p-Index From 2019 - 2024
0.562
P-Index
This Author published in this journals
All Journal Jurnal Sain Veteriner
Yanuartono .
Departemen Ilmu Penyakit Dalam Fakultas Kedokteran Hewan Universitas Gadjah Mada

Published : 3 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search

Laporan Kasus: Anemia pada Anjing Pascaenterektomi Julitha Dewitri Merthayasa; Agustina Dwi Wijayanti; Soedarmanto Indarjulianto; Yanuartono .; Alfarisa Nururrozi; Putu Devi Jayanti
Jurnal Sain Veteriner Vol 39, No 1 (2021): April
Publisher : Fakultas Kedokteran Hewan Universitas Gadjah Mada bekerjasama dengan PB PDHI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22146/jsv.35127

Abstract

Anemia adalah terjadinya defisiensi eritrosit atau hemoglobin atau keduanya hingga kemampuan darah mengangkut oksigen berkurang dan sering dijumpai pada anjing. Anjing lokal  betina bernama Pogan berumur 1 tahun dengan riwayat enterektomi diperiksa dengan keluhan; lemas, kurus, nafsu makan dan minum menurun. Hasil pemeriksaan fisik;  mukosa mulut dan mata anemis, dehidrasi dan kurus. Hasil pemeriksaan hematologi rutin, total protein plasma (TPP) dan albumin menunjukkan bahwa anjing mengalami anemia mikrositik hipokromik, trombositopenia, limfositosis, terjadi penurunan nilai TPP dan hipoalbuminemia. Berdasarkan anamnesa, pemeriksaan fisik dan laboratorik anjing Pogan didiagnosis menderita anemia mikrositik hipokromik yang diakibatkan oleh defisiensi zat besi (Fe). Pengobatan dengan menggunakan preparat Fe dengan dosis 1 ml/5kgbb, subcutan selama 5 hari dan terapi suportif berupa infus serum albumin manusia dengan total volume 128 ml melalui infus intravena selama ±4 jam dan Livron (Vitamin B complex) 1tab/hari, per oral selama 5 hari memberikan hasil yang baik.
Stasis urin pada Kucing: Evaluasi Klinis dan Laboratoris Geovani Meryza Oka Putra Caesar; Sitarina Widyarini; Soedarmanto Indarjulianto; Alfarisa Nururrozi; Yanuartono .; Slamet Raharjo
Jurnal Sain Veteriner Vol 39, No 1 (2021): April
Publisher : Fakultas Kedokteran Hewan Universitas Gadjah Mada bekerjasama dengan PB PDHI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22146/jsv.52678

Abstract

Stasis urin merupakan diagnosis simtomatif yang menggambarkan tertahannya urin di dalam saluran urinaria yang biasanya ditandai dengan membesarnya vesica urinaria (VU). Gejala klinis dan hasil pemeriksaan laboratoris sangat berperan penting dalam menentukan diagnosanya. Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi kejadian stasis urin pada kucing secara klinis dan laboratoris. Materi yang digunakkan di dalam penelitian ini adalah 10 ekor kucing yang menunjukkan gejala klinis kesulitan urinasi. Semua kucing diperiksa fisik secara lege artis meliputi kondisi umum dan keadaan organ urinari khususnya VU. Kucing selanjutnya diambil sampel darahnya untuk diperiksa gambaran hematologi meliputi pemeriksaan jumlah eritrosit dan leukosit, nilai hemoglobin (Hb) dan packet cell volume (PCV). Hasil pemeriksaan pada penelitian ini didapatkan bahwa semua 10 ekor kucing (100%) menunjukkan gejala klinis tidak urinasi lebih dari 24 jam, pembesaran dan distensi VU, penurunan nafsu makan dan minum, lemas dan 3 ekor kucing (30%) menunjukkan penurunan reflek kesadaran. Semua kucing dalam penelitian ini berjenis kelamin jantan, terdiri dari 8 ekor (80%) berumur 13-24 bulan dan 2 ekor (20%) berumur lebih dari 24 bulan. Hasil pemeriksaan VU menggunakan USG didapatkan adanya peradangan dinding pada 9 ekor (90%), penebalan dinding pada 7 (70%) ekor dan adanya urolit pada 9 (90%) ekor kucing. Hasil pemeriksaan hematologi didapatkan semua parameter darah yang diperiksa dalam batasan yang normal. Berdasarkan hasil penelitian ini disimpulkan bahwa stasis urin total menunjukkan gejala klinis tidak urinasi, penurunan nafsu makan, pembesaran dan distensi VU yang pada pemeriksaan menggunakan USG menunjukkan adanya keradangan dan penebalan dinding VU dan ditemukan urolit.
Pemilihan Antibiotika pada Anjing Diare yang Terinfeksi Escherichia coli Soedarmanto Indarjulianto; Sitarina Widyarini; Gede Bayu Suparta; Alfarisa Nurrurozi; Yanuartono .; Slamet Raharjo; Yeremia Yobelino Sitompul; Ika Tidariani; Anna Ekawati; Mega Cahya Nalasukma
Jurnal Sain Veteriner Vol 39, No 1 (2021): April
Publisher : Fakultas Kedokteran Hewan Universitas Gadjah Mada bekerjasama dengan PB PDHI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22146/jsv.60327

Abstract

Diare adalah penyakit yang sering ditemukan pada anjing dan Escherichia coli merupakan salah satu yang dianggap sebagai penyebabnya. Tujuan dari penelitian ini adalah menentukan diagnosis diare pada anjing yang disebabkan E. coli dan menentukan pilihan antibiotika sebagai terapi utama. Sebanyak 3 pasien anjing diare digunakan di dalam penelitian ini. Semua anjing diperiksa secara fisik dan E. coli diidentifikasi dari sampel fesesnya. Sampel feses dipupuk pada agar Harlequin™ E. coli/Coliform Medium dan diinkubasi pada 37 °C selama 24 jam. Koloni yang tumbuh diamati, dicat Gram dan diperiksa di bawah mikroskop. Bakteri selanjutnya diuji sensitivitasnya terhadap amoxicillin, chloramphenicol, doxycycline dan enrofloxacin menggunakan metode disk difusi. Zona pertumbuhan bakteri diukur dan dibandingkan dengan standar. Hasil penelitian menunjukkan bahwa E. coli ditemukan pada semua (3) sampel feses anjing diare. Semua bakteri tersebut sensitif terhadap chloramphenicol dan 1 isolat sensitif terhadap amoxicillin, tetapi isolat lainnya berifat intermedier sampai resisten terhadap amoxicillin, doxycylin dan enrofloksasin. Kesimpulan penelitian ini adalah E. coli dapat berperan sebagai penyebab diare  pada anjing dan chloramphenicol adalah antibiotika pilihan utama untuk terapi.