga (12%), berjualan kecil-kecilan sebanyak 6 rumah tangga (4%), serta strategi akumulasi dengan cara beternak ayam sebanyak 8 rumah tangga (5,33%). ABSTRACT The Research of household livelihood strategies of Patamuan District after West Sumatra earthquake is motivated by changes in socio-economic conditions of the District Patamuan due to the earthquake. West Sumatra earthquake in 2009 caused the loss of life and destruction of the physical environment including homes and public facilities that have an impact on social and economic losses caused people need to adjust livelihood strategies to maintain their live survival. This research aims to get an overview of the vulnerability of the household after the West Sumatra earthquake in 2009 and analyzing household livelihood strategies in Patamuan District of West Sumatra post earthquake in 2009. The research method used in this is to survey sampling using quantitative for analysis. The results of this study indicate that the largest household vulnerability caused by as many as 61 low-income households (40.67%), damage to house a total of 32 households (21.33%), revenues decreased by 17 households (11.33%), household member dies by 4 households (2.67%), loss of employment as much as 3 households (2.00%), crop failure and the failure of their respective businesses as many as 25 people (16.67%) and 8 (5.33%). Livelihood strategy is generally made them household is survival strategy by buying low-quality rice by 50 households (33.33%), buy paddy that has not been ground into rice a total of 14 households (9.33%), and 25 households (16.67 %) in debt. Further consolidation strategy alone by planting cassava and vegetables consumed daily for a total of 29 households (19.34%), plant rice fields a total of 18 households (12%), selling small as 6 households (4%), and accumulation strategies in how to raise chickens as much as 8 households (5.33%).
PERUBAHAN STRATEGI BERTAHAN HIDUP WANITA KEPALA RUMAH TANGGA DI AMSA KRISIS (STUDI KASUS KECAMATAN UMBULHARJO DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA) Rika Harini; Umi Listyaningsih
Majalah Geografi Indonesia Vol 15, No 1 (2001): Majalah Geografi Indonesia
Publisher : Fakultas Geografi, Universitas Gadjah Mada

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (699.634 KB) | DOI: 10.22146/mgi.13205

Abstract

ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kondisi sosial ekonomi wanita kepala rumah tangga (WKRT) dan strategi yang diterapkan untuk mempertahankan kelangsungan hidup rumah tangganya pada saat terjadi krisis terutama pada daerah pinggiran kota dan daerah perkotaan di Kecamatan Umbulharjo. Daerah perkotaan diwakili oleh Kelurahan Muja-Muju, Semaki, Tahunan, dan Warungboto, sedangkan pinggiran kota diwakili oleh Kelurahan Pandeyan dan Giwangan dengan pertimbangan wilayah yang berbatasan dengan Kota Yogyakarta. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode survai dengan menggunakan kuesioner sebagai alat abntu dalam pengumpulan data primer. Jumlah responden ditentukan secara quota dan dipilih secara acak yaitu 100 orang untuk daerah pinggiran kota dan 100 orang daerah perkotaan. Analisis data dilakukan secara deskriptif dengan menggunakan tabel frekuensi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa baik di daerah pinggiran maupun perkotaan umur WKRT rata-rata 60 tahun dan sebagian besar ditinggal mati oleh suami. Berdasarkan kondisi sosial ekonomi yang diperoleh secara kompasit subyektif maupun obyektif untuk daerah perkotaan termasuk sedang dan untuk di daerah pinggiran kota termasuk rendah. Strategi yang dilakukan oleh wanita kepala rumah tangga pada saat krisis maupun setelah krisis sebagian besar hamper sama atau sedikit terjadi perubahan. Alasan yang mereka kemukakan mengenai suatu strategi yang diterapkan sama adalah usia yang sudha tua, keterbatasan modal, tidak mempunyai ketrampilan lain dan yang paling utama karena mereka takut rugi karena banyak saingannya. Masyarakat di perkotaan banyak mengembangkan usaha buka warung sedangkan di daerah pinggiran kota usaha wiraswasta yaitu usaha kost, menjahit, buka salon, mendirikan wartel, dan menjadi tukang pijat. Beberapa wanita kepala rumah tangga di daerah pinggiran kota maupun daerah perkotaan juga menggantungkan bantuan keluarga dan juga dari pihak lain. Pengaruh krisis terhadap kehidupan sangat dirasakan oleh wanita kepala rumah tangga terutama dalam sektor industri. Pada saat krisis banyak wanita kepala rumah tangga yang tidak bias meneruskan usahanya (berwiraswasta), dan lebih baik berdiam diri tanpa melakukan kegiatan ekonomi apa pun. Hal ini menggambarkan ketidakberdayaan dan rentannya ekonomi WKRT, dengan krisis telah melumpuhkan sendi ekonomi rumah tangga, dan karena keterbatasannya tidak mampu lagi mengembangkan usaha yang lain. 
Review Buku "Memanusiakan Rakyat" Umi Listyaningsih
Populasi Vol 16, No 1 (2005): Juni
Publisher : Pusat Studi Kependudukan dan Kebijakan, Universitas Gadjah Mada

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (87.498 KB) | DOI: 10.22146/jp.11898

Abstract

Data BukuJudul      : Memanusiakan RakyatPenulis   : Penerbit  : Cetakan : Tebal     :  
BANTUAN LANGSUNG TUNAI MENGATASI MASALAH DENGAN MASALAH Umi Listyaningsih; Eddy Kiswanto
Populasi Vol 20, No 1 (2009): Juni
Publisher : Pusat Studi Kependudukan dan Kebijakan, Universitas Gadjah Mada

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (7091.733 KB) | DOI: 10.22146/jp.12295

Abstract

The government has been conducting the effort to eliminate poverty by performing several programs. One of them is Program Kompensasi Pengurangan Subsidi BBM (PKPS-BBM/Oil Subsidy Compensation Program) by giving direct cash transfer (Bantuan Langsung Tunai/BLT). BLTaims at reducing the proportion of poor people significantly. During the implementation, many problems accrured. The obstructed of information to the people during the implementation of BLT has caused the misunderstanding among the people. This eventually caused protests. The data of poor people did not reflect the real condition in the field since the limitation of village elites during the process of data collecting. The indicators to decide which people are poor were also not reflected the real condition which procured conflicts. Another impact from this miscollecting of data was that inaccuracy of target group who supposed to received BLT.
KONDISI SOSIAL EKONOMI DAN PERAWATAN YANG DIINGINKAN PENDUDUK LANJUT USIA Sukamdi Sukamdi; Umi Listyaningsih; Faturochman Faturochman
Populasi Vol 11, No 1 (2000): Juni
Publisher : Pusat Studi Kependudukan dan Kebijakan, Universitas Gadjah Mada

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (171.847 KB) | DOI: 10.22146/jp.12331

Abstract

The number of elderly in the province of Yogyakarta Special Region has showed an absolute and relative tendencies to increase. The average increase from 1971 to 1995 which was 3.27 percent per year, cannot be separated from the uprising of people life expectancy. The increasing of life expectancy, in one hand indicates to be positive phenomena, but in another hand, brings forth the problem of cares. The changes of time and family structures have affected the cares of aging people which was different from what they did to their parents. This study which applies both qualitative and quantitative methods in the subdistricts of Umbulharjo, Kraton, and Pakualaman, within the city of Yogyakarta shows that the majority of elderly has disapproved the presence of special institutions for them. To take care of aging persons has been regarded as an obligation of every children to indicate devotions to their parents. Furthermore, for elderly living with children and grandchildren, may also serve as motivation of life enthusiasms and to keep away from loneliness as the most troublesome psychological problems.
JUMLAH ANAK IDEAL MENURUT REMAJA DI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA Umi Listyaningsih; Sumini Sumini
Populasi Vol 23, No 2 (2015): Desember
Publisher : Pusat Studi Kependudukan dan Kebijakan, Universitas Gadjah Mada

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (958.828 KB) | DOI: 10.22146/jp.15694

Abstract

Persepsi jumlah anak ideal dan jumlah anak yang diinginkan sering kali digambarkan oleh pasangan usia subur (15-49 tahun). Sementara itu, persepsi remaja mengenai hal serupa juga tidak kalah penting karena dapat menggambarkan fertilitas di masa mendatang. Itulah yang menjadi fokus penelitian ini. Oleh karenanya, dilakukan wawancara terstruktur dan wawancara mendalam kepada remaja di kabupaten/kota di DIY. Sebanyak 500 remaja dipilih secara acak dari setiap kabupaten/kota yang juga merupakan representasi dari remaja perkotaan dan perdesaan. Dari hasil wawancara ditemukan bahwa persepsi jumlah anak ideal remaja sebanyak 2,17, sedangkan persepsi jumlah anak yang diinginkan adalah 2,11. Remaja menilai bahwa kehadiran anak penting dalam keluarga karena manfaat yang diperoleh, seperti untuk membantu orang tua, sebagai sumber kebahagiaan keluarga, penerus keturunan, dan jaminan di hari tua. 
UNMET NEED: KONSEP YANG MASIH PERLU DIPERDEBATKAN Umi Listyaningsih; Sumini Sumini; Sonyaruri Satiti
Populasi Vol 24, No 1 (2016)
Publisher : Pusat Studi Kependudukan dan Kebijakan, Universitas Gadjah Mada

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (458.407 KB) | DOI: 10.22146/jp.23696

Abstract

Unmet need or the unful lled need for contraception is often associated with two things, namely supply and demand. This research attempted to overview the concept of unmet need by giving the attention to the socio-economic background of the couples. Through analizing the result of family survey in Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) and interviewing the eld surveyor of family planning (Petugas Lapangan Keluarga Berencana-PLKB) and women that categorized as unmet need, this research found that the numet need concept still needed to be explored further, especially when unmet need was used as the performance indicator in DIY. It related to the evidance that unmet need did not always end up with pregnancy.