Jusup Suprijanto
Departemen Ilmu Kelautan Fakultas Perikanan Dan Ilmu Kelautan., Universitas Diponegoro

Published : 31 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 31 Documents
Search

Perkembangan Awal Larva Tiram Mutiara (Pinctada fucata) pada Tingkat Salinitas yang Berbeda Anindya Wirasatriya; Jusup Suprijanto
ILMU KELAUTAN: Indonesian Journal of Marine Sciences Vol 9, No 1 (2004): Jurnal Ilmu Kelautan
Publisher : Marine Science Department Diponegoro University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.14710/ik.ijms.9.1.14-19

Abstract

Salah satu bagian dari usaha pembenihan adalah pemijahan, dimana salinitas merupakan faktor yang sangat penting terutama pada proses fertilisasi dan perkembangan awal larva sampai fase D-type. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh salinitas terhadap perkembangan awal larva tiram mutiara (Pinctada fucata). Terdapat 4 perlakuan salinitas pada penelitian ini sebagai media perkembangan awal larva tiram mutiara, yaitu 27 ‰, 30 ‰, 33 ‰, dan 36 ‰• Hasil penelitian menunjukkan bahwa ternyata perbedaan salinitas sangat mempengaruhi perkembangan awal larva P. fucata baik dari segi waktu pembentukan D type maupun kenormalan bentuk larva yang dihasilkan. Salinitas media mempengaruhi tingkat kerja osmotik larva dan proses pembentukan cangkang. Salinitas optimum untuk perkembangan awal larva tiram mutiara (P. fucata) adalah 33 ‰ dimana waktu perkembangan awal larvanya berlangsung dalam waktu yang paling singkat yaitu 1053,33 menit dan tidak terjadi ketidaknormalan bentuk larva. Akibat terjadi peristiwa plasmolisis dan plasmolisis, pada salinitas 27 dan 36 terjadi ketidaknormalan bentuk larva yang dihasilkan.
Analisa Kualitatif Reproduksi Kerang Kipas-kipas Amusium sp dari Weleri - Kendal, Jawa Tengah Ita Widowati; Jusup Suprijanto; Djoko Suprapto
ILMU KELAUTAN: Indonesian Journal of Marine Sciences Vol 7, No 2 (2002): Jurnal Ilmu Kelautan
Publisher : Marine Science Department Diponegoro University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (756.541 KB) | DOI: 10.14710/ik.ijms.7.2.127-130

Abstract

Analisa kualitatif reproduksi kerang kipas-kipas Amusium sp dari perairan Weleri-Kendal Jawa Tengah telah dilakukan selama bulan Maret sampai Juni 2001. Data kualitatif didapatkan setiap bulan berdasarkan kriteria tingkat kematangan gonad dan index gonad. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pada bulan Maret dan April, gonad dalam keadaan matang (tingkat kematangan gonad VI), dengan indeks gonad 13,86 % dan 13,87 %. Bulan Mei-Juni indeks gonad menurun menjadi 8,49 % dan 3,97 %, dimana diduga berkaitan dengan masa pemijahan.Kata kunci: Amusium sp, indeks gonad, tingkat kematangan gonad   Qualitative analysis of reproductive organ of the scallop Amusium sp from Weleri - Kendal waters was carried from March to June 2001 In Weleri-Kendal (Central Java). Data were compiled monthly based on staging criteria and gonad indices. Scallop were generally ripe by March-April (stage of VI), with gonad index 13.86 % and 13.87 %. From May -June, gonad indices decreased 8.49 % and 3.97 %, it was suggested that it correlated with their spawning periods.Keywords: Amusium sp, gonad indices, gonadal maturity stages.
Kelimpahan Mikroplastik di Perairan Zona Pemukiman, Zona Pariwisata dan Zona Perlindungan Kepulauan Karimunjawa, Jepara Cornelia Widya Seprandita; Jusup Suprijanto; Ali Ridlo
Buletin Oseanografi Marina Vol 11, No 1 (2022): Buletin Oseanografi Marina
Publisher : Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.14710/buloma.v11i1.30189

Abstract

Kepulauan Karimunjawa merupakan salah satu Kawasan Taman Nasional yang terdapat di Indonesia yang terdiri dari beberapa zonasi yang disesuaikan dengan fungsi dan peruntukkannya yaitu Zona Inti, Zona Perlindungan, Zona Pemanfaatan Bahari, Zona Rehabilitasi, Zona Pemanfaatan Perikanan Nasional, dan Zona Pemukiman. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kelimpahan mikroplastik di perairan Pulau Cemara Kecil, Pulau Menjangan Kecil, dan Pelabuhan Syahbandar Karimunjawa. Sampel diambil dengan cara menyaring permukaan air laut dengan plankton net sepanjang 100 meter menggunakan perahu. Sampel air laut sebanyak 250mL ditambahkan larutan H2O2 30% 250 mL dan disaring dengan kertas Whatman No. 42. Mikroplastik yang diperoleh dianalisis bentuk, warna, dan jumlah kelimpahannya menggunakan mikroskop elektron dengan perbesaran 100 kali. Jenis mikroplastik ditentukan dengan Uji FT-IR. Hasil penelitian menunjukkan bahwa perairan Pelabuhan Syahbandar memiliki kelimpahan mikroplastik tertinggi yaitu 19,98 partikel/m3, diikuti perairan Pulau Menjangan Kecil yaitu sebesar 17,21 partikel/m3 dan paling kecil di perairan Pulau Cemara Kecil yaitu 14,8 partikel/m3. Bentuk mikroplastik yang ditemukan adalah fragment, fiber, film, dan pellets. Jenis mikroplastik diduga adalah High-density polyethylene (HDPE), Low-density polyethylene (LDPE), Polystyrene (PS), Polypropylene (PP), Polyvinyl chloride (PVC), Nitrile, Nylon, dan Cellulose acetate (CA) atau Rayon.  Karimunjawa Islands is one of the National Park Areas in Indonesia which consists of several zones that are adapted to their functions and purposes, namely the Core Zone, Protection Zone, Maritime Use Zone, Rehabilitation Zone, National Fisheries Utilization Zone, and Resettlement Zone. This study aims to determine the abundance of microplastics in Cemara Kecil Island, Menjangan Kecil Island, and Syahbandar Harbor. Samples were taken by filtering the surface of seawater with a 100-meter long plankton net using a boat. 250 mL of seawater samples added H2O2 30% 250 mL and distributed with Whatman No. paper. 42. Microplastic shapes, colors, and abundance are obtained using an electron microscope with a magnification of 100 times. The microplastic type was determined by FT-IR Test. The results showed the fact that the Port of Syahbandar had the highest microplastic abundance of 19.98 particles / m3, followed by Menjangan Kecil Island at 17.21 particles / m3 and the smallest at Cemara Kecil Island was 14.8 particles / m3. The microplastic forms found are fragments, fibers, films, and pellets. Microplastic types are High-density polyethylene (HDPE), low-density polyethylene (LDPE), Polystyrene (PS), Polypropylene (PP), Polyvinyl chloride (PVC), Nitrile, Nylon, and Cellulose acetate (CA) or Rayon.  
Mikroplastik pada Ikan Kembung (Rastrelliger sp.) dan Ikan Selar (Selaroides eptolepis) di TPI Tambak Lorok Semarang dan TPI Tawang Rowosari Kendal Juwita Lesly Senduk; Jusup Suprijanto; Ali Ridlo
Buletin Oseanografi Marina Vol 10, No 3 (2021): Buletin Oseanografi Marina
Publisher : Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.14710/buloma.v10i3.37930

Abstract

Mikroplastik merupakan partikel plastik yang berukuran ≤5 mm. Ukurannya yang kecil menyebabkannya dapat tertransportasikan ke seluruh tempat dan biota termasuk ikan. Ikan pelagis jenis ikan kembung dan ikan selar merupakan salah satu biota laut bernilai ekonomis tinggi dan banyak dikonsumsi masyarakat. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kandungan mikroplastik pada ikan kembung dan ikan selar. Metode penelitian yang digunakan adalah deskriptif kualitatif. Sampel ikan kembung diambil di TPI Tambak Lorok Semarang, sedangkan ikan selar diambil dari TPI Tawang Rowosari Kendal. Penelitian ini dilakukan  pada bulan Juni–Desember 2020. Tahapan penelitian yang dilakukan yaitu dimulai dengan pengambilan sampel, pengukuran sampel, pembedahan sampel, pelarutan sampel, pemisahan partikel mikroplastik, penyaringan partikel, dan identifikasi langsung secara visual menggunakan mikroskop. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat mikroplastik pada ikan selar dan kembung di TPI Semarang dan Kendal. Mikroplastik paling banyak dengan rerata 25,2 partikel pada insang dan 19,1 partikel pada pencernaan ditemukan pada ikan kembung di TPI Tambak Lorok, pada ikan selar (Selaroides leptolepis) ditemukan rerata 10,1 partikel pada insang dan 8,4 partikel pada pencernaan. Hasil yang didapatkan ditemukan bentuk fiber, fragmen, pelet, dan film, dengan warna yang beragam yaitu hitam, coklat, biru, putih, merah, transparan, dan kuning.  Microplastics are plastic particles with a size of 5 mm. Its small size causes it easy to be transported to all places, including fish. Pelagic fish species of mackerel and selar fish are one of the marine biota that are economically feasible and widely consumed by the public. This study aims to determine the content of microplastics in mackerel and selar fish. The research method used is descriptive qualitative. Mackerel fish samples were taken at TPI Tambak Lorok Semarang, while selar fish were taken from TPI Tawang Rowosari Kendal. This research was conducted in June – December 2020. The stages of the research carried out were starting with sampling, measuring samples, separating samples, separating microplastic particles, evaluating particles, and directly using a microscope. The results showed that there were microplastics in selar and mackerel in TPI Semarang and Kendal. The most microplastics with an average of 25.2 particles in the gills and 19.1 particles in the digestion were found in mackerel at TPI Tambak Lorok, in selar fish (Selaroides leptolepis) an average of 10.1 particles were found in the gills and 8.4 particles in digestion. The results obtained were found in the form of fibers, fragments, pellets, and films, with various colors, namely black, brown, blue, white, red, transparent, and yellow.
Asupan Aman Konsumsi Logam Cu Pada Kerang Darah dari Tempat Pelelangan Ikan Tambak Lorok, Semarang Nurvita Agristiyani; Jusup Suprijanto; Raden Ario
Buletin Oseanografi Marina Vol 11, No 1 (2022): Buletin Oseanografi Marina
Publisher : Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.14710/buloma.v11i1.37143

Abstract

Kerang Darah (Anadara granosa) merupakan salah satu komoditas laut yang dihasilkan di Perairan Semarang. Lokasi tersebut diperkirakan telah menerima zat pencemar yang berasal dari limbah kota. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kandungan logam berat Tembaga atau Cu (Cuprum) dan batas maksimal aman konsumsi mingguan jaringan lunak A. granosa yang diperoleh di Perairan Laut Semarang yang didaratkan di Tambak Lorok Semarang. Penelitian ini dilakukan dengan pengambilan sampel pada bulan Maret, April, Juni dan Juli 2020. Konsentrasi logam berat Cu dianalisis menggunakan ICP (Inductively Coupled Plasma) dan penetapan batas maksimal aman konsumsi dihitung menggunakan rumus EDI (Estimated Daily Intake) serta penilaian tingkat risiko menggunakan rumus THQ (Target Hazard Quotient). Hasil kandungan logam berat Cu pada jaringan lunak A. granosa di bulan Maret, April, Juni dan Juli 2020 masing-masing sebesar 0,705 mg/kg; 1,628 mg/kg; 2,209 mg/kg dan 1,149 mg/kg yang menunjukan bahwa kandungan logam berat Cu tidak melebihi ambang batas berdasarkan SK Depkes RI No.03725/B/SK/1989. Estimasi asupan harian (EDI) terhadap logam Cu di bulan Maret, April, Juni dan Juli 2020 yaitu sebesar 1,65 µg/kg/hari; 3,80 µg/kg/hari; 5,15 µg/kg/hari dan 2,68 µg/kg/hari yang menunjukkan bahwa dosis paparan Cu tergolong aman bagi konsumen A. granosa. Sedangkan penilaian tingkat risiko (THQ) untuk logam Cu menunjukkan hasil lebih kecil satu dengan nilai rata-rata 0,03 sehingga dapat dikatakan konsentrasi logam Cu tersebut tidak berpotensi menimbulkan efek non-karsinogenik pada manusia.  Blood Cockle (A. granosa) is one of the marine commodities produced in Semarang waters. The location is thought to have received pollutants from municipal waste. This study aims to determine the content of heavy metal Cu in A. granosa cockle obtained in Semarang sea waters which landed at Tambak Lorok Semarang. This research was conducted with sampling in March, April, June and July 2020. The concentration of heavy metal copper (Cu) was analyzed using ICP (Inductively Coupled Plasma) and the determination of the maximum safe consumption limit was calculated using the EDI (Estimated Daily Intake) formula and risk level assessment was calculated using the THQ (Target Hazard Quotient) formula. The results of heavy metal Cu content in A. granosa cockles in March, April, June and July 2020 were 0,705 mg/kg; 1,628 mg/kg; 2,209 mg/kg and 1,149 mg/kg, which indicates that the heavy metal content of Cu does not exceed the threshold based on the Decree of the Ministry of Health RI No.03725/B/SK/1989. Estimated Daily Intake (EDI) of Cu in March, April, June and July 2020 is 1,65 µg/kg/day; 3,80 µg/kg/day; 5,15 µg/kg/day and 2,68 µg/kg/day which indicate that the dose of Cu exposure is safe for A. granosa consumers. Meanwhile, the results of the risk level assessment (THQ) for Cu metal is >1 which indicates that the concentration of Cu metal does not have the potential to cause non-carcinogenic effects in humans.
Mikroplastik Pada Sedimen di Zona Pemukiman, Zona Perlindungan Bahari dan Zona Pemanfaatan Darat Kepulauan Karimunjawa, Jepara Revo Raprika Kurniawan; Jusup Suprijanto; Ali Ridlo
Buletin Oseanografi Marina Vol 10, No 2 (2021): Buletin Oseanografi Marina
Publisher : Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.14710/buloma.v10i2.31733

Abstract

Karimunjawa merupakan salah satu kawasan Taman Nasional yang terdapat di Indonesia yang terdiri dari pulau-pulau dan terbagi menjadi beberapa zona yang disesuaikan menurut fungsi dan peruntukkannya. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui jenis dan kelimpahan mikroplastik pada sedimen di zona pemukiman, zona pemanfaatan darat, dan zona perlindungan bahari Kepulauan Karimunjawa, Jepara. Sampel sedimen diambil dengan menggunakan pipa di 3 lokasi yaitu Pelabuhan Perintis, Legon Lele, dan Cemara Kecil. Sampel dikeringkan kemudian dipisahkan berdasakan ukuran butir menggunakan sieve shaker. Sedimen yang terjebak dalam sieve ukuran 0,3 dan 0,1 mm direndam dalam H2O2 30% selama 24 jam selanjutnya mikroplastik dipisahkan dari sedimen dengan 100 ml ZnCl2 densitas 1,5 g/cm-3 kemudian disaring dengan menggunakan kerta Whatman No. 40. Mikroplastik diamati bentuk, warna, dan jumlah menggunakan mikroskop cahaya dengan perbesaran 100x dan diidentifikasi secara visual. Jenis mikroplastik ditentukan dengan Uji FT-IR. Hasil menunjukkan kelimpahan mikroplastik tertinggi ditemukan pada lokasi Legon Lele dengan jumlah sebesar 340 partikel/kg, pada Pelabuhan Perintis sebanyak 245 partikel/kg, dan pada Cemara Kecil sebanyak 245 partikel/kg. Bentuk mikroplastik yang ditemukan yaitu fragment, film, dan fiber. Jenis mikroplastik diduga yaitu HDPE, PVC, Polypropylene (PP), Polystrene (PS), ABS, Latex, LDPE, Nitrile, dan Nylon. Karimunjawa is one of the National Park areas in Indonesia which consists of islands and is divided into zones which are adjusted according to their function and purpose. This study aims to determine the type and abundance of microplastics in sediments in residential zones, land use zones, and marine protection zones of the Karimunjawa Islands, Jepara. Sediment samples were taken using pipes in 3 locations, namely Perintis Harbor, Legon Lele, and Cemara Kecil. The sample is dried and then separated based on grain size using a sieve shaker. Sediments trapped in 0.3 and 0.1 mm sieve sizes were soaked in 30% H2O2 for 24 hours and then microplastic was separated from sediments with 100 ml of ZnCl2 density 1.5 g / cm-3 then filtered using Whatman No. kerta 40. Microplastic observed shapes, colors, and quantities using a light microscope with a magnification of 100x and identified visually. Microplastic type was determined by FT-IR Test. The results showed the highest microplastic abundance was found at the Legon Lele location with an abundance of 340 particles / kg, at the Port of Pioneer as much as 245 particles / kg, and at Cemara Kecil as much as 245 particles / kg. Microplastic forms found are fragments, films, and fibers. Microplastic types are suspected namely HDPE, PVC, Polypropylene (PP), Polystrene (PS), ABS, Latex, LDPE, Nitrile, and Nylon.
Komunitas Makrozoobentos pada Substrat Dasar Lunak Di Muara Sungai Wulan, Demak Narendra Prasidya Wishnu; Retno Hartati; Jusup Suprijanto; Nirwani Soenardjo; Gunawan Widi Santosa
Buletin Oseanografi Marina Vol 9, No 1 (2020): Buletin Oseanografi Marina
Publisher : Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (213.515 KB) | DOI: 10.14710/buloma.v9i1.27431

Abstract

Muara Sungai Wulan yang terletak di Pantai Demak, Jawa Tengah,merupakan habitat yang baik bagi komunitas makrozoobentos. Habitat tersebutdicirikan dengan sedimen pasir, lanau dan lempung, karena pada beberapa tempat merupakan substrat dasar lunak yang didominasi oleh sedimen lanau. Identifikasi jenis makrozoobentos dan analisis keanekaragamannya penting untuk menentukan kondisi ekosistem substrat lunak tersebut.Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengidentifikasi jenis dan mengetahui struktur komunitas makrozoobentos pada substrat lunak di perairan Delta Wulan, Demak. Metode survei eksploratif diaplikasikan pada penelitian ini dan purposive random sampling dilakukan pada saat mengambil sample sedimen pada12 titik penelitian dengan menggunakan van veen grab sampler. Analisa makrozobentos dan ukuran butir dilakukan terhadap sampel sedimen. Penelitian menemukan 24 spesies makrozoobentos yang termasuk dalam 4 filum, yaitu Arthropoda, Cnidaria, Echinodermata dan Moluska. Titik 5 adalah titik dengan nilai kelimpahan dan keanekaragaman tertinggi adalah Anadara. Terdapat dominansi 4 species yang berbeda disemua titik pengambilan sampel, yaitu Anadara sp., Paphia sp., Cominella sp. dan Gemmula sp. Sedimen pada daerah penelitian termasuk klasifikasi lanau komposisi pasir 2,5-22,14%, lanau 67,82-94,79% dan lempung 0-22,86% serta kandungan bahan organik total yang dikategorikan rendah-sedang dengan nilai berkisar 3,0-14,83%. Adanya dominasi jenis tersebut, maka substrat lunak merupakan habitat yang baik untuk moluska, khususnya bivalvia, sehingga daerah tersebut menjadi tempat penangkapan kerang.  Wulan estuary, located in Demak regency, Central Java, is a suitable habitat for the macrozoobenthos community. The habitat is characterized by sand, silt, and clay sediments, which in some places are soft substrates dominated by silt sediments. Identification of macrozoobenthos types and diversity analysis is important to determine the condition of the soft substrate ecosystem. The purpose of this study was to identify species and determine the structure of the macrozoobenthos community on soft substrates in the waters of Delta Wulan, Demak. Explorative survey method was applied in this study while purposive random sampling was carried out to collect the sediment samples at 12 research stations using a Van Veen grab sampler. Macrozoobenthos and grain size analyzes were performed used the sediment samples obtained. The study found 24 species of macrozoobenthos, which included 4 phyla, namely Arthropods, Cnidaria, Echinoderms and Molluscs. Station 5 has the highest value of abundance and diversity Anadara. Four different genera are dominant at all sampling points, namely Anadara sp., Paphia sp., Cominella sp., and Gemmula sp. Sediments in the study area included silt classification in which the composition of sand 2,5-22,14%, the silt of 67,82-94,79%, and loam of 0-22,86% and total organic matter content which was categorized as low-moderate with values ranging from 3,0-14,83%. The dominance evidence in this estuary concluded that soft substrate is a suitable habitat for mollusks, primarily bivalves; therefore this was the capture area of bivalve.
Penggunaan Fourier Transform Infrared untuk Analisis Mikroplastik pada Loligo sp. dan Rastrelliger sp. dari TPI Tambak Lorok Semarang Jusup Suprijanto; Juwita Lesly Senduk; Dewi Basthika Makrima
Buletin Oseanografi Marina Vol 10, No 3 (2021): Buletin Oseanografi Marina
Publisher : Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.14710/buloma.v10i3.38964

Abstract

Mikroplastik adalah salah satu pencemar laut. Mikroplastik tidak dapat terdegradasi dengan cepat. Mikroplastik merupakan partikel plastik yang berukuran <5mm. Ukurannya yang kecil menyebabkannya dapat tertransportasikan ke seluruh tempat termasuk sistem tubuh ikan dan cumi-cumi. Penelitian dilakukan bertujuan mengetahui mikroplastik pada cumi – cumi (Loligo sp.) dan ikan kembung (Rastrelliger sp.). Penelitian dilakukan bulan Juli 2020 – November 2020 di Semarang Jawa Tengah. Pengambilan sampel dilakukan di TPI Tambak Lorok Semarang.  Pengukuran cumi-cumi dilakukan menggunakan jangka sorong dan ikan diukur menggunakan penggaris. Pembedahan cumi-cumi dan ikan dilakukan menggunakan gunting bedah untuk memisahkan alat pencernaan, tentakel serta insang ikan yang akan digunakan sebagai sampel. Pelarutan dilakukan menggunakan perendaman KOH 10% selama 24 jam untuk melarutkan bahan organik. Pemisahan partikel mikroplastik dilakukan setelah seluruh bahan organik pada sampel larut seluruhnya. Pemisahan partikel mikroplastik dilakukan menggunakan perendaman ZnCl2 selama 24 jam. Penyaringan sampel dilakukan setelah sampel mempunyai 2 layer, layer pertama diambil 10 ml kemudian disaring menggunakan kertas whatman dengan vacump pump. Sampel yang telah disaring dikeringkan, dilanjutkan uji FTIR. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat mikroplastik dalam cumi – cumi dan ikan kembung yang ada di TPI Tambak Lorok Semarang, FTIR menunjukkan terdapat polimer plastik jenis nitrile dan nylon. Microplastic is one of the pollutants of the sea. Microplastics do not degrade quickly. Microplastics are plastic particles <5mm in size. Its small size allows it to be transported all over the place including the body systems of fish and squid. The research was conducted to determine the microplastics in squid (Loligo sp.) And mackerel fish (Rastrelliger sp.). The research was conducted in July 2020 - November 2020 in Semarang, Central Java. Sampling was carried out at TPI Tambak Lorok Semarang. Measurements of squid were carried out using a caliper and fish were measured using a ruler. Squid and fish surgery is performed using surgical scissors to separate the digestive organs, tentacles and fish gills that will be used as samples. Dissolving was carried out using 10% KOH immersion for 24 hours to dissolve organic matter. The separation of microplastic particles is carried out after all the organic material in the sample is completely dissolved. The separation of microplastic particles was carried out using ZnCl2 immersion for 24 hours. Filtering of the sample is carried out after the sample has 2 layers, 10 ml of the first layer is taken then filtered using Whatman paper with a vacump pump. The filtered sample was dried, followed by the FTIR test. The results showed that there were microplastics in the squid and mackerel in Tambak Lorok Semarang, FTIR showed that there were plastic polymers of nitrile and nylon types. 
Distribution of Gastropods in Mangrove Forest Area of Segara Anakan Cilacap Teguh Sugiarto; Chrisna Adhi Suryono; Jusup Suprijanto
Jurnal Moluska Indonesia Vol. 5 No. 2 (2021): Oktober 2021
Publisher : Masyarakat Moluska Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.54115/jmi.v5i2.47

Abstract

This study aims to determine the distribution and diversity of gastropods at two locations with different levels of sedimentation in the mangrove forests of Segara Anakan Cilacap. This research was conducted during May-August 2002 in the mangrove forest area of Segara Anakan Cilacap. Analysis and identification of samples were carried out at the Laboratory of Marine Geology and Chemistry, Department of Marine Sciences, Diponegoro University, Awur Bay, Jepara. A preliminary survey was conducted to determine the research location, namely Klaces with high sedimentation rates and natural Sapuregel or areas with low sedimentation rates. At each research location 3 stations (I, II, and III) were determined, each of which was a transect line along 500 m. Each station has 3 sub stations, namely A (on the river bank), B (250 mr), and C (500 m) from the starting point. At each sub station there are two plots of 5m x 5m as a place for taking samples. The results showed that in the mangrove forests of Segara Anakan Cilacap, 29 species from 10 gastropod families were found. Cerithidea obtusa and Neritina violacea dominate the Klaces location with an average abundance of 14.04 individuals / m2 and 8.17 individuals / m2, respectively. Sapuregel was dominated by Nerita lineata with an average abundance of 1.77 individuals / m2. The Index of Diversity and Evenness in Sapuregel (2.48 and 0.61) was higher than the Klaces (1.73 and 0.42). Meanwhile, the Dominance Index in Klaces (0.46) is greater than that of Sapuregel (0.24). The community similarity between Klaces and Sapuregel is high, namely 65.12%.
Mikroplastik pada Tentakel dan Pencernaan Cumi – Cumi dari TPI Tambak Lorok Dewi Basthika Makrima; Jusup Suprijanto; Bambang Yulianto
Journal of Marine Research Vol 11, No 3 (2022): Journal of Marine Research
Publisher : Departemen Ilmu Kelautan, Fakultas PerikanJurusan Ilmu Kelautan, Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.14710/jmr.v11i3.35081

Abstract

TPI Tambak Lorok adalah salah satu TPI yang ada di Semarang.  Beberapa biota laut didaratkan di TPI tersebut salah satunya cumi–cumi. Penelitian cumi–cumi masih jarang dilakukan, seperti penelitian mengenai mikroplastik pada cumi – cumi, dikarenakan cumi–cumi merupakan salah satu biota konsumsi maka perlu diketahui apakah mikroplastik sudah masuk kedalam cumi – cumi. Penelitian ini bertujuan mengetahui jumlah, bentuk, warna dan ukuran mikroplastik pada tentakel dan pencernaan cumi- cumi dari TPI Tambak Lorok. Penelitian dilakukan bulan Juli–November 2020 di Semarang. Pengambilan sampel dilakukan di TPI Tambak Lorok.  Cumi – cumi yang didapatkan diukur menggunakan jangka sorong. Selanjutnya sampel dibedah menggunakan gunting dipisahkan tentakel dan pencernaannya. Pelarutan bahan organik menggunakan KOH 10% selama 24 jam. Pemisahan partikel mikroplastik menggunakan ZnCl2 selama 24 jam. Pemisahan partikel akan membentuk 2 lapisan yaitu cairan bening dan endapan. Cairan bening diambil 10 ml untuk dilakukan penyaringan menggunakan vacum pump. Hasil vacum pump dikeringkan dilanjutkan pengamatan visual menggunakan mikroskop untuk dihitung jumlah, diamati bentuk, warna dan ukuran mikroplastik. Mikroplastik ditemukan lebih banyak pada pencernaan 343 partikel dan pada tentakel 212 partikel. Bentuk mikroplastik yang ditemukan adalah fiber, film, fragmen dan pelet. Mikroplastik ditemukan 6 warna yaitu hitam, putih, merah, oranye, kuning, biru. Ukuran mikroplastik ditemukan 0,54–100,75 µm. TPI Tambak Lorok  is one of the TPI in Semarang. Some marine biota landed at the TPI, one of which was squid. Research on squid is still rarely done, such as research on microplastics in squid, because squid is one of the consumption biota, it is necessary to know whether microplastics have entered the squid. The purpose of this research is  to determine the total, shape, color and size of microplastics in the tentacles and digestion of squid from TPI Tambak Lorok. The research was conducted in July 2020 – November 2020 in Semarang. Sampling was carried out at TPI Tambak Lorok. The squid obtained were measured using a caliper. Next step, the sample was dissected using scissors to separate the tentacles and digestive tract. Dissolution of organic ingredients using 10% KOH for 24 hours. Separation of microplastic particles using ZnCl2 for 24 hours. Separation of particles will form 2 layers, namely clear liquid and precipitate. 10 ml of clear liquid was taken to be filtered using a vacuum pump. The results of the vacuum pump were dried followed by visual observations using a microscope to count the total, observe the shape, color and size of microplastics. Microplastics were found more in the squid digestion of 343 particles and in the squid tentacles of 212 particles. The shape of microplastics found were fiber, film, fragments and pellets. Microplastics were found in 6 colors that is black, white, red, orange