Agustina Dwi Wijayanti
Departemen Farmakologi Fakultas Kedokteran Hewan Universitas Gadjah Mada

Published : 3 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search

Laporan Kasus: Anemia pada Anjing Pascaenterektomi Julitha Dewitri Merthayasa; Agustina Dwi Wijayanti; Soedarmanto Indarjulianto; Yanuartono .; Alfarisa Nururrozi; Putu Devi Jayanti
Jurnal Sain Veteriner Vol 39, No 1 (2021): April
Publisher : Fakultas Kedokteran Hewan Universitas Gadjah Mada bekerjasama dengan PB PDHI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22146/jsv.35127

Abstract

Anemia adalah terjadinya defisiensi eritrosit atau hemoglobin atau keduanya hingga kemampuan darah mengangkut oksigen berkurang dan sering dijumpai pada anjing. Anjing lokal  betina bernama Pogan berumur 1 tahun dengan riwayat enterektomi diperiksa dengan keluhan; lemas, kurus, nafsu makan dan minum menurun. Hasil pemeriksaan fisik;  mukosa mulut dan mata anemis, dehidrasi dan kurus. Hasil pemeriksaan hematologi rutin, total protein plasma (TPP) dan albumin menunjukkan bahwa anjing mengalami anemia mikrositik hipokromik, trombositopenia, limfositosis, terjadi penurunan nilai TPP dan hipoalbuminemia. Berdasarkan anamnesa, pemeriksaan fisik dan laboratorik anjing Pogan didiagnosis menderita anemia mikrositik hipokromik yang diakibatkan oleh defisiensi zat besi (Fe). Pengobatan dengan menggunakan preparat Fe dengan dosis 1 ml/5kgbb, subcutan selama 5 hari dan terapi suportif berupa infus serum albumin manusia dengan total volume 128 ml melalui infus intravena selama ±4 jam dan Livron (Vitamin B complex) 1tab/hari, per oral selama 5 hari memberikan hasil yang baik.
Combination of Wild ginger, Honey, and Probiotics as Growth Prometer Candidates : An in Vitro Study Marlin Cindy Claudya Malelak; Agnesia Endang Tri Hastuti Wahyuni; Agustina Dwi Wijayanti; Vinsa Cantya Prakasita
Jurnal Sain Veteriner Vol 40, No 3 (2022): Desember
Publisher : Fakultas Kedokteran Hewan Universitas Gadjah Mada bekerjasama dengan PB PDHI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22146/jsv.53256

Abstract

Growth Promoter Antibiotics are used to prevent disease and promote growth and production in poultry. Repeated admnistration of feed can have a microorganic resistance effect, accumulation of antibiotic residues in animal and environmental products and imbalance of normal microflora in the intestine. The antibacterial and carbohydrate content of some natural ingredients can be potential as a replacement candidate for AGP. This study aims to determine the role of a combination of wild ginger, honey, and probiotics (Bacillus subtilis and Lactobacillus acidophilus) as AGP candiate in Vitro. The antibacterial activity of the combination of wild ginger and honey against pathogens (E. coli) and their use against probiotics was tested by disk diffusion method, while the calculation of optical density values to determine the minimum inhibitory concentration and minimum bactericidal concentration was carried out on E. coli. The ability of inhibition of probiotics against pathogens is also done by the disk diffusion method. The disk diffusion test results showed the best combination was extract of 25% wild ginger aquades + 100% Lombok honey with inhibition zone diameter (8,53 ±, 03). Optical density values indicate this combination is able to inhibit and kill E. coli (DO 0,00 ±, 002) and support B. subtilis (DO 0,18 ±, 002) and L. acidophilus (DO 0.25 ±, 005) significantly better than positive control. MIC value of wild ginger aquades extract and honey combination against E. coli is wild ginger aquades extract 3.13% + Lombok honey 25%, while MBC value is wild ginger aquades extract 6,25% + Lombok honey 25%. The combination of B. subtilis and L. acidophilus showed the largest inhibitory zone diameter against E. coli (7,30 ±, 02 mm) compared to individual colonies. The combination of wild ginger and honey, in addition to inhibiting also able to kill pathogens and support the growth of probiotics, so this formula can be used as one of the replacement candidates for AGP.  
POTENSI ANESTETIKA KET-A-XYL® PADA KUCING JANTAN DOMESTIK DI YOGYAKARTA INDONESIA Maria Angelica Maryatmo; Antasiswa Windraningtyas Rosetyadewi; Aria Ika Septana; Agustina Dwi Wijayanti
Jurnal Sain Veteriner Vol 40, No 3 (2022): Desember
Publisher : Fakultas Kedokteran Hewan Universitas Gadjah Mada bekerjasama dengan PB PDHI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22146/jsv.69624

Abstract

Ket-A-Xyl® (Ket-A-Xyl® 20 ml, AgroVet, Peru) merupakan sediaan anastetika jadi yang telah banyak dipasarkan di Indonesia untuk induksi anastesi pada anjing. Studi ini menguji penggunaan obat Ket-A-Xyl® untuk kastrasi pada kucing. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh pemberian Ket-A-Xyl® terhadap parameter fisiologis kucing jantan domestik. Sebanyak 53 ekor kucing jantan domestik dengan berat badan berkisar 1,5 – 5,68 kg dipuasakan selama 8 jam kemudian ditimbang untuk menentukan dosis anestesi. Kucing diinjeksikan sediaan Ket-A-Xyl® secara intramuskular, kemudian diamati dan dicatat perubahan fisiologisnya. Demikian juga untuk onset dan durasi obat dicatat saat kucing memasuki stadium anestesi I hingga tahap recovery. Analisis data parameter fisiologis dilakukan menggunakan aplikasi SPSS dengan uji paired sample t-test. Kelompok yang dibandingkan dalam uji paired sample t-test tersebut adalah kelompok data fisiologis kucing pada tahap stadium III dengan tahap recovery. Hasil analisis data menunjukkan bahwa sediaan Ket-A-Xyl® menimbulkan efek yang signifikan terhadap frekuensi napas (p<0,05), tetapi tidak pada suhu dan frekuensi pulsus. Rata-rata onset dan durasi obat Ket-A-Xyl® menunjukkan waktu yang lebih singkat dibanding studi sebelumnya yang menggunakan obat atropin-ketamin-xylazin. Sediaan anastesi Ket-A-Xyl®  berpotensi  sebagai  obat anestetika yang baik  pada  kucing  domestik  karena  lebih  efisien,  onset dan durasi singkat, serta tidak menimbulkan respon fisiologis yang fatal selama penggunaannya.