Claim Missing Document
Check
Articles

Found 12 Documents
Search

Efektifitas Ekstrak Daun Sirih Merah (Piper crocatum) Terhadap Penurunan Kadar Glukosa Darah Tikus Putih Jantan (Rattus novergicus) Yang Di Induksi Aloksan Yesy Febnica Dewi; Made Suma Anthara; Anak Agung Gde Oka Dharmayudha
Buletin Veteriner Udayana Vol. 6 No.1 Pebruari 2014
Publisher : The Faculty of Veterinary Medicine, Udayana University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (85.35 KB)

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh ekstrak daun sirih merah (Piper crocatum) terhadap penurunan kadar glukosa darah tikus putih jantan (Rattus novergicus) yang diinduksi aloksan. Penelitian ini menggunakan 20 ekor tikus putih jantan  (Rattus novergicus) yang diadaptasi selama tiga minggu dan dibagi secara acak menjadi lima kelompok dan masing-masing kelompok berjumlah empat ekor. Rancangan yang digunakan adalah Rancangan Acak Lengkap (RAL). Ada lima perlakuan yang diberikan sebagai berikut: perlakuan I sebagai kontrol diabetes tanpa diberikan perlakuan, perlakuan II sebagai kontrol negatif (aloksan 120 mg/kg bb), perlakuan III aloksan + suspensi ekstrak daun sirih merah 2% (dosis 50 mg/kg bb), perlakuan IV aloksan + suspensi ekstrak daun sirih merah 2% (dosis 100 mg/kg bb), perlakuan V sebagai kontrol positif (Aloksan + Glibenklamid 1 ml/kg bb). Hasil penelitian menunjukkan bahwa ekstrak daun sirih merah (Piper crocatum) 2% pada dosis 50 mg/kg bb, maupun dosis 100 mg/kg bb dapat menurunkan kadar glukosa darah tikus putih jantan (Rattus novergicus) dan ekstrak daun sirih merah (Piper crocatum) 2% memiliki efek yang sebanding dengan glibenklamid sebagai penurun glukosa darah.
Aktivitas Alanin Aminotransferase Dan Aspartat Aminotransferase Sapi Bali Terinfeksi Fasciola Gigantica Anak Agung Gde Oka Dharmayudha; Ida Bagus Dimas Kusumadarma; Ida Bagus Komang Ardana; Made Suma Anthara; I Wayan Nico Fajar Gunawan; Luh Made Sudimartini; Kadek Karang Agustina
Buletin Veteriner Udayana Vol. 10 No. 1 Pebruari 2018
Publisher : The Faculty of Veterinary Medicine, Udayana University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (124.166 KB) | DOI: 10.24843/bulvet.2018.v10.i01.p14

Abstract

Alanine Aminotransferase (ALT) and Aspartate Aminotransferase (AST) are aminotransferase group enzymes which often used as parameters of liver damage. The purpose of this study is to determine the effect of Fasciola gigantica infections in bali cattle on the activity of ALT and AST. The materials used were 60 bali cattle blood samples consisting of 30 samples of blood were infected Fasciola gigantica and 30 blood samples were not infected with Fasciola gigantica. Blood samples were taken at the time of the slaughter placed in non EDTA tube. Data were analyzed using Independent Samples T-Test. The results showed a mean ALT levels in the blood of infected Bali cattle Fasciola gigantica was 78.73 U/L. It was not significant on the increase in ALT levels compared with uninfected bali cattle Fasciola gigantica 57.23 U/L, While the average AST levels in the bali cattle blood which were infected by Fasciola gigantica was 108.43 U/L. It was highly significant increased AST compared with non-infected Bali cattle Fasciola gigantica 78.13 U/L.
Perhatian Pemilik Anjing Dalam Mendukung Bali Bebas Rabies I Nyoman Suartha; Made Suma Anthara; Ni Made Rita Krisna Dewi; I Wayan Wirata; I Gusti Ngurah Kade Mahardika; Anak Agung Gde Oka Dharmayudha; Luh Made Sudimartini
Buletin Veteriner Udayana Vol. 6 No.1 Pebruari 2014
Publisher : The Faculty of Veterinary Medicine, Udayana University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (47.219 KB)

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perhatian pemilik anjing dalam mendukung  Bali bebas Rabies. Penelitian dilakukan pada bulan Desember 2010, di Desa Kukuh Tabanan, Desa Jagapati Badung, dan Desa Seraya Karangasem dengan jumlah responden sebanyak 500 orang. Cara pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah wawancara dengan panduan daftar pertanyaan yang ada pada kuisioner. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Jumlah kepemilikan anjing dari satu ekor sampai 4 ekor. Masyarakat memelihara anjing sebagian besar dengan tujuan untuk menjaga rumah (77,6%). Perhatian masyarakat pemilik anjing terhadap kesehatan dan perawatan kesehatan anjingnya, dilihat dari memandikan anjing, jumlah pemberian pakan, dan memeriksakan anjingnya ke dokter hewan masih rendah. Anggota keluarga yang sering  berinteraksi (memberikan pakan, memandikan) dengan anjing adalah ayah. Responden yang menjawab anjing bisa  dipegang pemilik sebanyak 93,6%. Berdasarkan atas jenis kelamin, masyarakat sebagian besar memelihara anjing jantan (84,8%). Anjing yang dipelihara dengan cara dilepas (64%). Kesimpulan dari penelitian ini adalah perhatian masyarakat dalam memelihara anjing dalam upaya mendukung Bali bebas rabies masih rendah. Disarankan perlu dilakukan kegiatan sosialisasi dan  edukasi tentang pemeliharaan anjing pada masyarakat.
Pengetahuan Masyarakat Tentang Rabies Dalam Upaya Bali Bebas Rabies I Nyoman Suartha; Made Suma Anthara; I Gusti Ngurah Narendra Putra; Ni Made Ritha Krisna Dewi; I Gusti Ngurah Kade Mahardika
Buletin Veteriner Udayana Vol. 4 No.1 Pebruari 2012
Publisher : The Faculty of Veterinary Medicine, Udayana University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (49.235 KB)

Abstract

This study aims to determine the level of public knowledge about rabies in an effort to Balirabies-free. The data were collected from three villages namely Kukuh in Tabananregency, Jagapati in Badung regency, and Seraya in Karangasem regency. The mentiontotal of responden are 991 people. Data were collected using questionnaire. Results showedthat respondents who do not know about the news that rabies has been in outbreak in Balias much as 33.3%. The sources of information about the disease of rabies came from themedia (TV, newspapers, radio) as much as 44%, and 31% from health extension program.First aid to do if bitten by a dog was wash wound with soap (80%), but there were alsoresponden who do not care for themself (4%). Most responden would go to health centerfor treatment (85%) if they were bitten by rabies dogs. But , there were also few respondenwho take no care and do nothing (7%). Public knowledge about the clinical symptoms of rabies was still low (53%), and as much as 39% of respondents did not know the signs ofrabies. Knowing of report place if there was an event of rabies or finding a dog with rabieswas to the head of the village (41%), to the Department of Animal Husbandry (39%) andnot reporting 4%. The conclusion of this study is the public knowledge about the disease ofrabies is moderate.
Identifikasi Golongan Senyawa Kimia Estrak Etanol Buah Pare (Momordica charantia) dan Pengaruhnya Terhadap Penurunan Kadar Glukosa Darah Tikus Putih Jantan (Rattus novergicus) yang Diinduksi Aloksan I Ketut Angga Yuda; Made Suma Anthara; Anak Agung Gde Oka Dharmayudha
Buletin Veteriner Udayana Vol. 5 No. 2 Agustus 2013
Publisher : The Faculty of Veterinary Medicine, Udayana University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (87.543 KB)

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui golongan senyawa kimia ekstrak etanol buah pare (M. charantia) sebagai penurun kadar glukosa darah tikus putih jantan (R. novergicus) yang diinduksi aloksan. Sampel penelitian ini adalah 25 ekor tikus putih jantan (R. novergicus) berumur 3 bulan dengan berat rata-rata 150-300 g. Rancangan yang digunakan berupa Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan lima perlakuan sebagai berikut, perlakuan I sebagai kontrol yaitu tikus normal tanpa perlakuan, Perlakuan II kontrol diabetes, perlakuan III tikus diabetes dan ekstrak buah pare 100 mg/kg bb, perlakuan IV tikus diabetes dan ekstrak buah pare 50 mg/kg bb, dan perlakuan V tikus diabetes dan glibenklamid 1 mg/kg bb. Hasil penelitan menunjukan buah pare mengandung zat flavonoid, polifenol, dan saponin. Pemberian ekstrak etanol buah pare (M. charantia) dapat menurunkan kadar glukosa darah tikus putih (R. novergicus) penderita diabetes dengan diinduksi aloksan secara signifikan P<0,05 yang sebanding dengan pemberian glibenklamid. Dengan demikian, ekstrak etanol buah pare dapat digunakan sebagai penurun kadar glukosa darah.
Identifikasi Golongan Senyawa Kimia Dan Pengaruh Ekstrak Etanol Buah Naga Daging Putih (Hylocereus undatus) Terhadap Penurunan Kadar Glukosa Darah Serta Bobot Badan Tikus Putih Jantan (Rattus novergicus) Yang Diinduksi Aloksan Anak Agung Gde Oka Dharmayudha; Made Suma Anthara
Buletin Veteriner Udayana Vol. 5 No.1 Pebruari 2013
Publisher : The Faculty of Veterinary Medicine, Udayana University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (86.55 KB)

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui golongan senyawa kimia ekstrak etanol buah naga daging putih (H. undatus) serta pengaruh terhadap penurunan kadar glukosa darah dan rata-rata berat badan tikus putih jantan (Rattus norvegicus) yang diinduksi aloksan. Sampel darah diambil dari 25 ekor tikus putih jantan (R. norvegicus) berumur 3 bulan dengan rata-rata berat badan 150-300 gram. Rancangan yang digunakan adalah berupa Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan lima perlakuan yaitu tikus yang tidak diberi perlakuan (kontrol negatif), tikus yang diberi perlakuan aloksan (kontrol positif), tikus yang diberi perlakuan aloksan + ekstrak etanol buah naga daging putih (H. undatus) 2 % dosis I (50 mg/kg bb), tikus yang diberi perlakuan aloksan + ekstrak etanol buah naga daging putih (H. undatus) 2 % dosis II (100 mg/kg bb), tikus yang diberi perlakuan aloksan + glibenklamid 0,02% (dosis 1 ml/ kg bb). Setiap perlakuan diperiksa kadar glukosa darah serta rata-rata berat badan tikus pada hari ke-0, 3, 7, 14, dan 21. Sebelum diberi perlakuan tikus diadaptasi 2 minggu dan dipuasakan selama 16-18 jam. Masing-masing perlakuan terdiri dari 5 ulangan. Variabel yang diamati adalah kadar glukosa darah serta rata-rata berat badan pada masing-masing perlakuan. Data yang diperoleh kemudian dianalisis dengan menggunakan sidik ragam (ANOVA) dan jika terdapat perbedaan diantara perlakuan maka pengujian di lanjutkan dengan uji Duncan. Hasil penelitian menunjukan pemberian ekstrak etanol buah naga daging putih (H. undatus) 2% dosis  (50 mg/ kg bb) , dosis  (100 mg/kg bb) dan glibenklamid 0,02% 1 ml/kg bb secara signifikan dapat menurunkan kadar glukosa darah (P<0,05) hari-7 sampai hari ke-21, serta meningkatkan berat badan (P<0,05) pada tikus putih yang diinduksi aloksan. Hal ini menunjukan ekstrak etanol buah naga daging putih (H.undatus) dapat digunakan sebagai penurun kadar glukosa darah serta peningkatan berat badan.
Penggunaan Partisi Kloroform Buah Pare padaTikus Putih Hiperglikemia Yoana Pratiwi Clara Pakpahan; I Nyoman Suartha; Made Suma Anthara; Luh Made Sudimartini; Anak Agung Gde Oka Dharmayudha
Buletin Veteriner Udayana Vol. 9 No. 1 Pebruari 2017
Publisher : The Faculty of Veterinary Medicine, Udayana University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (562.079 KB)

Abstract

This study aimed to determine the efficacy of administration chloroform extract of bitter melon fruit partition to decrease blood glucose levels of hyperglycemic rat (Rattus norvegicus). Measurement of blood glucose levels was done before and streptozotocin injected on days -1, 0, 4, 11, and 18 after mice hyperglycemia. Treatment of bitter melon extract and chloroform partition performed after mice hyperglycemia until day 18th. This study consisted of four treatments and five repetitions using a completely randomized design. Four of this treatment is the control of rats (P0), streptozotocin-treated rat with a dose of 40 mg kg (P1), streptozotocin-treated rat with a dose of 40 mg/kg and bitter melon extract 2% (200 mg/kg) (P2) and streptozotocin-treated rat at a dose of 40mg/kg and chloroform partition 50 mg/kg (P3). The results showed that administration of chloroform partition and bitter melon fruit extract significantly ( P <0.05) to decrease the body's blood glucose levels.
PELAYANAN KESEHATAN DAN VAKSINASI SE TERHADAP SAPI BALI DI DESA BELOK SIDAN, KECAMATAN PETANG, KABUPATEN BADUNG MADE SUMA ANTHARA
Buletin Udayana Mengabdi Vol 7 No 1 (2008): Volume 7 No.1 – April 2008
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (26.883 KB)

Abstract

ABSTRACT This community service aimed to improve the cattle health and immunity to protect them from Septicemia epizootica (SE) disease. Animal health service with anthelmintics and SE vaccination program on bali cattle were done at Belok Sidan village, county of Petang, Badung regency on Thursday, October 4th , 2007. The service is conducted by gathering farmers (cattle owner). There were 34 farmers with 66 cattles. Team examined animal's health, give treatment unhealth animal and free consultation about animal's health. The health animals were vaccinated with SE vaccines. From total 66 cattles, 33 cattles were given SE vaccine, 31 cattles were treated with vitamine B-complex, 5 cattles were orrally given anthelmintics and 5 cattles were treated with antibiotic. All of cattles were sprayed with insect repellent. All farmers were interest with this program and hope contiunue for next time.
PELAYANAN KESEHATAN DAN PEMBERANTASAN PENYAKIT TERNAK SAPI BALI DALAM MENDUKUNG PROGRAM SWASEMBADA DAGING SAPI DI DESA BURUAN BLAHBATUH GIANYAR A.A. G. O. Dharmayudha; Made Suma Anthara; I M. Sukada; I B. Komang Ardan; I W Nico Fajar Gunawan
Buletin Udayana Mengabdi Vol 18 No 2 (2019): Buletin Udayana Mengabdi
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (147.713 KB) | DOI: 10.24843/BUM.2019.v18.i02.p20

Abstract

Pengabdian kepada masyarakat yang dilakukan di desa Buruan, Kecamatan Blahbatuh, Kabupaten Gianyar ini pada intinya bertujuan untuk menekan angka kerugian ekonomi yang disebabkan oleh masalah kesehatan sapi bali. Metode yang digunakan dalam pengabdian masyarakat ini yaitu dalam bentuk pelayanan kesehatan dari rumah ke rumah berupa pemberian vitamin, obat cacing terhadap ternak yang sehat dan melakukan pengobatan terhadap ternak yang sakit, serta diskusi dengan peternak dalam hal ini manjemen pemeliharaan ternak (khususnya sapi bali), serta masalah lainnya seperti penyakit yang umum pada sapi bali dan masalah reproduksi sapi bali. Hasil yang didapat yaitu 22 ekor sapi (20 betina, 2 jantan). Diharapkan melalui pengabdian ini, pada ternak sapi yang sakit akan terjadi peningkatan kesehatan sapi dan menekan angka kejadian penyakit, serta meningkatkan produksi dan kualitas daging sapi secara optimal sehingga program pemerintah yaitu swasembada daging sapi dapat terus terlaksana. Kata Kunci : obat cacing, sapi bali, vitamin
PELAYANAN KESEHATAN DAN PEMBERANTASAN PENYAKIT TERNAK SAPI BALI DALAM MENDUKUNG PROGRAM SWASEMBADA DAGING SAPI DI DESA BURUAN BLAHBATUH GIANYAR A.A. G. O. Dharmayudha; Made Suma Anthara; I M. Sukada; I B. Komang Ardana
Buletin Udayana Mengabdi Vol 18 No 1 (2019): Buletin Udayana Mengabdi
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (144.042 KB) | DOI: 10.24843/BUM.2019.v18.i01.p19

Abstract

Pengabdian kepada masyarakat yang dilakukan di desa Buruan, Kecamatan Blahbatuh, Kabupaten Gianyar ini pada intinya bertujuan untuk menekan angka kerugian ekonomi yang disebabkan oleh masalah kesehatan sapi bali. Metode yang digunakan dalam pengabdian masyarakat ini yaitu dalam bentuk pelayanan kesehatan dari rumah ke rumah berupa pemberian vitamin, obat cacing terhadap ternak yang sehat dan melakukan pengobatan terhadap ternak yang sakit, serta diskusi dengan peternak dalam hal ini manjemen pemeliharaan ternak (khususnya sapi bali), serta masalah lainnya seperti penyakit yang umum pada sapi bali dan masalah reproduksi sapi bali. Hasil yang didapat yaitu 22 ekor sapi (20 betina, 2 jantan). Diharapkan melalui pengabdian ini, pada ternak sapi yang sakit akan terjadi peningkatan kesehatan sapi dan menekan angka kejadian penyakit, serta meningkatkan produksi dan kualitas daging sapi secara optimal sehingga program pemerintah yaitu swasembada daging sapi dapat terus terlaksana. Kata kunci : obat cacing, sapi bali, vitamin.