Claim Missing Document
Check
Articles

Found 14 Documents
Search

Pemberdayaan Kelompok Tani dalam Pemanfaatan Bakteri Fotosintesis sebagai Pupuk Nabati pada Tanaman Padi Trisnani Alif; Putri Ayu Ika Setiyowati; Aisyah Hadi Ramadani; Inayah Fitri; Dyah Ayu Sri Hartanti
TAAWUN Vol. 3 No. 01 (2023): TA'AWUN FEBRUARY 2023
Publisher : Pusat Penelitian Pengabdian Pada Masyarakat Sekolah Tinggi Ilmu Tarbiyah Al-Fattah Siman Lamongan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37850/taawun.v3i01.335

Abstract

The use of anorganic fertilizers is most popular among farmers, the lack of subsidies from the government for anorganic fertilizers so that the scarcity of fertilizers becomes important problem for farmers. The purpose of this activity is to assist farmers in the use of photosynthetic bacteria as fertilizers for plants. The method used is in the form of counseling, and mentoring in the practice of cultivated bacterial photosynthesis for application in fields. The results of the activities showed that before the training the majority of trainees (82.5%) did not know and understand photosynthetic bacterial fertilizers, after training the majority of trainees (80.4%) knew and understood, and were skilled in making and using photosynthetic bacteria. Participation and enthusiasm were shown by the participants during the activity.
Penyulingan Minyak Atsiri Serai Wangi Dengan Metode Stabilitas Suhu dan Lama Penyulingan untuk Meningkatkan Rendemen Rofiatun Solekha; Putri Ayu Ika Setiyowati; Badriyatul Musyarofah; Salasun Nisah; Mufti Ari Bianto; Bagus Dwi Jauhari
BEST Journal (Biology Education, Sains and Technology) Vol 6, No 1 (2023): Juni 2023
Publisher : Program Studi Pendidikan Biologi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30743/best.v6i1.6519

Abstract

Serai wangi merupakan tanaman yang mampu menghasilkan minyak dengan nilai jual tinggi. Pemilihan Teknik dan metode yang tepat dalam proses penyulingan serai wangi perlu diperhatikan untuk meningkatkan rendemen dari serai wangi. Suhu dan lama penyulingan akan berpengaruh terhadap banyaknya rendemen yang akan didapatkan dalam satu kali penyulingan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui optimalisasi suhu dan lama penyulingan terhadap banyaknya rendemen yang didapatkan. Metode yang digunakan yaitu metode destilasi dengan 2 faktor yaitu factor suhu dan lama penyulingan. Suhu yang digunakan dalam proses penyulingan yaitu 90oC dan 100oC dan lama penyulingan  90 menit, 120 menit dan 150 menit.  Hasil destilasi penyulingan minyak atsiri serai wangi yang menghasilkan rendemen terbanyak adalah penyulingan dengan menggunakan suhu 100oC dan waktu 120 menit yaitu menghasilkan rendemen 45% pada penyulingan daun serai wangi seberat 15 kilo. Sifat fisik tertinggi dinilai dengan harga densitas rendemen yaitu 0,9067 g/ml pada  suhu 110oC yaitu dan waktu 120 menit. Semua variabel dalam penelitian memenuhi standar SNI dengan pengukuran indeks bias. Tekanan destilasi dan lama penyulingan mempengaruhi banyaknya rendemen serta sifat fisik rendemen
PENGARUH OPTIMALISASI SUHU INKUBATOR TERHADAP EMBRIOGENESIS DAN ORGANOGENESIS PADA AYAM (Gallus gallus domesticus) SELAMA 21 HARI INKUBASI Putri Ayu Ika Setiyowati; Rieke Dwi Ayuni; Ayu Dewi Wulandari; Nur Fatimah Azzahra Azzahra; Filliana Andalucya; Salasun Nisa; Arsanul Khakim; Syafiq Alfanani; Imam Hanafi; M. Syahrur Ramadhan
BEST Journal (Biology Education, Sains and Technology) Vol 6, No 1 (2023): Juni 2023
Publisher : Program Studi Pendidikan Biologi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30743/best.v6i1.6619

Abstract

Tujuan penelitian ini yaitu mengetahui dan memahami perkembangan embrio telur ayam, memahami fase-fase perkembangan embrio ayam (Gallus gallus domesticus), mengerti hasil penelitian dari setiap jurnal yang dibahas. Pada alat dan bahan seperti cawan petri, gunting bedah, pisau bedah, incubator, spidol permanen, kamera hp,senter. Bahan yang digunakan yaitu telur ayam (Gallus gallus domesticus). Cara kerja yang dilakukan dengan menyiapkan telur ayam sebanyak lebih dari 21 butir dengan umur 0 hari, untuk menghindari kegagalan pada saat pengamatan. Setelah itu masing masing dari telur diberi nomor dengan spidol permanen dan dimasukkan satu persatu telur ke dalam inkubator pada suhu 29-30 derajat. Pengamatan dilakukan setiap hari selama 21 hari perkembangan telur tersebut. Hasil dari pengamatan ini yaitu terbentuknya tubuh embrio ayam (Gallus gallus domesticus). setiap tahapan perkembangannya, yaitu meliputi  terbentuknya lipatan-lipatan tubuh sehingga tubuh embrio sudah hampir terpisah dari kuning telur. Adanya lipatan-lipatan tubuh dan batas antara daerah intra dan extra embrio semakin jelas. Membuat organ-organ embrio ayam semakin jelas terlihat.Kata kunci: embriogenensis, organogenesis, suhu optimal, 21 hari, Gallus gallus domesticus.
Efektifitas Imunomostimulant Ekstrak Etanolik Umbi Talas Jepang (Colocasia esculenta var. antiquorum) sebagai Peningkat Sistem Imun Melalui Uji In-Vivo Dwi Zulianti; Putri Gita Ayu Savitri; Chasanah Uswatun; Filliana Andalucya; Putri Ayu Ika Setiyowati
Buletin Anatomi dan Fisiologi Volume 8, Nomor 1, Tahun 2023
Publisher : Departemen Biologi Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.14710/baf.8.1.2023.20-28

Abstract

Salah satu sumber pangan fungsional yang berpotensi untuk meningkatkan sistem imun yaitu umbi talas jepang (Colocasia esculenta var. antiquorum). Tujuan penelitian ini mengetahui efek esktrak talas jepang dengan variasi dosis tertentu terhadap peningkatan sel imun (leukosit, monosit, dan limfosit) sebagai salah satu indikator meningkatnya sistem imunitas. Metode ekstraksi menggunakan teknik maserasi. Terdapat 2 kelompok kontrol yaitu control positif (tanpa injeksi bakteri maupun ekstrak), kontrol negatif (injeksi i.p bakteri S. aureus 0,5 Mc Farland sebanyak 0,2 mL), kelompok perlakuan dibagi menjadi 3 kelompok yaitu: perlakuan 1,2, dan 3 (P1, P2, dan P3), dengan perlakuan injeksi sub-cutan ekstrak C. esculenta dengan dosis berturut-turut dari rendah ke tinggi yaitu 50,100, dan 200 mg/kg bb selama 2 minggu lalu dibiarkan selama 1 minggu, pada hari ke 21 diinjeksi bakteri Staphylococcus aureus (S. aureus). Pengukuran parameter sel imun dilakukan pada hari ke-7, ke-14, dan ke-21, Analisis data menggunakan ANOVA. Hasil penelitian menunjukkan ekstrak C. esculenta var. antiquorum dapat meningkatkan jumlah leukosit, persentase monosit dan persentase limfosit secara signifikan dibanding kelompok kontrol baik sebelum maupun sesudah diinfeksi oleh bakteri S. aureus. Dosis tinggi ekstrak talas jepang terbukti memberikan efek imunostimulan paling optimal. The one of potential food to increasing immune system is Japanese taro tuber (Colocasia esculenta var. antiquorum). In this study, determine the effect of japanese taro with variation dose to increase immune cells like leukocytes, monocytes, and lymphocytes. Extraction method using maceration technique. There were 2 control groups, namely positive control (without injection of bacteria or extract), negative control that injection by Staphylococcus aureus bacteria 0.5 Mc Farland as much as 0.2 mL, the treatment group was divided into 3 groups P1, P2, and P3, treated with sub-cutaneous injection of  japanese taro extract at variation doses from low to high doses, there were 50,100, and 200 mg/kg bw for 2 weeks and then left for 1 week, on the 21st day Staphylococcus aureus (S. aureus) was injected. Immune cell parameters were measured on the 7th, 14th, and 21st days. Data analysis was performed using ANOVA. The results showed that the extract of C. esculenta var. antiquorum can increase the number of leukocytes, the percentage of monocytes and the percentage of lymphocytes significantly compared to the control group both before and after being infected by S. aureus bacteria. The high dose of japanese taro extract was the optimal doses as imunostimulant.