Claim Missing Document
Check
Articles

Found 9 Documents
Search

Kebutuhan Spiritual pada Pasien Kanker Aan Nuraeni; Ikeu Nurhidayah; Nuroktavia Hidayati; Citra Windani Mambang Sari; Ristina Mirwanti
Jurnal Keperawatan Padjadjaran Vol. 3 No. 2 (2015): Jurnal Keperawatan Padjadjaran
Publisher : Faculty of Nursing Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (731.306 KB) | DOI: 10.24198/jkp.v3i2.101

Abstract

Spiritual care merupakan hal yang penting bagi pasien kanker. Namun pelayan keperawatan masih terfokus pada aspek fisik, sehingga data mengenai kebutuhan spiritual pasien kanker di Indonesia belum komprehensif. Penelitian ini bertujuan mengidentifikasi kebutuhan spiritual pada pasien kanker serta tingkat kebutuhannya. Penelitian deskriptif kuantitatif ini melibatkan 76 pasien kanker yang sedang menjalani perawatan di salah satu RS di Bandung yang diambil dengan accidental sampling. Data dikumpulkan dengan menggunakan instrumen Spiritual Needs Questionaire 2.1 (SPNQ 2.1) yang meliputi aspek religi, kedamaian dan eksistensi diri. Analisa data kebutuhan spiritualitas menggunakan distribusi frekuensi dan persentase, sedangkan nilai rerata digunakan untuk mengidentifikasi seberapa kuat kebutuhan spiritual tersebut bagi responden dengan kategori 1 – 1,9  agak dibutuhkan; 2 – 2,9 dibutuhkan; 3 sangat dibutuhkan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pada aspek religi, berdoa dengan orang lain dan seseorang berdoa untuk responden memiliki persentase paling tinggi (96,05%). Pada aspek kedamaian, tinggal di tempat yang tenang dan damai serta menemukan kedamaian batin memiliki persentase paling tinggi (89,47%). Pada aspek eksistensi diri, menemukan makna dalam sakit dan penderitaan memiliki persentase paling tinggi (94,74%). Adapun pada kebutuhan untuk memberi, beralih menjadi orang yang penuh cinta kasih memiliki persentase paling tinggi (89,47%). Kebutuhan tersebut masuk ke dalam kategori dibutuhkan dengan nilai rerata sebagai berikut : kebutuhan religi (2,28±0,47); kedamaian (2,19±0,47); eksistensi diri (2,11±0,76); dan kebutuhan untuk memberi (2,08±0,55). Penelitian ini menunjukkan bahwa semua dimensi kebutuhan spiritual sangat dibutuhkan oleh responden, dan kebutuhan religi merupakan kebutuhan yang paling banyak dipilih dan dirasakan paling dibutuhkan. Kata kunci: Kanker, kebutuhan spiritual, pasien.Spiritual Needs of Patients with CancerAbstractCancer affects a patient’s various life aspects, physical, psychological, as well as spiritual. However, more often than not, nursing care focuses only on the physical aspect, and neglects the spiritual side. This study aimed to identify the types and levels of spiritual needs affecting cancer patients. This quantitative descriptive study involved 76 cancer patients, selected using accidental sampling method, who were undergoing treatment in a hospital in Bandung, West Java. Data were collected using Spiritual Needs Questionnaire 2.1 (SPNQ 2.1) consisting of Religious, Inner Peace, Existential, and Actively Giving aspects. To analyse data of spiritual needs, the study used distribution of frequency and percentage. Mean value was used to identify how important those spiritual needs were to respondents (1-1.9: somewhat needed, 2-2.9: fairly needed, 3: strongly needed). The results showed that on Religious aspect, “praying with others” and “having someone pray for me” have the highest percentage (96.05%). On Inner Peace, “living in a calm and peaceful place” and “finding inner peace” have the highest precentage (89.47%). On Existential aspect, “finding meaning in pain and suffering” has the highest percentage (94.74%). On Actively Giving, “becoming a loving person” has the highest percentage (89.47%). Those needs were identified as “fairly needed”, with the following mean values: Religious (2.28±0.47), Inner Peace (2.19±0.47), Existential (2.11±0,76), and Actively Giving (2.08±0,55). This study indicated all dimensions of spiritual aspects were needed by respondents and religious aspects were most needed. Key words: Cancer, patient, spiritual needs.
Effect of Family Support Intervention towards Quality of Life with Elderly’s Hypertension in Community Raden Siti Maryam; Yeti Resnayati; Ni Made Riasmini; Citra Windani Mambang Sari
Jurnal Keperawatan Padjadjaran Vol. 6 No. 3 (2018): Jurnal Keperawatan Padjadjaran
Publisher : Faculty of Nursing Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1607.663 KB) | DOI: 10.24198/jkp.v6i3.670

Abstract

The quality of life of the elderly is influenced by physical, psychological, social and environmental factors. These four factors desperately need family support as a support system for the elderly. This study aims to determine the effect of family support intervention on the quality of life of elderly hypertension in Community Area Cipayung Puskesmas East Jakarta. The research method used quasi-experiment with control group design. The sampling strategy used multistage random sampling with 30 samples for the intervention group and 30 for the control group. This study were implemented during four weeks. Statistical test using dependent t-test and independent t-test. There was a significant difference in the mean elderly quality of life with hypertension after the intervention of family support program in the intervention group compared with the control group (M= 93.67 ± 6.08, p-value 0.012). In conclusion, this study showed that there were differences in mean older people quality of life with hypertension in the intervention group compared with the control group after the intervention of family support program. The resulting family support interventions can serve as the foundation for policy and health service providers in order to implement various interventions related to family empowerment to improve the quality of life older people with hypertension in the community.
Menyusun Protokol Penelitian dengan Pendekatan SETPRO: Scoping Review Restuning Widiasih; Raini Diah Susanti; Citra Windani Mambang Sari; Sri Hendrawati
Journal of Nursing Care Vol 3, No 3 (2020): Journal of Nursing Care
Publisher : Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24198/jnc.v3i3.28831

Abstract

Penelitian yang berkualitas diawali dengan pembuatan protokol yang terperinci, jelas, dan lengkap. Namun panduan penulisan protokol penelitian yang bersifat komprehensif dan terperinci yang dapat memandu peneliti dalam menulis protokol masih terbatas. Tujuan penelitian ini mendesiminasikan berbagai protokol penelitian dari berbagai sumber yang valid dan merekomendasikan komponen dan langkah penulisan protokol penelitian berdasarkan hasil analisis dan integrasi artikel yang telah dipublikasikan. Peneliti mengaplikasikan pendekatan scoping review dengan enam tahapan utama yaitu identifikasi masalah, mengidentifikasi sumber literatur, seleksi literatur, pemetaan dan mengumpulkan literatur, menyusun dan melaporkan hasil, dan konsultasi kepada pihak kompeten. Seleksi literatur menggunakan pendekatan PRISMA dengan menganalisis lima artikel tentang protokol penelitian. Hasil analisis menunjukkan rincian komponen dan tahapan penulisan protokol berbeda-beda, namun pada intinya terdiri atas komponen berikut; tahap persiapan, tahap pelaksanaan penelitian, tahap pelaporan dan publikasi. Berdasarkan hasil analisis, peneliti merekomendasikan sistematika penulisan protokol penelitian dengan Pendekatan SETPRO sebagai hasil analisis dan integrasi tahapan penulisan protokol sebelumnya. Pendekatan SETPRO merupakan pendekatan komprehensif dalam penulisan protokol penelitian, terdiri dari 16 komponen yang mencakup semua aspek penelitian. Melalui pendekatan SETPRO ini diharapkan protokol penelitian yang dibuat akan semakin berkualitas
Study of Elderly Needs to Service of Santun Lansia Health Center Kurniawan Yudianto; Fadiah Izzati Salim; Citra Windani Mambang Sari
Journal of Nursing Care Vol 1, No 3 (2018): Journal of Nursing Care
Publisher : Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1312.187 KB) | DOI: 10.24198/jnc.v1i3.18523

Abstract

When a person become elderly people will slowly decline in physical function and psychological aspect affecting the economic and social conditions. The purpose of this study is to identify the needs of the elderly to Age-friendly Community Health Center (Puskesmas Santun Lansia) services in Puskesmas Puter. This research using quantitative descriptive method with 96 respondents who were taken by purposive sampling technique. The data collection technique using a questionnaire based on the concept of Age-friendly Community Health Center. Results were analyzed using univariate analysis with mean/median.The result showed that 86.5% of elderly people requiring Age-friendly Community Health Centerservices and 47% of elderly people consider it important. All of respondent require servicing at dimensions promotive, preventive, rehabilitative, and ease of service. While the dimensions of curative required by all respondents. Most elderly people consider it important dimension of service on promotive, preventive, curative, rehabilitative, and ease of service.Based on research, it is expected the collaboration between the City Health Department and Community Health Center in the development of special program for elderly to improve quality of care for the elderly.
GAMBARAN PELAKSANAAN PERAN KADER TUBERKULOSIS PADA PROGRAM DOTS DI KECAMATAN BANDUNG KULON Desy Indra Yani; Risca Ayu Hidayat; Citra Windani Mambang Sari
Jurnal Keperawatan Komprehensif (Comprehensive Nursing Journal) Vol. 4 No. 2 (2018): JURNAL KEPERAWATAN KOMPREHENSIF (COMPEREHENSIVE NURSING JOURNAL)
Publisher : STIKep PPNI Jawa Barat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (59.635 KB) | DOI: 10.33755/jkk.v4i2.102

Abstract

Strategi DOTS direkomendasikan oleh WHO sejak tahun 1995 untuk penanggulangan penyakit TB. Keberhasilan pelaksanaan DOTS di masyarakat perlu melibatkan peran petugas kesehatan, keluarga, dan kader komunitas yang telah mengikuti pelatihan. Keberadaan kader TB di tengah masyarakat ini diharapkan dapat membantu penanggulangan penyakit TB. Tujuan penelitian untuk mengetahui gambaran pelaksanaan peran kader tuberkulosis pada program DOTS di Kecamatan Bandung Kulon. Penelitian ini dilakukan secara deskriptif dengan pendekatan kuantitatif. Terdiri atas satu variabel dengan lima domain. Sampel dalam penelitian adalah 66 kader tuberkulosis yang telah mengikuti pelatihan. Instrumen penelitian ini menggunakan kuesioner melalui teknik wawancara. Kuesioner yang digunakan sudah dilakukan uji validitas isi dilakukan pada tiga peneliti TB dan komunitas. Uji reliabilitas dengan Kuder Richardson formula 21 dengan nilai 0,88. Nilai uji reliabilitas instrumen 0,8. Analisis data menggunakan distribusi frekuensi yang dilakukan secara komputerisasi. Hasil penelitian sebagian besar pelaksanaan peran kader tuberkulosis dalam program DOTS dalam kategori baik sebanyak 42 responden (63,6%) dan 24 responden (36,6%) dalam kategori tidak baik. Domain sebagai pemberi penyuluhan (63,6%) dan penjaringan suspek TB (68,2%) dalam kategori baik. Akan tetapi, domain peran sebagai koordinator PMO (63,4%) dan pembimbing dan pemotivasi PMO (63,6%) dalam kategori tidak baik serta domain peran sebagai PMO (50%) dalam kategori sama baik. Berdasarkan hasil Penelitian diharapkan petugas kesehatan yang menjalani program DOTS dapat mengevaluasi dan memperbaiki aspek yang kurang dalam pelaksanaan peran kader TB.
KEYAKINAN KESEHATAN DAN PERMASALAHAN PADA PASIEN DIABETES MELITUS DI KOTA BANDUNG Citra Windani Mambang Sari; Ahmad Yamin
Jurnal Keperawatan Komprehensif (Comprehensive Nursing Journal) Vol. 5 No. 1 (2019): JURNAL KEPERAWATAN KOMPREHENSIF (COMPEREHENSIVE NURSING JOURNAL)
Publisher : STIKep PPNI Jawa Barat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (215.161 KB) | DOI: 10.33755/jkk.v5i1.120

Abstract

Diabetes mellitus adalah salah satu peningkatan jumlah penyakit kronis di dunia. Provinsi Jawa Barat juga memiliki prevalensi peningkatan 1,4% di tahun 2007 menjadi 2% pada tahun 2013 dan memiliki jumlah penderita paling banyak yang merasakan gejala diabetes melitus, namun belum pernah diteliti yaitu sekitar 225 ribu orang (Riskesdas, 2013). Pasien Diabetes Mellitus berisiko mengalami komplikasi makrovaskular dan mikrovaskuler yang dapat menurunkan kualitas hidup. Upaya pencegahan dari komplikasi dapat dilihat dari kebutuhan perawatan yang diharapkan pasien Diabetes Mellitus dengan mengidentifikasi keyakinan kesehatan dan permasalahan dari sisi pasien. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengidentifikasi keyakinan kesehatan dan permasalahan pasien Diabetes Mellitus di kota Bandung. Responden penelitian adalah 121 pasien Diabetes Melitus di kota Bandung yang diambil dengan cara purposive dari 10 Prolanis tertinggi di kota Bandung. Metode penelitian yang digunakan adalah metode kuantitatif dengan menggunakan 4 kuesioner yaitu karakteristik kesehatan, pengetahuan tentang Diabetes Mellitus, keyakinan kesehatan, permasalahan kesehatan pada pasien Diabetes Melitus. Kuesioner yang digunakan berdasarkan penelitian dan dianalisis dengan statistic deskriptif. Hasil penelitian adalah pengetahuan (M = 14,65, SD = 13,35), keyakinan kesehatan tentang Diabetes Mellitus (M = 71,79, SD = 10, 14), permasalahan pada Diabetes (M = 43,54, SD = 13, 35). Temuan dari penilaian kebutuhan ini mengarah pada perencanaan dan penyampaian program komprehensif dan terintegrasi bagi pasien dengan Diabetes.
GAMBARAN STATUS DEMENSIA DAN DEPRESI PADA LANSIA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS GUNTUR KELURAHAN SUKAMENTRI GARUT Yupira Dera Sopyanti; Citra Windani Mambang Sari; Nina Sumarni
Jurnal Keperawatan Komprehensif (Comprehensive Nursing Journal) Vol. 5 No. 1 (2019): JURNAL KEPERAWATAN KOMPREHENSIF (COMPEREHENSIVE NURSING JOURNAL)
Publisher : STIKep PPNI Jawa Barat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (287.52 KB) | DOI: 10.33755/jkk.v5i1.125

Abstract

Jumlah penduduk lanjut usia di Indonesia tahun 2014 mencapai 18,8 juta jiwa dan pada pada tahun 2025 akan mencapai 36 juta jiwa. Seiring meningkatnya usia, perubahan fungsi kognitif pada lansia juga mengalami peningkatan. Gangguan fungsi kognitif pada lansia dapat menyebabkan perubahan kepribadian, emosi, dan mengganggu aktivitas sehari – hari, apabila berlangsung secara progresif maka dapat terjadi demensia dan perubahan psikososial seperti depresi. Dengan diketahuinya status demensia dan depresi pada lansia di masyarakat dapat digunakan sebagai data dasar dalam mengembangkan program yang berhubungan dengan kesehatan lansia di masyarakat. Penelititian ini bertujuan untuk memperoleh gambaran status demensia dan depresi pada lansia di masyarakat. Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah deskriptif dengan pendekatan kuatitatif. Data dikumpulkan dengan kuisioner Modified Mini Mental State Test (3MS) dan Geriatric Scale Depression (GDS) pada responden 112 lansia yang diambil dengan menggunakan teknik random sampling di wilayah kerja Puskesmas Guntur Kelurahan Sukamentri Garut. Analisis menggunakan statistik deskritif dengan distribusi frekuensi. Hasil penelitian ini didapatkan dengan kategori demensia ringan, yaitu sebanyak 55 responden (49,1%), dengan kategori demensia sedang sebanyak 45 responden (37,5%), sedangkan kategori demensia berat sedang sebanyak 15 responden (13,4%). Hasil penelitian status depresi dalam kategori normal sebanyak 32 responden (28,6%), kategori depresi ringan sebanyak 45 responden (40.2%), kategori depresi sedang sebanyak 23 responden (20,5 %) dan kategori depresi berat sebanyak 12 responden (10,7%). Petugas kesehatan diharapkan dapat menjadikan hasil penelitian ini sebagai dasar dalam mengembangkan program kegiatan kesehatan lansia seperti posbindu pada lansia dengan memberikan penyuluhan berupa informasi dan edukasi terkait demensia dan depresi, membina lansia dalam menjaga fungsi kognitif dan psikososialnya (olahraga, membaca buku, kegiatan keterampilan).
Stress Levels and Sleep Disorders among Undergraduate Nursing Students During COVID-19 Pandemic: A Cross-Sectional Study from Indonesia Raini Diah Susanti; Citra Windani Mambang Sari; Sherie Meiza Dania Lauren; Mamat Lukman; Aep Maulid Mulyana
Journal of Nursing Care Vol 5, No 3 (2022): Journal of Nursing Care
Publisher : Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24198/jnc.v5i3.44911

Abstract

The COVID-19 pandemic has forced universities to change their teaching and learning activities using online methods, which can impact students' stress problems, including undergraduate nursing students. This study aims to identify the relationship between stress levels and sleep disorders among nursing students in online learning during the COVID-19 pandemic. A cross-sectional study included 253 nursing students from the Faculty of Nursing at Universitas Padjadjaran between 2018 and 2021, and completed the Student Nurse Stress Index (SNSI) questionnaire and the Pittsburgh Sleep Quality Index (PSQI) questionnaire from June 2022 to July 2022. Study findings, all individuals reported experiencing moderate to severe stress levels and had an impact on sleep disorders, with a sig. (2-tailed) namely 0.001 (<0.05) and correlation (r) 0.290. The majority reported moderate stress, i.e. less disturbed sleep (70.6%), disturbed (63.2%), and very disturbed (52.6%). Meanwhile, severe stress, namely disturbed sleep (33%) and very disturbed (47.4%). Although, there were 14.3% had mild stress and slept less disturbed. The highest levels of stress and sleep disorders were reported by women (85.4%), 17-21 years old (78.7%), and lived with their family (77.1%). This study highlights that the COVID-19 pandemic related to stress and sleep disorders has a significant relationship. Therefore, future studies using meta-regression are needed to investigate the factors influencing and exacerbating stress and sleep disorder among nursing students in online learning during the COVID-19 pandemic to minimize results bias.
Correlation between Basic Immunization Status and IHC Visits to Stunting Incidents on Toddlers Jessica Azzahra Diva; Citra Windani Mambang Sari; Laili Rahayuwati; Kosim Kosim
Journal of Nursing Care Vol 6, No 1 (2023): Journal of Nursing Care
Publisher : Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24198/jnc.v6i1.44538

Abstract

Stunting could be found in a circumstance where children's height is unusual compared to their age. There are multifactor that cause stunting which some of them are repeated infections and the utilization of health services. Recurrent infections can be prevented if the child's basic immunization is complete. A complete history of immunization status can lower the incidence of recurrent infections. In addition, ANC examinations and measurements of weight and height as the form of the utilization of health services are perceivable by the frequency of visits of mothers and toddlers to integrated healthcare. The more frequently mothers and toddlers go to integrated healthcare, the faster stunting symptoms will be detected thus the toddler is less likely to experience stunting. This study aims to examine associations between toddlers' basic immunization status and visits to integrated healthcare regarding the stunting incidence among toddlers at the stunting locus in Sukamulya Village, Bandung Regency. The study used a quantitative correlation design with a secondary data approach. Respondents are acquired from secondary data, which is the society in Sukamulya Village, Bandung Regency. Samples were selected through purposive sampling technique with specific criteria which is mother with children under five, resulting 96 people in total. The variables in the study consisted of basic immunization status, visits to integrated healthcare, and stunting. Data processing uses univariate and bivariate analysis. The instrument consists of a toddler’s immunization history, ANC examination, also toddler’s weight and height measurement. Statistical test using Chi square with 5% significance level. This study results that there are no associations between basic immunization status (p value = 0.284) with stunting incident and visits to integrated healthcare is associated with (p value = 0.001) the incidence of stunting. These findings are caused by the variety of immunity levels of toddlers and there are multifactor that cause infectious diseases.