Mariyam -
Unknown Affiliation

Published : 12 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 12 Documents
Search

PREDIKSI RISIKO MALNUTRISI BERDASARKAN NUTRITIONAL RISK SCORE (NRS) PADA ANAK THALASEMIA DI KOTA SEMARANG Dera Alfiyanti; Mariyam -
PROSIDING SEMINAR NASIONAL & INTERNASIONAL 2016: PROSIDING KONTRIBUSI HASIL PENELITIAN DAN PENGABDIAN MASYARAKAT DALAM PROGRAM SUSTAINABLE DEVE
Publisher : Universitas Muhammadiyah Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (190.136 KB)

Abstract

Malnutrisi pada anak thalassemia menyebabkan meningkatnya angka kesakitan dan kematian, meningkatkan risiko terjadinya komplikasi, dan memperpanjang masa rawat inap di rumah sakit serta juga memengaruhi pertumbuhan dan perkembangan anak, terutama balita (Secker, 2012). Pasien dengan thalasemia sangat penting untuk dilakukan pengkajian nutrisi (Fung, 2010). Nutrisi yang optimal sangat penting untuk kasus thalasemia sebagai modalitas dalam pengobatan jangka panjang dan untukmencegah gangguan nutrisi, gangguan perkembangan, pubertas, dan defisiensi imun. Responden dalam penelitian ini adalah anak penderita thalassemia di sebuah rumah sakit di Kota Semarang dengan jumlah 40 anak. Metode penelitian yang dilakukan adalah deskriptif. Pengumpulan data dilakukan dengan wawancara, observasi langsung, data rekam medis yang berbasis instrumen Nutritional Risk Score (NRS). Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar status nutrisi responden berada dalam kategori normal yaitu 30 responden (75%) dan sebagian besar risiko malnutrisi berdasarkan NRS padaresponden berada dalam kategori risiko tinggi malnutrisi yaitu 22 responden (55%). Penelitian selanjutnya perlu mengembangkan penelitian lebih lanjut tentang korelasi prediksi risiko malnutrisi terhadap pemenuhan kebutuhan nutrisi anak thalassemia. Keywords : anak thalassemia, status nutrisi, risiko malnutrisi berdasarkan NRS
IPTEKS BAGI MASYARAKAT (IbM) TAMAN PINTAR BANANA SEBAGAI UPAYA OPTIMALISASI KUALITAS BALITA DI RW 04 DAN RW 05 DESA ROWOSARI KECAMATAN TEMBALANG KOTA SEMARANG Dera Alfiyanti; Mariyam -; Desi Ariyana Rahayu
PROSIDING SEMINAR NASIONAL & INTERNASIONAL 2014: PROSIDING SEMINAR NASIONAL HASIL - HASIL PENELITIAN & PENGABDIAN
Publisher : Universitas Muhammadiyah Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (32.197 KB)

Abstract

Program Stimulasi, Deteksi, dan Intervensi DiniĀ  Tumbuh Kembang (SDIDTK) balita di Puskesmas Kota Semarang dan jaringannya masih terbatas pada deteksi dini penyimpangan pertumbuhan sedangkan deteksi dini penyimpangan perkembangan, penyimpangan emosional,dan stimulasi sesuai usia anak belum dilaksanakan. Pembinaan tumbuh kembang balita di Desa Rowosari Kecamatan Tembalang Kota Semarang belum berjalan secara optimal. Kader kesehatan di RW 04 dan RW 05 mengatakan bahwa kegiatan posyandu hanya sebatas penimbangan berat badan, pengukuran tinggi badan, dan pemberian makanan tambahan saja.Hal ini menyebabkan tidak terdeteksinya penyimpangan pertumbuhan, perkembangan, dan tidak optimalnya kualitas balita. Tujuan utama pembentukan Taman Pintar Banana adalah meningkatkan kualitas balita di RW 04 dan RW 05 Desa Rowosari Kecamatan Tembalang Kota Semarang. Rencana kegiatan yang dilakukan meliputi pelatihan deteksi dini pertumbuhan balita, pelatihan deteksi dini penyimpangan perkembangan balita, workshop stimulasi perkembangan balita, pelatihan MP-ASI, pelatihan pemeriksaan fisik dasar balita, pelatihan perawatan bayi, dan pembentukan Taman Pintar Banana. Metode pendekatan yang dilakukan adalah dengan diskusi intensif, simulasi/demonstrasi keterampilan, dan role play. Evaluasi dilakukan dengan membandingkan hasil pre dan post test pada setiap pelatihan yang berlangsung. Pengetahuan dan keterampilan kader mengalami peningkatan di enam pelatihan yang diselenggarakan.
TERAPI BERMAIN LEGO DALAM MENURUNKAN TINGKAT KECEMASAN ANAK USIA PRASEKOLAH Zulfa Tesaningrum; Mariyam -
PROSIDING SEMINAR NASIONAL & INTERNASIONAL 2014: PROSIDING SEMINAR NASIONAL KEPERAWATAN
Publisher : Universitas Muhammadiyah Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Kondisi anak sakit kadang memerlukan perawatan atau hospitalisasi. Hospitalisasi dapat menjadi stresor bagi anak dan menimbulkan kecemasan. Kecemasan dapat dikurangi dengan terapi bermain. Permainan seperti lego dapat dimainkan pada anak usia prasekolah. Penelitian ini bertujuan mengetahui pengaruh terapi bermain lego terhadap tingkat kecemasan anak usia prasekolah saat hospitalisasi di ruang Melati RSU RA Kartini Jepara. Rancangan penelitian ini eksperimen semu, dengan desain pre test dan post test, dan alat ukur lembar observasi. Jumlah sampel penelitian sebanyak 16 responden kelompok intervensi dan 16 kelompok kontrol. Pengambilan data dilakukan dengan cara melakukan observasi tingkat kecemasan sebelum dan setelah terapi bermain lego pada kedua kelompok. Hasil penelitian menunjukkan rerata tingkat kecemasan sebelum dilakukan terapi bermain lego pada kelompok kontrol 4,56 dan pada kelompok intervensi 4,25 sedangkan rerata tingkat kecemasan setelah terapi bermain lego pada kelompokkontrol 4,06 dan pada kelompok intervensi 2,56. Hasil analisis lebih lanjut menunjukkan nilai U=57,5< U tabel(66) pada kelompok intervensi yang diberikan terapi yang berarti signifikan ada pengaruh menurunkan kecemasan anak. Sehingga dapat disimpulkan ada pengaruh terapi bermain lego terhadap tingkat kecemasan anak usia prasekolah. Rekomendasi dari hasil penelitian ini diharapkan perawat agar memberikan terapi bermain lego pada anak usia prasekolah dalammenurunkan kecemasan akibat hospitalisasi.Kata kunci : usia prasekolah, tingkat kecemasan, lego
KOLONI BAKTERI PADA ANAK YANG DI RAWAT DI PICU SETELAH ORAL HYGIENE DENGAN NACL Mariyam -; Dera Alfiyanti
PROSIDING SEMINAR NASIONAL & INTERNASIONAL 2014: PROSIDING SEMINAR NASIONAL HASIL - HASIL PENELITIAN & PENGABDIAN
Publisher : Universitas Muhammadiyah Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (31.823 KB)

Abstract

Oral health needs to be maintained, whether healthy or sick. In critically ill patients admitted to the hospital within 48 hours will change the oropharyngeal flora of the more dominant grampositive turned into agram-negative.Patients were treated in the intensive care unit by a nurse performed oral treatment using NaCl standards compliant hospital operations. This study aims to identify the number of colonies of bacteria in the mouth in children admitted to the Pediatric Intensive Care Unit (PICU) in Tugurejo hospitalĀ  Semarang performed oral hygiene by using NaCl. This study design was a descriptive analytic study. The sample was a child who was treated in the PICU were performed using NaCl oral hygiene and saliva taken after 8-10 hours for the examination of bacterial colony count. Sample was determined by consecutive sampling technique. The results of statistical tests the average number of bacterial colonies 36 with a standard deviation of 92.87. Suggestions for subsequent research are expected to examine the associated number of bacterial colonies on the child performed oral hygiene with other solutions.
FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN TINGKAT KECEMASAN ORANG TUA TERKAIT HOSPITALISASI ANAK USIA TODDLER DI BRSD RAA SOEWONSO PATI Mariyam -; Arif Kurniawan
FIKkeS Vol 1, No 2 (2008): Keperawatan dan Kebidanan
Publisher : FIKkeS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1322.23 KB)

Abstract

Kecemasan merupakan reaksi emosional yang timbul oleh penyebab yang tidak spesifik yang dapat menimbulkan perasaan khawatir, tidak nyaman dan merasa terancam. Timbulnya kecemasan biasanya didahului oleh faktor-faktor tertentu. Demikian pula kecemasan yang dialami oleh orang tua terkait hospitalisasi anak usia toddler di BRSD RAA Soewondo Pati dipengaruhi oleh faktor usia, jenis kelamin, tingkat pendidikan, status ekonomi, tingkat pengetahuan, lama rawat inap, dan juga oleh perilaku caring perawat. Tuiuan penelitian ini untuk mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan tingkat kecemasan orang tua terkait hosititalisasi anak usia toddler di BRSD BAA Soewoindo Pati. Jenis penelitian ini adalah explanatory research. Desain penelitian yang digunakan adalah korelasi, dengan rancangan penelitian cross sectional, Jumlah sampel penelitian adatah 26 responden yang mempunyai anak usia toddler (2-3 tahun), dan dirawat di BRSD RM Soewondo Pati dengan perawatan minimal 3x24 iam padatanggal 05 Juli sampai 10 Agustus 2008. Pengambilan sampel penelitian menggunakan teknik quota sampling. Variabel bebas adatah usia, jenis kelamin, tingkat pendidikan, status ekonomi, tingkat pengetahuan, lama rawat inap, dan perilaku caring perawat. Variabel terikat adalah tingkat kecemasan. Analisa datadengan menggunakan uji chi square, fiser exsact test, dan uji pearson product momen. Dari hasil penelitian terhadap faktor-faktor yang berhubungan dengan tingkat kecemasan orang tua terkait hospitalisasi anak usia toddler di BRSD RM Soewondo Pati, didapatkan bahwa nilai p dari masing-masing variabel penelitian lebih kecil daripada nilai alpha sebesar 0,05 yang secara statistik dapat disimpulkan bahwa ada hubungan yang signifikan antara faktor usia, jenis kelamin, tingkatpendidikan, status ekonomi, tingkat pengetahuan, lama rawat inap, dan perilaku caring perawat dengan tingkat kecemasan. Simpulan penelitian ini: Usia rata-rata responden adalah 30,50 tahun dan didominasi oleh responden perempuan yaitu 20 responden atau 76,9o/o. Tingkat pendidikan responden adatah Sekolah Dasar dan Sekolah Menengah dengan persentase 50%:50%, sedangkan status ekonomi responden terbanyak adalah berpendapatan lebih dari Rp 1.200.000,- sebanyak12orang atau 46,2%. Tingkat pengetahuan responden sama antara pengetahuan kurang dengan pengetahuan baik, masing-masing 12 orang atau 46,2%. Durasi lama perawatan responden rata-rata 170,58 jam, dan 53,8% menyatakan adanya perilaku caring perawat. Berdasarkan hasilpenelitian, asuhan keperawatan diharapkan dapat meminimalkan tingkat kecemasan terkaithospitalisasi.Kata kunci: Hospitalisasi, anak usia toddler (2-3 tahun), dan tingkat kecemasan
HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN ORANG TUA TENTANG STIMULASI VERBAL DENGAN PERKEMBANGAN BAHASA PADA ANAK PRASEKOLAH DI TK PGRI 116 BANGETAYU WETAN Anik Handayani; Amin Samiasih; Mariyam -
FIKkeS Vol 6, No 2 (2013): JURNAL KEPERAWATAN
Publisher : FIKkeS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (370.626 KB)

Abstract

Penelitian ini memiliki latar belakang yaitu ada beberapa anak usia prasekolah yang mengalami gangguan dalam perkembangan bahasanya yang disebabkan karena faktor pengetahuan orang tua. Tujuan penelitian ini adalah mengetahui hubungan tingkat pengetahuan orang tua tentang stimulasi verbal dengan perkembangan bahasa pada anak prasekolah di TK PGRI 116 Bangetayu Wetan. Desain penelitian ini adalahdescriptive correlation dengan pendekatan cross sectional. Besarnya populasi sebanyak 30 orang tua, karena jumlah populasi kurang dari 100 maka jumlah tersebut diambil semua sehingga teknik penelitian ini adalah total sampling. Untuk membuktikan adanya hubungan tingkat pengetahuan orang tua tentang stimulasi verbal dengan perkembangan bahasa pada anak prasekolah dilakukan dengan Fisher Exact Test. Berdasarkan hasil analisis Fisher Exact Test diperoleh p-value sebesar 0,001 dengan koefisien korelasi Fisher Exact Test besarnya 0,537 (p < 0,05). Ada hubungan bermakna tingkat pengetahuan orang tua tentang stimulasi verbal dengan perkembangan bahasa anak prasekolah di TK PGRI 116 Bangetayu Wetan 2012.Kata kunci :pengetahuan orang tua perkembangan bahasa anak prasekolah
HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU DENGAN PERKEMBANGAN MOTORIK KASAR ANAK USIA 3-4 TAHUN DI POSYANDU BUDI LESTARI DESA TLOGOREJO GUNTUR DEMAK Abdul Muchid; Amin Samiasih; Mariyam -
FIKkeS Vol 6, No 1 (2013): JURNAL KEPERAWATAN
Publisher : FIKkeS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (396.531 KB)

Abstract

Latar belakang: Pencapaian suatu kemampuan setiap anak bisa berbeda-beda, namun ada patokan umur tentang kemampuan apa saja yang perlu dicapai seorang anak pada umur tertentu. Salah satu aspek penting pada proses tumbuh kembang adalah perkembangan psikomotorik karena merupakan awal dari kecerdasan dan emosi sosialnya. Semakin tinggi tingkat pengetahuan ibu tentang motorik kasar maka akan semakin baik perkembangan motorik kasar pada anak. Sebaliknya bila ibu mempunyai pengetahuan kurang akan berakibat pada kemampuan ibu dalam merawat dan memantau perkembangan motorik kasar pada anak. Tujuan: mengetahui hubungan pengetahuan ibu dengan perkembangan motorik kasar anak usia 3-4 tahun di Posyandu Budi Lestari Desa Tlogorejo Guntur Demak. Metode: penelitian ini adalah corelatif research dengan pendekatan cross sectional. Besarnya populasi sebanyak 32 ibu, karena jumlah populasi kurang dari 100 maka jumlah tersebut diambil semua sehingga tehnik penelitian ini adalah total sampling. Uji statistik yang digunakan dalam penelitian ini adalah Chi Square. Hasil: Berdasarkan hasil analisis diperoleh p-value sebesar 0,028 dengan koefisien korelasi 0,389. Simpulan: disimpukan bahwa ada hubungan antara pengetahuan ibu dengan perkembangan motorik kasar anak usia 3-4 tahun dan disarankan meningkatkan pelayanan kesehatan sehingga kader di posyandu bisa memberikan informasi dan pengetahuan perkembangan anak serta dapat meningkatkan kewaspadaan dan kesadaran kepada ibu - ibu yang memiliki anak usia 3 - 4 tahun bahwa perkembangan motorik kasar anak itu penting.Kata kunci : Pengetahuan ibu, Perkembangan motorik kasar, Anak usia 3-4 tahun
HUBUNGAN DUKUNGAN KELUARGA DENGAN AKTUALISASI DIRI ANAK USIA PRASEKOLAH DI TK ABA 31 NGALIYAN SEMARANG Afiyati Laili; Amin Samiasih; Mariyam -
FIKkeS Vol 6, No 1 (2013): JURNAL KEPERAWATAN
Publisher : FIKkeS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (259.945 KB)

Abstract

Anak merupakan generasi unggul penerus suatu bangsa yang pada dasarnya tidak akan tumbuh dan berkembang dengan sendirinya tanpa bantuan orang yang dianggap dewasa. Pertumbuhan merupakan perubaha yang terjadi terhadap fisik anak, sedangkan perkembangan merupakan segala perubahan yang terjadi baik secara fisik, kognitif, emosi maupun psikososial yang terjadi pada anak. Pencapaian seorang anak menjadi bibit yang unggul dalam suatu bangsa tentunya dipengaruhi oleh pemenuhan kebutuhan-kebutuhan dasar dalam perjalanan hidup seorang anak. Dalam kebutuhan dasar Maslow disebutkan bahwa kebutuhan manusia meliputi kebutuhan biologis, rasa aman, kasih sayang, harga diri. Kebutuhan-kebutuhan tersebut pada hakikatnya harus terpenuhi sebelum anak mencapai tingkat kebutuhan dasar manusia yang paling tinggi yaitu kebutuhan aktualisasi diri. Dukungan dalam suatu keluarga merupakan cara yang dapat diberikan oleh keluarga terhadap anak dalam mencapai kebutuhan dasar Maslow yang paling tinggi yaitu kebutuhan Aktualisasi diri, dukungan yang dapat diberikan keleuarga terhadap anak yaitu berupa dukungan informasi, emosi, instrumental dan penilaian. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui hubungan dukungan keluarga dengan aktualisasi diri pada anak usia prasekolah di TK ABA 31 Ngaliyan Semarang. Jenis penelitian ini adalah Descriptive correlation . Pendekatan yang digunakan yaitu cross sectional. Cara pengambilan sampel dengan metode total sampling jumlah sampel 48 responden. Hasil penelitian responden yang keluarganya mendukung 45 orang (93,8%) sedangkan responden yang tidak mendapatkan dukungan keluarga 3 orang (6,2%). Responden yang aktualisasi positif 45 anak (93,8) , dan yang aktualisasi negatif 3 anak (6,2%). Hasil uji statistik nilai p sebesar 0,018. Hasil ada hubungan yang signifikan antara dukungan keluarga dengan aktualisasi diri anak usia prasekolah di TK ABA 31 Ngaliyan Semarang.Kata kunci: Dukungan keluarga, aktualisasi diri prasekolah.
OPTIMALISASI PERKEMBANGAN ANAK DI KELURAHAN TANDANG BERBASIS ASI EKSKLUSIF Mariyam -; Machmudah -
PROSIDING SEMINAR NASIONAL & INTERNASIONAL 2016: PROSIDING KONTRIBUSI HASIL PENELITIAN DAN PENGABDIAN MASYARAKAT DALAM PROGRAM SUSTAINABLE DEVE
Publisher : Universitas Muhammadiyah Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (118.419 KB)

Abstract

Salah satu faktor yang mempengaruhi perkembangan anak setelah lahir adalah gizi. Gizi pada bayi tergantung dari makanan/ minuman yang masuk. Makanan terbaik bayi adalah ASI (Air SusuIbu). WHO merekomendasikan pemberian ASI eksklusif pada bayi 0-6 bulan. Pemberian ASI eksklusif diharapkan mengoptimalkan perkembangan bayi. Penelitian ini bertujuan mengidentifikasi hubungan pemberian ASI eksklusif dengan perkembangan bayi di Tandang Tembalang Semarang. Desain penelitian ini adalah survey analitik dengan pendekatan crossectional. Responden penelitian ini terdiri dari 85 bayi usia 0-6 bulan. Pemeriksaan perkembangan bayi dilakukan dengan menggunakan denver II. Hasil penelitian menunjukkan sebagian besar responden tidak diberikan ASI ekslusif sebanyak 52 (61,2%) dan perkembangan bayi sebagian besar menunjukkan keadaan normal yaitu 78 (91,8%). Pada pengkajian tiap aspek perkembangan terdapat klasifikasi advanced (lebih) pada motorik halus, bahasa dan motorikkasar yaitu 12 responden (14,1%), 21 (24,7%) dan 23 (27,1%). Hasil analisis uji statistic menunjukkan tidak ada hubungan antara pemberian ASI ekslusif dengan perkembangan secara umum dengan p value 0,089. Namun ada hubungan antara pemberian ASI eksklusif dengan bahasa dan motorik kasar dengan p value masing-masing 0,00. Bayi yang diberikan ASI eksklusif menunjukkan advanced dalam perkembangan bahasa sebanyak 54,5 % dan advanced pada perkembangan motorik kasar sebanyak 57,6%). Pemberian ASI eksklusif pada bayi membantu mengoptimalkan perkembangan. Keywords: ASI ekslusif, perkembangan, denver II
EFEKTIFITAS TERAPI PIJAT REFLEKSI KAKI UNTUK MENURUNKAN STRES PSIKOLOGIS PASIEN YANG DIRAWAT DI INTENSIF Chanif -; Mariyam -
PROSIDING SEMINAR NASIONAL & INTERNASIONAL 2015: Prosiding Bidang MIPA dan Kesehatan The 2nd University Research Colloquium
Publisher : Universitas Muhammadiyah Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Intensif care unit are used by patients undergoing treatment program critical to get healing. The most of them experience psychological stress, both physical and psychological stress. This study aimed to compare the psychological stress in the experimental group before and after foot reflexology massage therapy using the control group. This study using quasi-experimental design using control group. Twenty critically ill patients undergoing intensive treatment chosen as sample. Sample criteria include adult conscious patients, males aged 18-60 years with and can communicate verbally. Data collection used instrument Depression Anxiety Stress Scale 42 (DASS 42) from Lovibond and Lovibond (1995). Results Matched-Pair Wilcoxon Signed Rank Test p value = 0:05, it means that there are differences in psychological stress scores in the treatment group after getting a foot reflexology massage therapy treatment for 30 minutes. Mann-Whitney test results obtained value of p = 0.317, it means that there are no significant differences in psychological stress scores between the experimental group and the control group. The existence of psychological stress that is not get attention and appropriate treatment, will have an impact on the longer treatment time, higher maintenance costs and loss of productivity of patients. It will also worsen the general condition of the patient. So that it requires the existence of stress management for critically ill patients who are undergoing treatment in the intensive care. Foot reflexology massage therapy became one of the alternatives that can be applied directly to the patient that does not cause adverse impact compared to using drugs.Keywords: foot reflexology, stress psychologic, intensive care.