Claim Missing Document
Check
Articles

Found 5 Documents
Search

Dinamika Populasi Cendana (Santalum album L.) Di Hutan Dan Kebun Di Pulau Timor Barat, Nusa Tenggara Timur-Indonesia Yoseph Nahak Seran; Sudarto Sudarto; Luchman Hakim; Endang Arisoesilaningsih
Metamorfosa: Journal of Biological Sciences Vol 7 No 1 (2020)
Publisher : Prodi Magister Ilmu Biologi, Fakultas MIPA, Universitas Udayana

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24843/metamorfosa.2020.v07.i01.p12

Abstract

Sandalwood (Santalum album L.) is a endemic spesies of the Lesser Sunda Island (NTT), grows in deciduous forest or in private traditional plantation for centuries. Study aimed to evaluated profile dynamic structure population of sandalwood in forest and plantation in the district of South Central Timor (TTS) and North Central Timor (TTU). Population structure analysis was held by purposive sampling in eight sites comprised 87 plots. Plots size were 20x20 m2 (trees), 10x10 m2 (poles), 5x5 m2 (saplings), 2x2 m2 (seedlings). Variables observed in each plot were included density, stem diameter, height of free trunk (TBBC), height trees and saplings, crown quality and coverage. Data were analyzed by qualitative descriptively and multivariate statistics. Results showed that population structure of sandalwood varied spatially in all study sites in two district, especially density of seedlings and saplings in plantations and forests. Sandalwood trees density ranges from 0-23 ind.ha-1, poles phase 80-322 ind.ha-1, saplings phase 60-1,289 ind.ha-1, while the seedlings phase is very dominant 2,000-27,813 ind.ha-1. Higher saplings and poles density were found in two sites of TTU plantation and forest or a TTS forest. Farmer in two districts successfully cultivated sandalwood in plantation shown by similar growth quality with those of forest trees. Keywords: Forest, NTT, population structure, plantation, sandalwood
PENGOLAHAN PUPUK ORGANIK BERBAHAN LIMBAH TERNAK AYAM DI KAMPUNG BARU-KELURAHAN MAUBELI Maria Afnita Lelang; Yoseph Seran Nahak; Kristoforus Wilson Kia
Community Development Journal : Jurnal Pengabdian Masyarakat Vol. 3 No. 1 (2022): volume 3 Nomor 1 Tahun 2022
Publisher : Universitas Pahlawan Tuanku Tambusai

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31004/cdj.v3i1.3353

Abstract

Pupuk organik adalah pupuk yang tersusun dari materi makhluk hidup. Pupuk organik digunakan untuk memperbaiki sifat fisik, kimia, dan biologi tanah. Sumber bahan organik berupa kompos, pupuk hijau, pupuk kandang, sisa panen, limbah ternak, limbah industri yang menggunakan bahan pertanian, dan limbah kota. Limbah ternak dapat dijadikan pupuk bokhasi, misalnya limbah akhir dari peternakan ayam, yang merupakan campuran dari sekam padi, kotoran ayam dan sisa pakan. Mitra PKM adalah Kelompok Tani Gradita yang berlokasi di Kampung Baru-Kelurahan Maubeli-Kefamenanu. Permasalahan Mitra yaitu Masalah budidaya tanaman hortikultura yang kurang produktif; Penggunaan pupuk kimia pada tanaman hortikultura; Pengelolaan tanah minimum. Solusi bagi masalah tersebut yaitu: Penerapan teknik budidaya yang tepat; Aplikasi pupuk bokhasi berasal dari limbah akhir peternakan ayam; dan Pengolahan lahan maksimum sebagai konservasi lahan. Metode PKM berupa Sosialisasi Program; Penerapan pertanian organik dan Praktik pupuk; Pendampingan PKM; Monitoring program; dan Evaluasi. Output dari PKM adalah terbentuknya Perubahan pola pikir petani (sadar, mau dan melaksanakan) dan Komitmen petani untuk menerapkan pupuk organik berbahan pupuk kandang ayam pada tanaman budidaya. Pemanfaatan pupuk organik dari limbah ternak ayam ini dipandang penting untuk meningkatkan produktivitas lahan, karena sebagai penyedia unsur hara, tidak merusak tanah, dan meningkatkan produksi tanaman budidaya.
Analysis of the Structure And Composition of The Production Forest Floor Vegetation in Nenuk, Naekasa Village, Tasifeto Barat District, Belu Regency Erlinda Desi Kolo; Yoseph Nahak Seran; Ludgardis Ledheng
Metamorfosa: Journal of Biological Sciences Vol 9 No 2 (2022)
Publisher : Prodi Magister Ilmu Biologi, Fakultas MIPA, Universitas Udayana

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24843/metamorfosa.2022.v09.i02.p08

Abstract

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengidentifikasi jenis-jenis vegetasi lantai hutan, struktur dan komposisi vegetasi lantai hutan serta faktor lingkungan yang mempengaruhi pertumbuhan vegetasi lantai hutan di kawasan Hutan Produksi Nenuk. Pengambilan data dilakukan di Hutan Produksi Nenuk Desa Naekasa Kecamatan Tasifeto Barat Kabupaten Belu menggunakan plot yang diletakkan secara purposive sampling sebanyak 25 plot pengamatan dengan ukuran 2m x 2m. Dari hasil penelitian ditemukan 18 jenis vegetasi lantai yang terdiri dari 13 famili, Vegetasi lantai hutan yang memiliki Indeks Nilai Penting (INP) tertinggi pada tingkat semai adalah Tectona grandis, L. dengan INP sebesar 94,74%, pada tingkat Herba adalah Ottochloa nodosa, Kunth. dengan INP sebesar 74,79%, Pada tingkat semak adalah Flemingia strobilfera, L. dengan INP sebesar 58,32%, Pada tingkat Perdu adalah Passiflora foetida, L. dengan INP sebesar 79,19%. Faktor lingkungan Suhu, Kelembaban dan pH dengan suhu rata-rata 31,7ºC, Kelembaban 68,8 % dan pH 6,8. Struktur dan Komposisi vegetasi lantai hutan Produksi Nenuk perlu terus dilestarikan untuk menjaga keseimbangan ekosistem Hutan Produksi Nenuk dimasa mendatang.
Komposisi dan Keanekaragaman Jenis Pohon Di Hutan Lindung Lapeom Kabupaten Timor Tengah Utara Yolanda Getrudis Naisumu; Yoseph Nahak Seran; Ludgardis Nahak Ledheng
Saintek Lahan Kering Vol 1 No 1 (2018): JSLK Juni 2018
Publisher : Fakultas Pertanian, Universitas Timor

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (679.619 KB) | DOI: 10.32938/slk.v1i1.406

Abstract

This study aims to describe the composition and diversity of tree species in Lapeom Protection Forests. The study was conducted in November to December 2009 using the quadrat method by plotting along the transect line. The number of transect 5, transect length 200 m, in each transect placed 5 plot with size 20 m x 20 m. The results showed that in the location found 22 species of trees from 17 families. The largest number of species are Caesalpinaceae family of 4 species, was Casia fistula, L, Delonix regia, Rafin, Cassia simea, Lamk, and Tamarindus indica, L. The number of individuals largest is Mangifera indica, L from Anacardiaceae family of 20 individuals. The highest important value index on the species Mangifera indica (43.7%), the species with the lowest important value index was Zizipus jujuba (1.8%,) and Jatropa Sp (1.9%). Index Diversity of tree species in lapeom protected forest including moderate category with a value of 2.7 this showing that the area of Lapeom protected forest an area that has sufficient tree productivity levels, ecosystem conditions that are sufficiently balanced and have an ecological pressures medium. concluding was there are 22 species of tree from 17 families. The species with the highest number of individuals is Mangifera indica, L from Anacardiaceae family. The species that has the highest important value index is Mangifera indica (43.7%) and the species has the lowest important value index is Zizipus jujuba (1.8%), Index diversity of tree species in Lapeom protected forest including medium category.
Serangga Entomofagus Sebagai Biological Control di Areal Persawahan Fafibola Kabupaten Timor Tengah Utara Blasius Atini; Yoseph Nahak Seran; Luisi Naimnule
Jurnal Ilmiah Biosaintropis (Bioscience-Tropic) Vol 8 No 2 (2023): Januari 2023
Publisher : Fakultas Matematika & Ilmu Pengetahuan Alam - Universitas Islam Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33474/e-jbst.v8i2.510

Abstract

Kelurahan Tubuhue merupakan suatu Kelurahan yang terletak di Kabupaten Timor Tengah Utara dengan areal persawahan yang luas. Kawasan persawahan yang luas ini, dijadikan sebagai lokasi penelitian untuk mengetahui tingkat persebaran dan peranan serangga entomofagus sebagai biological control di agroekosistem tersebut. Manfaat nilai serangga entomofagus sebagai biological control bagi kehidupan mendorong manusia untuk menjaga kelestarian dan keanekaragamannya, namun diduga keseimbangan ekosistem serangga entomofagus sebagai biological control di areal tersebut terganggu karena habitat yang ditempati rusak akibat pemanfaatan pestisida kimiawi. Mengetahui keanekaragaman serangga entomophagous sebagai pengendali hayati di lahan persawahan menjadi tujuan penelitian. Fafibola Kabupaten TTU dan aspek-aspek lingkungan yang mempengaruhinya. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan April – Juni 2022 diareal persawahan Fafibola Kabupaten TTU. Teknik pengumpulan data pada studi ini ialah jaring serangga. Analisis data menggunakan Rumus Keanekaragaman Shannon Wiener, untuk mengukur jenis dan tingkat keanekaragaman dari serangga entomofagus. Indeks keanekaragaman semua jenis termasuk kategori sedang.