Claim Missing Document
Check
Articles

PENENTUAN AKTIVITAS ISOLAT ANDROGRAFOLID TERHADAP α-AMILASE DAN α-GLUKOSIDASE MENGGUNAKAN METODE APOSTOLIDIS DAN MAYUR Rais, Ichwan Ridwan; Nugroho, Agung Endro; Samudra, Agung Giri; Widyarini, Sitarina
Majalah Obat Tradisional Vol 18, No 3 (2013)
Publisher : Faculty of Pharmacy, Universitas Gadjah Mada

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (202.049 KB) | DOI: 10.14499/mot-TradMedJ18iss3pp162-166

Abstract

Gangguan metabolisme karbohidrat dapat menyebabkan Diabetes mellitus. Karbohidrat dalam saluran cerna mengalami metabolisme menjadi glukosa yang sederhana kemudian diabsorbsi masuk kedalam peredaran darah serta mempengaruhi kadar glukosa dalam darah. Proses penyerapan ini dikatalisis enzim pemecah ikatan α-1,4-glikosida yaitu α-amilase dan enzim pemecah ikatan α-1,6-glikosida yaitu α-glukosidase yang terdapat pada sel usus. Telah dilakukan penelitian sebagai upaya mengembangkan pengobatan alternatif diabetes mellitus dengan menguji kemampuan isolat andrografolid dalam menghambat aktivitas α-amilase dan α-glukosidase secara in vitro. Isolat andrografolid memperlihatkan aktivitas yang cukup baik dalam menghambat α-amilase (IC50= 12,49 mg/mL) dan lemah dalam menghambat α-glukosidase (IC50= 38,86 mg/mL). Penghambatan aktivitas α-amilase ini menjadi bukti salah satu mekanisme andrografolid dalam mengurangi metabolisme karbohidrat yang dapat mempengaruhi kadar glukosa dalam darah dan mengindikasikan andrografolid sebagai obat alternatif yang cukup potensial dalam mengatasi penyakit diabetes mellitus.
PENGARUH PEMBERIAN KOMBINASI FRAKSI ETIL ASETAT AKAR PASAK BUMI DAN DOXORUBICIN TERHADAP BERAT BADAN DAN JUMLAN NODUL TIKUS SPRAGUE DAWLEY BETINA YANG DIINDUKSI 7,12 DIMETILBENZ(α) ANTRASEN (DMBA) Nurani, Laela Hayu; Mursyidi, Achmad; Widyarini, Sitarina
Pharmaciana Vol 6, No 1 (2016): Pharmaciana
Publisher : Universitas Ahmad Dahlan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (458.079 KB) | DOI: 10.12928/pharmaciana.v6i1.3093

Abstract

Pasak Bumi roots contain quasinoid compounds that have carcinogenesis inhibitory, imunomudulator, antiulcer, and antimalaria effects. This study aims to determine the effect of a combination of ethyl acetate fraction of Pasak Bumi roots and doxorubicin on DMBA-induced white mice by weight and palpation observation. The mice were divided into 8 groups. Each group consisted of 7 female Sprague Dawley mice. Group 1 (normal) was only given food and drink, Group 2 was given fraction of ethyl acetate of Pasak Bumi roots (100 mg/kg body weight, Group 3 (positive control) was given doxorubicin (1.17 mg/kg body weight) 1 times a week for 5 weeks, Group 4 was given DMBA (20 mg/kg) two times a week for 5 weeks, Groups 5 was given DMBA (20 mg/kg) + doxorubicin (1.17 mg/kg), Group 6 was given DMBA (20 mg / kg) + ethyl acetate fractions of Pasak Bumi roots (100 mg / kg), Group 7 was given DMBA (20 mg / kg) + doxorubicin (1.17 mg / kg) + ethyl acetate fraction of Pasak Bumi roots (100 mg / kg) and Group 8 doxorubicin ( 1.17 mg / kg body weight) + ethyl acetate fraction of Pasak Bumi roots (100 mg / kg). Observations were made on the basis of body weight of mice and tumor incidence by palpation at week 6 of treatment. The result of  this research shows that the administration of ethyl acetate fraction of Pasak Bumi roots and doxorubicin combination can increase body weight of the mice and decrease the number of tumors compared to single doxorubicin.
SKRINING FITOKIMIA EKSTRAK ETANOL Ulva lactuca L. DENGAN METODE KROMATOGRAFI LAPIS TIPIS Widyaningsih, Wahyu; Pramono, Suwidjiyo; Widyarini, Sitarina; Sugiyanto, Sugiyanto
Media Farmasi: Jurnal Ilmu Farmasi Vol 13, No 2: September 2016
Publisher : Universitas Ahmad Dahlan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (679.042 KB) | DOI: 10.12928/mf.v13i2.7772

Abstract

Ganggang hijau (Ulva lactuca L.) merupakan spesies ganggang laut yang berpotensi sebagai obat kardiovaskuler. Untuk mendukung pemanfaatannya perlu dilakukan skrining fitokimia kandungan ganggang hijau yang berasal dari pantai Drini, Daerah Istimewa Yogyakarta. Tujuan penelitian ini adalah melakukan skrining fitokimia Ulva lactuca yang berasal dari pantai Drini dengan Kromatografi Lapis Tipis (KLT). Ulva lactuca diekstraksi dengan metode maserasi dengan etanol 96%. Ekstrak yang diperoleh ditetapkan randemen,  kadar air, kadar abu dan kadar logam berat (Pb dan Cd). Penetapan kadar air dengan alat Hydrogen Moisturizer Analyzer (HMA), kadar abu dengan metode gravimetri dan penetapan logam berat Pb dan Cd dengan Spektrofotometer Serapan Atom (SSA). Skrining fitokimia dilakukan untuk mengindentifikasi golongan senyawa alkaloid, flavonoid, saponin, antrakuinon dan terpenoid dengan KLT. Identifikasi klorofil dilakukan dengan metode Nollet (2004). Hasil penelitian menunjukkan ekstrak etanol Ulva lactuca  mempunyai randemen 14,52%, kadar air 9,67±0,07%, kadar abu 34,05% , kadar logam Pb<0,07 mg/kg dan kadar logam Cd<0,01 mg/kg. Terdapat golongan senyawa flavonoid, alkaloid dan klorofil dalam  ekstrak etanol Ulva lactuca L. yang diperoleh dari pantai Drini.
UJI EFEK HAMBATAN ATORVASTATIN TERHADAP PEMBENTUKAN SKAR HIPERTROFI PADA KELINCI NEW ZEALAND (Kajian terhadap morfologi klinis ketinggian jaringan skar, Scar Elevation Index, kepadatan kolagen, dan ekspresi VEGF) Rosyidah, Devi Usdiana; Astuti, Indwiani; Widyarini, Sitarina
Biomedika Vol 10, No 1 (2018): Biomedika Februari 2018
Publisher : Universitas Muhamadiyah Surakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.23917/biomedika.v10i1.5848

Abstract

Skar hipertrofi dan keloid bagian dari jaringan parut patologis yang insiden kejadiannya masih tinggi. Keduanya mengganggu secara estetik, fisiologik, psikologik, dan sering tumbuh kembali setelah pengobatan. Belum ada terapi standar baku emas untuk skar hipertrofi dan keloid. Efek pleiotropik statin berpotensi sebagai anti skar baru. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efek hambatan pembentukan skar hipertrofi dengan pemberian salep atorvastatin pada model luka skar di telinga kelinci New Zealand. Kelinci New Zealand usia 4-6 bulan (n=29) dilakukan randomisasi kedalam lima kelompok. Setelah aklimatisasi 1 minggu, dilakukan pembuatan luka model skar hipertrofi pada kedua telinga kelinci dengan punch biopsy (d=8 mm). Jumlah luka 2 buah di masing- masing telinga kanan dan kiri. Pada hari ke-7 setelah punch biopsy, kelompok I, II, III dioles salep atorvastatin dengan konsentrasi masing-masing 5%, 10%, dan 20%. Kelompok IV dioles salep clobetasol propionate 0,05% sebagai kontrol positif, dan kelompok V dioles dengan basis salep (lanolin vaselin 1:1) sebagai kontrol negatif. Frekuensi pengolesan salep pada luka ditelinga kelinci tersebut 1 kali/hari, dengan lama pengolesan selama 50 hari kedepan. Setiap hari dilakukan pengukuran morfologi klinis ketinggian skar. Pada hari ke 56 setelah punch biopsy, dilakukan penilaian akhir morfologi klinis jaringan skar hipertrofi, kemudian kelinci didekapitasi, diambil jaringan skar hipertrofi kemudian dibuat preparat histologis (HE, Von Gieson) dan imunohistokimia (VEGF). Salep atorvastatin 5% mampu menghambat pembentukan skar hipertrofi pada telinga kelinci New Zealand dengan nilai median skoring ketinggian jaringan skar sebesar 1(1-3), nilai SEI rata-rata sebesar 1,49±0,37 mm, dan nilai ekspresi VEGF sebesar 12,71±4,27%. Salep atorvastatin 5% mempunyai potensi untuk dikembangkan sebagai obat penghambat pembentukan skar hipertrofi baru dengan mekanisme penghambatan terhadap VEGF. Untuk pengembangan obat ini diperlukan penelitian lebih lanjut mengenai kapan waktu yang paling tepat mulai dioleskan salep atorvastatin setelah terjadi luka berisiko terbentuknya skar hipertrofi. Kata kunci: Atorvastatin, skar hipertrofi, VEGF, telinga kelinci.
Virulence Characteristic of Avian Pathogenic Escherichia coli (APEC) Isolates Adrenalin, Sruti Listra; Imanjati, Lynda Nugrahaning; Fauziah, Ima; Prakasita3, Vinsa Cantya; Widyarini, Sitarina; Wahyuni, Agnesia Endang Trihastuti
Jurnal Sain Veteriner Vol 38, No 1 (2020): April
Publisher : Fakultas Kedokteran Hewan Universitas Gadjah Mada bekerjasama dengan PB PDHI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (842.327 KB) | DOI: 10.22146/jsv.57368

Abstract

Avian pathogenic Escherichia coli (APEC) merupakan penyebab kolibasilosis pada unggas, salah satu penyakit pernapasan yang menyebabkan permasalahan yang serius di industri perunggasan. APEC dapat mengakibatkan tingginya jumlah kematian dan angka afkir, penurunan produksi, dan tingginya biaya pengobatan. Manifestasi kolibasilosis yang biasa terjadi adalah airsacculitis, perihepatitis, dan perikarditis. Serotipe APEC yang banyak diidentifikasi di lapangan adalah O1K1, O2K1, dan O78K80. Embryo lethality assay (ELA) adalah salah satu metode yang dapat digunakan untuk mengetahui virulensi serotipe APEC. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui karakteristik virulensi isolat APEC berbagai serotipe. Lima isolat APEC serotipe O1K1, O2K1, O78K80, O157H7, dan unknown serotype digunakan untuk pengujian virulensi dengan menginokulasikan bakteri ke dalam cairan alantois telur ayam berembrio spesific pathogenic free (TAB SPF) umur 12 hari. Masingmasing serotipe dibutuhkan telur sebanyak 10_butir, dengan dosis bakteri 100-500 CFU/ 0.1 ml. Candling dilakukan setiap hari, sampai umur embrio 18 hari, untuk menentukan jumlah kematian dan perubahan lesi patologi. Setelah diamati selama 6 hari, persentase TAB yang mati setelah diinokulasi dengan APEC serotipe O1K1, O2K1, unknown serotype adalah 100% (10/10), serotipe O78K80 90% (9/10), dan serotipe O157H7 70% (70%). Seluruh ayam yang mati mengalami lesi patologi adanya hemoragi daerah kranial dan ektremitas. Seluruh isolat E. coli dalam penelitian ini memiliki virulensi tinggi. 
Comparison of the Subchronic Anti-Inflammatory Activity of the Ethanol and Ethyl Acetate Extracts of Breadfruit Leaves (Artocarpus altilis) on CFA-Induced Mice Widhihastuti, Endah; Ni'ma, Neli Syahida; Widyarini, Sitarina; Fakhrudin, Nanang
Indonesian Journal of Chemical Science Vol 10 No 1 (2021)
Publisher : Universitas Negeri Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15294/ijcs.v10i1.46870

Abstract

Chronic inflammation of the joints can cause rheumatoid arthritis (RA). Breadfruit (Artocarpus altilis) is known to have anti-inflammatory activity. Previous studies showed that ethanol and ethyl acetate extracts of breadfruit leaves have anti-inflammatory activity in an acute anti-inflammatory model. This study aimed to determine the sub chronic anti-inflammatory activity of the ethanol and ethyl acetate extracts in CFA-induced mice. Balp/c mice (15) were divided into 5 groups: normal group, solvent-treated group, diclofenac sodium-treated group (dose 3 mg/kgBW), ethyl acetate extract-treated group (500 mg/kgBW dose), and ethanol extract-treated group (500 mg/kgBW dose). The extracts were given orally every day for 28 days. The body weight and edema volume were measured on the day of 1, 7, 14, 21, and 28 after CFA induction. This study showed that the ethanol and ethyl acetate extracts were able to inhibit inflammatory process by reducing the edema in mice. Ethyl acetate extract exhibited a stronger anti-inflammatory activity compared to the ethanol extract. Although the body weight of the mice treated with the ethanol extract was higher than that of the ethyl acetate extract, both extracts did not cause a significant change in body weight compared to the normal group. The results of this study indicated that the ethanol and ethyl acetate extracts of breadfruit leaves both demonstrated a sub chronic anti-inflammatory activity in mice.
EFEK ANTIHIPERGLIKEMIA INFUSA KANGKUNG DARAT (Ipomoea reptans Poir) TERHADAP KADAR GLUKOSA DARAH MENC1T JANTAN YANG DIINDUKSI STREPTOZOTOCIN Farida Hayati; Sitarina Widyarini; Helminawati Helminawati
Jurnal Ilmiah Farmasi Vol. 7 No. 1 (2010)
Publisher : Universitas Islam Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui efek antihiperglikemia infusa kangkung darat (Ipomoea reptans P.j pada mencit Swiss jantan yang diinduksi streptozotocin (STZ) dengan parameter pengukuran kadar glukosa darah puasa (KGDP) dan berat badan. Sebanyak 30 ekor mencit Swiss janlan berat 20 - 30 g dibagi menjadi 6 kelompok (N=5). Kelompok I (kontrol normal) yang tidak diberi perlakuan. Kelompok II (kontrol negatif) diberi STZ dosis 40mg/kgbb secara intra peritoneal selama 5 hari berturut-turut. Keiompok III (kontrol positif) diberi metformin 3,9 mg/20gBB. Kelompok IV;V:VI diberi infusa kangkung darat dosis 44,64mg/20gBB; 89,28mg/20gBB; 178,56mg/20gBB. Kangkung darat diberikan secara p.o selama 7 hari berturut-turut yaitu pada hari ke-13 sampai hari ke-19 seEelah pemberian STZ. Pengukuran KGDP pada hari ke-0 (sebelum pemberian STZ), hari ke-13, hari ke-20 dengan cara diarnbi darah secukupnya melalui ekor mencit Swiss jantan yang sudah dipuasakan sebelumnya dan diukur menggunakan glukotest . Data dianalisis dengan analysis of covarian (ANCOVA) dan analysis of varian (ANOVA) (p=0:05). Hasil penelitian menunjukkan bahwa berat badan mencit diabetes rata-rata mengalami kenaikan dibandingkan kelompok kontrol normal sebesar 0,2g/hari dan mencit Swiss jantan mengalami penurunan KGDP setelah diberikan infusa kangkung darat (Ipomea reptans P.) dosis 44,64mg/20gBB; 89,28rng/20gBB; 178,56mg/20gBB sebesar 21,27%; 34,44%: 31,18%.
In vitro anticancer activity of N-benzyl 1,10-phenanthroline derivatives on human cancer cell lines and their selectivity Eti Nurwening Sholikhah; Jumina Jumina; Sitarina Widyarini; Ruslin Hadanu; Mustofa Mustofa
Indonesian Journal of Biotechnology Vol 23, No 2 (2018)
Publisher : Universitas Gadjah Mada

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22146/ijbiotech.33997

Abstract

This research was conducted to evaluate the anticancer activity of new compounds of benzyl-1,10- phenanthroline derivatives and their selectivity. In vitro anticancer activity of 11 benzyl-1,10-phenanthroline derivatives were conducted on three human cancer cell lines, cervical cancer (HeLa), myeloma (NS-1), and breast cancer (MCF-7) using MTT-based cytotoxicity assay. The cytotoxicity of each compound was assessed to normal Vero cell line by the same method. The in vitro anticancer activity and cytotoxicity was expressed by the concentration inhibiting 50% of the cell growth (IC50), and the selectivity index (SI) was determined by calculating ratio of the IC50 on Vero cell line and the human cancer cell lines. The results showed that among the 11 compounds tested, the (1)-N-(4-butoxybenzyl)-1,10-phenanthrolinium bromide exhibited the best in vitro anticancer activity with an IC50 27.60 ± 2.76 µM on HeLa, 6.42 ± 5.53 µM on NS-1 and 9.44 ± 2.17 µM on MCF-7 cell lines. Its SI were 377.65 ± 39.97 on HeLa, 6158.72 ± 5306.34 on NS-1 and 1140.11 ± 261.85 on MCF-7 cell lines. This study demonstrated that (1)-N-(4-butoxybenzyl)-1,10-phenanthrolinium bromide possessed a potential in vitro anticancer activity on cancer cell lines with high selectivity
Identifikasi Leptin setelah Luka Irisan padaTikus yang Diberi Pakan Lemak Tinggi Devita Anggraeni; Dhirgo Adji; Sitarina Widyarini
Jurnal Sain Veteriner Vol 30, No 1 (2012): JUNI
Publisher : Fakultas Kedokteran Hewan Universitas Gadjah Mada bekerjasama dengan PB PDHI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (479.307 KB) | DOI: 10.22146/jsv.2466

Abstract

Leptin is a hormone produced by adipocytes and plays an important role in wound healing. The objectives of this research were to identify leptin and total leukocyte after incision on rat fed high fat diet and zinc topicalapplication. Sixteen male Sprague Dawley rats at 3 months of age were used in this study. Rats were randomly allotted into 4 groups (A,B,C and D) of 4. Rats in group A and B were fed normal diet, while rats in group C and D were fed high fat diet. After 2 months of treatment, skin incision was done at the back side of the rat. Incision wound was then closed with single interrupted suture. The wound of the rats in group A and C was treated with vaseline, while in group B and D was treated with zinc 10%. Three days after surgery, blood was collected from each rat for leptin analysis and total leukocyte. Leptin level and total leukocyte were analyzed statistically using ANOVA for factorial experiment (2x2). The results showed that leptin level was significantly higher in rats fedhigh fat diet compared to that of the rats fed normal diet (P<0.05). There was no significant different on total leukocyte. Therefore, it was concluded that leptin level was affected by diet, while total leukocyte was notaffected neither by diet nor topical application. However, total leukocyte tends to be lowered in the rat with zinc topical application.Keywords: high fat diet, leptin, zinc, total leucocyte, Sprague Dawley rats
The Pathological Study of Suspected Swollen Head Syndrome in Broiler Chickens Bambang Sutrisno; Sitarina Widyarini; R Wasito; Hastari Wuryastuty
Jurnal Sain Veteriner Vol 31, No 1 (2013): JULI
Publisher : Fakultas Kedokteran Hewan Universitas Gadjah Mada bekerjasama dengan PB PDHI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22146/jsv.2624

Abstract

The  objective of this study was to determine the pathological lesions of the broiler chickens having the clinical signs that appeared to be the swollen head syndrome (SHS),  such as simetrically and bilaterally swollen periorbital areas. Eighteen broiler chickens were collected from three poultry farms of the three diffrerent areas, e.g. Kulonprogo, Sleman and Bantul at Special Province of Yogyakarta, respectively. Six of those broiler chickens were selected from each poultry farm consisted of three SHS- broiler chickens and three non SHS-broiler chickens. All of broiler chickens were necropsied, observed anatomic patologic lesions, and then the organs of interest were processed and stained routinely with hematoxylin and eosin for histopathologic examination. Subcutaneus edema and cellulitis were found in the frontal and occipital skin. Based on the histopathological examination, purulent and granulomatous cellulitis and lymphocytic perivasculitis, and subcutaneus edema were found in the frontal and occipital skin. Other lesions, such as: necrotic, lymphocytic sinusitis, tracheitis and pneumonia accompanied by atrophy of mucosal glands were also present. It is concluded that the pathological lesions of SHS in the broiler chickens were found not only in the frontal and occipatal skin, but also in both lower and upper respiratory tracts.      
Co-Authors . Harjadi . Irianiwati . Muttaqien Abd. Rasyid Syamsuri Abdul Rohman Achmad Mursyidi Achmad Mursyidi Adrenalin, Sruti Listra Agnes Nora Iska Harnita Agnesia Endang Tri Hastuti Wahyuni Agung Endro Nugroho Agung Giri Samudra Agustina Dwi Wijayanti AGUSTINUS YUSWANTO Ahmad Mursyidi Alfarisa Nurrurozi Alfarisa Nururrozi Alfarisa Nururrozi Alfarisa Nururrozi Alfarisa Nururrozi Ana Sahara Anandita Nurwijayanti Andayana Puspitasari Gani Anna Ekawati Asmarani Kusumawati Bambang Sutrisno Bambang Sutrisno Bambang Sutrisno Bambang Sutrisno Bambang Sutrisno Bambang Sutrisno Charles Rangga Tabbu Charles Rangga Tabbu Charles Rangga Tabbu Charles Rangga Tabbu Charles Rangga Tabbu Deasy Wulan Dwiratna Devi Usdiana Rosyidah Devita Anggraeni Dewajani Purnomosari Dewajani Purnomosari Dhasia Ramandani, Dhasia Dhirgo Adji Dimas Adhi Pradana Dwi Priyowidodo Edy Meiyanto Eka Kumalasari Endang Dwi Wulansari Erma Yunita Erwin . Erwin E Eryl Sri Rohayati Eti Nurwening Sholikhah Etriwati E Fajar Slamet Riana Fara Azzahra Fara Azzahra FARIDA HAYATI Fauziah, Ima Frans J.M. Harren Galih Dwi Mulyati Gede Bayu Suparta Gemini Alam Geovani Meryza Oka Putra Caesar Hady Anshory Hamid, Iwan Sahrial Harjadi Harjadi Hary Purnamaningsih Hary Purnamaningsih Hastari Wuryastuty Hayati, Farida Helmina Wati Hizriah Alief Jainudin Ign Edi Santosa Ika Tidariani Imanjati, Lynda Nugrahaning Indwiani Astuti Indwiani Astuti Irianiwati Irianiwati Joko Prastowo Jumina Jumina Kintoko, Kintoko Kony Putriani Kurniasih . Kurniasih Kurniasih Kurniasih Kurniasih Laela Hayu Nurani Laela Hayu Nurani Laela Hayu Nurani Laela Hayu Nurani Laksono Trisnantoro Lalily Apriani Lintang Cahya Saputri Lukman Hakim Lukman Hakim Marchaban Marchaban Mega Cahya Nalasukma Michael Haryadi Wibowo Mustofa Mustofa Mustofa Mustofa Nanang Fakhrudin, Nanang Nemay Anggadewi Ndaong Neni Tri Anggraini NGATIDJAN NGATIDJAN Ni'ma, Neli Syahida Nina Salamah Noor Ardhi Pratomo Novrita Padauleng Novrita Padauleng Nura Ustrina Nurman Haribowo Pramono, Suwidjiyo Puspa Wikan Sari R Wasito R Wasito Ranita Tri Budi M Rifqi Ferry Balfas Risfah Yulianty Risfah Yulianty Riska Nufika Riska Nufika Ruslin Hadanu Rusmihayati Rusmihayati Sardjiman S Siti Salma Yusuf Slamet Raharjo Slamet Raharjo Soedarmanto Indarjulianto Soedarmanto Indarjulianto Soedarmanto Indarjulianto Sri Herwiyanti Sri Herwiyanti, Sri Subagus Wahyuono Subagus Wahyuono Sudarsono Sudarsono Sudibyo Martono Sugiyanto . Sugiyanto Sugiyanto Sugiyanto Sugiyanto Sugiyanto, Sugiyanto Sugiyono Sugiyono Sugiyono Sultan Suhrah Febrina Karim Suwidjiyo Pramono Suwidjiyo Pramono Suwidjiyo Pramono Tri Untari Tri Untari Tri Wahyu Pangestiningsih Tria Zakinah Vembriarto Jati Pramono Vinsa Cantya Prakasita Wahyu Widiyaningsih Wahyu Widyaningsih Widhihastuti, Endah Widyaningsih, Wahyu Yanuartono . Yanuartono Yanuartono Yanuartono Yanuartono Yanuartono Yanuartono Yeremia Yobelino Sitompul Yuli Purwandari Kristiangingrum Yumni, Gharsina Ghaisani Yustina Sri Hartini