Claim Missing Document
Check
Articles

Found 20 Documents
Search

STRATEGI PEMARKAHAN KEDEFINITAN DALAM BAHASA INDONESIA/DEFINITENESS MARKING STRATEGIES IN INDONESIAN Ketut Widya Purnawati; Ketut Artawa; Ni Luh Putu Krisnawati
Aksara Vol 33, No 1 (2021): AKSARA, EDISI JUNI 2021
Publisher : Balai Bahasa Provinsi Bali

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (699.785 KB) | DOI: 10.29255/aksara.v33i1.563.121-134

Abstract

AbstrakBahasa Indonesia tidak memiliki pemarkah kedefinitan yang khusus. Namun, bahasa Indonesia memiliki sejumlah kata yang dapat berfungsi sebagai pemarkah nomina. Penelitian ini berfokus pada fungsi pemarkah nomina dalam bahasa Indonesia sebagai pemarkah kedefinitan. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kualitatif dengan menggunakan metode penelitian agih dengan teknik utamanya, yaitu teknik bagi unsur langsung. Data dikumpulkan dengan menggunakan metode simak dengan bersumber pada korpus corpora leipzig dan sejumlah teks fiksi berupa novel dan kumpulan cerita pendek. Hasil penelitian menunjukkan bahwa bahasa Indonesia memiliki sejumlah pemarkah nomina berupa (1) demonstrativa dasar, ini dan itu; (2) demonstrativa turunan begini dan demikian; (3) keterangan waktu yang berperilaku sebagai nomina, tadi; (4) verba tersebut; (5) artikula, si dan sang. Selain artikula, semua pemarkah nomina muncul setelah nomina yang dimarkahi. Dari pemarkah nomina yang telah teridentifikasi tersebut, ada lima pemarkah nomina yang dapat berfungsi sebagai pemarkah kedefinitan, yaitu ini, itu, tadi, tersebut, dan si. Berkaitan dengan strategi pemarkahan kedefinitan dalam bahasa Indonesia, ditemukan pula bahwa bahasa Indonesia mengijinkan adanya pemarkah definit ganda dan juga mengijinkan pengulangan nomina definit tanpa pemarkah pada penyebutan ulang setelah penyebutan nomina berpemarkah definit.Kata kunci: relasi anaforis, pemarkah nomina, demonstrativa, pemarkah definit, kedefinitan AbstractIndonesian language does not have a special definit marker. However, the Indonesian language has a number of words that can function as noun markers. This study focuses on the function of noun markers in Indonesian as definite markers. This research is a qualitative descriptive research by using distributional methods with parapharase technique as the main techniques. Data were collected using a note-taking method from the Leipzig corpora and a number of fictional texts in the form of novels and short story collections. The results show that the Indonesian language has a number of noun markers in the form of (1) basic demonstrative, ini and itu; (2) derived demonstrative, begini and demikian; (3) temporal adverbia that behaves like a noun, tadi, (4) verb tersebut; (5) article, si and sang. Based on the noun markers that have been identified, there are five noun markers that can be used as definite markers, those are ini, itu, tadi, tersebut, dan si. It was also found that Indonesian allows the occurrence of double definite markers and also allows the repetition of definite nouns without any marker for the following occurrence of the nouns with definite marker(s). Keywords: Anaphoric relation, noun marker, demonstrative, definite marker, definiteness 
Translating The Indonesian Metaphors and Similes in the Novel “Laskar Pelangi” into English Nita Yuliana Andarini; Ni Ketut Alit Ida Setianingsih; Ni Luh Putu Krisnawati
Humanis Volume 17. No. 2. Nopember 2016
Publisher : Udayana University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (333.32 KB)

Abstract

Metafora dan simile adalah bagian dari bahasa kiasan yang biasanya dipakai dalam pecakapan sehari hari dan penulisan berbagai literatur. Dalam penerjemahan metafora dan simile yang dalam pemakaiannya dipengaruhi oleh kebudayaan bahasa setempat memiliki teknik khusus dalam proses pengalihan bahasanya. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis jenis-jenis Metafora dan Simile serta strategi yang di gunakan dalam process penerjemahan Metafora dan Simile di novel Laskar Pelangi karya Andrea Hirata. Data dikumpulkan melalui proses membaca dan mencatat lalu membandingkan bahasa sumber dan bahasa terjemahannya. Metafora dan Simile dibagi menjadi dua jenis yaitu Dead dan Live. Dalam proces penerjemahan terdapat lima teknik yang dapat dipakai untuk menerjemahkan Metafora dan simile yang di usulkan oleh Larson(1968). Kelima teknik tersebut dapat di gunakan dalam penerjemahan metafora dan simile selama pesan yang ingin di sampaikan dari bahasa sumber dapat tersampaikan dengan baik dan benar sesuai dengan konteks dan situasinya.
Taboo Words Used in the Hollywood Movie Walk of Shame Putu Sintha Handayani; Ni Luh Putu Krisnawati
Humanis Vol 22 No 3 (2018)
Publisher : Udayana University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (685.137 KB) | DOI: 10.24843/JH.2018.v22.i03.p22

Abstract

Another way to express feeling, relief from burden or show how intimate someone with another is by using taboo words; even though, it is a forbidden language. However, the using of taboo words can induce misunderstanding if it is used in inappropriate situation. Moreover, there are many taboo words used by characters in the Hollywood movies which can be imitated by people from other countries without knowing the proper meaning and situation to use them because in some context, some of taboo words can have another meaning and what is not taboo for someone may be taboo for others. Seeing this phenomenon, the aims of this study are to classify types and find the functions of taboo words. The data source is one of the Hollywood movies entitled Walk of Shame. Therefore, people can be more aware to use taboo words. Some methods and techniques were applied for this research. In collecting data, content-analysis method and observation and note taking techniques were used. The following step was analysing the collected data. Qualitative method was used and the analysis techniques were collecting, reducing and classifying. The method in presenting the result is descriptive method; the result of the analysis is presented and explained in details by using words and sentences. The Theory proposed by Jay (1992) is combined with the theory proposed by Halliday and Hasan (1985); those are used to classify types of taboo words. Moreover, the theory proposed by Liedlich (1975) is used to find the function of using it. Six of ten types of taboo words were found; they are cursing, profanity, slang, ephitets, vulgarity, as well as insult and slur. Moreover, there were six functions of using taboo words found, they are creating attention, discredit, endearment, creation of strong interpersonal identification, provoking violent confrontation, and providing catharsis.
Form And Meaning Of English Jargon In Andrew Kramer’s Keynote Speech At After Effect World Conference 2014 I Gede Juniasta Datah; Ni Luh Putu Krisnawati; Ida Ayu Made Puspani
Humanis Volume 16. No. 3. September 2016
Publisher : Udayana University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (318.014 KB)

Abstract

Ada banyak istilah dalam bahasa Inggris yang muncul dalam sepuluh tahun terakhir ini. Hal ini tidak dapat dipisahkan dari kontribusi hobi atau profesi tertentu. Hobi dan profesi tersebut dengan cepatnya memproduksi jargon untuk menamai konsep-konsep baru dalam bidangnya. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui proses pembentukan kata apa saja yang berkontribusi dalam pembentukan jargon, dan menjelaskan makna istilah berdasarkan konteksnya. Jenis-jenis proses pembentukan kata dikelompokkan berdasarkan teori dari Yule (2006), sedangkan teori dari Louw (1991) digunakan dalam menemukan makna-makna dari jargon. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada 107 jargon ditemukan. Dalam penelitian ini juga ditemukan ada 8 proses pembentukan kata yang berkontribusi dalam pembentukan jargon, sedangkan makna kontekstual jargon dalam penelitian ini cenderung lebih spesifik bahkan berbeda dari makna leksikalnya.
Translation Shift in Translating English Noun Phrases into Indonesian Noun Phrases found in “Let It Snow” into “Dalam Derai Salju” Ni Wayan Santiari; Ni Luh Putu Krisnawati
Humanis Vol 19 No 1 (2017)
Publisher : Udayana University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (423.667 KB)

Abstract

Penelitian ini berjudul Translation Shift in Translating English Noun Phrases into Indonesian Noun Phrases foundin “Let It Snow” into “Dalam Derai Salju” berfokus pada pergeseran terjemahan frase nomina (kata benda) dan terjemahan makna dalam frase nomina (kata benda). Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menggambarkan pergeseran terjemahan dari frase nomina yang diterapkan dalam terjemahan Let It Snow ke Dalam Derai Salju dan mengidentifikasi terjemahan makna dalam frase nomina (kata benda) yang ditemukan dalam menerjemahkan frase kata benda di bahasa Inggris ke frase kata benda di bahasa Indonesia dalam Let It Snow (Dalam Derai Salju). Penelitian ini menggunakan metode penelitian pustaka dan data yang terkait dengan pergeseran terjemahan dikumpulkan dari membaca dan pencatatan. Data penelitian ini diambil langsung dari novel “Let It Snow (Dalam Derai Salju)” yang diterbitkan pada tahun 2008 dan 2014. Teori untuk pergeseran terjemahan dikemukakan oleh Catford (1965) dan diaplikasikan dalam menganalisis data. Teori yang dikemukakan oleh Larson (1984) tentang makna berdasarkan terjemahan diterapkan. Teori yang dikemukakan oleh Quirk, Randolph dan Greenbaum, Sidney (1973) tentang frase nomina bahasa Inggris juga digunakan dan teori tentang frase nomina bahasa Indonesia yang dikemukakan oleh Alwi, et.al (1998) juga diterapkan pada penelitian ini. Hasil dari penelitian ini adalah terjemahan pergeseran dari frase nomina dan terjemahan makna dalam frase nomina digunakan sebagai acuan untuk menganalisis data di kedua novel. Setelah mengumpulkan semua data, kemudian menempatkan data sebagai contoh. Contoh pergeseran struktur dan makna dasar terjemahan (terjemahan yang berkenaan dengan ungkapan) sebagian besar ditemukan.
The Meaning of Verbal and Visual Aspect with Reference to “Superheroes” Video Clip By The Script I Kadek Haryadi Suryanatha; Ni Luh Putu Krisnawati
Humanis Vol 20 No 1 (2017)
Publisher : Udayana University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (662.965 KB)

Abstract

Penelitian ini berjudul The meaning of Verbal and Visual Aspect With Reference To “Superheroes” Video Clip by The Script. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengidentifikasi dan mengklasifikasi jenis-jenis visual yang ditemukan dalam music video dari The Script serta menjelaskan makna secara verbal yang terdapat di dalam lagu tersebut. Sumber data diambil dari satu lagu yang populerkan oleh pop band asal Irlandia, The Script. Lagu tersebut adalah Superheroes. Teori-teori utama yang digunakan dalam penelitian ini diadopsi dari teori visual dan verbal yang dikemukakan oleh John Dyer (1993) dan teori meaning dari Leech (1974). Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode laporan kualitatif . Diawali dengan menonton video music secara hati-hati, kemudian mencatat data yang berhubungan, sedangkan untuk aspek verbal diteliti dengan menganalisa setiap stanza dari lirik tersebut. Hasil dari penelitian ini ditemukan 19 komponen dari aspek visual. Sedangkan untuk aspek verbal menggunakan tekstual analisis. Sedangkan makna yang digunakan untuk mengetahui arti dari setiap stanza terdapat dua macam dari tujuh macam makna berdasarkan teori.
IMPLICIT MEANINGS IN THE TRANSLATION OF NOVEL PERCY JACKSON AND THE OLYMPIANS: THE LIGHTNING THIEF Putu Dyan Safira Tarayanti; I Gusti Agung Istri Aryani; Ni Luh Putu Krisnawati
Humanis Volume 16. No. 2. Agustus 2016
Publisher : Udayana University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (320.45 KB)

Abstract

Dalam proses penerjemahan, makna dalam sebuah bahasa baik bahasa terucap atau bahasa tertulis terkadang diungkapkan secara implisit. Pengimplisitan makna dilakukan karena beberapa faktor seperti penghematan dalam penggunaan kata, menghindari pengulangan kata, atau bahkan untuk membuat sebuah karya sastra lebih menarik (apabila makna tersebut diimplisitkan dalam karya sastra). Novel yang merupakan salah satu karya sastra terkadang mengandung beberapa makna implisit di dalam kalimat – kalimat atau dialog – dialognya. Peneitian ini dilakukan dengan tujuan mengetahui jenis makna implisit apa saja yang terkandung dalam novel dan bagaimana penerjemah menerjemahkan makna implisit tersebut ke dalam bahasa sasaran. Jenis – jenis makna implisit diklasifikasikan dengan teori dari Larson (1998) dan Halliday dan Hasan (1976) sedangkan prosedur penerjemahan diklasifikasikan dengan teori dari Vinay dan Darbelnet (in Venuti, 2000) dan Catford (1965). Hasil penelitian menunjukkan bahwa jenis makna implisit yang terdapat dalam novel adalah makna implisit referensial, organisasional, dan situasional, sedangkan prosedur penerjemahan yang digunakan oleh penerjemah untuk menerjemahkan makna implisit tersebut adalah penerjemahan parsial, literal dan adaptasi.
Compound Words in BBC News Website Kezia Ariantji Turangan; Ida Ayu Made Puspani; Ni Luh Putu Krisnawati
Humanis Vol 18 No 1 (2017)
Publisher : Udayana University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (431.227 KB)

Abstract

Skripsi ini berjudul “Kata Majemuk pada Website Berita BBC”. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi dan mengklasifikasi jenis-jenis kata majemuk pada Website Berita BBC dan juga menentukan makna dari kata majemuk yang muncul pada Website Berita BBC. Sumber data penelitian ini diambil dari Website Berita BBC, sebuah website yang memungkinkan para pengguna untuk mendapatkan berita aktual, video, audio, maupun artikel-artikel lainnya. Metoda yang digunakan dalam pengumpulan data adalah metoda dokumentasi dengan teknik pencatatan. Metoda deskriptif kwalitatif digunakan dalam menganalisa data yang telah terkumpul. Teori yang digunakan untuk menganalisa data adalah teori kata majemuk oleh Plag (2003) dan Lieber (2009). Makna kata majemuk ditentukan dengan menggunakan teori makna oleh Palmer (1984). Berdasarkan teori kata majemuk oleh Plag (2003), hasil penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat empat jenis kata majemuk yang ditemukan pada Webiste Berita BBC, yaitu nominal compound, adjectival compound, verbal compound, dan neoclassical compound. Selain itu, terdapat dua jenis makna yang ditemukan pada analisa data, yaitu makna transparan dan makna opaque
Verbal And Visual Messages In Weekly “Voice” Cover Hartanti Latief Perdanasari; I Wayan Mulyawan; Ni Luh Putu Krisnawati
Humanis Volume 16. No. 3. September 2016
Publisher : Udayana University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (33.926 KB)

Abstract

Pembahasan dalam penelitian ini bertujuan untuk menggambarkan jenis makna dan fungsi yang ada di sampul buklet dari "VOICE",serta menganalisis pesan verbal dan visual yang disajikan di sampul buklet "VOICE". Data penelitian ini diambil dari "VOICE" buklet mingguan. Studi ini dilakukan dan diselesaikan dengan menggunakan studi pustaka. Data diambil dengan mengumpulkan sampul buklet dalam beberapa minggu dan pencatatan. Metode penelitian dalam penulisan ini dapat digolongkan sebagai metode kualitatif, dalam menganalisis data setiap sampel dianalisis menggunakan 2 teori, yaitu teori makna dan fungsi oleh Leech (1974) dan struktur wacana oleh Van DJik. Berdasarkan hasil analisis, dari lima data, ditemukan tiga data yang memiliki arti afektif; juga ditemukan empat data yang memiliki fungsi estetika. Tentang pesan verbal dan visual, apa yang ditulis oleh penulis dalam bentuk pesan visual sesuai dengan apa yang telah dijelaskan oleh penulis dalam bentuk pesan verbal. Dapat disimpulkan bahwa pesan visual yang sempurna didukung oleh pesan verbal, yang membuat pembaca tertarik untuk membaca atau melihat buklet ini.
The Procedure Applied in Translating Jargon in English Parliamentary Debating into Indonesian Ni Luh Putu Krisnawati
Lingual: Journal of Language and Culture Vol 3 No 1 (2017)
Publisher : English Department, Faculty of Humanities, Udayana University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24843/LJLC.2017.v03.i01.p07

Abstract

At present, competition regarding English debating is a common thing. All countries are competing in the World Debating Competition either for high school or university level. The spread of this “popular culture” has made other country to adopt the English debating system and translate that system into their native language. However it cannot be denied that there are also many jargons that need to be translated into the native language without changing the meaning. This research is focused on the jargons of the English parliamentary debating and its translation into Indonesia. The aims of this study are to identify the jargons in English parliamentary debating and its equivalence in Indonesia and also to know the procedures used in translating the jargons in English parliamentary debating into Indonesia. The theory used for this study is the theory proposed by Peter Newmark (1988) regarding the procedure of translation. The findings shows that they are five procedure of translation used in translating the jargons of English parliamentary debating into Indonesia namely literal translation, functional equivalent, couplets, transference, and naturalization.Keywords: translation, English parliamentary debating, translation procedure