Restu Adi Nugraha
Universitas Pendidikan Indonesia

Published : 3 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search

DINAMIKA PERAN PEREMPUAN SUNDA DALAM KEPEMIMPINAN POLITIK ERA MODERN Dini Asmiatul Amanah; Siti Nurbayani; Siti Komariah; Restu Adi Nugraha
Jurnal Analisa Sosiologi Vol 12, No 2 (2023)
Publisher : UNIVERSITAS SEBELAS MARET (UNS)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20961/jas.v12i2.70660

Abstract

The involvement of women in politics is crucial for democracy. In the mythology and philosophy of Sundanese culture, women have a respected role and status in society that is equal to men. However, with the emergence of patriarchal culture during feudalism, women were placed as a subordinate class and men were deemed more suitable for leadership and decision-making in public affairs. This research examines the positive shift in social construction and Sundanese values regarding the leadership of Sundanese women and their role in modern politics. The research method used is a qualitative approach with a descriptive approach. Data collection was conducted through interviews with legislators, observation, and literature studies. The results show that in the modern era, there has been a positive shift in the social construction and cultural values of women's leadership in the political sphere. The public's view is becoming more open that women can be good leaders in the public domain, supported by the performance of Sundanese women legislators who exhibit political values such as awareness, openness, consultation, and flexibility in communication. However, Sundanese women still face obstacles in entering politics, especially issues of courage and self-confidence. Therefore, efforts are needed to increase awareness, knowledge, and skills of women in politics through the community, education, and organizations that support women as political leaders.Keywords: Leadership, Politics, Women, Sundanese AbstrakKeterwakian perempuan dalam ranah politik merupakan hal yang penting bagi demokrasi. Dalam mitologi dan filosofi kebudayaan Sunda, perempuan Sunda memiliki peran dan kedudukan terhormat dalam masyarakat yang setara dengan laki-laki. Namun, seiring masuknya budaya patriarki pada masa feodalisme, menempatkan perempuan sebagai subjek kelas dan laki-laki yang lebih layak menjadi pemimpin dan decision making dalam urusan publik. Penelitian ini mengkaji pergeseran konstruksi sosial dan nilai-nilai kesundaan dalam kepemimpinan perempuan sunda dan peran perempuan sunda dalam politik era modern. Metode penelitian yang digunakan adalah metode kualitatif dengan pendekatan deskriptif. Pengumpulan data dilakukan melalui wawancara dengan anggota legislatif, observasi dan studi literatur. Hasilnya bahwa di era modern, terjadi pergeseran positif dalam konstruksi sosial budaya mengenai kepemimpinan perempuan di dunia politik. Pandangan masyarakat semakin terbuka bahwa perempuan dapat menjadi pemimpin yang baik di ranah publik, yang didukung oleh kinerja anggota legislatif perempuan Sunda yang menunjukkan nilai-nilai politik seperti kesadaran, keterbukaan, musyawarah, dan fleksibilitas dalam berkomunikasi. Meskipun demikian, perempuan Sunda masih menghadapi kendala dalam memasuki dunia politik, terutama masalah keberanian dan kepercayaan diri. Oleh karena itu, diperlukan upaya untuk meningkatkan kesadaran, pengetahuan, dan keterampilan perempuan dalam politik melalui lingkungan masyarakat, pendidikan, dan organisasi yang mendukung perempuan sebagai pemimpin politik.Kata Kunci: Kepemimpinan, Politik, Perempuan, Sunda
Media Analysis of Educational Tourism Guidebooks in Character Value Cultivation in Early Childhood Based on Local Wisdom Kuswanto Kuswanto; Elly Malihah Setiadi; Momod Abdul Somad; Kama Abdul Hakam; Ai Sutini; Dede Trie Kurniawan; Teti Nurhayati; Restu Adi Nugraha
KINDERGARTEN: Journal of Islamic Early Childhood Education Vol 6, No 1 (2023): April
Publisher : Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24014/kjiece.v6i1.21521

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis media pembelajarn (buku panduan) dalam kegiatan wisata edukasi untuk anak usia dini. Kegiatan wisata edukasi masih dipahami sebagai ajang piknik/bertamasa untuk anak, guru dan orang tua, sehingga unsur esensial dari edukasi belum didapatkan oleh anak dalam proses pembelajaran di luar kelas. Metode penelitian ini menggunakan pendekatan deskriptif kualitatif dengan menganalisis media pembelajaran untuk anak usia dini dalam kegiatan wisata edukasi. Analisis dilakukan melalui analisis kebutuhan media pembelajaran, analisis empirical/empiris (melalui observasi), dan analisis melalui studi literatur dari beberapa sumber. Hasil penelitian menunjukan bahwa pengembangan media pembelajaran berbasis kebudayaan masih kurang memfasilitasi anak dalam kegiatan wisata edukasi, oleh karena itu, pendidik perlu menyiapkan media pembelajaran berupa buku panduan berwisata yang mampu mengenalkan kebudayaan daerah kepada anak. Sehingga hal ini sebagai upaya reflektif guru dalam merancang pembelajaran di luar kelas dengan menyiapkan media pembelajaran yang mampu menginternalisasikan nilai-nilai karakter anak. Apabila ini dilakukan dengan penuh kesadaran maka pembelajaran menjadi bermakna dan berdampak kepada pemahaman siswa/anak usia dini akan kebudayaannya, selain itu kegiatan wisata edukasi ini berusaha membangun perasaan anak supaya mereka merasa memiliki akan kebudayaannya, dengan menjaga dan melestarikan kebudayaan yang terdapat di daerah tempat tinggalnya.Kata Kunci:  Anak Usia Dini, Kearifan Lokal, Media Pembelajaran, Wisata Edukasi.ABSTRACTThis study aims to analyze learning media (guidebooks) in educational tourism activities for early childhood. Educational tourism activities are still understood as picnic/excursions for children, teachers and parents, so that the essential elements of education have not been obtained by children in the learning process outside the classroom. This research method uses a qualitative descriptive approach by analyzing learning media for early childhood in educational tourism activities. The analysis was carried out through an analysis of learning media needs, empirical analysis (through observation), and analysis through literature studies from several sources. The results of the study show that the development of culture-based learning media still does not facilitate children in educational tourism activities, therefore, educators need to prepare learning media in the form of tourism guidebooks that are able to introduce regional culture to children. So this is a teacher's reflective effort in designing learning outside the classroom by preparing learning media that is able to internalize children's character values. If this is done with full awareness then learning becomes meaningful and has an impact on students/early childhood understanding of their culture, besides that this educational tourism activity seeks to build children's feelings so that they feel they belong to their culture, by maintaining and preserving the culture in the area where they live.Keyword:  Early Childhood, Educational Tourism, Learning Media, Local Wisdom
Dramatization, Online Learning, Character: Navigating the Formation of Anti-Radicalism in Higher Education Mohammad Rindu Fajar Islamy; Ahmad Fuadin; Miftahul Ulum; Restu Adi Nugraha; Kamaludin Kamaludin; Haerudin Haerudin
Higher Education Spiritual Pedagogies Vol 1, No 1 (2023): Spiritual Pedagogies
Publisher : Universitas Pendidikan Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

This case study-based research aims to examine the concept of dramatization in religious learning as a bridge in increasing students' character formation and tolerance in the dimensions of globalization and modernity. According to the concept initiated by Nunez and Navaro, dramatization can create a space where value education can be developed, which is usually challenging to achieve in an educational context. Contemporary scientists consider dramatization as a source of pedagogical effectiveness in internalizing various attitudes, positions, reasoning, and thoughts to promote a culture of peace. This research method uses qualitative, with a case study of online religious learning by lecturers at one of the tertiary institutions in Bandung. This research was built in two stages: 1) a literature study and 2) interviews with informants. The number of informants who participated in this research was 15 students, and then we analyzed the data using the theoretical approach of Miles and Huberman. The results of the study show several urgent findings, including; 1) Dramatization of learning contributes significantly to increasing individual piety, tolerance, and cognitive aspects, 2) the success of learning dramatization is built on three fundamental processes that are interconnected, namely 1) Pre-Learning, 2) Learning Process, and 3) Post-Learning.