AbstrakBahasa Indonesia tidak memiliki pemarkah kedefinitan yang khusus. Namun, bahasa Indonesia memiliki sejumlah kata yang dapat berfungsi sebagai pemarkah nomina. Penelitian ini berfokus pada fungsi pemarkah nomina dalam bahasa Indonesia sebagai pemarkah kedefinitan. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kualitatif dengan menggunakan metode penelitian agih dengan teknik utamanya, yaitu teknik bagi unsur langsung. Data dikumpulkan dengan menggunakan metode simak dengan bersumber pada korpus corpora leipzig dan sejumlah teks fiksi berupa novel dan kumpulan cerita pendek. Hasil penelitian menunjukkan bahwa bahasa Indonesia memiliki sejumlah pemarkah nomina berupa (1) demonstrativa dasar, ini dan itu; (2) demonstrativa turunan begini dan demikian; (3) keterangan waktu yang berperilaku sebagai nomina, tadi; (4) verba tersebut; (5) artikula, si dan sang. Selain artikula, semua pemarkah nomina muncul setelah nomina yang dimarkahi. Dari pemarkah nomina yang telah teridentifikasi tersebut, ada lima pemarkah nomina yang dapat berfungsi sebagai pemarkah kedefinitan, yaitu ini, itu, tadi, tersebut, dan si. Berkaitan dengan strategi pemarkahan kedefinitan dalam bahasa Indonesia, ditemukan pula bahwa bahasa Indonesia mengijinkan adanya pemarkah definit ganda dan juga mengijinkan pengulangan nomina definit tanpa pemarkah pada penyebutan ulang setelah penyebutan nomina berpemarkah definit.Kata kunci: relasi anaforis, pemarkah nomina, demonstrativa, pemarkah definit, kedefinitan AbstractIndonesian language does not have a special definit marker. However, the Indonesian language has a number of words that can function as noun markers. This study focuses on the function of noun markers in Indonesian as definite markers. This research is a qualitative descriptive research by using distributional methods with parapharase technique as the main techniques. Data were collected using a note-taking method from the Leipzig corpora and a number of fictional texts in the form of novels and short story collections. The results show that the Indonesian language has a number of noun markers in the form of (1) basic demonstrative, ini and itu; (2) derived demonstrative, begini and demikian; (3) temporal adverbia that behaves like a noun, tadi, (4) verb tersebut; (5) article, si and sang. Based on the noun markers that have been identified, there are five noun markers that can be used as definite markers, those are ini, itu, tadi, tersebut, dan si. It was also found that Indonesian allows the occurrence of double definite markers and also allows the repetition of definite nouns without any marker for the following occurrence of the nouns with definite marker(s). Keywords: Anaphoric relation, noun marker, demonstrative, definite marker, definiteness